PT BTN Persero Tbk

Setelah melaksanakan IPO pada akhir tahun 2009 lalu, kinerja Bank BTN mengalami kemajuan. Berdasarkan laporan statistik perbankan Indonesia 2012, sejak tahun 2009 hingga 2012 Bank BTN menduduki posisi ke 10 besar dalam hal aset dan dana pihak ke tiga Tabel 2. Sebelumnya, sebelum tahun 2009 Bank BTN tidak termasuk salah satu dari 10 bank terbesar dari segi aset dan dana pihak ketiga, baru kemudian mulai tahun 2009 hingga tahun 2012 Bank BTN masuk pada jajaran 10 peringkat bank terbesar.Pencapaian yang telah didapat tersebut mencerminkan perkembangan modal yang dimiliki dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih baik. Tabel 2. Posisi 10 besar bank dalam hal total aset dan DPK 2012 No. Nama Bank Total Aset juta rupiah Total DPK juta rupiah 1. PT Bank Mandiri Persero Tbk 493.050 380.236 2. PT BRI Persero Tbk 456.383 372.126 3. PT Bank Central Asia Tbk 380.927 323.457 4. PT BNI Persero Tbk 289.458 224.902 5. PT Bank CIMB Niaga Tbk 164.247 131.794 6. PT Bank Danamon Tbk 127.128 88.665 7. PT Pan Indonesia Bank Tbk 118.991 85.537 8. PT Bank Permata Tbk 101.540 82.925 9. PT BII Tbk 91.335 70.479

10. PT BTN Persero Tbk

89.277 61.992 Sumber: Statitik perbankan Indonesia Bank Indonesia, 2012 Setelah go public Bank BTN terus memperbaiki pelaksanaan tata kelola perusahaan atau good corporate governance GCG yang telah ditetapkan oleh Bapepem-LK dan Bank Indonesia serta mengacu pada international best practices annual report Bank BTN, 2011. Hal tersebut memberikan dampak bagi perkembangan kinerja bank ini. Perkembangan kinerja keuangan yang telah dicapai Bank BTN dapat dilihat dari pencapaian Bank BTN sebelum dan setelah melakukan IPO pada Tabel 3. Nilai pendapatan bunga dan bagi hasil, pendapatan operasional lainnya, laba operasional, dan laba bersih setelah pajak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun persentase pertumbuhan pos-pos tersebut mengalami fluktuasi. Persentase pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun pertama setelah dilakukan IPO, yaitu pada tahun 2010. Semua pos pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan presentase secara signifikan dibanding dengan tahun lainnya. Selanjutnya pada tahun 2011 pencapaian nilai pos-pos tersebut mengalami kenaikan, meskipun presentase pertumbuhannya menurun. Tabel 3. Laba Bank BTN sejak tahun 2007-2011 Pos miliar rupiah Sebelum IPO IPO Sesudah IPO 2007 2008 2009 2010 2011 Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil Bersih 1.753 1.960 2.302 3.355 3.789 Persentase Pertumbuhan 11,81 17,45 45,74 12,94 Pendapatan Operasional Lainnya 227 217 265 488 512 Persentase Pertumbuhan -4,4 22,12 84,15 4,92 Laba Operasional 591 669 739 1.264 1.526 Persentase Pertumbuhan 13,19 10,46 71,04 20,73 Laba Bersih setelah Pajak 402 430 490 916 1.119 Persentase Pertumbuhan 6,96 13,95 86,94 22,16 Sumber: Laporan keuangan tahunan Bank BTN, 2007-2011 Meskipun upaya memaksimalkan laba merupakan tujuan yang logis bagi setiap perusahaan, semua pakar korporasi sepakat bahwa tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan bukan memaksimalkan laba, melainkan memaksimalkan kekayaan pemegang saham stock holder’s wealth atau memaksimalkan nilai perusahaan value of the firm Mardiyanto, 2009. Berdasarkan laporan keuangan tahunan Bank BTN 2009, setelah melaksanakan IPO, tujuan dari Bank BTN sebagai bank go public adalah menciptakan nilai value creation bagi para investornya. Pengukuran penilaian kinerja perusahaan mulai diarahkan kepada penciptaan nilai atau kekayaan saham yang biasanya tercermin pada kenaikan harga saham. Namun pada kenyataanya, harga saham Bank BTN semenjak diperjualbelikan pada pasar modal mengalami fluktuasi dan cenderung menurun Gambar 1. Gambar 1. Perkembangan saham Bank BTN 2010-triwulan ketiga 2012 Perkembangan harga saham yang cenderung menurun semenjak IPO hingga kini menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya penciptaan nilai Bank BTN. Apakah perkembangan yang terlihat pada kinerja keuangan konvensional juga menciptakan penciptaan nilai bagi investor. Perkembangan kinerja keuangan yang tercermin dalam kinerja keuangan konvensional yang ada belum cukup untuk memberikan informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan yang telah dicapai Bank BTN. Angka-angka tersebut tidak mencakup biaya modal dan nilai pasar yang terbentuk terkait dengan modal yang didapat setelah melakukan IPO. Hal ini dikarenakan, suatu usaha yang menguntungkan disebut menguntungkan secara ekonomis jika mampu memberikan laba operasi yang lebih besar dibandingkan biaya modalnya. Pertumbuhan kinerja perusahaan yang baik pada dasarnya juga menciptakan nilai value pada perusahaan yang dapat dilihat dari nilai EVA economi value added. Bagi Bank BTN yang baru saja melakukan IPO pada 2009 lalu, penciptaan nilai tambah merupakan tolak ukur yang fundamental bagi efektivitas pengelolaannya. Pencapaian nilai melalui EVA menunjukan sejauh mana perusahaan telah fokus terhadap kinerja perusahaan, bukan hanya dalam penciptaan laba tetapi lebih kepada penciptaan nilai tambah perusahaan secara efektif untuk jangka panjang bagi para investor. Sehingga melalui nilai EVA tersebut investor dapat mengetahui kondisi sebenarnya perusahaan yaitu sejauh mana nilai tambah value yang telah dicapai sejak sebelum hingga sesudah dilakukannya IPO. Bagi para investor, nilai EVA tersebut dapat memberikan masukan dan menjadi dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan investasi sehubung dengan rencana akan diterbitkannya right issue dan obligasi Bank BTN pada tahun 2013. Investor lebih mengutamakan nilai value fundamental yang telah dicapai perusahaan yang dapat tercermin melalui nilai tambah ekonomis perusahaan economic value added.

1.2. Perumusan Masalah