25 Handono
Mardianto 2009,
mengemukakan sebagai
berikut: “Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan naik harga
sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan yang mempunyai kelebihan kas free cash flow, yakni kas yang tersisa setelah dikurangi oleh
kebutuhan untuk membiayai proyek investasi ditahun mendatang. Perusahaan yang menahan kelebihan kasnya tidak dibagikan sebagai dividen justru harga
sahamnya cenderung turun karena investor menganggap kelebihan kas perusahaan bersangkutan akan digunakan untuk membiayai proyek yang
kurang menguntungkan”. Sedangkan Muhammad Asril Arilaha 2007 mengemukakan sebagai
berikut: ”Menurut free cash flow hypothesis ketika perusahaan memiliki
kelebihan kas, maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiiki Net Present Value NPV positif. Tetapi lebih baik untuk mengembalikan
kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna memaksimumkan kekayaan pemegang saham”.
G. Dividen payout ratio
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan retained earning sebagai cadangan bagi
perusahaan Ang dalam Andinata 2010. Pendapatan bersih setelah dikurangi pajak disebut NIAT Net Income Afterr Tax atau EAT Earning After Tax.
Dividen ini untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari
26 laba perusahaan. Keputusan mengenai jumlah laba dan dividen yang akan
dibagikan diputuskan dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Menurut Lestariningsih 2007 Dividend payout ratio yaitu persentase
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Dividen payout ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividen
yang dibagi dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan
para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout
ratio semakin kecil akan merugikan investor para pemegang saham tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat.
H. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Munawir mengatakan “Laporan keuangan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”. Dengan begitu laporan keuangan
diharapkan akan membantu bagi para pengguna users untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
27 Secara lebih tegas Sofyan Assauri dalam buku pengantar manajemen
keuangan Irham Fahmi, 2013 mengatakan “Laporan keuangan merupakan
laporan pertanggung jawaban manajemen sumber daya yang di percayakan kepadanya”. Pihak manajemen memegang peran penting dalam membuat
laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh laporan
keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan sesuai yang diharapkan.
Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para pemegang saham, laporan tahunan annual report mungkin adalah yang paling
penting. Didalam laporan tahunan terdapat dua jenis informasi. Pertama, yaitu bagian verbal, sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang
menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa
mendatang. Kedua, laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas.
Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston 2008 “Suatu laporan
tahunan corporate terdiri dari empat laporan keuangan pokok…” yaitu, :
1. Neraca Laporan ini menunjukkan posisi keuangan ― aktiva, hutang, dan
ekuitas pemegang saham ― suatu perusahaan pada tangan tertentu, seperti
pada akhir triwulan atau akhir tahun.
28 2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menyajikan hasil usaha ― pendapatan, beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham untuk periode akuntansi tertentu.
3. Laporan Ekuitas Suatu bentuk pernyataan yang menyajikan laporan saldo laba, sering
kali dikombinasikan dengan laporan laba-rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan-perusahaan yang yang memilih
format penyajian yang terakhir biasanya akan menyajikan laporan ekuitas pemegang saham sebagai pengungkapan dalam catatan kaki.
4. Laporan Arus Kas cash flow Arus kas bersih mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan oleh bisnis
untuk para pemegang sahamnya dalam satu tahun tertentu. Sebuah perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa
jumlah kas yang dilaporkan pada neraca juga akan tinggi. Arus kas tersebut mungkin digunakan dalam berbagai cara. Sebagai contoh, mungkin
perusahaan menggunakan arus kas itu untuk membayar dividen, untuk mengurangi utang atau untuk membeli kembali saham biasa.
I. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan
29 selama satu periode. Menurut PSAK No.2 IAI, 2009 Arus kas adalah arus
masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh
perusahaan dan bagaiman mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
periode tertentu biasanya satu tahun buku. Laporan arus kas cash flow mengandung dua macam arus kas, yaitu:
1. Cash inflow arus kas masuk Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas penerimaan kas. Arus kas masuk cash inflow terdiri dari :
a. Hasil penjualan produkjasa perusahaan b. Penagihan piutang
c. Penjualan aktiva tetap yang ada d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham
e. Pinjamanhutang dari pihak lain f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain
2. Cash out flow arus kas keluar
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Cash out flow arus kas keluar
terdiri dari : a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya
pabrik lain-lain
30 b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
c. Pembelian aktiva tetap d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan f. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga dan pengeluaran lain-lain
Laporan arus kas harus memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari periode tertentu,
dengan mengklasifikasi transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan PSAK No.2, IAI, 2009.
