5.3.3 Kualitas Limbah Cair Efluen
Limbah cair efluen adalah limbah cair campuran dari outlet IPAL,outlet STPELCAT dan limbah cair dari cooling tower yang tidak terkontaminasi langsung
mengalir pada drainase menuju ke Sungai Cisadane.
2 4
6 8
10 12
Jan 03
Apr 03
Ju l0
3 Okt
03 Ja
n 04
Apr 4
Jul 04
O kt
04 Ja
n 05
Ap r0
5 Ju
l0 5
Ok t05
Ja n
06 Apr
06 Ju
l0 6
Okt 06
Jan 07
Apr 07
Ju l0
7 Okt
07 Jan
8 Apr
08 Jul
08
N ilai p
H IMPLEMENTASI AMDAL
BML
BML
Gambar 33 Kecenderungan nilai pH dari Januari 2005 sampai Juli 2008 hasil
proses STP-ELCAT.
a BOD
Nilai BOD hasil monitoring PT TIFICO di titik efluen dari tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2008 menunjukkan nilai antara 2 – 45 mgl, dimana
hasilnya masih memenuhi BML yang dipersyaratkan yaitu 60 mgl .BML yang digunakan adalah Kepmen LH No. 51 tahun 1995 lampiran 9B. Sedangkan BML Uni
Eropa adalah 30 mgl, Jepang adalah 160 mgl dan US-EPA adalah 8,7 mgl.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Ja n
03 Apr
03 Ju
l03 Okt
03 Ja
n 04
Apr 04
Ju l0
4 Okt
04 Ja
n 05
Ap r0
5 Ju
l05 Okt
05 Ja
n 06
A pr
6 Ju
l0 6
Okt 06
Ja n
07 Apr
07 Ju
l0 7
O kt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l0
8
Nila i T
o ta
l Amo n
ia k
m g
l IMPLEMENTASI AMDAL
BML
Gambar 34 Kecenderungan nilai total amoniak dari Januari 2005 sampai Juli
2008 hasil proses STP-ELCAT.
Pada nilai BOD di efluen menunjukkan kecenderungan meningkat berdasarkan trend analysis dan berdasarkan F hitung 69,40 F tabel 4 serta f sign
0,00 0,05 sehingga kecenderungan peningkatannya signifikan. Dengan adanya kecenderungan peningkatan nilai BOD pada efluen yang signifikan belum
menunjukkan bahwa alat pengolahan limbah yaitu IPAL dan STP-ELCAT belum efektif.
Akan tetapi bila ditinjau dari kecenderungan nilai BOD di IPAL menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian menunjukan kinerja
yang belum efektif dan dapat mempengaruhi kualitas BOD pada efluen. Sedangkan kecenderungan nilai BOD pada STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan
penurunan yang signifikan sehingga menunjukkan bahwa kinerja STP-ELCAT sudah efektif.
Oleh karena itu maintenace dari IPAL dan STP-ELCAT harus dilakukan secara kontinu, supaya dapat dipertahankan hasil analisis yang masih memenuhi
BML yang dipersyaratkan. Akan tetapi berdasarkan trend analysis menunjukkan peningkatan parameter BOD-efluen maka diperkirakan untuk beberapa tahun
mendatang nilai BOD akan melebih BML yang dipersyaratkan. Kecenderungan kualitas limbah cair parameter BOD di efluen ditunjukkan pada Gambar 35.
b COD
Parameter COD efluen hasil monitoring PT TIFICO yang dilaksanakan mulai tahun 2003 – pertengahan tahun 2008 menunjukkan nilai antara 8,2 – 122 mgl
dimana hasil tersebut masih memenuhi BML yang dipersyaratkan yaitu 150 mgl. BML yang digunakan adalah Kepmen LH No.51 tahun 1995 lampiran 9B. Sedangkan
BML Uni Eropa adalah 160 mgl, Jepang adalah 160 mgl dan US-EPA adalah 115,5 mgl.
Nilai COD pada efluen telah melebih BML US-EPA, akan tetapi masih memenuhi BML Uni Eropa, Jepang dan Indonesia. Paremeter COD di efluen
dipengaruh dari nilai COD yang berasal dari IPAL maupun ELCAT, dimana berdasarkan trend analysis menunjukkan kecenderungan peningkatan nilai COD dari
setiap pengukuran. Bila ditinjau dari F hitung 58,15 F tabel 4 dan f sign 0,00 0,05 sehingga peningkatan sangat signifikan.
