Limbah Plastik TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Plastik

Pemanfaatan limbah plastik merupakan salah satu upaya untuk menekan pembuangan plastik seminimal mungkin. Selain itu, dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan akan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali reuse maupun daur ulang recycle Anonim, 2009. Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan. Bahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan plastik yang belum pernah didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja didaur ulang Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu biji, pellet, serbuk, pecahan sesuai kebutuhan, limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui beberapa tahapan, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya Anonim, 2009. Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan karena tenaga kerja di Indonesia melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia. Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang- barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik 80 dapat diproses kembali menjadi berbagai jenis barang walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Terdapat empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena PE, high density polyethylene HDPE, polipropilena PP dan asoi Anonim, 2009. Di Indonesia plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai Anonim, 2009. Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta tontahun pada tahun 1990-an dan 220 juta tontahun pada tahun 2005. Berdasarkan sifat fisiknya, plastik dapat digolongkan berdasarkan : 1 Termoplastik, merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulangdicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contohnya seperti polietilena PE, polistiren PS, ABS, polikarbonat PC; 2 Termoset, merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulangdicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida Ahvenainen, 2003. Polietilena tereftalat disingkat PET, PETE atau dulu PETP, PET-P adalah suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman dan wadah makanan, aplikasi thermoforming, dan dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin teknik. PET merupakan salah satu bahan mentah untuk industri tekstil. PET dapat berwujud padatan amorf transparan atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya. Monomernya dapat diproduksi melalui esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol, dengan air sebagai produk sampingnya. Monomer PET juga dapat dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat dengan metanol sebagai hasil samping. Polimer PET dihasilkan melalui reaksi polimerasi kondensasi dari monomernya. Reaksi ini terjadi sesaat setelah esterifikasitransesterifikasinya dengan etilen glikol sebagai produk samping dan etilen glikol ini biasanya didaur ulang. Sebagian sekitar 60 dari produksi PET dunia digunakan dalam serat sintetis, dan produksi botol mencapai 30 dari permintaan dunia. Dalam penggunaannya di bidang tekstil, PET biasanya disebut dengan poliester saja Anonim, 2010. Di industri daur ulang plastik juga dikenal istilah popcorn, merupakan bijih plastik yang diproduksi berbentuk seperti biji jagung bakar. Selain itu, juga ada yang berbentuk jagung pipih, yang dinamakan flake. PET flakes berasal dari botol kemasan air minieral yang sudah digiling.

B. Manajemen Strategi