Moral Kejujuran Cuplikan Momotaro 2010:328;330

Seluruh negeri mengelu-elukan Momotaro sebagai pahlawan saat dia pulang dalam keadaan berjaya, dan semua bergembira karena negeri itu kini terbebas dari setan-setan perampok yang selama ini menteror seluruh negeri selama bertahun-tahun. Kegembiraan pak tua dan istrinya jauh lebih dari sebelum-sebelumnya, dan harta yang di bawa pulang momotaro membuat mereka bisa hidup tenang dan berkecukupan sampai akhir hayatnya.

3.2 Analisis Cerita Momotaro

Sebagaimana yang telah penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, tentang pengertian moral dan juga hal-hal yang meliputi prinsip-prinsip moral terlebih prinsip etika moral bushido yaitu kejujuran, keberanian, kebajikan kemurahan hati, kesopanan, keadilan kesungguhan, kehormatan, dan kesetiaan. Maka untuk selanjutnya penulis akan jelaskan satu persatu prinsip moral bushido yang ada dalam cerita “Momotaro” Teori-teori tersebut di atas akan kita lihat dan analisis pada cuplikan- cuplikan dari cerita Momotaro sebagai berikut:

3.2.1 Moral Kejujuran Cuplikan Momotaro 2010:328;330

“Pasti ayah menganggapnya aneh melihat aku hendak pergi,” kata Momotaro, “ karena aku belum mengatakan pada ayah alasanku sebenarnya. Nun jauh dari tempat ini ke Utara Jepang, ada sebuah pulau di bawah laut. Pulau ini menjadi benteng pertahanan sekawanan setan. Aku sering mendengar mereka menyerang negeri ini, membunuh dan merampok orang-orang, lalu membawa Universitas Sumatera Utara semua yang bisa mereka temukan. Mereka bukan hanya sangat kejam, tetapi juga membangkang kaisar kita dan melanggar peraturan-peraturan yang dibuat kaisar. Mereka juga kanibal, karena mereka juga membunuh dan memakan orang-orang yang bernasib malang yang berhasil mereka tangkap. Setan-setan itu sangat pendendam. “Aku harus pergi mengalahkan mereka, membawa kembali semua barang jarahan yang sudah mereka curi dari negeri ini. Karena itulah aku mau pergi sebentar saja”328. Tetapi kemudian diucapkannya “selamat berpisah” dengan hati mantap 330. Analisis” Dari cuplikan di atas, terlihat jelas indeksikal penyampaian pesan moral kejujuran. Pada kalimat tersebut terlihat bahwa Momotaro memiliki sikap terbuka. Niat tekadnya untuk pergi ke benteng pertahanan sekawanan setan itu tidak bertentangan dengan suara hati atau kenyakinannya. Tampak dari kalimat “Aku sering mendengar mereka menyerang negeri ini, membunuh dan merampok orang-orang, lalu membawa semua yang bisa mereka temukan. Mereka bukan hanya sangat kejam, tetapi juga membangkang kaisar kita dan melanggar peraturan-peraturan yang dibuat kaisar. Mereka juga kanibal, karena mereka juga membunuh dan memakan orang-orang yang bernasib malang yang berhasil mereka tangkap. Setan-setan itu sangat pendendam. Aku harus pergi mengalahkan mereka, membawa kembali semua barang jarahan yang sudah mereka curi dari negeri ini”. Momotaro mengetahui bahwa negerinya sedang tidak aman dan hatinya tidak menerima keadaan tersebut. Sebab ia tahu bahwa perlakuan para setan itu adalah hal yang bertentangan dengan sikap moral. Universitas Sumatera Utara Perlakuaan mereka telah merugikan negerinya. Ia menginginkan kembali suasana negerinya yang aman. Sehingga pada akhirnya ia mau terbuka kepada kedua orang tuanya dan jujur menyampaikan niatnya itu. Menurut analisis saya, Momotaro adalah orang yang memiliki sifat jujur dan selalu berjalan di atas jalan lurus. Dari kata-kata “Mereka bukan hanya sangat kejam, tetapi juga membangkang kaisar kita dan melanggar peraturan- peraturan yang dibuat kaisar”. Tindakan yang merugikan banyak orang yang telah dilakukan oleh sekawanan setan itu bertentangan dengan prinsip kebenaran yang dianut oleh Momotaro. Hal tersebut tentunya tidak dibenarkan. Ini menunjukkan sikap moral kejujuran seorang Bushi. Yaitu membuat keputusan dengan alasan yang tepat. Selain itu tampak bahwa kejujuran yang di tunjukkan oleh Momotaro ini sejalan dengan ajaran Bushido, yaitu kejujuran yang menunjukkan kekuatan pasti pada setiap tingkah lakunya tanpa keragu-raguan. Momotaro sudah bisa nantinya menghadapi setiap keadaan yang akan dihadapinya. Tampak dari kata-kata Tetapi kemudian diucapkannya “selamat berpisah” dengan hati mantap.

3.2.2 Moral Keberanian Cuplikan Momotaro 2010:328;330-331