mengatakan kurang memahami tentang zat besi, fungsi dan manfaatnya, yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi
tersebut. maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi Fe di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut
Sei tuan Kab.Deli Serdang.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet zat besi di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei tuan Kab.Deli Serdang
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi
b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi c. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi
d. Untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Profesi keperawatan
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi tenaga profesi keperawatan dalam memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat tentang
pentingnya zat besi dalam mencegah anemia pada kehamilan.
1.4.2 Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini bisa menjadi informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi pada masa kehamilan
1.4.3 Penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi peneliti berikutnya mengenai perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi dan dapat dijadikan sumber
data penelitian yang lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan
tanggapan respon, juga suatu tindakan atau perbuatan suatu organisasi yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Dengan demikian perilaku adalah suatu
respon terhadap stimulus dan akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, individu atau organisme seakan-akan tidak mempunyai
kemampuan untuk menentukan perilakunya sehingga hubungan stimulus dan respon seakan-akan bersifat mekanistis Notoatmodjo, 2007
Selanjutnya Skinner 1938 seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007, seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organism dan
kemudian organism tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon. Skinner membedakan adanya dua
respon: a Responden respon atau reflexive yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus seperti ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respo-respon yang relativ tepat.
Responden respon ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi menangis.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b Operant Respons atau Instrumental Respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti dengan stimulus atau perangsang tertentu.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:
1. Perilaku Tertutup Covert Behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup covert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka Overt Behavior Respon seseorang dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
seseorang terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
orang lain. 2.1.2 Jenis Perilaku
Menurut Notoatmodjo, 2007 perilaku dibagi menjadi dua bagian a Perilaku yang alami Innate Bahavior
Perilaku alami yaitu yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa reflex dan insting
b Perilaku Operan Operant Behavior
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Perilaku operan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar, sebagian besar perilaku manusia adalah perilaku operan.
2.1.3 Prosedur Pembentukan Perilaku Prosedur pembentukan perilaku adalah sebagai berikut:
a Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewads bagi perilaku yang
dibentuk. b Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen
kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun menuju terbentuknya perilaku
yang dimaksud. c Menggunakan secara urut komponen tersebut sebagai tujuan
sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing- masing komponen tersebut.
d Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang tersusun tersebut. Apabila komponen pertama
dilakukan maka hadiah akan diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku tindakan tersebut cenderung akan sering
dilakukan Notoatmodjo, 2007. 2.1.4 Bentuk Perilaku
a Bentuk Pasif Cover Behavior adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan secara langsung dapat terlihat oleh
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sifat batin dan pengetahuan.
b Bentuk Aktif Operant Behavior adalah apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung Notoatmodjo, 2007.
2.1.5 Perilaku Kesehatan Berdasarkan batasan perilaku maka perilaku kesehatan adalah suatu
respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, system pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:
a Perilaku pemeliharaan kesehatan Health Maintanance Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang unutk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.
b Perilaku Pencarian Pengobatan Health Seeking Behavior Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri Self treatment sampai mencari
pengobatan keluar negeri. c Perilaku Kesehatan Lingkungan
Yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial
budaya, sehingga
lingkungan tidak
mempengaruhi kesehatannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Perubahan-Perubahan Perilaku Perubahan-perubahan dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra. Setiap orang memiliki persepsi yang beda,
meskipun mengamati pada satu objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu
tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi yang
berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yang pada hakekatnya merupakan faktor keturunan. Manusia dalam mencapai kedewasaan
secara aspek tersebut diatas akan berkembang sesuai dengan perkembangan Notoatmodjo, 2007
2.1.7 Domain Perilaku Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku dapat diukur dengan
pengetahuan knowledge, sikap attitude dan tindakan practice.
a. Pengetahuan