1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembagian  dividen  merupakan  sebuah  strategi  yang  dipergunakan  oleh perusahaan agar harga saham  perusahaan mengalami  kenaikan. Karena,  harga
saham  akan  meningkat  seiring  kenaikan  dividen.  Artinya  perusahaan cenderung  meningkatkan  pembayaran  dividen,  dengan  harapan  membaiknya
nilai  perusahaan  dan  dapat  memaksimumkan  harga  saham  di  masa  yang  akan datang Brigham  Houston, 2006.
Para  pemegang  saham  umumnya  menginginkan  pembagian  dividen  yang relatif  stabil  karena  hal  tersebut  akan  mengurangi  ketidakpastian  akan  hasil
yang  diharapkan  dari  investasi  yang  mereka  lakukan  dan  juga  dapat meningkatkan  kepercayaan  pemegang  saham  terhadap  perusahaan  sehingga
nilai saham juga dapat meningkat. Kebijakan  dividen  adalah  keputusan  apakah  laba  yang  diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk  laba ditahan  guna pembiayaan investasi di  masa datang
Sartono,  2008.  Kebijakan  dividen  berkaitan  dengan  keputusan  perusahaan untuk  menentukan  berapa  besarnya  laba  bersih  yang  akan  dibagikan  sebagai
dividen dan berapa laba yang akan di investasikan kembali.
2 Isu  kebijakan  dividen  sangat  penting  dicermati  karena  beberapa  alasan.
Pertama,  perusahaan  dapat  menggunakan  dividen  sebagai  alat  untuk  sinyal finansial bagi orang luar selain stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Kedua,  dividen  memainkan  peran  penting  dalam  struktur  modal  perusahaan. Besar  kecilnya  dividen  yang  dibagikan  tergantung  pada  kebijakan  masing-
masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Untuk  mengukur  kinerja  keuangan  suatu  perusahaan  dalam  menetapkan
kebijakan  dividen,  maka  digunakanlah  beberapa  rasio  keuangan  untuk menganalisis  kinerja  keuangan  perusahaan.  Di  dalam  penelitian  ini
menggunakan  4  variabel  bebas,  yaitu  rasio  leverage  dan  rasio  profitabilitas, arus kas operasi dan arus kas bebas.
Profitabilitas  adalah  kemampuan  suatu  perusahaan  untuk  menghasilkan laba Dewi Asttuti, 2004. Menurut M Hanafi 2007 menyebutkan bahwa rasio
profitabilitas  mengukur  kemampuan  perusahaan  dalam  menghasilkan keuntungan  dimasa  yang  akan  datang  dengan  mengetahui  tingat  keuntungan
perusahaan.  Rasio  profitabilitas  sangat  bermanfaat  bagi  kelangsungan perusahaan  karena  dapat  membantu  untuk  mengetahui  kontribusi  keuntungan
dalam jangka pendek atau jangka panjang. Maka dari itu, tinggi atau rendahnya jumlah  laba  yang  dapat  dihasilkan  oleh  suatu  perusahaan  ditentukan  oleh
kinerja  perusahaan.  Oleh  karena  itu,  informasi  mengenai  laba  yang menggambarkan  kinerja  suatu  perusahaan  dimungkinkan  dapat  berpengaruh
terhadap  kebijakan  dividen  yang  akan  dibayarkan  kepada  para  pemegang saham shareholder.
3 Rasio  leverage  leverage  ratio  digunakan  untuk  mengukur  sejauh  mana
tingkat  perusahaan  dibiayai  oleh  hutang.  Istilah  leverage  biasanya dipergunakan
untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan
untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap fixed cost assets
or  funds  untuk  memperbesar  tingkat  penghasilan  return  bagi  pemilik perusahaan  Syamsuddin,  2007.  Kebijakan  utang  sangat  sensitif  terhadap
perubahan  nilai  perusahaan.  Semakin  tinggi  proporsi  utang  maka  semakin tinggi  harga  saham,  namun  pada  titik  tertentu  peningkatan  utang  akan
menurunkan nilai perusahaan karena manfaat  yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.
