61
BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian
1. PT Astra International, Tbk ASII PT Astra International merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi otomotif. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan
mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta BEJ sejak tanggal 4 april 1990.
PT Astra International berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang
lingkup kegiatan utamanya meliputi perakitan dan penyaluran mobil sepeda motor dengan suku cadangnya serta penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, infrastruktur dan teknologi informasi.
2. PT Astra Otoparts, Tbk PT Astra Otoparts adalah perusahaan komponen otomotif
terkemuka di Indonesia yang memproduksi serta mendistribusikan suku cadang kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda
empat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Alfa Delta, yang bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan
konstruksi. Akhirnya pada tahun 1997 berganti menjadi PT Astra
62 Otoparts dan pada tahun 1998 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta BEJ.
3. PT Indo Kordsa, Tbk PT Indo Kordsa didirikan pada bulan Juli 1981 dengan nama PT
Branta Mulia, dan membuka pabrik kain ban pertamanya di Citeureup, Jawa Barat, pada bulan April 1985. Pada bulan Juli 1990, Perseroan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan dan Bursa Efek Surabaya dengan nama PT Branta Mulia Tbk. Operasi Perseroan
diperluas selama dekade berikutnya, mendirikan perseroan patungan, Thai Branta Mulia Co. Ltd., pada Oktober 1990, dan membuka pabrik
kain bandi Ayutthaya, Thailand pada tahun1993. Perseroan patungan lainnya, yaitu PT Branta Mulia Teijin Indonesia, didirikan pada awal
1996 bersama dengan Teijin Limited Jepang untuk memproduksi benang ban polyester, dan memulai produksi pada tahun 1997 di Citeureup.
Perseroan berganti nama menjadi PT Indo Kordsa Tbk pada bulan Juni 2007. Setelah Teijin Fiber Limited divestasi dari sahamnya di PT
Indo Kordsa Teijin pada tahun 2007, PT Indo Kordsa Tbk mengakuisisi 99,9 saham PT Indo Kordsa Teijin di 2008. Antara 2009 dan 2011 PT
Indo Kordsa Tbk telah menyelesaikan modernisasi menyeluruh di pabrik Nylon dengan mengganti
„winders‟ dan sistem kontrol, yang menghasilkan peningkatan kapasitas 2.000 ton.
63 Visi : Kordsa Global yang tangkas dalam bisnis bernilai tinggi untuk
pertumbuhan berkelanjutan. Misi : Memberikan solusi yang bernilai tambah dibidang bahan penguat
ban.
4. PT Goodyear Indonesia, Tbk Goodyear
Indonesia semula
didirikan dengan
nama “N.V.Goodyear Tire Rubber Company Limited” pada tanggal 26
Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjaminter Kuile No. 199, yang kemudian berubah nama menjadi
“PT Goodyear Indonesia” berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.52507 tanggal 25 Juli1978. Pada tanggal 10
November 1980, PT Goodyear Indonesia melakukan Penawaran Umum Perdana IPO berupa 6.150.000 lembar saham nya dengan nilai nominal
sebesar Rp 1.000 seribu Rupiah per lembar saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta BEJ yang efektif mulai tanggal 1Desember
2007 berubah menjadi Bursa Efek Indonesia BEI, setelah digabungkan dengan Bursa Efek Surabaya BES.
PT Goodyear Indonesia merupakan perusahaan manufaktur, eksportir, importir dan penjualan ban, ban dalam, flap dan produk
turunan karet lainnya yang pertama di Indonesia.
64 5. PT Gajah Tunggal, Tbk
Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk Memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan tumbuh
menjadi produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi
ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga di tahun 1981. Awal tahun 90-an, Perusahaan
mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk. Pada tahun 1981, perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk
kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Company, Jepang. Pada tahun 1990, PT Gajah Tunggal Tbk
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Visi : Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang
kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.
Misi : Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan
kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami,
dan memberikan profitabilitashasil investasi kepada para pemegangsaham serta nilai tambah untuk semua stakeholder
perusahaan.
