Fungsi zat besi Sumber zat besi Zat besi untuk ibu hamil

2.4.2 Fungsi zat besi

a Metabolisme energi Didalam sel zat besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkat electron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Menurunnya produktivitas kerja pada kekurangan zat besi disebabkan oleh dua hal, yaitu: berkurangnya enzim-enzim yang mengandung zat besi dan menurunnya hemoglobin darah. Akibatnya, metabolisme energi didalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan rasa lelah. b Sistem kekebalan Zat besi memegang peranan penting dalam system kekebalan tubuh. Respon kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel c Pelarut obat-obatan Obat-obatan yang tidak larut dalam air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga dapat dikeluarkan dari tubuh Almatsier, 2004.

2.4.3 Sumber zat besi

Sumber zat besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber lainnya telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Pada umumnya zat besi didalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi didalam serelia dan kacang- kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan zat besi didalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sayuran yang mengandung asam laktat tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorbs Almaitser, 2004

2.4.4 Zat besi untuk ibu hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 CC setiap bulan dan kehilangan zat besi 30 sampai 40 mg, disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi semakin anemis Manuaba, 1998. Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe, dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan menguras Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia pada kehamilan Manuaba, 1998. Kebutuhan zat besi setiap tri wulan pertama relative kecil, yaitu 0,8 mg perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3 mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipengaruhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif presentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dari makanan sangat sedikit, maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan Demayer, 1995. Pada ibu hamil dan menyusui kebutuhan akan zat besi meningkat karena selain dibutuhkan oleh sang ibu, zat besi juga dibutuhkan oleh bayinya. Pada ibu hamil, zat besi juga dibutuhkan oleh plasenta dan janinnya. Apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi, maka kemungkinan terjadinya anemia defisiensi besi cukup besar. Kebutuhan zat besi tiap semester pada ibu hamil sebagai berikut: Trimester I Kebutuhan zat besi ± 5mghari kehilangan basal 0,8 mghari ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester II Kebutuhan zat besi ± 5mghari kehilangan basal 0,8 mghari ditambah 30mg dan coceptus 115mg. Trimester III Kebutuhan zat besi ± 5 mghari kehilangan basal 0,8mghari ditambah kebutuhan sel darah merah 150mg dan coceptus 223 mg. Selama masa kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu pertama. Pemeberian zat besi untuk dosis pengobatan bila Hb 11gdl adalah 3x1 tablet per hari dan untuk dosis pencegahan 1x1 tablet per hari wirakusumah, 2001. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Akibat Kekurangan Zat Besi Pada Masa Kehamilan