Gejala-Gejala Tidak Percaya Diri Saat Berpidato

Ada satu pendapat tentang bicara didepan publik atau pidato yang dituangkan dalam sejumlah buku. Pendapat ini mengatakan, bahwa kita bisa menjadi pembicara yang terampil, kalau kita yakin bahwa kita cukup percaya diri, dan cukup melakukan latihan. Rasa percaya diri dan ketenangan merupakan hasil pengembangan ejumlah keahlian untuk menyelesaikan sebuah tugas dengan sukses. Terdapat beberapa definisi kepecayaan diri menurut beberapa ahli dalam buku Amitya Kumara, 1988 diantaranya adalah: a. Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling 2005:87, percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. b. Lauster menyatakan bahwa pada dasarnya, kepercayaan diri merupakan salah satu dari sifat kepribadian manusia yang sangat menentukan. Pada dasarnya kepercayaan diri tidak mudah untuk diubah tetapi bukan berarti pula untuk tidak dapat diperbaiki. c. Menurut James O Lugo, kepercayaan diri merupakan ciri orang yang kreatif dan biasanya orang tersebut mendapatkan self assurance “keyakinan pada kemampuan sendiri”. Rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. d. Gilmer menyatakan bahwa kepercayaan diri berkembang melalui self understanding “pemahaman diri” dan berhubungan dengan kemampuan bagaimana kita belajar menyelesaikan tugas di sekitar kita, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan suka menghadapi tantangan. Dubrin menyatakan bahwa kepercayaan diri dari keyakinan akan kemampuan dan kondisi yang ada pada individu itu sendiri. Kepercayaan diri diperlakukan untuk menghadapi sejumlah situasi dengan tenang dan terarah sehingga tekanan psikologis dapat teratasi.

2.2.5.2 Gejala-Gejala Tidak Percaya Diri Saat Berpidato

Ada tiga gejala umum yang sering dilaporkan oleh mereka yang sulit berbicara didepan publik. Yang pertama adalah gejala fisik. Gejala fisik, bisa dirasakan jauh sebelum tampil, dan muncul dalam bentuk ketegangan perut atau sulit tidur. Ketika pidato berlangsung, gejala fisik tesebut bisa berbeda untuk setiap orang, tetapi umumnya berupa Rogers, 2003:22: Universitas Sumatera Utara a. Detak jantung yang semakin cepat. b. Lutut gemetar, membuat sulit berdiri atau berjalan menuju mimbar, atau sulit berdiri tenang didepan audiens. c. Suara yang bergetar, seringkali disertai mengejangnya otot tenggorokan, atau terkumpulnya lender ditenggorokan. d. Gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan. e. Kejang perut, kadang-kadang disertai rasa mual. f. Hiperventilasi, yaitu termasuk kesulitan untuk bernapas. g. Mata berair atau hidung berlendir. Gejala-gejala yang masuk dalam kategori kedua terkait dengan proses mental, dan umumnya terjadi selama pembicara tampil, diantaranya: a. Mengulang kata, kalimat, atau pesan, sehingga pembicara terdengar seperti radio rusak b. Hilang ingatan, termasuk ketidakmampuan pembicara untuk mengingat fakta atau angka secara tepat, dan melupakan hal-hal yang sangat penting c. Bentuk-bentuk kekacauan umum yang lain seperti gugup atau tersendat-sendat saat berbicara d. Tersumbatnya pikiran, yang membuat pembicara, tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya. Gejala fisik dan mental biasanya disertai atau diawali dengan sejumlah gejala emosional, termasuk: a. Rasa takut yang bahkan bisa muncul sebelum tampil. b. Rasa tidak mampu. c. Rasa kehilangan kendali. d. Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu mengatasi masalah. e. Rasa malu. f. Panik. g. Rasa malu atau merasa dipermalukan, saat pidato berakhir. Universitas Sumatera Utara Ketika kelompok gejala diatas bisa saling berinteraksi. Rasa ngeri yang muncul saat pembicara duduk dan menunggu giliran untuk berbicara, bisa menyebabkan jantung berdetak cepat tanpa kendali. Detak jantung yang tanpa kendali, bisa membuat pembicara merasa lebih gugup, sehingga tenggorokan mulai menegang. Gejala-gejala fisik tersebut kemudian mengganggu konsentrasi pembicara, sehingga bicaranya menjadi kacau. Ketika pembicara berusaha dengan susah payah untuk menemukan kata-kata, mengulang kalimat, atau kehilangan ide, rasa malu dan rasa kehilangan kendali bisa muncul dengan sangat mudah. Gejala fisik berupa sikap gugup, meskipun hanya sesaat, bisa mempengaruhi seorang pembicara ulung sekalipun; orang-orang yang biasanya mampu berbicara dengan teratur, bisa saja tiba-tiba diserang lupa ingatan. Tetapi, seorang pembicara yang ulung dan berpengalaman biasanya tahu, bagaimana mengembalikan kontrol, mengatasi rasa gugup, dan menutupi fakta, bahwa ingatannya meskipun sekejap pernah hilang.

2.2.5.3 Sebab-Sebab Tidak Percaya Diri Saat Berpidato

Dokumen yang terkait

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

3 32 122

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Kepercayaan Diri Dalam Public Speaking.

1 7 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Kepercayaan Diri Dalam Public Speaking.

0 4 18

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 12

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 2

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

1 1 7

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Per

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah - Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi d

0 1 5

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

0 0 12