Berdasarkan trend analysis nilai COD-IPAL menunjukkan kecenderungan peningkatan yang signifikan sehingga kinerja IPAL belum efektif dan akan
mempengaruhi kualitas COD pada efluen. Sedangkan trend analysis COD-STP- ELCAT menunjukkan penurunan yang signifikan sehingga kinerja dari STP-ELCAT
sudah cukup efektif. Oleh karena nilai COD efluen dipengaruhi oleh pengolahan yang terjadi di IPAL dan STP-ELCAT maka maintenace secara rutin sangat
berpengaruh terhadap kualitas COD di efluen. Bila ditinjau dari trend analysis yang menunjukkan kecenderungan
peningkatan nilai COD maka kinerja IPAL dan STP-ELCAT perlu adanya peningkatan terutama untuk kinerja IPAL, walaupun hasil monitoringnya masih
menunjukkan nilai dibawah BML yang dipersyaratkan. Akan tetapi potensi terjadinya nilai COD melebih BML yang dipersyaratkan pada tahun mendatang sangat
dimungkinkan dan hal ini tergantung pada kinerja IPAL dan STP-ELCAT. Oleh karena itu maintence terhadap IPAL dan STP- ELCAT harus dilakukan secara rutin
supaya kinerja IPAL dan STP-ELCAT tetap baik dan sempurna. Kecenderungan kualitas limbah cair parameter COD di efluen ditunjukkan pada Gambar 36.
10 20
30 40
50 60
70
Jan 3
Apr 03
Jul 03
Ok t03
Ja n
04 Apr
04 Ju
l04 Okt
04 Ja
n 05
Apr 05
Ju l0
5 Okt
05 Ja
n 06
Ap r0
6 Jul
06 Okt
06 Ja
n 07
Apr 07
Ju l0
7 Okt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l0
8
Nilai B O
Dmg l
IMPLEMENTASI AMDAL BML
Gambar 35 Kecenderungan perubahan nilai BOD dari Januari 2003 sampai Juli 2008 pada efluen.
c TSS
Kadar TSS pada efluen yang telah dilakukan monitiring oleh PT TIFICO dimulai tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2008 menunjukkan nilai antara
2 – 55 mgl dimana masih terdapat nilai TSS yang melebih BML yang dipersyaratkan yaitu 50 mgl. BML yang digunakan adalah Kepmen LH No. 51 tahun 1995 lampiran
9B dan BML Uni Eropa.Sedangkan BML US-EPA adalah 22,7 mgl dan BML
Jepang adalah 200 mgl. Berdasarkan hasil monitoring efluen secara umum menunjukkan kualitasnya masih memenuhui BML Indonesia, Uni Eropa, US-EPA
dan BML Jepang. Berdasarkan trend analysis nilai TSS di efluen menunjukkan kecenderungan
meningkat dari waktu ke waktu .Meningkatnya nilai TSS efluen dipengaruhi dari TSS pada IPAL dan STP-ELCAT. Sedangkan ditinjau dari F hitung 4,42 F tabel 4 dan f
sign 0,03 0,05 sehingga peningkatan nilai TSS kecenderungan meningkat sangat signifikan.
Akan tetapi bila ditinjau dari trend analisis pada TSS IPAL menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga kinerja IPAL belum efektif sehingga akan
berpengaruh terhadap kualitas TSS pada efluen.. Sedangkan TSS- STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan penurunan yang signifikan sehingga kinerja STP - E
LCAT sudah cukup efektif. Peningkatan pada nilai TSS – efluen selain dipengaruhi oleh kinerja dari IPAL yang belum efektif juga dapat dipengaruhi dari limbah
domestik masyarakat yang bercampur dengan limbah cair PT TIFICO. Oleh karena itu ditinjau dari trend analysis tersebut maka kinerja dari IPAL
dan STP-ELCAT perlu ditingkatkan, walaupun secara umum nilai TSS di efluen masih memenuhi BML yang dipersyaratkan.
Akan tetapi diprakirakan apabila pengolahan limbah cair tersebut pada IPAL dan STP-ELCAT tidak dilaksanakan dengan baik atau sempurna maka pada tahun
mendatang nilai TSS pada efluen kecenderungannya dapat melebih BML yang dipersyaratkan. Oleh karena itu maintenance untuk IPAL dan STP-ELCAT harus
dilaksanakan secara rutin supaya hasil analisis nilai TSS baik di IPAL, STP-ELCAT maupun di efluen bisa tetap memenuhi BML yang dipersyaratkan. Kecenderungan
kualitas limbah cair parameter TSS di efluen ditunjukkan pada Gambar 37.
d Minyak dan Lemak
Kadar minyak dan lemak pada efluen hasil monitoring tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2008 menunjukkan nilai antara 0,2 – 1,1 mgl dimana hasil
monitoring menunjukkan nilai dibawah BML yang dipersyaratkan. BML yang
digunakan adalah Kepmen LH No. 51 tahun 1995 lampiran 9B 3mgl . BML Uni Eropa adalah 10 mgl dan Jepang adalah 5 mgl.
Ditinjau dari trend analisis menunjukkan kecenderungan penurunan pada nilai minyak dan lemak pada setiap waktu pengukuran. Sedangkan F hitung 13,35 F
tabel 4 dan f sign 0,00 0,05 sehingga kecenderungan penurunan kadar minyak dan lemak sangat signifikan.
20 40
60 80
100 120
140 160
Jan 3
Apr 03
Jul 03
Ok t03
Ja n
04 Apr
04 Ju
l04 Okt
04 Ja
n 05
Apr 05
Ju l0
5 Okt
05 Ja
n 06
Ap r0
6 Jul
06 Okt
06 Ja
n 07
Apr 07
Ju l0
7 Okt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l0
8
Nilai C O
Dmg l
IMPLEMENTASI AMDAL BML
Gambar 36 Kecenderungan perubahan nilai COD dari Januari 2003 sampai Juli 2008
pada efluen.
Nilai minyak dan lemak pada efluen tergantung pada nilai minyak dan lemak pada IPAL dan STP-ELCAT dan bila ditinjau dari trend analysis minyak dan lemak
pada IPAL dan STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan penurunan . Sehingga penurunan pada minyak dan lemak di efluen karena kinerja pada IPAL dan STP-
ELCAT cukup efektif dan hal ini juga didukung dengan hasil monitoring masih memenuhi BML yang dipersyaratkan. Selain karena adanya maintenance secara rutin
pada IPAL dan STP-ELCAT. Kecenderungan kualitas limbah cair parameter minyak dan lemak di efluen ditunjukkan pada Gambar 38.
10 20
30 40
50 60
Jan 3
Apr 03
Jul 03
Ok t03
Ja n
04 Apr
04 Ju
l04 Okt
04 Ja
n 05
Apr 05
Ju l0
5 Okt
05 Ja
n 06
Ap r0
6 Jul
06 Okt
06 Ja
n 07
Apr 07
Ju l0
7 Okt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l0
8
Nilai TS S
mg l
IMPLEMENTASI AMDAL
BML
Gambar 37 Kecenderungan perubahan nilai TSS dari Januari 2003 sampai Juli 2008
pada efluen.
e pH
Berdasarkan hasil monitoring tahun 2003 sampai pertengahan tahun 2008 kadar pH menunjukkan hasil antara 6,3 – 8,41, hasil monitoring tersebut masih
memenuhi BML yang dipersyaratkan yaitu 6 – 9. BML yang digunakan adalah Kepmen LH No. 51 tahun 1995 lampiran 9B, Uni Eropa dan US-EPA. Sedangkan
BML dari Jepang adalah 5,8 – 8,6.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Ja n
03 A
pr 03
Ju l0
3 O
kt 03
Ja n
04 A
pr 04
Ju l0
4 Ok
t0 4
Ja n
05 A
pr 05
Ju l0
5 O
kt 05
Ja n
06 A
pr 06
Ju l0
6 Ok
t0 6
Ja n
07 Apr
07 Ju
l0 7
O kt
7 Ja
n 08
A pr
08 Ju
l0 8
N ila
i M in
y a
k d
a n
L e
m a
k m
g l
IMPLEMENTASI AMDAL BML
Gambar 38 Kecenderungan perubahan nilai minyak dan lemak dari Januari 2003
sampai Juli 2008 pada efluen.
Ditinjau dari
trend analysis menunjukkan bahwa nilai pH mempunyai kecenderungan meningkat dari setiap waktu pengukuran. Bila dilihat dari F hitung
13,43 F tabel 4 dan f sign 0,00 0,05 sehingga kecenderungan peningkatan nilai pH sangat signifikan. Ditinjau dari kinerja IPAL dan STP-ELCAT terlihat bahwa
IPAL dan STP-ELCAT cukup efektif untuk melakukan pengolahan terhadap parameter pH, hal ini ditunjukkan dengan hasil monitoring yang masih memenuhi
BML yang dipersyaratkan. Akan tetapi berdasarkan trend analisis yang kecenderungan meningkat maka diprakirakan pada tahun mendatang berpotensi nilai
pH akan melebih BML yang dipersyaratkan. Hal ini dapat terjadi bila maintenance terhadap IPAL dan STP-ELCAT tidak dilakukan secara rutin atau pengelolaan tidak
dilakukan secara sempurna . Kecenderungan kualitas limbah cair parameter pH di efluen ditunjukkan pada Gambar 39.
f Total Amoniak
Hasil monitoring total amoniak pada efluen periode tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2008 menunjukkan hasil antara 0,01 – 18,71 mgl masih
terdapat beberapa hasil analisis yang melebihi BML yang dipersyaratkan yaitu 8 mgl. BML yang digunakan adalah Kepmen LH No. 51 tahun 1995 lampiran 9B.
BML Uni Eropa adalah10 mgl dan BML Jepang adalah 100 mgl. Secara umum bahwa nilai total amoniak di efluen masih memenuhi BML Indonesia, Uni Eropa dan
Jepang. Berdasarkan
trend analysis menunjukkan kecenderungan penurunan dari setiap waktu pengukuran . Akan tetapi ditinjau dari F hitung 0,38 F tabel 4 dan f
sign 0,53 0,05 maka kecenderungan penurunannya tidak signifikan. Oleh karena itu kinerja dari IPAL maupun STP-ELCAT masih cukup efektif. Hal ini bisa dilihat dari
trend analisis pada total amoniak di IPAL menunjukkan penurunan yang signifikan sedangkan pada STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan penurunan tapi tidak
signifikan. Oleh karena itu berdasarkan hasil trend analisis pada IPAL dan STP- ELCAT menunjukkan kinerja ke alat pengolahan limbah cair tersebut masih cukup
efektif. Tingginya total amoniak pada efluen terlihat pada hasil monitoring Juni
15,15 mgl dan Juli 17,97 mgl tahun 2006 dan April 18,71 mgl tahun 2007 dan dilihat pada hasil analisis monitoring pada bulan dan tahun yang sama pada
lokasi outlet IPAL dan outlet STP-ELCAT menunjukkan nilai yang masih memenuhi BML yang dipersyaratkan.
Sehingga tingginya total amoniak tersebut karena penambahan nutrisi urea pada IPAL belum mendapatkan komposisi yang sempurna. Setelah adanya
pengurangan jumlah urea sebagai nutrisi pada bak aerasi pada IPAL maka diperoleh hasil yang memenhui BML yang dipersyaratkan setelah pertengahan tahun 2007.
Kecenderungan kualitas limbah cair parameter total amoniak ditunjukkan pada Gambar 40.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ja n
03 Apr
3 Ju
l0 3
Okt 03
Ja n
04 Apr
04 Jul
04 O
kt 04
Ja n
05 Apr
5 Ju
l0 5
Okt 05
Ja n
06 Apr
06 Ju
l0 6
Okt 06
Jan 7
Apr 07
Ju l0
7 Okt
07 Ja
n 08
Apr 08
Jul 08
Nilai pH IMPLEMENTASI AMDAL
BML
BML
Gambar 39 Kecenderungan perubahan nilai pH dari Januari 2003 sampai Juli 2008
pada efluen.
5.1.2.4 Korelasi antara Kualitas Limbah Cair IPAL, STP-ELCAT dan Efluen
Pada efluen merupakan akhir limbah cair yang dialirkan menuju Sungai Cisadane yang merupakan percampuran limbah dari IPAL dan STP-ELCAT.
a BOD
Berdasarkan hasil analisis regresi terlihat bahwa BOD yang berasal dari IPAL dan STP-ELCAT memberikan pengaruh secara siginifikan karena F Hitung 16,20 F
tabel 4 dan f sign 0,00 0,05. Akan tetapi dilihat kecenderungannya bahwa BOD IPAL menunjukkan peningkatan nilai BOD dan sedangkan pada BOD STP-ELCAT
menunjukkan penurunan nilai BOD. Hal ini terlihat pada f sign pada BOD IPAL 0,00 0,05 sehingga berpengaruh signifikan sedangkan pada BOD STP-ELCAT
menunjukkan nilai 0,51 0,05 sehingga tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dikarenakan kinerja pada STP-ELCAT untuk parameter BOD sudah cukup efektif
sedangkan kinerja pada IPAL perlu ditingkatkan lagi karena masih belum efektif.
Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada parameter BOD ditunjukkan pada Gambar 41.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Ja n03
A pr
03 Ju
l0 3
O kt
03 Jan
4 Apr
04 Jul
04 Okt
04 Jan
5 Apr
05 Jul
05 Okt
05 Ja
n 06
Apr 06
Ju l0
6 Okt
06 Jan
7 Apr
07 Jul
07 Okt
07 Ja
n08 A
pr 08
Ju l0
8
Nilai T o
tal Am
o n
iak m g
l IMPLEMENTASI AMDAL
BML
Gambar 40 Kecenderungan perubahan nilai total amoniak dari Januari 2003 sampai
Juli 2008 pada efluen.
b COD
Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa COD yang berasal IPAL dan STP- ELCAT berpengaruh nyata pada efluen karena F hitung 16,647 F tabel 4 dan f sign
0,000 0,05 . Sedangkan nilai COD IPAL menunjukkan kecenderungan meningkatkan nilai COD pada efluen dan berpengaruh signifikan karena f sign
0,000 0,05 sedangkan nilai COD STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan penurunan dan f sign 0,122 0,05 sehingga berpengaruh tidak signifikan maka
terlihat bahwa kinerja IPAL masih kurang efektif sedangkan kinerja STP-ELCAT cukup efektif. Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada COD
ditunjukkan pada Gambar 42.
10 20
30 40
50 60
70
Ja n
03 A
pr 03
Jul 03
Okt 03
Ja n
04 A
pr 04
Ju l0
4 O
kt 04
Ja n
05 Ap
r0 5
Jul 05
Okt 05
Ja n
06 A
pr 06
Ju l06
O kt
06 Ja
n 07
Ap r07
Ju l0
7 Okt
07 Ja
n 08
A pr
08 Ju
l08
Nila i BOD
m g
l
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
IMPLEMENTASI AMDAL BML
Gambar 41 Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen untuk parameter BOD
c TSS
Ditinjau dari hubungan antara efluen dengan IPAL dan STP-ELCAT maka terlihat bahwa TSS IPAL dan TSS STP-ELCAT tidak berpengaruh secara nyata. Hal
ini dapat dilihat dari F hitung 2,72 F tabel 4 dan f sign 0,07 0,05 .Terlihat bahwa TSS IPAL menunjukkan kecenderungan meningkat tetapi tidak signifikan karena f
sign 0,5 0,05 sedangkan TSS STP-ELCAT juga menunjukkan kecenderungan meningkat dan tidak signifikan karena f sign 0,213 0,05 maka kinerja dari IPAL
dan STP-ELCAT cukup efektif. Sehingga berdasarkan hal tersebut diatas maka TSS IPAL dan STP-ELCAT tidak mempengaruhi secara nyata kualitas TSS pada efluen .
Korelasi antara IPAL, STP-ELCAT dan efluen untuk COD ditunjukkan pada Gambar 43.
50 100
150 200
250
Ja n
03 Apr
03 Ju
l0 3
O kt
03 Ja
n 04
Apr 04
Ju l04
Okt 04
Ja n
05 Apr
05 Ju
l05 Okt
05 Ja
n0 6
Apr 06
Ju l06
Okt 06
Ja n0
7 Apr
07 Ju
l07 Okt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l08
N ilai COD
m g
l
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
BML IMPLEMENTASI AMDAL
Gambar 42 Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen untuk parameter COD.
d Minyak dan Lemak
Pada minyak dan lemak dari IPAL dan STP-ELCAT menunjukkan pengaruh nyata pada kandungan minyak dan lemak pada efluen . Hal ini ditunjukkan bahwa F
hitung 11,75 F tabel 4 dan f sign 0,00 0,05 , akan tetapi bila ditinjau dari Minyak dan lemak IPAL menunjukkan kecenderungan meningkat dengan f sign 0,85 0,05
sehingga tidak signifikan. Sedangkan minyak dan lemak dari STP-ELCAT menunjukkan kecenderungan meningkat dengan f sign 0,00 0,05 sehingga
berpengaruh signifikan. Berdasarkan uraian diatas maka kinerja IPAL sudah cukup efektif sedangkan
untuk kinerja STP-ELCAT perlu ditingkatkan walaupun bila ditinjau monitoringnya menunjukkan pola penurunan yang signifikan. Limbah cair yang diolah di STP-
ELCAT mengandung minyak dan lemak yaitu finish oil . Sedangkan limbah cair yang diolah di IPAL tidak ada yang mengandung minyak dan lemak. Pengaruh
limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada minyak dan lemak ditunjukkan pada Gambar 44.
20 40
60 80
100 120
Ja n
03 Apr
03 Ju
l0 3
O kt
03 Ja
n 04
Apr 04
Ju l04
Okt04 Ja n
05 Apr
05 Ju
l05 Okt05 Ja
n 06
Apr 06
Ju l0
6 Okt
06 Ja
n 07
A pr
07 Ju
l0 7
O kt
07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l08
Nilai TSS m
gl
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
IMPLEMENTASI AMDAL
BML
Gambar 43 Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen untuk parameter TSS.
e pH
Pada parameter pH di IPAL dan STP-ELCAT berpengaruh nyata pada pH efluen karena F hitung 6,96 F tabel 4 dan f sign 0,00 0,05 . Ditinjau trend
analysis IPAL terlihat bahwa kecenderungan pH meningkat dan signifikan karena f sign 0,00 0,05 sehingga kinerja IPAL masih belum efektif maka perlu adanya
peningkatan kinerja dari IPAL. Hal ini karena pH di inlet IPAL cukup asam yaitu pH 4 sehingga perlu peningkatan pH menjadi pH normal yaitu antara 6 - 9.
Dibandingkakan dengan trend analisis pH STP -ELCAT menunjukkan peningkatan akan tetapi tidak signifikan karena f sign 0,36 0,05 sehingga kinerja dari STP cukup
efektif. Pengaruh limbah cair IPAL,STP-ELCAT terhadap efluen pada pH ditunjukkan pada Gambar 45.
f Total Amoniak
Kadar Amoniak pada IPAL dan STP-ELCAT berpengaruh tidak nyata pada efluen ,hal ini dilihat pada F hitung 0,872 F tabel 4 dan f sign 0,426 0,05.
Sedangkan pada amoniak pada IPAL juga menunjukkan kecenderungan meningkat dengan f sign 0,236 0,05 yang berpengaruh tidak signifikan. Adapun pada amoniak
di STP – ELCAT menunjukkan kecenderungan penurunan dengan f sign 0,430 0,05 yang berpengaruh tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kinerja baik
IPAL maupun STP-ELCAT menunjukkan cukup efektif. Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada parameterk total amoniak ditunjukkan pada
gambar 46.
5.1.2.5 Kualitas Sungai Cisadane
PT TIFICO juga telah melaksanakan monitoring kualitas sungai Cisadane, akan tetapi pelaksanaan montoring tidak dilakukan secara kontinu. Hasil monitoring
ditunjukkan pada tabel 9, 10 dan 11 dimana dari hasil monitoring terlihat bahwa pada tahun 2004, 2006 dan 2007 hanya dilakukan pengambilan 1 tahun sekali, sedangkan
pada tahun 2003, 2005 dan 2008 dilakukan setahun 2 kali sesuai dengan RPL yang telah dimiliki oleh PT TIFICO.
Hasil monitoring pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan bahwa parameter BOD dan COD pada lokasi up maupun down stream menunjukkan
nilai diatas BML yang dipersyaratkan. Bila ditinjau dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai BOD pada up stream
akan mengalami penambahan nilai setelah bercampur dengan limbah cair PT TIFICO dan limbah domestik masyarakat di sekitar sekitar sungai Cisadane.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Ja n
03 Apr
03 Ju
l0 3
Okt 03
Ja n
04 Apr
04 Ju
l0 4
Okt 04
Ja n
05 A
pr 05
Ju l0
5 Okt05 Ja
n 06
Apr 06
Ju l0
6 Okt06 Ja
n 07
A pr
07 Ju
l0 7
Okt07 Ja n
08 Apr
08 Ju
l08
Nilai Miny ak dan
L e
m a
k m
g l
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
IMPLEMENTASI AMDAL BML
Gambar 44 Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada parameter minyak dan lemak
Pada parameter COD juga mengalami hal yang sama dimana terdapat peningkatan kualitas setelah bercampur dengan limbah cair PT TIFICO dan limbah
domestik masyarakat di sekitar sungai Cisadane. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan limbah cair PT TIFICO terutama untuk parameter BOD dan COD perlu
ditingkatkan efektifitasnya atau kinerjanya, supaya mengurangi beban pencemaran terhadap Sungai Cisadane yang pada dasarnya kualitasnya sudah tidak memenuhi
BML yang dipersyaratkan. Hal ini sesuai dengan uraian dari Sjarief 2002 bahwa Sungai Cisadane termasuk Sungai yang tergolong tercemar berat sampai sangat berat.
Tingginya BOD dan COD pada Up stream maupun down stream Sungai Cisadane diprakirakan berasal dari kegiatan sebelah hulu PT TIFICO dan limbah domestik
masyarakat di sekitar Sungai Cisadane. Akan tetapi bila ditinjau dari hasil monitoring
PT TIFICO mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 dimana hasil monitoringnya tidak rutin dilaksanakan setiap 6 bulan sekali , menunjukkan nilai peningkatan
kualitas yang membaik atau mendekati BML yang dipersyaratkan.
2 4
6 8
10 12
Ja n
03 Apr
03 Ju
l0 3
Okt 03
Ja n
04 Apr
4 Ju
l04 Okt04 Ja
n 05
Apr 05
Ju l05
Okt05 Ja n0
6 Apr
06 Ju
l0 6
Okt 06
Ja n
07 Apr
07 Ju
l07 Okt07 Ja
n 08
Apr 08
Ju l08
Nilai pH
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
STANDAR
IMPLEMENTASI AMDAL
BML
BML
Gambar 45 Pengaruh limbah cair IPAL,STP-ELCAT terhadap efluen pada parameter pH.
Tabel 9 Hasil monitoring sungai Cisadane tahun 2003 -2004
No Parameter Satuan
Tahun 2003 Tahun 2004
BML Mei
Nov Maret
Up Down
Up Down UP
Down 1 BOD
mgl 5,5
8,8 4,6 4,9 2,8 2,8
2 2 COD
mgl 28,9 34
17,5 19,4
12,9 20,3
10 3
TDS mgl 57 59
64 64 62 66 1000
4 Minyak dan Lemak mgl
0,4 0,6 0,5
0,5 0,2 0,2 1
5 pH 6,3
6,3 7,5
7 6,86 7,18
6 - 9 6 Amoniak
Bebas mgl
0,06 0,09 0,06 0,01 0,01 0,01 0,5
Sumber : PT TIFICO
.
10 20
30 40
50 60
70
Jan 3
A pr
3 Ju
l0 3
Okt 03
Ja n
04 A
pr 4
Ju l0
4 Okt
04 Ja
n 05
Ap r0
5 Ju
l0 5
Okt05 Ja n
06 A
pr 6
Ju l0
6 Okt06 Ja
n 07
Ap r0
7 Ju
l0 7
Okt07 Ja n
08 A
pr 08
Jul 08
Tahun 2003 - 2008
Nilai T o
tal Amoniak mgl
IPAL STP
EFLUEN STANDAR
IMPLEMENTASI AMDAL
BML
Gambar 46 Pengaruh limbah cair IPAL, STP-ELCAT terhadap efluen pada parameter total amoniak
Tabel 10 Hasil monitoring sungai Cisadane tahun 2005 - 2006
No Parameter Satuan
Tahun 2005 Tahun 2006
BML Jan Jun Jan
Up Down Up Down Up
Down 1 BOD
mgl -
- 1,5
3,3 1,3 2
2 2 COD
mgl -
- 8,4
12,6 8,1
12 10
3 TDS
mgl 66 65 52 76 57 64 1000
4 Minyak dan Lemak mgl -
- 0,2 0,2 0,2 0,2
1 5 pH
7,38
7,12 7,02 7,12 8,65 8,85 6 -
9 6
Amoniak Bebas mgl
- - 0,04 0,01 0,48 0,17
0,5
Sumber : PT TIFICO
5.2 Analisis Finansial Pengelolaan Limbah Cair