Unit Meber

4.4. Unit Meber

Tugas dari unit meber yaitu melakukan pembeberan yang merupakan proses awal dari pelayuan. Pucuk teh dibeberkan di atas Withering Trough (WT). Pada tahap pembeberan, dialirkan angin yang berasal dari fan (kipas angin). Tebal hamparan pucuk daun teh segar dalam WT ± 30 cm, sehingga tingkat kelayuan pada daun teh dapat merata.

4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan

Persepsi responden terhadap permasalahan pada analisis pekerjaan di unit meber diwakili oleh 12 pertanyaan. Tabel 13 menunjukkan permasalahan analisis pekerjaan di unit meber dinilai telah baik. Permasalahan yang dihadapi karyawan dan atasan dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor rataan semua penilaian berindikasi baik dengan rata-rata nilai 3,6.

Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Analisis Pekerjaan di Unit Meber

Indikator Permasalahan

Skor Rataan

Penilaian

Pedoman atau petunjuk kerja telah ada

Setuju

Pedoman kerja sudah jelas

Setuju

Tugas dan tanggung jawab kerja sudah jelas

4 Setuju

Pedoman kerja telah sesuai dengan 3,6 Setuju pengetahuan, kemampuan dan keahlian Atasan telah memberikan bimbingan dalam

3,6 Setuju melaksanakan pekerjaan Tugas dan tanggung jawab telah sesuai

3,6 Setuju dengan kemampuan dan keahlian

Tugas dan kewajiban telah dilaksanakan 3,6 Setuju sesuai dengan pedoman kerja Kemampuan dan keterampilan telah sesuai

3,8 Setuju dengan pekerjaan Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki

3,6 Setuju sudah memenuhi kualifikasi pekerjaan Kemampuan untuk menangkap adanya

3,6 Setuju penyimpangan atau hambatan dengan segera mengambil keputusan Pelatihan dan kursus telah rutin dilakukan

Setuju

Pelatihan dan kursus telah sesuai dengan 3,6 Setuju tugas dan pekerjaan

Rata-rata 3,6 Setuju

Karyawan menilai pedoman kerja yang mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan sudah jelas. Selain itu, tugas dan tanggung jawab yang diberikan dinilai baik dan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan mandor meber diketahui bahwa pembagian tugas untuk masing-masing karyawan belum jelas walaupun pedoman kerja yang diberikan telah memuat tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Namun kenyataannya masih ada karyawan yang melaksanakan tugas diluar dari tanggung jawabnya.

4.4.2. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan

Tabel 14 menunjukkan persepsi responden terhadap permasalahan kondisi pekerjaan di unit meber dinilai telah baik. Karyawan menilai kelengkapan sarana kerja telah memadai, kondisi dan lingkungan kerja mendukung pekerjaan dan hubungan kerjasama antara karyawan dengan atasan terjalin dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rataan tertinggi yang bernilai empat.

Tabel 14. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kondisi Pekerjaan di Unit Meber

Indikator Permasalahan

Skor Rataan

Penilaian

Kelengkapan sarana telah memadai 4 Setuju Kondisi dan lingkungan kerja

3,8 Setuju mendukung pekerjaan dan tugas yang dilakukan Lembur dilakukan jika produksi

3,6 Setuju meningkat Rotasi pekerjaan antar karyawan

3,6 Setuju telah sesuai Jumlah karyawan telah sesuai

Setuju Pada saat produksi meningkat

3,6 Setuju diperlukan tambahan karyawan Penempatan kerja telah sesuai

3,6 Setuju dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan Hubungan kerjasama antara

4 Setuju karyawan dengan atasan telah dilakukan dengan baik

Rata-rata 3,7 Setuju

Kondisi dan lingkungan kerja dinilai baik oleh karyawan merupakan suatu proses yang telah lama dilakukan sehingga untuk hal- hal seperti mengangkat pucuk daun teh dari truk ke WT (Withering Trough ) yang dapat menyebabkan karyawan menjadi bungkuk bila dilakukan terus menerus karena harus memikul beban sebanyak ± 25 kg/karung pucuk daun teh. Namun hal tersebut dirasakan oleh karyawan unit meber sebagai hal yang biasa. Oleh karena itu, rataan penilaian kondisi kerja pada unit meber berindikasi baik.