65 6. PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk
Perseroan didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Indomobil Investment Corporation dan pada tahun 1997 dilakukan penggabungan
usaha merger dengan PT Indomulti Inti Industri Tbkdan berubah namanya menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Sejak saat
itulah status Perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, dengan kantor pusatnya di
Wisma Indomobil I, lantai 6, Jl. MT. Haryono Kav 8, JakartaTimur - 13330.
Bidang usaha utama Perseroan dan anak perusahaan meliputi: pemegang lisensi merek, distributor penjualan kendaraan, layanan purna
jual, jasa pembiayaan kendaraan bermotor, distributor suku cadang dengan
merek “IndoParts”, perakitan kendaraan bermotor, produsen komponen otomotif serta kelompok usaha pendukung lainnya. Semua
produk dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan standar kualitas yang dijamin oleh perusahaan
prinsipal serta didukung oleh layanan purna jual yang prima melalui jaringan-jaringan 3S Sales, Service, dan Spare part yang tersebar
diseluruh Indonesia. Visi :Menjadi Perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di dalam
negeri. Misi : Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi
66 kepuasan pelanggan. Memberikan konstribusi dan berupaya
sepenuhnya bagi pengembangan usaha Indomobil. Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak yang berkepentingan
dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
7. PT Indospring, Tbk PT Indospring, Tbk sebuah Perseroan industri yang memproduksi
pegas untuk kendaraan, baik berupa pegas daun maupun pegas keong yang diproduksi dengan proses dingin maupun panas, dengan lisensi dari
Mitsubishi Steel Manufacturing, Jepang. Didirikan pada 5 Mei 1978, memulai produksi, operasi dan pemasaran pegas daun pada bulan Juni
1979 dan pegas keong pada bulan Oktober1988. Pada bulan Agustus 1990 perseroan memasuki pasar modal dengan mencatatkan 15.000.000
saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 10 Mei 1997, PT Indospring Tbk telah mengadakan
Perjanjian Bantuan Teknik dan Lisensi Wigan Murata Spring Co. Ltd., Jepang khusus untuk produksi valve spring. Pabrik 2 yang beroperasi
pada tahun 2007, mempunyai beberapa keunggulan teknologi yang dapat memproduksi pegas daun tipe Parabolik Parabolic Springs. Pada tahun
2011 pabrik 3 berdekatan dengan pabrik 2, sudah selesai dibangun. Pabrik 3 ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi pegas dalam
rangka memenuhi kebutuhan pasar global.
67 Visi : Menjadi produsen leaf spring dan coil spring otomotif yang dapat
diandalkan di dalam pasar global dengan produk yang berkualitas tinggi dan dikerjakan oleh manusia yang berkomitmen tinggi.
Misi : a. Mengirimkan produk yang memenuhi kebutuhandan harapan
secara konsisten semua pelanggan kita. b. Menjalankan program perbaikan berkelanjutan melalui
implementasi sistem kualitas. c. Memberdayakan orang melalui sistem pelatihan 5S, program
Picos dan Gugus Kendala Mutu. d. Mengejar nilai-nilai tertinggi dalam passion, integrity,
commitment dan adaption terhadap pelanggan, pekerja, pemasok dan masyarakat luas kita.
e. Mengejar produktivitas tertinggi melalui orang dan output. f.
Mewujudkan PT Indospring Tbk sebagai perusahaan ramah lingkungan.
8. PT Multistrada Arah Sarana, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT Oroban
Perkasa. Perseroan di desain dan mendapatkan bantuan teknis dan distribusi dari Pirelli-Itali dan Continental GMbh-Jerman. Selama krisis
di Asia tahun 1999, seluruh kewajiban Perseroan dialihkan ke Badan Penyehatan
Perbankan Nasional “BPPN”. Sukses bisnis Perseroan
68 dimulai sejak Perseroan yang sekarang diambil alih oleh manajemen baru
PVP XVIII Pte Ltd dan PT Indokemika Jayatama pada tahun 2004, dan melakukan proses restrukturisasi, termasuk konversi dari pinjaman
menjadi Ekuitas dan melakukan penawaran umum saham perdanaIPO pada tahun 2005.