1. Aktivitas operasi Aktivitas operasi, yaitu meliptuti laba bersih, depresiasi, dan
perubahan dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar di luar kas dan hutang jangka pendek. Karena itu, aktivitas operasi mempengaruhi
laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas.
Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman
dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga
dan pajak.
31 2. Aktivitas investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya.
Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi atau dapat pula berupa
pembelian atau penjualan invesatasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan
pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
3. Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas
dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan.
Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi,
penjualan atau pembelian saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen. Pembayaran terhadap
kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
Menurut Darsono dan Ashari 2005, alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk untuk menilai kinerja keuangan, yaitu :
32 1. Rasio arus kas operasi AKO
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus
kas operasi dengan kewajiban lancar. 2. Rasio cakupan arus dan CAD
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar bunga, pajak, dan dividen preferen.
3. Rasio cakupan kas terhadap bunga CKB Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada. 4. Rasio cakupan kas terhadap hutang lancar CKHL
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih.
5. Rasio pengeluaran modal PM Rasio ini digunakan untuk mengukur modal yang tersedia untuk
investasi dan pembayaran hutang yang ada. 6. Rasio total hutang TH
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama perusahaan akan
mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi.
7. Rasio arus kas bebas AKB
33 Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.
J. Penelitian terdahulu
Penelitian yang terkait dengan kebijakan dividen telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian
sebelumnya yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan uraian beberapa penelitian terdahulu.
Penelitian terhdahulu Tabel 2.1
No. Pengarang
Tahun Topik Penelitian
Perbedaan Persamaan
Alat Analisis
Hasil Penelitian
1. Devi Hoei
Sunarya 2013
Pengaruh Kebjakan Utang,
Profitabilitas, dan Likuiditas
Terhadap Kebijakan Dividen
Dengan Size Sebagai Variabel
Moderasi Pada Variabel
arus kas operasi,
arus kas bebas dan
variabel size sebagai
variabel moderasi.
Variabel rasio
leverage Regresi
berganda Secara simultan,
seluruh variabel memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan
dividen. Secara parsial, hanya
34 Sektor Manufaktur
Periode 2008-2011 variabel
profitabilitas yang
memberikan pengaruh positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
2. Imelda
Christi dan Inung
Wijayanti 2013
Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kebijakan Dividen
Studi Kasus Pada Bank-Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
rasio leverage
dan variabel arus kas
bebas Variabel
arus kas operasi dan
variabel rasio
profitabilita s
Regresi berganda
Terdapat hubungan
positif secara signifikan
antara laba bersih dan arus
kas operasi terhadap
kebijakan dividen kas dan
memunyai pengaruh yang
positif dan signifikan
35 terhadap
kebijakan dividen.
3. Zeeshan
Arshad, Yasir Akram,
Maryam Amjad, and
Muhammad Usman
2013 Ownership
Structure and Dividen Policy
Variabel arus kas
operasi dan arus kas
bebas Variabel
rasio profitabilita
s dan variabel
rasio leverage
Regresi berganda
Variabel struktur
kepemilikan berpengaruh
positif tapi tidak signifikan.
Sementara return on equity
ROE berpengaruh
positif dan signifikan.
4. Luh Fajarini
Indah Mawarni dan
Ni Made Dwi Ratnaldi
2014 Pengaruh
Kesempatan Investasi,
Leverage, dan Likuiditas pada
Kebijakan Dividen Perusahaan
Variabel rasio
profitabilita s, variabel
arus kas operasi, dan
variabel Variabel
rasio leverage
Regresi berganda
Kesempatan investasi dan
leverage berpengaruh
negatif pada kebijakan
dividen
36 Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI arus kas
bebas sedangkan
likuiditas menunjukkan
pengaruh positif pada kebijakan
dividen. 5.
