Metodologi Pengujian Model
3.4. Metodologi Pengujian Model
3.4.1. Prosedur
Instrumen survei digunakan untuk mengumpulkan data untuk menguji hubungan-hubungan yang ditunjukkan dalam model penelitian. Pengujian awal
(pilot test) dari instrumen survei dilakukan untuk menilai validitas isi (content validity ) apakah item-item individual dalam instrumen telah secara memadai mewakili seluruh semesta item-item yang relevan di dalam penelitian (Cooper dan Schindler, 2006). Instrumen survei diujicobakan kepada auditor sistem informasi BPK (n = 3) yang memiliki masa kerja lebih dari delapan tahun dan latar belakang pendidikan paskasarjana (Strata 2). Dalam pengujian awal tersebut tidak ada usulan perbaikan atau tambahan, sehingga bias respon dari kesalahan pemahaman terhadap instrumen seharusnya dapat dikurangi.
Responden dari pengujian Model EFEG ini adalah auditor sistem informasi BPK yang telah memiliki jenjang jabatan fungsional “Pemeriksa Muda Bidang TI” dan mahasiswa paskasarjana program beasiswa Magister TI (MTI) Universitas Gadjah Mada (UGM) konsentrasi Chief of Information Officer (CIO). Alasan yang mendasari dipilihnya dua kelompok responden tersebut adalah: (1) auditor sistem informasi memiliki kompetensi dan pemahaman yang dibutuhkan dalam pemeriksaan berbasis sistem informasi karena telah mendapat pendidikan dan pelatihan pemeriksaan bidang TI, (2) auditor sistem informasi BPK merupakan representasi dari BPK yang memiliki kewenangan untuk memeriksa pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah daerah, (3) para mahasiswa MTI UGM adalah para pegawai negeri sipil (PNS) di pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia yang dianggap mewakili pengambil keputusan dalam penerapan e- government, (4) program beasiswa CIO bertujuan untuk mencetak PNS yang mampu menerapkan e-government di pemerintah daerah, dan (5) dua kelompok Responden dari pengujian Model EFEG ini adalah auditor sistem informasi BPK yang telah memiliki jenjang jabatan fungsional “Pemeriksa Muda Bidang TI” dan mahasiswa paskasarjana program beasiswa Magister TI (MTI) Universitas Gadjah Mada (UGM) konsentrasi Chief of Information Officer (CIO). Alasan yang mendasari dipilihnya dua kelompok responden tersebut adalah: (1) auditor sistem informasi memiliki kompetensi dan pemahaman yang dibutuhkan dalam pemeriksaan berbasis sistem informasi karena telah mendapat pendidikan dan pelatihan pemeriksaan bidang TI, (2) auditor sistem informasi BPK merupakan representasi dari BPK yang memiliki kewenangan untuk memeriksa pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah daerah, (3) para mahasiswa MTI UGM adalah para pegawai negeri sipil (PNS) di pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia yang dianggap mewakili pengambil keputusan dalam penerapan e- government, (4) program beasiswa CIO bertujuan untuk mencetak PNS yang mampu menerapkan e-government di pemerintah daerah, dan (5) dua kelompok
Pemilihan sampel dalam pengujian model ini dilakukan menggunakan metode purposive sampling dengan jenis quota sampling (Cooper dan Schindler, 2006). Metode purposive sampling digunakan karena responden harus memiliki karakteristik unik yaitu auditor BPK yang memiliki keahlian pemeriksaan bidang TI dan PNS pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan pemahaman dalam penerapan e-government. Prinsip quota sampling digunakan untuk meningkatkan keterwakilan dari kelompok auditor dan auditee dengan jalan menyeimbangkan jumlah responden dari masing-masing kelompok tersebut, yaitu sebanyak 25 (n = 50).
Kabupaten Sragen dipilih sebagai sampel untuk studi kasus dalam penelitian ini sebab menjadi peraih penghargaan “E-Government Award” untuk tahun 2006 dan 2007 dalam kategori “Best of the Best” untuk kelompok kabupaten yang dilaksanakan oleh Majalah Warta Ekonomi dan digunakan sebagai percontohan bagi pemerintah-pemerintah daerah lain dalam pelayanan perijinan. Responden diminta untuk mengunjungi portal situs web pemerintah Kabupaten Sragen (http://www.sragenkab.go.id) dan memakai fitur atau aplikasi e-government. Aplikasi tersebut adalah aplikasi perijinan yang populer disebut sebagai one-stop service (OSS). OSS adalah salah satu contoh aplikasi e-government yang digunakan oleh masyarakat untuk misalnya mengurus Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP); oleh bisnis untuk misalnya mengurus perijinan usaha; dan oleh satuan-satuan kerja pemerintah daerah untuk analisis investasi.
Responden diminta untuk menggunakan fitur OSS yang dikelola oleh Badan Pelayanan Terpadu (BPT) melalui situs web (http://bpt.sragenkab.go.id) lalu mengevaluasinya menggunakan instrumen survei.
Tabel 3.5. Instrumen pengukur Model EFEG.