4.4.3. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja

Persepsi responden terhadap permasalahan kinerja dilakukan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Penilaian mengenai kinerja karyawan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 15. Persepsi Responden Terhadap Permasalahan Kinerja di Unit Meber

Indikator Permasalahan

Skor Rataan

Penilaian

Jam kerja telah sesuai dengan 3,6 Setuju beban kerja Tugas dan pekerjaan telah

4 Setuju dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman Atasan telah puas terhadap

3,6 Setuju penyelesaian tugas

Beban kerja telah sesuai dengan 3,8 Setuju kemampuan Evaluasi beban kerja telah

3,8 Setuju dilakukan Kemampuan adaptasi terhadap

3,6 Setuju perubahan dan ide-ide baru Evaluasi pekerjaan rutin dilakukan

Setuju Kemampuan mengenali masalah

3,4 Setuju dan mencari solusi Ketelitian dalam menjaga kualitas

3,6 Setuju pekerjaan Kemampuan membuat keputusan

3,6 Setuju yang tepat dalam bekerja

Rata-rata 3,68 Setuju

Hasil perhitungan, skor rataan persepsi responden terhadap permasalahan kinerja dapat dilihat pada Tabel 15, karyawan menilai beban kerja telah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengalaman yang dimiliki, karena kebanyakan karyawan masih ada hubungan kekerabatan dengan karyawan lainnya.

4.4.4. Analisis Permasalahan Yang Dihadapi Unit Meber Berdasarkan persepsi responden terhadap permasalahan di unit meber, tidak terdapat masalah yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan atau tugas yang harus dilakukan di unit meber dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman kerja.

Walaupun tugas, fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan masih belum dilaksanakan dengan baik.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja I

Untuk menganalisis ketersediaan karyawan, jumlah beban kerja dibagi kedalam satu tahun jam kerja sehingga dihasilkan jumlah karyawan yang ditetapkan atau dibutuhkan di unit kerja masing-masing. Untuk mendapatkan waktu efektif satu tahun digunakan enam hari kerja dengan perhitungan berpedoman pada Bagian Umum Kepegawaian PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan rincian sebagai berikut :

1 Tahun = 365 hari Cuti Tahunan

= 12 hari (-)

353 hari

Hari Senin = 52 hari (-)

301 hari

Hari Libur Resmi = 11 hari (-)

290 hari

Waktu kerja = 48 jam/minggu Waktu kerja 1 Hari

= 48 = 8 jam/hari

Waktu Efektif kerja 1 hari = 8-1 (jam istirahat) =7 jam/hari Waktu Efektif 1 Tahun = 290 x 7 jam/hari = 2030 jam/tahun Catatan : Tidak termasuk hari izin dan keperluan penting atau sakit

Berdasarkan rincian di atas didapatkan jumlah jam kerja selama satu tahun sebesar 2030 jam/tahun. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas menetapkan hari senin sebagai hari libur untuk divisi produksi. Bila terdapat hari libur resmi, maka tidak semua karyawan diliburkan melainkan secara bergantian atau dapat digantikan dihari lain mengingat proses produksi harus terus berjalan.

Pemilihan hari senin sebagai hari libur, karena para pemetik pada hari minggu diliburkan sehingga tidak terdapat kegiatan pemetikan. Proses produksi tetap berjalan pada hari minggu karena Pemilihan hari senin sebagai hari libur, karena para pemetik pada hari minggu diliburkan sehingga tidak terdapat kegiatan pemetikan. Proses produksi tetap berjalan pada hari minggu karena

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas menerapkan sistem shift pada unit pelayuan karena proses pelayuan berlangsung selama ±14 jam dengan pembagian tugas yaitu masing-masing tujuh jam kerja.

Tabel 16. Pengukuran Beban Kerja I

No Rincian Tugas

Produk/Hasil

Frekuensi dalam 1 Tahun

1. Menjalankan kipas

2900 kali Withering Through (WT)

