TUJUAN MANFAAT Validasi sekunder metode analisa campylobacter jejuni pada daging ayam

menunjukkan metode sesuai dalam memenuhi kebutuhan laboratorium. Verifikasi diperlukan karena adanya perbedaan kondisi pengujian seperti kondisi lingkungan, personil, instrumen, pereaksi yang dipakai dalam metode baku atau metode resmi dengan laboratorium yang akan menggunakannya. Validasi metode analisa dapat dilakukan pada metode kuantitatif maupun kualitatif. Parameter untuk pengujian mikrobiologi pada validasi sekunder metode kualitatif adalah spesifisitas.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasivalidasi sekunder metode analisa Campylobacter jejuni sesuai ISO 10272 2006 bagian 1, sehingga dapat digunakan untuk analisis terhadap daging ayam di Indonesia. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah a. Melakukan konfirmasi kemurnian Campylobacter jejuni yang akan digunakan dalam validasi sekunder. b. Melakukan validasi sekunder metode analisa kualitatif Campylobacter jejuni dengan parameter spesifisitas.

C. MANFAAT

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh keabsahan validitas metode analisa Campylobacter jejuni pada daging ayam sehingga dapat diadopsi di Indonesia. II. TINJAUAN PUSTAKA A . CAMPYLOBACTER Campylobacter awalnya disebut Vibrio karena bentuknya yang bergelombang dan seperti spiral. Pada awal 1970, mikroba ini diklasifikasikan dalam genus Campylobacter Stern dan Line 2000. Enam belas spesies dan enam subspesies telah dikenal dalam Campylobacter, dua belas diantaranya merupakan penyebab penyakit pada manusia Tabel 1. Bakteri patogen ini dibagi kedalam dua kelompok yaitu penyebab penyakit diare dan penyebab infeksi intestinal. Penyebab penyakit diare diantaranya adalah Campylobacter jejuni, Campylobacter coli, Campylobacter upsaliensis, Campylobacter lari dan Campylobacter fetus, sedangkan penyebab infeksi ekstraintestinal, termasuk Campylobacter fetus dan lain- lain Hu dan Kopecko 2003. Dari berbagai macam spesies Campylobacter, satu spesies yang paling sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia adalah Campylobacter jejuni Banwart 1989. Tabel 1 Karakterisitik dari spesies Campylobacter Pertumbuhan C Kerentanan Spesies Kata lase Red uksi nit Rat H 2 S Hidr olisi s hipu rat Ure ase 25 37 42 Asam Nalidik Sat Cefa lotin Isi G+C mol C.fetus subsp. Fetus + + - - - + + - R S 33-34 C.fetus subsp. Venerealis + + - - - + + - R S 33-34 C.hyointestinalis + + + - - + + + R S 35-36 C. jejuni + + - + - - + + S R 30-32 C. coli + + - - - - + + S R 31-33 C. lari + + - - - - + + R R 31-33 C. upsaliensis - + - - - - + + S S 35-36 C. cinaedi + + - - - - + - S I 37-38 C. fennelliae + - - - - - + - S S 37-38 C. sputorum - + + - - - + + S S 31-32 Biovar sputorum Biovar bubulus - + + - - - + + R S 31-32 Biovar fecalis + + + - - - + + R S 32-33 C. mucosalis - + + - - - + + R S 38-39 C. concisus - + + - - - + + R R 38-39 Sumber : Bridson 1998 Keterangan : + : Reaksi positif R : Resisten - : Reaksi negatif S : Sensitif + : Banyak positif tetapi sedikit yang negatif I : Intermediet - : Banyak negatif tetapi sedikit yang positif Karakteristik morfologi dari genus Campylobacter yaitu sangat kecil lebar 0,2 sampai 0,5 μm dan panjang 0,5 sampai 5 μm , tidak membentuk spora, Gram negatif, batang bergelombang atau seperti spiral dan sangat motil Gambar 1. Campylobacter merupakan bakteri yang bersifat mikroaerofilik yaitu dapat tumbuh optimal dengan kadar oksigen rendah. Semua Campylobacter dapat tumbuh pada 37 C, sedangkan Campylobacter termofilik seperti Campylobacter jejuni, Campylobacter lari dan Campylobacter coli dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42 C Hu dan Kopecko 2003. Pada media pertumbuhan, semua Campylobacter tumbuh dengan baik pada pH 5,5 – 8,0 Stern et al. 1992 dalam Abdy 2007. Gambar 1 Gambar hasil scanning bakteri Campylobacter jejuni menggunakan mikroskop elektron Anonim 2008. Campylobacter lebih sensitif terhadap kondisi kering, panas, asam, disinfektan dan iradiasi. Campylobacter dapat bertahan pada suhu di atas 15 C selama beberapa hari. Menurut McClure dan Blackburn 2003 umumnya Campylobacter tidak dapat bertahan sebaik bakteri patogen lain seperti Salmonella. Bakteri ini dapat bertahan lama dalam makanan yang disimpan pada suhu 4 sampai 7 C, tetapi tidak tumbuh pada suhu pembekuan. Campylobacter dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok berdasarkan uji katalase yaitu Campylobacter katalase positif dan katalase negatif. Umumnya penyebab penyakit pada manusia disebabkan oleh Campylobacter katalase positif. Namun salah satu spesies Campylobacter katalase negatif juga dapat menjadi penyebab penyakit pada manusia seperti Campylobacter upsaliensis Stern dan Line 2000. Campylobacteriosis merupakan infeksi yang disebabkan bakteri Campylobacter. Menurut Hu dan Kopecko 2003 Campylobacter dapat menyebabkan infeksi di dalam usus gastrointestinal maupun di luar usus ekstraintestinal infection. Gejala infeksi gastrointestinal adalah demam, keram perut, sakit perut dan diare yang diikuti mual-mual selama 2 - 5 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri ini NCID 2005 dalam Abdy 2007. Infeksi ekstraintestinal yaitu bakteremia bakteri berada dalam darah. Kasus bakteremia akibat Campylobacter jejuni terjadi sekitar 1,5 dari 1000 kasus infeksi gastrointestinal Hu dan Kopecko 2003. Menurut McClure dan Blackburn 2003, kasus campylobacteriosis kronik ini mencapai 2 – 10 yang meliputi arthritis, meningitis, cholecystitis, erytheremea nodosum, endocarditic , keguguran dan neonatal septis . Infeksi oleh Campylobacter juga dapat menyebabkan arthrophaties, Reiter’s syndrome, guillain-barre syndrome GBS dan kerusakan syaraf Stern dan Line 2000. Kasus penyakit diare akibat terinfeksi bakteri Campylobacter di beberapa negara telah banyak dilaporkan, misalnya di Amerika Serikat dilaporkan sekitar 2,5 juta penderita dan 124 penderita meninggal setiap tahunnya Hu dan Kopecko 2003. Kasus infeksi Campylobacter juga dilaporkan di Inggris yaitu dari 6.300 kasus pada tahun 1978 meningkat menjadi 38.000 kasus pada tahun 1992 AMM 1993. Penderita infeksi Campylobacter disebabkan oleh konsumsi daging unggas yang kurang matang, penyebab lainnya yaitu meminum susu segar dan susu yang dipasteurisasi tidak sempurna, meminum air yang tidak diklorinasi, dan kontaminasi silang selama pengolahan.

B. CAMPYLOBACTER JEJUNI