Dimensi: Kualitas Sistem (SYSQUAL)
Fungsionalitas Aplikasi e-government selalu bekerja dengan benar (functionality)
Aplikasi e-government menyediakan informasi dan formulir-formulir yang dibutuhkan untuk diunduh Aplikasi e-government menyediakan transaksi-transaksi yang diperlukan untuk diisi dan dilengkapi secara on-line Aplikasi e-government menyediakan instruksi-instruksi yang membantu
Keandalan
Aplikasi e-government tersedia setiap saat
(reliability) Kegunaan
Aplikasi e-government mudah digunakan
(usability)
Aplikasi e-government menarik
Efisiensi Aplikasi e-government dapat menghemat waktu (efficiency)
penggunanya Aplikasi e-government dapat menghemat biaya penggunanya
Lama memuat Aplikasi e-government merespon dengan cukup cepat (download time) Keinteraksian
Aplikasi e-government menyediakan sarana komunikasi (interactivity) Kemudahan
Aplikasi e-government menyediakan pilihan-pilihan navigasi (ease of navigasi yang jelas navigation )
Link -link navigasi aplikasi e-government disediakan dari semua halaman
Privasi (privacy) Aplikasi e-government menunjukkan perhatian atas privasi penggunanya Aplikasi e-government tidak akan memberikan informasi pribadi pengguna kepada pihak lain tanpa persetujuannya
Keamanan Aplikasi e-government memiliki mekanisme untuk (security)
memastikan pengiriman informasi pengguna dengan aman Aplikasi e-government menunjukkan perhatian atas keamanan transaksi
Aksesibilitas Aplikasi e-government kompatibel dengan browser-browser (accessibility)
populer Aplikasi e-government dapat digunakan tanpa grafik Aplikasi e-government tidak membutuhkan software khusus untuk digunakan
Dimensi: Kualitas Informasi (INFOQUAL)
Akurasi Informasi di aplikasi e-government bebas dari kesalahan (accuracy) Ketepatwaktuan
Informasi di aplikasi e-government tepat waktu (timeliness) Relevansi
Informasi di aplikasi e-government relevan
(relevancy) Kelengkapan
Informasi di aplikasi e-government cukup untuk tugas yang (completeness)
sedang ditangani
Kepahamanan Informasi di aplikasi e-government mudah dimengerti (understandability) Kekinian
Informasi di aplikasi e-government up-to-date (currency)
Format Informasi di aplikasi e-government dapat dibaca, jelas dan diformat dengan baik
Keringkasan
Informasi di aplikasi e-government ringkas
(conciseness)
Dimensi: Kualitas Pelayanan (SERVQUAL)
Keandalan Ketika layanan aplikasi e-government berjanji untuk (reliability)
melakukan sesuatu pada suatu waktu, ia melakukannya Layanan aplikasi e-government melayani dengan baik sejak pertama kali Layanan aplikasi e-government memberikan pelayanan tepat pada saat ia menjanjikannya
Keresponan Pegawai di layanan aplikasi e-government memberikan (responsiveness)
pelayanan pengguna yang cepat Pegawai di layanan aplikasi e-government selalu rela
membantu pengguna Pegawai di layanan aplikasi e-government tidak pernah
terlalu sibuk untuk menanggapi permintaan pengguna Jaminan
Perilaku pegawai di layanan aplikasi e-government (assurance)
menumbuhkan kepercayaan pengguna Pegawai di layanan aplikasi e-government secara konsisten sopan terhadap pengguna Pegawai di layanan aplikasi e-government memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pengguna
Empati (empathy) Layanan aplikasi e-government memberikan perhatian
individual kepada pengguna Layanan aplikasi e-government memiliki pegawai yang memberikan perhatian personal kepada pengguna Layanan aplikasi e-government mengutamakan kepentingan pengguna dengan sungguh-sungguh Pegawai di layanan aplikasi e-government memahami
3.4.2. Pengukuran
Item-item pengukuran berasal dari sumber-sumber dalam Tabel 3.2 dan Tabel
3.3. Item-item asli ditulis dalam bahasa Inggris, sehingga harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menurut interpretasi peneliti. Item-item yang mengukur kualitas sistem dan informasi e-government diadaptasi dari Wangpipatwong (2005), Roldán dan Leal (2003), The Audit Office of New South Wales (2002), Barnes dan Vidgen (2004), dan Gable dkk (2003). Dan item-item yang mengukur kualitas pelayanan e-government diadaptasi dari Kettinger dan Lee (1997).
Kepuasan pemakai e-government diadaptasi dari Gable dkk (2003), DeLone dan McLean (2003), dan usulan peneliti. Pemakaian e-government diukur berdasarkan DeLone dan McLean (2003). Item-item yang mengukur manfaat- manfaat bersih e-government untuk masing-masing konstituennya diadaptasi dan diterjemahkan dari Inpres Nomor 3 Tahun 2003 seperti dalam Tabel 3.2.
Seluruh variabel diukur dengan skala Likert lima-poin berkisar dari “sangat tidak setuju” ke “sangat setuju”. Skala Likert dipilih sebab menurut Cooper dan Schindler (2006) mudah dan cepat disusun serta lebih andal dan memberikan volume data yang lebih banyak daripada skala-skala lain. Seluruh item pengukuran model selain manfaat-manfaat bersih ditunjukkan dalam Tabel 3.5 dan secara lengkap sebagai instrumen kuesioner ditunjukkan dalam Lampiran 1.
3.4.3. Analisis Data
Structural equation modeling (SEM) digunakan untuk menilai hubungan antara konstruk-konstruk bersama-sama dan juga untuk menilai kekuatan prediktif Structural equation modeling (SEM) digunakan untuk menilai hubungan antara konstruk-konstruk bersama-sama dan juga untuk menilai kekuatan prediktif
Model PLS dianalisis dan diinterpretasi dalam dua tahap: (1) penilaian reliabilitas dan validitas model pengukuran, dan (2) penilaian model struktural. Urutan ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengukuran-pengukuran konstruk valid dan reliabel sebelum mencoba mengambil kesimpulan dari hubungan- hubungan antara konstruk-konstruknya.