Kewenangan Mahkamah Kedudukan Komisi Yudisial Dalam Pengangkatan Hakim Agung (Analisa Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 43/PUU-XIII/2015)
Melalui Komisi Yudisial ini, diharapkan dapat diwujudkan lembaga peradilan yang sesuai dengan harapan rakyat sekaligus dapat diwujudkan penegakan hukum dan
pencapaian keadilan melalui putusan Hakim yang terjaga kehormatan dan keluhuran martabat serta perilakunya.
4
Berdasarkan Pasal 24B ayat 1 UUD 1945 menyebutkan Komisi Yudisial dibentuk dengan kewenangan: 1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung. 2. Menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Untuk mengemban dua amanat tersebut, Komisi Yudisial harus bersifat mandiri atau independen dari
pengaruh pengaruh di luarnya khususnya kekuasaan kehakiman. Dua hal yang patut diperhatikan adalah kedudukan Komisi Yudisial dalam struktur ketatanegaraan
Indonesia.
5
Kalau melihat rumusan Pasal 24 B Perubahan Ketiga UUD 1945 Komisi Yudisial termasuk ke dalam lembaga negara non pemerintah setingkat Presiden dan
bukan lembaga negara tambahan state auxiliary agency, karena dua alasan sebagai berikut :
1. Berbeda dengan komisi-komisi yang lain, kewenangan Komisi Yudisial diberikan
langsung oleh UUD 1945, yaitu Pasal 24 B 2.
Berbeda dengan komisi komisi yang lain, Komisi Yudisial merupakan Bagian dari kekuasaan kehakiman, bukan dari kekuasaan eksekutif, karena pengaturannya ada
dalam Bab IX Kekuasaan Kehakiman yang terdapat dalam UUD 1945. 3.
Tidak dapat dipungkiri Komisi Yudisial merupakan salah satu bagian dari paket reformasi peradilan mengingat berbagai sorotan buruk terhadap kinerja
4
Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, “Panduan dalam Memasyarakatkan UUD Negara RI Tahun
1945”, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR Rl, 2003, h. 195
5
A. Ahsin Thohari .“ Komisi Yudisyal di Indonesia dan Relevansinya dengan Kekuasaan Kehakiman
yang Merdeka”,Jakarta: Jurnal Keadilan Vol 3 No.6, Center for Law and justice studies, 2004, h. 37
tembaga peradilan di Indonesia, yang bukan hanya pada tingkat Mahkamah Agung saja, tetapi juga Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, menurut Mahkamah, sistem peradilan yang diamanatkan dan dikehendaki oleh konstitusi dalam melaksanakan
kekuasaan kehakiman, yang tugasnya tidak saja sekadar menegakkan hukum, tetapi sekaligus menegakkan keadilan telah terpenuhi. Dengan sistem dan mekanisme
seperti itu, pencari keadilan telah dilindungi dalam mendapatkan hakim yang bebas dan tidak memihak.
6