Kerangka Pemikiran Penelitian METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Setiap perusahaan yang berproduksi tentu saja membutuhkan faktor-faktor produksi seperti modal, sumber daya alam, mesin, teknologi dan semua itu tidak dapat beroperasi tanpa dikendalikan oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan proses produksi itu sendiri. Selain itu setiap perusahaan tentu saja mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai dan semua itu tidak terlepas dari peran sumber daya manusianya. PT X adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap terbesar di Indonesia, mencoba memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Perusahaan sejenis telah banyak tumbuh dan berkembang di Indonesia. PT X perlu menciptakan keunggulan jasa dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan sejenis. Sumber daya manusia menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan jasa. Keunggulan jasa yang diciptakan lewat pelayanan menuntut adanya pembinaan terhadap para karyawannya untuk bekerja secara efektif dan efisien demi tercapainya visi dan misi serta tujuan PT X. Peningkatan kompetensi karyawan yang lebih baik tidak lepas dari visi dan misi yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PT X. Untuk mencapai visi dan misi tersebut diperlukan strategi-strategi yang matang dan sudah dirumuskan secara lebih baik oleh PT X. Menurut Mangkuprawira 2003, strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu dan strategi itu merupakan sebuah rencana permanen untuk sebuah kegiatan, didalamnya biasanya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Stoner dan Freeman 1992 menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu strategi tingkat perusahaan, strategi unit usaha dan strategi tingkat fungsional. Strategi tingkat perusahaan dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengatur kepentingan dan kegiatan organisasi yang mencakup lebih banyak daripada satu bidang usaha. Strategi unit usaha menyangkut pengelolaan kepentingan dan operasi unit usaha tertentu. Strategi ini berupaya menentukan pendekatan apa yang sebaiknya diambil unit usaha untuk pasarnya dan bagaimana sebaiknya unit usaha menjalankan sendiri, berdasarkan sumberdaya dan kondisi pasarnya. Strategi tingkat fungsional menciptakan kerangka untuk manajemen fungsi seperti: keuangan, riset dan pengembangan, serta pemasaran. Tiap bidang memiliki tanggung jawab yang berbeda dan juga strategi yang berbeda pada strategi tingkat fungsional. Strategi untuk unit fungsional khusus yaitu strategi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi atau operasi, serta riset dan pengembangan. Strategi keuangan berkaitan dengan perolehan akuisisi dan alokasi modal, serta manajemen modal kerja dan deviden. Tidak seperti strategi fungsional lainnya, strategi keuangan harus memiliki unsur-unsur jangka pendek dan jangka panjang. Strategi pemasaran meliputi pencocokan produk dan jasa dengan kebutuhan pelanggan, memutuskan dimana dan kapan menjual dan mempromosikan produk, serta menetapkan harga. Pendekatan ini tergantung pada apakah perusahaan menghadapi para pelanggan yang ada atau berusaha menarik para pelanggan yang baru dan apakah produk baru itu sudah mapan. Strategi yang ketiga adalah strategi SDM yang mencakup perekrutan, pelatihan dan penyuluhan karyawan, penentuan kompensasi dan pemeliharaan hubungan dengan serikat pekerja dan pemerintah. Sasarannya adalah untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan yang dibutuhkan oleh organisasi. Strategi produksi atau operasi berkaitan dengan transformasi masukan bahan-bahan, tenaga kerja dan modal menjadi produk atau jasa. Keputusan-keputusan strategik mencakup ukuran dan lokasi pabrik, pemilihan peralatan, ukuran dan pengendalian persediaan, upah dan penyeliaan, serta desain dan rekayasa produk. Strategi tingkat fungsional yang terakhir adalah strategi riset dan pengembangan. Organisasi-organisasi terlibat dalam riset dan pengembangan atau penelitian dan pegembangan litbang untuk menjamin agar produk, jasa dan metode produksi tidak ketinggalan zaman. Perusahaan dapat memilih dan melakukan riset dasar untuk meningkatkan pengetahuan teknisnya, riset terapan untuk menerapkan suatu aplikasi komersial atau riset pengembangan untuk mengembangkan suatu produk atau proses baru atau untuk meningkatkannya. Bila ditelaah, maka strategi yang sangat berperan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan adalah strategi SDM. Dimana strategi ini menetapkan kebijakan-kebijakan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan bekerja optimal antara lain seperti strategi rekrutmen dan seleksi, strategi perencanaan sumberdaya manusia, strategi pengembangan dan pelatihan, strategi penilaian kinerja, strategi kompensasi dan strategi hubungan manajemen dengan karyawan. Disamping strategi-strategi yang dirumuskan diatas, PT X menetapkan suatu strategi untuk penilaian kompetensi para karyawannya. Strategi penilaian kompetensi sangat dibutuhkan oleh PT X untuk mengetahui kompetensi-kompetensi apa saja yang perlu diperbaiki dan lebih dikembangkan untuk para karyawannya. Untuk menilai kompetensi karyawan, PT X menggunakan sistem penilaian 360 derajat, dimana sistem ini bertujuan untuk pengembangan kompetensi dan kemampuan individu dalam melaksanakan tugas serta tujuan strategik lainnya. Dengan ditetapkannya suatu sistem penilaian 360 derajat dalam penilaian kompetensi karyawan, diharapkan dapat tercapainya suatu efektivitas. Efektivitas sistem 360 derajat sangat ditentukan oleh input, proses dan output dari sistem tersebut. Untuk mendapatkan output yang diinginkan, manajer harus mempersiapkan input yang berkualitas agar proses penilaian menjadi efektif. Alur dari pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian Visi dan Misi PT X Bogor Strategi Perusahaan Strategi Pemasaran Strategi Keuangan Strategi SDM Strategi Rekrutmen dan Seleksi Hubungan Manajemen Karyawan Pengembangan dan Pelatihan SDM Kompensasi Perencanaan SDM Sistem Penilaian Kinerja Sistem Penilaian Kompetensi Sistem 360 Derajat Mengukur Efektifitas Hasil EfektifTidak Efektif Efektivitas Sistem 360 Derajat Proses : 1. Penilaian diri sendiri 2. Reaksi terhadap umpan balik 3. Pengarahan untuk perbaikan 4. Penargetan area perbaikan 5. Mengembangkan rencana tindakan 6. Pengembalian laporan hasil ringkasan kepada penilai 7. Komunikasi 8. Penentuan tujuan spesifik perbaikan dan rencana tindakan 9. Pelatihan Just In Time 10. Mini ‐appraisal dan rencana tindakan 11. Perhatian pada pengembangan 12. Pertanggungjawaban atas Output : 1. Meningkatkan kesadaran individu terhadap harapan penilai 2. Perbaikan perilaku pihak yang dinilai dalam bekerja 3. Mengurangi hal‐hal yang tidak dapat dibicarakan 4. Peningkatan dalam peninjauan kompetensi 360 derajat secara informal melalui umpan balik yang dihasilkan 5. Peningkatan dalam l tih j dengan Kuesioner Analisis Persepsi 8. Pelatihan bagi pelatih 9 L h il i k 4. Pentingnya penilai yang memiliki anonymity accountability 5. Rekan kerja yang dipilih 6. Pelatihan bagi penilai 7. Pelatihan bagi pihak yang dinilai Input : 1. Tujuan penilaian 360 derajat 2. Perlengkapan ‐perlengkapan 360 derajat 3. Pentingnya umpan balik secara tertulis ProduksiOperasi Pengembangan Strategi Riset Faktor Analisis

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian