Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Terkait dengan Kinerja Teknik, Kinerja

industri PT TIFICO terletak di Kota Tangerang .Sedangkan kegiatan yang terletak di Kabupaten Tangerang adalah mess karyawan.

5.4 Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Terkait dengan Kinerja Teknik, Kinerja

Finasial dan Kinerja Sosial Limbah cair yang dihasilkan oleh PT TIFICO digunakan kembali sebesar 8 018 m 3 hari sebagai air proses, dimana raw water dari Sungai Cisadane sebesar 9 002 m 3 hari, sehingga masih sebesar 6 923 m 3 hari yang dialirkan ke Sungai Cisadane dan dapat memberikan dampak pada penurunan kualitas Sungai Cisadane. Hal ini didukung dengan hasil monitoring parameter BOD dan COD pada IPAL. Hasilnya menunjukkan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu sehingga kinerja pada IPAL perlu ditingkatkan, terutama penggunaan nutrisi pada bak aerasi supaya kinerja pada IPAL lebih efektif. Adapun kinerja pada STP meningkat setelah penggantian pengolahan limbah di STP ke ELCAT. Dengan demikian kinerja ELCAT telah efektif ditinjau dari kualitas limbah cair pada outlet ELCAT. Kualitas pada outlet ELCAT secara umum telah memenuhi BML Indonesia, Uni Eropa , Jepang dan US-EPA. PT TIFICO telah melakukan kegiatan minimisasi limbah dengan memanfaatkan limbah cair sebesar 8 018 m 3 hari dan benefit cost rationya sebesar 1,4, maka kegiatan minimisasi limbah ini telah layak atau menguntungkan. Akan tetapi kegiatan minimisasi limbah ini dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan pemakaian limbah cair menjadi 11 000m 3 hari dan benefit cost rationya sebesar 1,9. Dengan demikian peningkatan pemakaian ulang limbah cair tersebut dapat mengurangi sebagai berikut : - beban pencemaran Sungai Cisadane - pengambilan raw water dari Sungai Cisadane - biaya operasional pada WTP Beban pencemaran Sungai Cisadane sudah sangat berat karena Sungai Cisadane merupakan tempat akhir pembuangan limbah cair dari industri dan masyarakat di bagian hulu sampai dengan hilir PT TIFICO. Pengurangan beban pencemaran pada Sungai Cisadane harus dilaksanakan secara holistik dari pengelolaan pada kegiatan bagian hulu sampai dengan hilir PT TIFICO. Oleh karena itu dengan adanya peningkatan pemakaian ulang limbah cair ini sangat menguntungkan bagi PT TIFICO baik ditinjau dari finansial maupun pengurangan beban pencemaran terhadap Sungai Cisadane. Kinerja pengelolaan limbah cair PT TIFICO sudah banyak melakukan peningkatan atau perbaikan bila ditinjau dari kinerja teknis kuantitas dan kualitas limbah cair dan kinerja finansialnya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara pada masyarakat bahwa persepsi masyarakat terhadap kualitas air termasuk pada prioritas ke dua. Prioritas pertama adalah kualitas udara dan kebisingan dimana kegiatan yang meningkatkan kualitas udara dan kebisngan berasal dari kegiatan lalu lintas dan pabrik di sekitar efluen PT TIFICO. Masyarakat yang berdekatan dengan saluran efluen berjarak 2,5 km dari kegiatan PT TIFICO dengan menyeberangi jalan raya utama Serpong – Tangerang.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Limbah cair yang dimanfaatkan kembali sebesar 8 018 m 3 hari sebagai air proses. Akan tetapi masih terdapatnya limbah cair dari cooling water 5 835 m3hari yang dialirkan ke Sungai Cisadane. Hal ini dapat menurunkan kualitas Sungai Cisadane karena kualitas limbah cair dari outlet IPAL perlu ditingkatkan kinerjanya terutama pada parameter BOD dan COD sedangkan kinerja pada STP-ELCAT tetap dipertahankan supaya kualitasnya tetap memenuhi BML Indonesia, US-EPA, Uni Eopa dan Jepang yang dipersyaratkan. 2. Analisis finansial pengelolaan limbah cair untuk minimisasi limbah cair menghasilkan nilai efisiensi atau kelayakan yang cukup tinggi yaitu diatas satu 1,4. Akan tetapi pemanfaatan limbah cair tersebut masih dapat ditingkatkan menjadi 11 000m 3 hari sehingga benefit cost rationya meningkat 1,9. Hal ini akan mengurangi beban pencemaran Sungai Cisadane yang kualitasnya sudah tercemar berat dan mengurangi penggunaan Sungai Cisadane sebagai sumber daya alam yang perlu dipertahankan baik kulaitas maupun kuantitasnya. 3. Tingkat pengetahuan karyawan di PT TIFICO pada bagian ESH terhadap pengelolaan lingkungan AMDAL sudah cukup baik. Bagian ESH merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai RKL dan RPL. Sedangkan persepsi masyarakat sekitar terhadap pengelolaan perusahaan menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas lingkungan setelah pelaksanaan AMDAL .

6.2 Saran

1. Pada reuse limbah cair cooling water dapat digunakan secara maksimal, karena kualitasnya masih bisa dimanfaatkan sebagai air proses. Dengan demikian dapat mengurangi beban pencemaran terhadap Sungai Cisadane sekaligus