Unit Sortasi
4.8. Unit Sortasi
Pada unit sortasi bertujuan memisahkan bubuk teh berdasarkan berat dan ukuran pertikel sehingga diperoleh jenis teh yang memiliki ukuran dan bentuk yang seragam. Alat yang pertama digunakan dalam proses sortasi adalah midleton yang berfungsi untuk memisahkan fraksi kasar dan halus. Midleton memiliki dua jenis mesh, yaitu mesh 12 dengan ayakan berukuran 5 mm. bubuk teh polos pada mesh ini, masuk jalur A. mesh yang kedua yaitu mesh 12 dengan ayakan 8 mm. bubuk teh yang lolos pada mesh ini, masuk ke lajur B. kapasitas midleton antara 400 sampai 450 kg.
Pada lajur A, teh diterusakan ke mesin Vibro Blank yang berfungsi untuk memisahkan serat dari bubuk teh kering. Vibro Blank memiliki empat corong tempat pengeluaran bubuk teh, tetapi bubuk teh yang keluar belum memiliki nama jenis. Kemudian bubuk teh masuk ke Vibro Mesh untuk dipisahkan partikel tiap jenis.
4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan
Tabel 33. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Sortasi
Indikator Permasalahan
Skor Rataan
Penilaian
Pedoman atau petunjuk kerja telah ada
Setuju
Pedoman kerja sudah jelas
3 Cukup setuju
Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas
3 Cukup setuju
Pedoman kerja telah sesuai dengan 3 Cukup setuju pengetahuan, kemampuan dan keahlian Atasan telah memberikan bimbingan dalam
2,88 Cukup setuju melaksanakan pekerjaan
Tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan 3 Cukup setuju kemampuan dengan pekerjaan Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai
3,5 Setuju dengan pedoman kerja Kemampuan dan keterampilan telah sesuai
3 Cukup setuju dengan kemampuan Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki
3,63 Setuju sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan Kemampuan untuk menangkap adanya
3 Cukup setuju penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan
Cukup setuju
Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan tugas dan 3 Cukup setuju pekerjaan
Rata-rata 3,14 Cukup setuju
Penilaian analisis permasalahan yang dihadapi unit sortasi sebagian besar berindikasi pada penilaian cukup baik. Tabel 33. menunjukkan karyawan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pedoman kerja. Selain itu, karyawan menilai pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan sekarang. Penilaian terendah terdapat pada pelatihan kerja karyawan karena pelatihan hanya dilakukan pada dua kali dalam satu tahun yaitu pelatihan penyegaran (internal) dan pelatihan in house training (internal).
4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan
Responden pada unit sortasi menilai bahwa kondisi kerja pada unit sortasi berindikasi cukup baik berdasarkan nilai skor rata-rata sebesar 2,94. Nilai terendah terdapat pada kerja lembur. Berdasarkan wawancara dengan mandor sortasi, adanya lembur pada saat produksi Responden pada unit sortasi menilai bahwa kondisi kerja pada unit sortasi berindikasi cukup baik berdasarkan nilai skor rata-rata sebesar 2,94. Nilai terendah terdapat pada kerja lembur. Berdasarkan wawancara dengan mandor sortasi, adanya lembur pada saat produksi
Pekerjaan di Unit Sortasi
Indikator Permasalahan
Skor Rataan
Penilaian
Kelengkapan sarana telah memadai 3 Cukup setuju Kondisi dan lingkungan kerja mendukung
3 Cukup setuju pekerjaan dan tugas yang dilakukan Lembur dilakukan jika produksi meningkat
Cukup setuju Rotasi pekerjaan antar karyawan telah sesuai
3 Cukup setuju Jumlah karyawan telah sesuai
3 Cukup setuju Pada saat produksi meningkat diperlukan
2,75 Cukup setuju tambahan karyawan Penempatan kerja telah sesuai dengan
3,13 Cukup setuju kemampuan, keahlian dan pendidikan Hubungan kerjasama antara karyawan
3 Cukup setuju dengan atasan telah dilakukan dengan baik
Rata-rata 2,94 Cukup
setuju
4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja
Permasalahan kinerja pada unit sortasi dinilai cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai tertinggi yaitu pada ketelitian karyawan dalam bekerja. Nilai skor rataan mengenai permasalahan kinerja dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit
Sortasi
Indikator Permasalahan
Skor Rataan
Penilaian
Jam kerja telah sesuai dengan beban kerja
3 Cukup setuju
Tugas dan pekerjaan telah dilaksanakan
3,5 Setuju
dengan baik sesuai dengan pedoman Atasan telah puas terhadap penyelesaian
3,13 Cukup setuju
tugas Beban kerja telah sesuai dengan
3 Cukup setuju
kemampuan Evaluasi beban kerja telah dilakukan
3,5 Cukup setuju
Kemampuan adaptasi terhadap perubahan
3 Cukup setuju
dan ide-ide baru Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan
3 Cukup setuju
Kemampuan mengenali masalah dan
3 Cukup setuju
mencari solusi Ketelitian dalam menjaga kualitas
3,63 Setuju
pekerjaan Kemampuan membuat keputusan yang
3 Cukup setuju
tepat dalam bekerja
Rata-rata
3,18 Cukup setuju
4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi
Pada unit sortasi diperlukan ketelitian karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Disamping itu, pada unit ini diperlukan karyawan yang memiliki kemampuan mengoperasikan mesin sortasi sehingga mesin dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena tuntutan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang perlu ditangani oleh pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas yaitu kurangnya pelatihan, insentif yang kecil, serta kurangnya koordinasi antara atasan dan bawahan.