Menghasilkan angin

dari fan

2. Mengeluarkan pucuk dari Pemindahan pucuk 580 kali kontainer untuk diatur

dari truk ke WT

pengisiannya ke dalam WT 3. Mengerjakan tugas

580 kali pembeberan pucuk sesuai daun teh dalam WT dengan standar

Hamparan pucuk

sesuai dengan standar

4. Membuang benda-benda

580 kali asing

Membersihkan daun

dari ulat, batang- batang, dan daun- daun tua

5. Menjaga kebersihan lantai Menjaga WT agar 870 kali disekitar WT dari pucuk

tetap bersih

yang berceran 6. Bertanggung jawab

580 kali kepada Mandor meber

Laporan kepada

Mandor meber

Pengamatan dilakukan berdasarkan hasil rataan selama dua tri wulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan Juni 2007. Rataan tersebut menghasilkan sebanyak 71.442 kg/bulan hasil teh kering. Bila dirata-ratakan berarti dalam sehari menghasilkan 2.381,4 kg dengan asumsi pembagi sebesar 30 hari per bulan. Diketahui pula bahwa rata- rata produksi basah daun teh yang dihasilkan selama dua tri wulan sebanyak 320.125 kg/bulan. Untuk mengetahui rata-rata produksi basah per hari maka hasil rata-rata tersebut dibagi dengan asumsi satu bulan sebanyak 30 hari. Maka rata-rata produksi basah per hari menjadi 10.670,833 kg/hari Hal tersebut jauh dari harapan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas yang memprediksi rata-rata target basah per hari sebanyak 20.000 kg/hari.

Pada unit meber terdapat lima orang karyawan dengan tugas berdasarkan uraian pekerjaan yang tertera pada tabel 16. karyawan menjalankan kipas sebanyak dua kali. Hal ini berdasarkan datangnya daun teh dari kebun sebanyak dua kali yaitu pada antara jam 10.00-

12.00 WIB dan antara jam 14.00-15.00 WIB. sedangkan Withering Through (WT) yang digunakan pada kondisi ±10 kg hanya 10 WT dengan kapasitas masing-masing WT sebanyak ± 1000 kg.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja II

Pengukuran beban kerja II (PBK II) merupakan form yang merinci proses dari suatu unit kerja. PBK II menjelaskan bagaimana proses terjadinya suatu produksi mulai dari tahap awal sampai tahap akhir berdasarkan job description yang telah ditetapkan. Proses yang terjadi pada unit meber yaitu mulai dari menjalankan mesin WT sebanyak 10 kali karena ada 10 WT yang digunakan pada produksi daun teh basah sebesar 10.670,833 kg/hari. Selanjutnya mengeluarkan pucuk dari truk dilakukan sebanyak dua kali karena berdasarkan datangnya truk pengangkut pucuk daun teh dari kebun, lalu mengamati jalannya mesin WT. Untuk menghindari kerusakan tiba-tiba pada mesin sehingga akan mengganggu kerataan layuan maka jalannya mesin WT harus selalu diamati. Setelah itu membuang benda-benda asing yang terdapat dalam hamparan pucuk daun teh. Menjaga kebersihan ruangan dan alat setiap kali proses pembeberan, karena banyak daun yang berserakan dan laporan tanggung jawab kepada mandor pembeberan. Untuk data yang lebih rinci mengenai waktu penyelesaian kerja pada PBK II dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.4.5. Pengukuran Beban Kerja III

Form Pengukuran Beban Kerja III, merinci waktu yang diselesaikan oleh masing-masing karyawan sekaligus menghitung berapa jumlah karyawan yang efisien berada pada unit kerja tersebut. Untuk menghitung karyawan yang efisien dilakukan dengan membagi jumlah beban kerja dengan waktu produktif yang dikerjakan selama satu tahun, dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah karyawan = Beban kerja karyawan selama satu tahun .......(5) Efektif dan efisien

Waktu produktif dalam satu tahun

Unit meber memiliki delapan orang karyawan. Terdiri dari lima orang Karyawan Harian Tetap (KHT) dan tiga orang Karyawan Harian Lepas (KHL) berdasarkan perhitungan jumlah PBK III maka unit meber memiliki 10.854,7 beban kerja per tahun. Untuk menghitung jumlah karyawan yang efisien maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Unit Meber = 10.854,7 = 5,34

Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan pembulatan menjadi lima. hal ini berarti bahwa jumlah karyawan pada unit meber yang efektif dan efisien berdasarkan jumlah rata-rata produksi basah 10.670,833 kg/hari berjumlah lima orang. Dalam artian unit meber memiliki kelebihan karyawan sebanyak tiga orang. Untuk melihat hasil analisis PBK III dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 17. Pengukuran Beban Kerja III

No.

Produk/

Beban Kerja

Hasil

1. Menghasilkan angin dari fan

2. Pemindahan pucuk dari truk ke

Withering Through (WT) 3. Hamparan daun teh dalam WT sesuai

dengan standar 4. Membersihkan daun dari ulat,

batang-batang dan daun-daun tua 5. Menjaga WT agar tetap bersih

6. Laporan kepada mandor meber

Jumlah 10854,7

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25