Resky D.V. Bansaleng,
Parengkuan Tommy dan
Ivonne S.Saerang
2014 Kebijakan Hutang,
Struktur Kepemilikan dan
Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Food And Beverage Di Bursa
Efek Indonesia. Variabel
arus kas operasi dan
variabel arus kas
bebas. Variabel
rasio profitabilita
s dan variabel
rasio leverage
Regresi berganda
Secara simultan, seluruh variabel
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kebijakan dividen. Secara
parsial hanya profitabilitas
yang berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen selain
37 itu berpengaruh
negatif. 6.
Rowlan Bismark
Fernando Pasaribu,
Dinoysia Komanda dan
Kholid Nawawi
2014 Determinan
Dividen Payout Ratio Pada Emiten
LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia
Variabel arus kas
operasi dan variabel
arus kas bebas
Variabel rasio
profitabilita s dan
variabel rasio
leverage Regresi
berganda Posisi kas, net
profit margin, debt equity
ratio, dan ukuran
perusahaan berimplikasi
negatif dan tidak
berpengaruh signifikan.
Sedangkan tingkat
pengembalian investasi dan
debt to total asset
berimplikasi positif dan
berpengaruh secara
38 signifikan.
Sementara asset turnover
berimplikasi negative dan
berpengaruh secara
signifikan. Secara simultan,
seluruh variabel berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan dividen.
7. Rezvan
Hejazi and Fatemeh
Saadati moshtaghin
2014 Impact of agency
Costs of Free Cash Flow on Dividend
Policy and Leverage of Firms
in Iran Variabel
arus kas operasi dan
variabel profitabilita
s Variabel
arus kas bebas dan
variabel rasio
leverage Regresi
berganda Arus kas bebas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kebijakan dividen dan
leverage.
39
Sumb er : Kumpulan penelitian terdahulu
Perbedaan dan kebaruan penelitian skripsi ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel bebasnya. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Devi Hoei Sunarya 2013, menggunakan kebijakan utang leverage, profitabilitas, dan likuiditas sebagai variabel bebas
dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage kebijakan
hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Imelda Christi dan Inung Wijayanti 2013, menggunakan laba bersih dan arus kas operasi sebagai
variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara 8.
Hammad Hassan Mirza
and Talat Afza 2014
Impact of Corporate Cash
Flows on Dividend Payouts : Evidence
from South Asia Variabel
arus kas bebas
Variabel arus kas
operasi, variabel
rasio profitabilita
s, dan variabel
rasio leverage
Regresi berganda
Variabel arus kas operasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
dividend payout ratio.
40 penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage
kebijakan hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas bebas dan leverage.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zeeshan Arshad, Yasir Akram, Maryam amjad, dan Muhammad Usman 2013, menggunakan struktur
kepemilikan Ownership structure sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage, profitabilitas
dan growth sebagai variabel kontrol control variable. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage kebijakan
hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini Indah Mawarni dan Ni Made Dwi Ratnaldi 2013, menggunakan kesempatan investasi, leverage,
dan likuiditas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage kebijakan hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi, arus kas bebas, dan profitabilitas .
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Resky, Parengkuan Tommy, dan Ivonne 2014, menggunakan kebijakan hutang leverage, struktur
kepemilikan, dan profitabilitas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas
operasi, arus kas bebas, rasio leverage kebijakan hutang, dan rasio
41 profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus
kas bebas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rowland Bismark Fernando
Pasaribu, Dinoysia Komanda, dan Kholid Nawawi 2014, menggunakan cash ratio, ROI, asset turn over, DER, debt to total asset, net profit margin, dan
size. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage kebijakan hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya
ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rezva Hejazi dan Fatemeh Saadati
Moshtaghin 2014, menggunakan agency costs dan arus kas bebas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen serta leverage sebagai variabel terikat.
Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage kebijakan hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada
pada variabel arus kas operasi, rasio leverage, dan rasio profitabilitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hammad Hassan Mirza dan Talat
Afza 2014, menggunakan arus kas bebas sebagai variabel bebas dan kebijakan dividen sebagai variabel terikat sementara variabel size, leverage,
dan profitabilitas sebagai variabel kontrol control variable. Sementara penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage
kebijakan hutang, dan rasio profitabilitas. Jadi, perbedaannya ada pada variabel arus kas operasi dan arus kas bebas.
42
K. Kerangka pemikiran