Konsep Sistem Umpan Balik 360 Derajat

2. Penilaian mengarah ke bawah Downward appraisal Format penilaian tradisional dimana atasan menilai bawahan. 3. Penilaian setara Peer appraisal Penilaian yang diberikan kepada seorang karyawan oleh rekan sekerjanya. 4. Penilaian oleh diri sendiri Self appraisal Penilaian yang diberikan oleh pribadi tiap karyawan mengenai hasil pencapaiannya sekarang dan rencana jangka panjang.

2.4.1. Konsep Sistem Umpan Balik 360 Derajat

Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa sistem 360 derajat 360 degree feedback merupakan satu sistem rantai nilai atau siklus, multi-source dan juga multi-rater untuk memperoleh informasi lebih banyak dari rekan kerja, bawahan, pelanggan internal dan pelanggan eksternal mengenai kinerja individu atau karyawan yang sedang dievaluasi, berdasarkan pada penilaian terhadap gaya manajemen seseorang, kompetensi dan sikap atau perilaku kerja individu, yang dilakukan oleh atasan dan kolega secara horizontal dan vertikal Karmawidjaja, 2007. Secara definisi, proses 360 derajat 360 degree feedback dapat diartikan sebagai proses yang melibatkan kegiatan pengumpulan data-data perihal persepsi atas perilaku seseorang atau individu serta dampak perilaku tersebut terhadap atasan, kolega, bawahan dan anggota-anggota lain dalam suatu tim baik itu tim proyek, para pelanggan, dari dalam maupun dari luar perusahaan, termasuk pemasok dan para sub-kontraktor Karmawidjaja, 2007. 2.4.2. Aplikasi Konsep Sistem Umpan Balik 360 Derajat Menurut Karmawidjaja 2007, salah satu pertimbangan utama dari organisasi yang telah menerapkan ataupun baru menggunakan konsep ini adalah karena sistem ini dapat membuat keselarasan manajemen unjuk kerja dengan sasaran usaha didalam lingkup persaingan yang ketat. Aplikasi konsep ini di dalam perusahaan atau organisasi baru akan dapat memperlihatkan keuntungan apabila diterapkan untuk menciptakan gambaran yang akurat perihal bagaimana pandangan orang-orang yang bekerja bersama dengan individu yang sedang dievaluasi, yang terdiri dari manajer, rekan kerja, bawahan langsung, klien ataupun pelanggan. Gambar 1. Diagram Tampilan 360 Derajat Karmawidjaja, 2007 Konsep ini memungkinkan organisasi untuk memfokuskan usaha-usaha pengembangan seorang karyawan agar mengarah kepada bidang-bidang berikut Karmawidjaja, 2007: Direct Superior Employee Self Rating Customer Peers Direct Report 1. Pengembangan Individu a. Memperbaiki persepsi individu tentang seseorang dengan mencoba memahami bagaimana seseorang melihat orang lain. b. Membantu individu untuk mengatur unjuk kerjanya menjadi lebih baik. c. Memfasilitasi proses pembelajaran bagi karyawan. 2. Pengembangan Tim Kerja a. Meningkatkan komunikasi interpersonal diantara anggota tim kerja. b. Memperbaiki pelayanan pelanggan karena konsep ini juga mengukur kepuasan pelanggan. 3. Pengembangan Sumberdaya Manusia atau Audit Manajemen Sumberdaya Manusia, konsep ini dapat digunakan dalam hal: a. Proses rekrutmen dan seleksi calon karyawan baru. b. Pelatihan karyawan. c. Pengambilan keputusan personalia secara umum seperti promosi, kenaikan upah, status percobaan ataupun terminasi karyawan. d. Bidang pelatihan dan juga pengembangan karyawan, termasuk pengembangan manajemen atau organisasi. e. Perencanaan untuk mengukur atau mengelola pusat pengembangan karyawan, identifikasi dari kebutuhan pengembangan seperti potensi kepemimpinan, perkembangan, peningkatan kompetensi, perencanaan karir dan perkembangan karir karyawan. Selain bidang-bidang tersebut diatas, konsep ini dapat pula memfasilitasi penyelarasan kemampuan individual dan perilakunya dengan strategi organisasi. Konsep ini dapat meningkatkan nilai- nilai organisasi, hal ini dapat dilihat secara ringkas dalam penjelasan seperti dibawah ini: 1. Konsep ini memberikan pandangan yaang komprehensif atas kinerja individu. 2. Menangkap informasi unik yang tidak dapat dilakukan oleh sistem lain. 3. Bertindak sebagai pelengkap dari umpan balik bidang supervisory sebagai satu-satunya standar untuk mengukur kinerja. 4. Selain itu pula, konsep inipun meningkatkan pemahaman dan ekspektasi peran seseorang dalam pekerjaannya. 5. Memfokuskan pada kerangka kompetensi dalam berbagai posisi. 6. Untuk para eksekutif manajemen puncak, konsep ini memberikan umpan balik yang sangat berguna. 7. Mempromosikan cara pembelajaran mandiri dan memberikan suatu peta perencanaan pengembangan karyawan. 8. Membangun orientasi pada tindakan perihal gap monitoring itu sendiri dalam hal performa ekspektasi orang lain terhadap performa yang diperlukan. 9. Mempromosikan komitmen pekerjaan dengan baik antar karyawan. 10. Bertindak sebagai alat untuk membina hubungan dan mempercepat proses kerjasama tim serta hubungan kerja antar anggota tim. 11. Merupakan suatu alat monitoring dan regulator yang penting. 12. Melakukan empowerment individu untuk memperoleh penilaian yang realistis dari kekuatan dan bidang perbaikan yang diperlukan. 13. Membantu proses integrasi strategis dan menyelaraskan manajemen unjuk kerja dengan tetap melihat kompleksitas organisasi yang baru. 14. Menciptakan mekanisme untuk melakukan integrasi dari beberapa konstituensi dan input serta memfasilitasi perkembangan suatu budaya kerja yang cocok dalam hal keuntungan kompetitif suatu organisasi.

2.4.3. Nilai Tambah Sistem Umpan Balik 360 Derajat