4.2.2 Instalasi Pengolahan Air Baku
Kebutuhan air bersih PT TIFICO untuk industri dan domestik diperoleh dari Sungai Cisadane. Jarak Sungai Cisadane menuju ke Instalasi Pengolahan air baku
adalah 2,5 km. Sistem pengambilan air baku dilakukan dengan menggunakan sistem perpipaan dari Sungai Cisadane.
Secara terinci neraca air untuk seluruh rencana kegiatan PT TIFICO adalah
seperti ditunjukkan dalam Gambar 14. Berdasarkan gambar neraca air PT TIFICO
dapat disimpulkan sebagai berikut : - kebutuhan air untuk keseluruhan kegiatan PT TIFICO adalah 17 020m
3
hari. - kebutuhan air rutin yang diambil dari Sungai Cisadane adalah fresh water
sebanyak 9 002 m
3
hr. - cooling water sebanyak 8 018 m
3
hr merupakan air hasil recycling dari proses setelah didinginkan dalam cooling tower.
Sebelum digunakan air tersebut diolah terlebih dahulu agar sesuai dengan peruntukannya. Dalam proses pengolahan air ini digunakan bahan penolong
aluminium, floculan, NaOH dan hypochlorit.
Blok diagram pengolahan air di PT TIFICO ditunjukkan pada Gambar 15. Air
Sungai Cisadane dipompakan ke bak pencampur melalui 3 buah pompa sentrifugal yang berkapasitas masing-masing 175 m
3
jam. Mengingat lokasi pabrik relatif agak jauh dari Sungai Cisadane, maka pengaliran air baku akan dilakukan melalui pipa
sepanjang 2,5 km menuju ke instalasi pengolahan air baku. Untuk menyaring kotoran-kotoran kasar yang terdapat dalam air sungai, maka
dilakukan penyaringan dengan ‘bar screen’, dan kemudian dilakukan penetralan. Air yang sudah dinetralkan ini dinamakan air baku ‘raw water’ dan siap untuk diolah
lebih lanjut.
Gambar 13 neraca air
Gambar 14 Gambar pengolahan wtp
Pengolahan air ini dari raw water menjadi air yang siap pakai mempunyai beberapa tahap yaitu :
1. Aerasi Cascade Aerator 2. Penggumpalan Flokulasi
3. Pengendapan Sedimentasi 4. Penyaringan Filtrasi
i Aerasi Air baku dari Sungai Cisadane diaerasi atau dilakukan penambahan oksigen O
2
untuk mengurangi kejenuhan air. Proses aerasi dilakukan secara cascade aerator. ii Penggumpalan
Dari cascade aerator air baku dialirkan ke reactivator clarifier. Di dalam tangki ini ditambahkan floculan polimer untuk menggabungkan flok-flok kecil menjadi flok
yang lebih besar. Di sini dilakukan pengadukan lambat ‘slow mix agitator’. iii Pengendapan
Dari proses flokulasi, flok-flok besar yang terbentuk kemudian diendapkan di bak clarifier. Bagian overflow di clarifier menjadi ‘clarified water’ dan sebagian
mengalami proses penyaringan. iv Penyaringan
Melalui proses filtrasi sisa padatan tersuspensi yang halus dihilangkan dengan alat ‘ sand filter’. Bagian yang jernih dinamakan ‘filtered water’ dan selanjutnya dikirim
sebagai persiapan air boiler, melakukan perlakuan khusus, yaitu : • Penyaringan dengan karbon aktif yang bertujuan untuk :
- Menghilangkan gas Cl
2
yang terlarut -
Menghilangkan bau
- Mengadsorbsi zat-zat organik
- Menyerap warna
• Ion exchanger pada kation dan anion exchanger, yang bertujuan untuk menarik garam-garam yang terlarut dalam air tersebut.
• Deaerasi pada Deaerator bertujuan untuk menekan kadar CO
2
, karena dapat mengganggu proses penguapan.
Air ini digunakan sebagai feed water pada boiler untuk menghasilkan kukus steam.
Sistem pengadaan air PT TIFICO ditunjukan pada Tabel 2..
Tabel 3 Pengadaan air PT TIFICO Sumber Jarak Jumlah
Pemakaian Air m
3
hari Bhn Kimia yg digunakan
utk pengolahan Jumlah kgbln
Sungai Cisadane
± 2,5 km 9 002
- PAC - Chlorin
- NaOH 22 500 kgbln
25 kgbln 3 500 kgbln
Sumber : PT TIFICO
4.2.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dan ELCAT