Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Undang Undang 48 Tentang Kekuasaan Kehakiman Undang Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan UmumPeradilan Negeri, Undang
Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, dan Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
merupakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Hakim dengan melakukan perbaikan pada integritas Hakim
dan segenap komponen peradilan yang mendukung sistem kerja Hakim, dalam taraf tertentu diyakini akan mampu menghasilkan sebuah kultur
penegakan hukum yang bersih, jujur dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, tegas dan bewibawa melalui proses seleksi pengangkatan Hakim
yang dilakukan oleh Mahkamah Agung bersama-sama dengan Komisi Yudisial.
Proses seleksi pengangkatan Hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial bersama-sama dengan Mahkamah Agung pada pengadilan negeri,
pengadilan agama dan pengadilan tata usaha negara sesungguhnya menciptakan kepastian hukum. Melihat bahwa proses seleksi pengangkatan
Hakim Agung tidak diatur dalam UUD 1945 dan rekrutmen hakim yang dilakukan Komisi Yudisial bersama-sama Mahkamah Agung merupakan
sebagai salah satu tujuan pembentukan sistem rekrutmen Hakim yang ideal, dimana proses seleksi pengangkatan Hakim akan lebih transparan dan
memberikan ruang pada masyarakat untuk ikut serta mengikuti proses
seleksi pengangkatan Hakim, serta menimalisir terjadi kecurangan kucarangan yang mungkin terjadi pada proses seleksi pengangkatan
hakim. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut: 1.
Apa yang menjadi Pertimbangan Hukum Pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 43PUU-XIII2015 dalam judicial review Undang
Undang yang diuji oleh Mahkamah Agung terkait dengan IKAHI? 2.
Faktor Apa yang memengaruhi putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 43PUU-XIII2015 dalam seleksi pengangkatan hakim?