Rasio  leverage  ini  menggambarkan  kondisi  hutang  suatu  perusaahaan. Apabila  suatu  perusahaan  memiliki  hutang  yang  melebihi  dari  harta  yang
dimiliki  perusahaan  itu  sendiri,  maka  kondisi  ini  diduga  akan  menyebabkan rendahnya  dividen  yang  akan  dibayarkan  kepada  para  pemegang  saham
shareholder. Arus kas dari kegiatan operasi cash flow from operating activities adalah
arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contohnya transaksi  yang  mencakup  pembelian  dan  penjualan  barang  Revee,  et  al.,
2010. Arus  kas  operasi  dapat  memberikan  gambaran  yang  lebih  baik  tentang
kinerja suatu perusahaan didalam memenuhi komitmennya dalam jangka waktu yang singkat kepada para kreditor, pelanggan, karyawan termasuk kepada para
4 pemegang  saham  investor,  ketika  perusahaan  melaporkan  beban-beban  non
kas  yang  besar,  seperti  penghapusan,  penyusutan,  dan  penyisihan  untuk kewajiban di masa yang akan datang. Oleh karena itu arus kas operasi diduga
dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Rosdini  2009  menyebutkan  bahwa  porsi  kas  yang  benar-benar  tersedia
bagi para pemegang saham akan tergambar pada arus kas bebas. Semakin besar aliran  kas  bebas  yang  tersedia  maka  dividen  yang  akan  dibagikan  juga  akan
semakin  besar.  Dengan  kata  lain,  arus  kas  bebas  mencerminkan  dana  yang tersedia  bagi  seluruh  investor.  Sehingga  arus  kas  bebas  diduga  dapat
mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Berdasarkan  hasil  penelitian  terdahulu  yang  dilakukan  oleh  Hammad
Hassan  Mirza  and  Talat    Afza  2014    mengatakan  bahwa  arus  kas  operasi memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang diproksikan dengan
dividend  payout  ratio  DPR.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan    penelitian yang  dilakukan  oleh  Imelda  Christi  dan  Inung  Wijayanti  2013,  yang
mengatakan bahwa laba bersih dan arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Alasan  pemilihan  sektor  otomotif  adalah  karena  permintaan  terhadap kendaraan seperti mobil dan motor terus mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat.  Selain  itu,  ketua  Gabungan  Industri  Kendaraan  Indonesia  Gaikindo, Sudirman  MR,  kamis  18  september  2014,  menyatakan  pertumbuhan  industri
otomotif  nasional  mengalami  kemajuan  yang  dapat  dibanggakan.  Menurut
5 Sudirman,  dengan  kehadiran  produk  mobil  ramah  lingkungan  atau  Low  Cost
Green  Car  LCGC  langsung  mendapat  perhatian  dan  diprediksi  dapat meningkatkan jumlah penjualan mobil secara nasional.
Berdasarkan  catatan  Gaikindo,  penjualan  kendaraan  di  Indonesia  selama 2010-2013  terjadi  tren  meningkat.  Pada  tahun  2010  total  penjualan  menjadi
764.000,  dan  terus  naik  pada  tahun  2011  ke  angka  894.000  atau  meningkat 19. Kemudian, pada 2012 menyentuh angka 1,16 juta atau naik 24. Hingga
2013 angkanya semakin tinggi hingga mencapai 1,29 juta unit atau naik 10,2. Setelah  melihat  latar  belakang  tersebut  peneliti  ingin  membuat  suatu
penelitian dengan judul “PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS BEBAS,
RASIO LEVERAGE,  DAN  RASIO  PROFITABILITAS
TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SUB SEKTOR OTOMOTIF 2010 - 2014
”
B. Rumusan Masalah