Dalam kegiatan produksinya, Perseroan memiliki standar kualitas keselamatan dunia, ini bertujuan untuk menjaga keselamatan para
konsumen dalam menggunakan produk yang telah dihasilkan oleh Perseroan. Berkat kepedulian kami terhadap keselamatan konsumen,
Perseroan berhasil memperoleh sertifikasi ISPTS16949:2009 dan ISOIEC 17025: 2008 untuk Quality Management System dan beberapa
sertifikat produkantara lain SNI, CCC, Inmetro, BIS, ECE-30, ECE-54, GSO,DOT, FMVSS 139.
Visi : Menjadi pemimpin dan panutan dalam industry ban. Misi : Menjadikan dunia lebih makmur dan sejahtera.
70 garis diagonal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berditribusi
normal. Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogorov-
smirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman pengambilan keputusan :
1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi adalah tidak normal.
2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi adalah normal Ghozali, 2006.
Hasil pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov KS diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
40 Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 12,95710257
Most Extreme Differences Absolute
,104 Positive
,104 Negative
-,104 Kolmogorov-Smirnov Z
,661 Asymp. Sig. 2-tailed
,775
Hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov KS terhadap 40 data dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa sudah
71 berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
pengujian Kolmogorov smirnov KS tersebut lebih besar dari 0,05.
2. Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali 2006, uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan
ke pengamatan
lain tetap,
maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut Imam
Ghozali, 2006 : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang
teratur bergelombang,
melebar kemudian
menyempit, maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
76 Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji t, diperoleh bahwa variabel arus kas
operasi dan debt to equity ratio DER memiliki koefisien regresi dengan arah negatif, sedangkan 2 variabel lainnya yaitu arus kas bebas
dan return on asset ROA memiliki koefisien regresi dengan arah positif.
Untuk kriteria Uji t dilakukan pada tingkat α = 5 dengan dua arah. Nilai t untuk n = 40
– 1 = 39 adalah 2,02269. Untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dari variabel arus
kas operasi, arus kas bebas, debt to equity ratio DER, dan return on asset ROA terhadap kebijakan dividen dapat diuji sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis 1 H0
: Arus kas operasi tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Ha1 : Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas operasi secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan
dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
a. t hitung = -2,559 b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -
2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269
77 Ha diterima jika : 1. t
hitung ≥ 2.02269 2.
–t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus
kas operasi terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar -2,559, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.
Dengan kata lain H0 ditolak Ha1 diterima.
2. Pengujian hipotesis 2 H0
: Arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Ha2 : Arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah Arus kas bebas secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap
kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
a. t hitung = 2,846
78 b. t tabel = 2.02269
Dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -
2.02269 ≤ thitung ≤ 2.02269 Ha diterima jika : 1. t hitung
≥ 2.02269 2.
–t hitung ≤ -2.02269 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Arus
kas bebas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung sebesar 2,846, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Serta berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,007 lebih kecil dari taraf
signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh antara arus kas bebas terhadap kebijakan dividen.
Dengan kata lain H0 ditolak Ha2 diterima.
3. Pengujian hipotesis 3 H0
: Rasio leverage tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Ha3 : Rasio leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah rasio leverage secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap
79 kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka dapat
diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = -2,517
b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : - 2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio leverage terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar -2,517, sementara t tabel sebesar -2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara rasio leverage terhadap kebijakan dividen. Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,017 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat
pengaruh antara rasio leverage terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 ditolak Ha3 diterima.
