4.2. Struktur Modal Bank BTN 4.2.1 Struktur Modal Bank BTN Sebelum IPO
Struktur modal ialah bauran sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan suatu perusahaan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan pada suatu perusahaan. Struktur keuangan sendiri ialah adalah campuran segala hal yang tampak pada sisi kanan neraca perusahaan atau
merupakan perimbangan antara total hutang kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri sehingga struktur modal adalah bagian dari
struktur keuangan. Struktur modal Bank BTN merupakan kombinasi hutang dan ekuitas bank
dalam struktur keuangan jangka panjang Bank BTN yang tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Struktur modal Bank BTN sebelum dilakukannya IPO berbeda dengan struktur modal yang diterapkan setelah
dilaksanakannya IPO akhir 2009 yang lalu. Komposisi hutang dan ekuitas Bank BTN sebelum IPO dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Struktur modal Bank BTN sebelum IPO
Periode Struktur Keuangan
sebelum IPO Kewajiban
Lancar Struktur Modal
Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas Triwulan I 2007
71,08 23,15
5,78 Triwulan II 2007
70,77 23,46
5,76 Triwulan III 2007
71,47 22,63
5,90 Triwulan IV 2007
71,25 21,15
7,60 Triwulan I 2008
71,46 20,76
7,78 Triwulan II 2008
73,10 19,38
7,52 Triwulan III 2008
72,23 20,64
7,13 Triwulan IV 2008
75,82 17,34
6,84 Triwulan I 2009
76,29 16,90
6,81 Triwulan II 2009
75,91 17,51
6,59 Triwulan III 2009
72,46 20,94
6,60 Secara umum, proporsi kewajiban lancar pada struktur keuangan Bank BTN
sebelum IPO adalah semakin meningkat disetiap tahunnya. Dari sejak triwulan kesatu 2007 sebesar 71,08 hingga menjadi sebesar 72,46 pada triwulan ketiga
tahun 2009. Modal yang didapatkan Bank BTN melalui kewajiban lancar ini digunakan untuk menunjang jalannya operasi perusahaan sebagai sumber dana
bagi modal kerja Bank BTN yang berfokus pada pembiayaan perumahan. Pada struktur modal Bank BTN, proporsi kewajiban jangka panjang yang
digunakan Bank BTN sebelum IPO semakin menurun setiap tahunnya. Pada triwulan kesatu tahun 2007, proporsi kewajiban jangka panjang yang digunakan
oleh Bank BTN adalah sebesar 23,15 hingga pada triwulan ketiga tahun 2009 menjadi sebesar 20,94.
Nilai ekuitas yang merupakan modal sendiri yang dimiliki Bank BTN sebelum IPO mengalami nilai yang fluktuatif. Nilai ekuitas Bank BTN mengalami
kenaikan dari tahun 2007 menuju tahun 2008, yaitu 5,78 pada triwulan kesatu 2007 menjadi 6,84 pada akhir triwulan keempat 2008 dan menurun pada tahun
2008 menuju tahun 2009 yaitu menjadi 6,60 pada triwulan ketiga 2009.
4.2.2 Struktur Modal Bank BTN Sesudah IPO
Struktur modal Bank BTN sesudah dilakukannya IPO dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Struktur modal Bank BTN sesudah IPO
Periode Struktur Keuangan
Sesudah IPO Kewajiban
Lancar Struktur Modal
Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas Triwulan I 2010
75,93 14,29
9,78 Triwulan II 2010
73,56 17,35
9,09 Triwulan III 2010
75,44 15,42
9,14 Triwulan IV 2010
74,48 16,09
9,43 Triwulan I 2011
74,90 15,48
9,62 Triwulan II 2011
73,75 17,24
9,01 Triwulan III 2011
75,01 15,94
9,05 Triwulan IV 2011
74,58 17,20
8,22 Triwulan I 2012
76,37 15,25
8,39 Triwulan II 2012
75,15 16,76
8,10 Triwulan III 2012
74,61 17,17
8,22 Proporsi kewajiban lancar pada struktur keuangan Bank BTN sesudah IPO
secara umum adalah bernilai fluktuatif . Dari sejak triwulan kesatu 2010 sebesar 75,93 hingga menjadi sebesar 74,61 pada triwulan ketiga tahun 2012. Modal
yang didapatkan Bank BTN melalui kewajiban lancar digunakan untuk
menunjang jalannya operasi perusahaan sebagai sumber dana bagi modal kerja Bank BTN. Untuk melaksanakan hal tersebut, Bank BTN melakukan
implementasi stategi peningkatan penghimpunan dana murah giro dan tabungan yang dilakukan dengan memperluas gerai dan jaringan kantor serta ATM yang
dibarengi dengan penambahan jenis produk dan jasa bagi para nasabahnya annual report Bank BTN, 2010.
Pada struktur modal Bank BTN, proporsi kewajiban jangka panjang yang digunakan Bank BTN sesudah IPO semakin meningkat setiap tahunnya. Pada
triwulan kesatu tahun 2010, proporsi kewajiban jangka panjang yang digunakan oleh Bank BTN adalah sebesar 14,29 dan meningkat hingga pada triwulan
ketiga tahun 2009 menjadi sebesar 17,17. Adapun kenaikan proporsi kewajiban jangka panjang tersebut ialah karena pada saat setelah IPO, skala operasional
perusahaan sedang berkembang dan membutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfaat
dalam jangka panjang dapat diperoleh dari kewajiban jangka panjang atau dengan menambah modal. Selain itu, sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan
perumahan dimana jangka waktu kredit rata-rata lebih dari satu tahun, Bank BTN menggunakan alternatif pendanaan jangka panjang melalui penerbitan KIK-EBA
dan obligasi dalam pembiayaan usahanya. Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki komposisi pendanaannya yaitu mengurangi maturity mismatch dan
agar tetap dapat mengoptimalkan sisi biaya dana sehingga tidak membebani margin bunga bersih annual report Bank BTN, 2010.
Proporsi ekuitas yang merupakan modal sendiri yang dimiliki Bank BTN sesudah dilaksanakannya IPO mengalami penurunan dari tahun 2010 menuju
tahun 2012 yaitu sebesar 9,78 pada awal triwulan kesatu 2010 menjadi 8,22 pada akhir triwulan ketiga tahun 2012. Penurunan proporsi ekuitas tersebut
mengakibatkan nilai CAR Bank BTN turut mengalami penurunan pada tahun 2010 hingga tahun 2012. Penurunan CAR ini terjadi karena proporsi ekuitas atau
modal sendiri yang dimilik Bank BTN pada tahun 2010 hingga tahun 2012 berkurang dikarenakan jumlah kewajiban jangka panjang Bank BTN dan jumlah
DPK dana pihak ketiga yang merupakan komponen dari pembentuk kewajiban lancar mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring semakin banyaknya jumlah
nasabah yang menabung di bank ini annual report Bank BTN, 2011. Hal tersebut mengakibatkan jumlah asset Bank BTN semakin meningkat sehingga
modal bank yang ada juga harus ditingkatkan untuk mengimbanginya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, nilai CAR yang mencerminkan rasio kecukupan modal
dapat berkurang. Oleh sebab itu, Bank BTN berencana untuk melakukan right issue guna menambah modal dan menjaga nilai CAR mereka. Bank BTN juga
berencana menerbitkan obligasi yang merupakan komponen kewajiban jangka panjang pada tahun 2013 mendatang.
Perbandingan proporsi rata-rata jumlah kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas Bank BTN selama sebelum dan sesudah IPO dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Presentase proporsi rata-rata jumlah kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas Bank BTN
Periode Struktur Keuangan
Kewajiban Lancar
Struktur Modal Kewajiban
Jangka Panjang
Ekuitas Sebelum IPO 2007-2009
72,89 20,35
6,76 Sesudah IPO 2010-2012
74,89 16,20
8,91 Presentase proporsi kewajiban lancar pada struktur keuangan Bank BTN
mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya IPO. Pada struktur modal Bank BTN, presentase proporsi kewajiban jangka panjang Bank BTN mengalami
penurunan setelah IPO, dan sebaliknya presentase proporsi ekuitas mengalami peningkatan.
Secara keseluruhan, presentase proporsi total struktur modal kewajiban jangka panjang dan ekuitas Bank BTN setelah IPO mengalami penurunan
dibandingkan struktur modal sebelum IPO. Hal tersebut dapat dilihat dari pergerakan nilai presentase struktur modal Bank BTN sebelum dan sesudah IPO
pada gambar 3.
Gambar 3. Struktur Modal Bank BTN 2007-2012 Untuk menambah sumber pembiayaan jangka panjang, Bank BTN
mengeluarkan right issue dan obligasi yang rencananya akan ditawarkan pada tahun 2013 ini. Penawaran rigth issue yang direncanakan adalah sekitar 11-12
dari kepemilikan saham pemerintah, sehingga sisa saham yang dimiliki pemerintah nantinya adalah minimal sebesar 60.
4.3. Biaya Modal Bank BTN 4.3.1 Biaya Ekuitas Ke Bank BTN