4.8.5. Pengukuran beban Kerja I
Pada unit sortasi dapat diketahui bebagai macam jenis teh berdasarkan tingkat kualitas jenis teh. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin. Bubuk teh yang telah dipisahkan berdasarkan jenisnya, dari mesin akan masuk ke botong yaitu seperti drum yang fungsinya menampung bubuk teh untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan diteruskan ke bagian pengepakan. Rincian deskripsi pekerjaan pada unit sortasi dapat dilihat pada Tabel 36.
Tabel. 36. Pengukuran Beban Kerja I
No Rincian Tugas
Produk/Hasil
Frekuensi dalam 1 Tahun 1.
Mengoperasikan mesin sortasi Melaksanakan sortasi teh kering sesuai dengan skema sortasi yang ditetapkan Menyerahkan hasil sortasi kepada mandor sortasi dan mandor besar untuk diperiksa dan ditimbang Menyimpan hasil sortasi kedalam peti miring Menjaga hygienitas mesin atau alat-alat dan ruangan Menangani debu dan bubuk hasil sortasi agar tidak mencemari lingkungan Bertanggung jawab kepada Mandor sortasi
Mesin berjalan sebagaimana harusnya Memisahkan fraksi kasar dan halus, memisahkan serat dan bubuk teh Mengetahui jumlah total bubuk teh berdasarkan jenis masing-masing Menyiapkan bubuk teh yang akan di pak Menjaga agar bubuk teh tetap baik Menghindari pencemaran lingkungan
Laporan kepada mandor sortasi
870 kali
870 kali
2030 kali
2320 kali
290 kali
870 kali
290 kali
4.8.6. Pengukuran Beban Kerja II
Sortasi merupakan proses pemilihan jenis teh berdasarkan
mutu masing-masing. Adapun rincian proses sortasi mulai dari mengoperasikan mesin sortasi tiga kali dalam satu hari, mengamati jalannya mesin sortasi tiga kali per hari dengan perhitungan dua jam satu kali, menyerahkan laporan kepada mandor besar hasil timbangan untuk diperiksa kembali tujuh kali per hari, menyimpan hasil sortasi ke peti miring delapan kali per hari, menjaga hygienitas rungan, mesin, dan alat-alat sortasi delapan kali per hari, menangani limbah debu sebanyak tiga kali per hari serta memberikan laporan kepada mandor Sortasi sebanyak satu kali per hari. Rincian PBK II dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.8.7. Pengukuran beban Kerja III
Tabel. 37. Pengukuran Beban Kerja III
No.
Produk/
Beban Kerja
Hasil
1. Mesin dapat berjalan dengan baik
2. Memisahkan fraksi kasar dan halus
serta memisahkan serat dan bubuk teh 3. Mengetahui jumlah total bubuk teh
berdasarkan jenis masing-masing 4. Menyiapkan bubuk teh yang akan di
pak 5. Menjaga agar bubuk teh tetap baik
6. Menghindari pencemaran lingkungan
7. Laporan harian
Jumlah 9720,8
Berdasarkan PBK III diketahui bahwa jumlah beban kerja pada unit sortasi sebanyak 9720,8 beban kerja. Dengan rincian jumlah karyawan yang ada pada bagian sortasi yaitu sebanyak delapan orang dengan enam orang KHT dan dua orang KHL maka, untuk mengetahui jumlah karyawan yang efektif dan efisien dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Unit Sortasi = 9720,8 = 4,78 2030
Hasil perhitungan tersebut merupakan jumlah karyawan yang efektif dan efisien untuk unit sortasi. Berdasarkan pembulatan maka karyawan yang efektif dan efisien sebanyak lima orang. Berarti terjadi kelebihan karyawan sebanyak tiga orang. Rincian lampiran PBK III dapat dilihat pada tabel berikut.