4. Pengujian hipotesis 4 H0
: Rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
80 Ha4 : Rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah rasio
profitabilitas secara individual memiliki pengaruh atau tidak terhadap kebijakan dividen, dari pengolahan data SPSS maka
dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut : a. t hitung = 0,589
b. t tabel = 2.02269 Dari kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : - 2.02269 ≤ t hitung ≤ 2.02269
Ha diterima jika : 1. t hitung ≥ 2.02269
2. –t hitung ≤ -2.02269
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen diperoleh nilai thitung
sebesar 0,589, sementara t tabel sebesar 2.02269. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H0
diterima Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Serta
berdasarkan dengan nilai signifikansi 0,560 lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Tidak
terdapat pengaruh antara rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Dengan kata lain H0 diterima Ha4 ditolak.
82 Berdasarkan data tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa model
persamaan regresi ini memiliki nilai F
hitung
4,403 dan dengan tingkat signifikansi 0,005,
sementara nilai F tabel berdasarkan dk = 40 - 4 - 1= 35 dengan tingkat signifikan 5 sebesar 2,64. Karena F hitung lebih
besar dari F tabel maka H0 ditolak Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan
rasio profitabilitas secara bersama-sama simultan terhadap kebijakan dividen.
Jika berdasarkan tingkat signifikansi pada tabel 4.6 yaitu sebesar 0,005 lebih ke
cil dari α = 0,05 berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak Ha diterima, artinya arus kas operasi, arus kas bebas,
rasio leverage, dan rasio profitabilitas secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
3. Koefisien determinasi R
2
Seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai koefisien
determinasi R
2
yang berada antara 0 sampai 1. Jika, nilai mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen Ghozali, 2006.Hasil nilai R-square dari regresi
digunakan untuk mengetahui besarnya kebijakan dividen dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.
85 3 Arus kas bebas X2 memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar
1,949. Apabila nilai arus kas bebas X2 naik satu persen dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka
dividend payout ratio Y akan mengalami peningkatan sebesar 1,949. 4 Debt Equity Ratio X3 memiliki nilai koefisien regresi negatif
sebesar -6,405. Apabila nilai debt equity ratio X3 turun satu persen dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant,
maka dividend payout ratio Y akan mengalami penurunan sebesar - 6,405.
E. Bahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi, arus kas bebas dan rasio leverage DER memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen DPR.Sementara variabel lainnya yaitu, rasio profitabilitas ROA tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kebijakan dividen DPR. Berdasarkan hasil secara simultan, yaitu memiliki nilai F
hitung
sebesar 4,403 dengan nilai sig. sebesar 0,005. Karena nilai sig. 0,005 0,05 α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel arus kas operasi,
arus kas bebas, rasio leverage DER, dan rasio profitabilitas ROA secara simultan bersama memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen
DPR.
86 1. Bahasan hasil pengujian hipotesis pertama
Berdasarkan pada pendapat Weygandt, et al., 2008 yang mengatakan aktivitas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi
yang menghasilkan pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam penentuan laba. Sumber kas ini umumnya
dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup guna terus melanjutkan usahanya.
Seacara umum perusahaan akan membayarkan dividen apabila sumber kas yang dimilikinya cukup besar, jadi sesuai dengan teori
tersebut maka arus kas operasi merupakan salah satu indikator yang tepat dalam menentukan kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung 2009 yang menyatakan bahwa arus kas operasi
berpengaruh terhadap kebijakan divieden. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hery 2009, yang
menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana 2012 yang menyatakan
bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. Bahasan hasil pengujian hipotesis kedua
Handono Mardianto 2009, mengemukakan sebagai berikut: “Perusahaan yang sanggup membagikan dividen lebih tinggi akan
87 naik harga sahamnya karena dipandang investor sebagai peruhaan
yang mempunyai kelebihan kas free cash flow, yakni kas yang tersisa setelah dikurangi oleh kebutuhan untuk membiayai proyek
investasi ditahun mendatang. Jadi, apabila perusahaan memiliki kelebihan kas yang cukup besar
lebih baik digunakan untuk mengembalikan dana kelebihan kas tersebut kepada para pemegang saham guna memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Sehingga kurang lebih arus kas bebas dapat menjadi salah satu indikator didalam menentukan kebijakan
dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono 2006 juga menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rizki Islamiyah 2012 yang menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain
itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Laksono 2006 juga menyatakan bahwa arus kas bebas tidak memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen.
88 3. Bahasan hasil pengujian hipotesis ketiga
Menurut Modigliani Miller dalam Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari 2013 berpendapat bahwa bila ada pajak
penghasilan perusahaan maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang
mengurangi pembayaran pajak. Artinya penggunaan hutang dapat digunakan untuk menciptakan suatu nilai untuk memajukan
perusahaan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran
perusahaan. Tetapi penggunaan hutang yang berlebih akan menimbulkan biaya agensi yang tinggi sehingga dapat juga
menyebabkan kebangkrutan. Artinya perusahaan besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar
modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar
modal. Jadi, rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat perusahaan dibiayai oleh hutang, maka dari itu rasio leverage
dapat digunakan sebagai salah satu indikator bagi para investor untuk menilai kondisi suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Hoe Sunarya 2013 menyatakan bahwa rasio leverage debt to
equity ratio memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam penelitian Gupta dan Banga 2010 juga menyatakan bahwa
89 rasio leverage debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Diana 2012, yang menyatakan bahwa rasio leverage debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh. Dan juga
dalam penelitian Latiefasari yang menyatakan bahwa rasio leverage debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh.
4. Bahasan hasil pengujian hipotesis keempat Menurut Stice, et al. 2009 laba merupakan indikator yang baik
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa
informasi laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan itu sendiri. Karena apabila laba yang dihasilkan perusahaan besar, maka
kemungkinan dividen yang dibayarkan kepada investor akan naik. Artinya, kemungkinan laba profitabilitas merupakan salah satu
indikator yang tepat didalam menentukan kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rizki Islamiyah 2012 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu dalam
penelitian Sulistiyowati 2010 juga menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
90
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A.
K
esimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interprestasi hasil analisis
mengenai pengaruh arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap kebijakan dividen, dengan menggunakan data yang
berdistribusi normal, tidak terdapat masalah multikolinieritas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak terdapat masalah autokorelasi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus
kas operasi berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen DPR. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas operasi sebesar
0,015 yang berarti bahwa lebih ke cil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen DPR, terbukti.
2. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen DPR.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi arus kas bebas 0,007 yang berarti bahwa lebih ke
cil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen DPR, terbukti.
91 3. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio
leverage berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen DPR. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio leverage 0,017 yang
berarti bahwa lebih ke cil dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa rasio leverage memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen DPR, terbukti.
4. Dari hasil analisis data secara parsial diperoleh bahwa variabel rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
DPR. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi rasio profitabilitas 0,560 yang berarti bahwa lebih besar
dari α = 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap kebijakan dividen DPR, tidak terbukti.
5. Dari hasil analisis data secara simultan variabel arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
kebijakan dividen. Hal ini berdasarkan pada nilai F
hitung
sebesar 4,403 dengan nilai sig. 0,005 yang berarti nilai signifikansi lebih ke
cil dari α
= 0,05.
6. Koefisien determinasi R-Square sebesar 0,335. Hal ini berarti bahwa 33,5 variabel dependen yaitu kebijakan dividen dapat dijelaskan
oleh empat variabel independen yaitu arus kas operasi, arus kas bebas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas, sementara sisanya sebesar
92 66,5 kebijakan dividen dijelaskan oleh faktor-faktor lain atau
variabel lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan saran, sebagai
berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
independen yang lain.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan periode pengamatan
yang lebih lama.
3. Mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan umur perusahaan, karena ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama stabil dengan yang
baru didirikan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen yang
akan diberikan kepada pemegang saham.
C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel-variabel yang telah diteliti, maka implikasi bagi masyarakat, yaitu :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting
dalam penelitian ini.
93 2. Bagi Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh dividen pada suatu perusahaan dapat melihat arus kas operasi, arus kas
bebas, dan rasio leverage. Dimana variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai perusahaan yang memberikan keputusan kebijakan dividen, sehingga
investor dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi.
3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pembagian dividen kepada para pemegang saham.