ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVIS

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI

(STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ABSTRAK

Siti Hanifah Sufiati. H24103101. Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira.

Persaingan yang semakin kompetitif, menuntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki. Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini tidak hanya terkonsentrasi pada kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (customer value ). PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, sebagai perusahaan penghasil teh berupaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga adanya keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit di divisi produksi, menganalisis kesesuaian antara beban kerja dengan karyawan yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi, dan memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu dari Maret- September 2007. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Pengukuran Beban Kerja I (PBK I), PBK II, PBK III.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Permasalahan pada unit meber yaitu pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan tanggung jawab masing-masing karyawan dan pelatihan mengenai pembeberan pucuk daun teh yang belum rutin dilaksanakan sedangkan permasalahan pada unit pelayuan yaitu kurangnya perhatian dari atasan dan insentif atas kerja lembur yang belum memadai. Permasalahan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu kurangnya pelatihan untuk pemeliharan mesin serta kondisi kerja yang bising. Sedangkan pada unit pengeringan, permasalahan yang dihadapi yaitu kondisi kerja yang panas dan bising. Adapun permasalahan bagi unit sortasi yaitu kurangnya pelatihan dan insentif yang kecil. Pada unit pengepakan permasalahan yang dihadapi yaitu pelatihan mengenai pengepakan dan penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian; 2) Berdasarkan hasil perhitungan PBK, jumlah karyawan yang efisien untuk unit meber yaitu sebanyak lima orang, unit pelayuan empat orang, unit penggilingan dan oksidasi enzymatis dua orang, unit pengeringan empat orang, unit sortasi lima orang, dan unit pengepakan sebanyak tujuh orang; 3) Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas adalah memperbanyak pelatihan berdasarkan unit kerja, memberikan insentif yang sesuai dengan jam kerja, menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki serta memberikan perhatian yang lebih dari atasan sehingga dapat lebih meningkatkan kinerja karyawan.

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI

( STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI

(STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101

Menyetujui, Januari 2008

Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 25 September 2007 Tanggal lulus

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Siti Hanifah Sufiati, dilahirkan di Bogor 17 November 1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Pepen Supendi, MM dan Titim Fatimah.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Kenanga Bogor tahun 1990 sampai 1991, Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu I Bogor pada tahun 1991 sampai 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Bogor tahun 1997 sampai 2000, Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai 2003. Lalu penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan USMI.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB. Penulis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan seminar dan juga pelatihan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi penelitian yang berjudul Analisis Beban

Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan

Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) telah dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana, guna memenuhi syarat kelulusan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas kerja, dengan menggunakan metode pengukuran beban kerja ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan karyawan yang tersedia.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. TB. Sjafri Mangkuprawira selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, memberikan motivasi, ilmu, saran dan pengetahuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Ratih Maria Dhewi, SP, MM. selaku assisten pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan saran, kritik, motivasi dan pengarahan yang sangat berarti bagi penulis.

3. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto dan Ir. Anggraeni Sukmawati, MM. atas kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, saran dan kritik sebagai penyempurnaan skripsi ini.

4. Pak Dedi selaku sinder PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Ibu Eni, Pak Ujang, Pak Dede, Mas Wawan dan terima kasih kepada seluruh karyawan pada divisi produksi yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan memberikan informasi kepada penulis.

5. Pak Acep, Mba Dina, Mas Hadi, Mas Yadi, Mas Dedi, Mas Iwan dan seluruh staf Departemen Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi.

6. Rekan satu bimbingan (Melly, Imel, Betty, Sansa, Gema, Elang) untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.

7. Sahabat-sahabat terbaik (Pasus, Uci, Yayuk, Ety, Else, Rinrin, Ami, Ulfa, Irwan, Ruslan, Adit, Dika, Iyan, Trisna, Irma, Indras, Fuad, Wicak, Raj) untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.

8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2008

Penulis

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Data produksi teh bulan Januari – Maret 2007 ............................................. 4

2. Data produksi teh bulan April – Juni ............................................................ 4

3. Data produksi teh tahun 2002 – 2006 .......................................................... 5

4. Alur kerangka pemikiran konseptual ........................................................... 16

5. Alur kerangka pemikiran operasional .......................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Lembar kuesioner ......................................................................................... 78

2. Hasil uji realibilitas dengan teknik cronbach ............................................... 91

3. Hasil pengukuran beban kerja II .................................................................. 97

4. Peta lokasi penelitian ................................................................................... 108

5. Peta kebun Gunung Mas I ............................................................................ 109

6. Peta kebun Gunung Mas II ........................................................................... 110

7. Peta kebun Cikopo Selatan ........................................................................... 111

8. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas ............... 112

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka dibutuhkan pengukuran beban kerja sehingga karyawan dapat optimal dalam menjalankan pekerjaannya. Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menjalankan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang telah ditetapkan. (Menteri Aparatur Pendayagunaan Negara No. 20/1990) Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menganalisis waktu efektif yang diperlukan dalam menyelesaikan satu produk atau pekerjaan. Pengukuran beban kerja juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan karyawan berdasarkan standar waktu kerja efektif per tahun.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan membutuhkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi tinggi. Tantangan yang dihadapi setiap perusahaan saat ini terfokus pada pelayanan kebutuhan konsumen dan pelanggan, yang terkonsentrasi tidak hanya pada kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (costumer value). Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus mampu memberikan tanggapan yang cepat terhadap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen. Oleh karena itu diperlukan perencanaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif adalah kompetensi bidang tugas yang dapat dipenuhi oleh SDM, kemampuan profesionalisme dan komitmen karyawan terhadap tuntutan yang diinginkan perusahaan.

Indonesia merupakan salah satu penghasil teh dengan konsumsi yang cukup tinggi. Salah satu perusahaan penghasil teh yang berhasil mengekspor teh dari Indonesia ke mancanegara, antara lain India, Pakistan, Irak, Amerika, Inggris, dan Belanda yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang berada di daerah puncak, Bogor, Jawa Barat. Terletak pada daerah yang sejuk Indonesia merupakan salah satu penghasil teh dengan konsumsi yang cukup tinggi. Salah satu perusahaan penghasil teh yang berhasil mengekspor teh dari Indonesia ke mancanegara, antara lain India, Pakistan, Irak, Amerika, Inggris, dan Belanda yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang berada di daerah puncak, Bogor, Jawa Barat. Terletak pada daerah yang sejuk

C. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki area perkebunan teh yang memiliki luas sekitar 1703,65 Ha dan didukung oleh proses higienis serta mesin-mesin yang canggih, menjadikan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas salah satu perusahaan yang telah mencapai standar Internasional dengan produknya yang berupa teh hitam (Black tea) bermutu tinggi.

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas telah memenuhi standar operasional Internasional atau yang lebih dikenal dengan ISO (International Organization for Standarization ). Pemberian standarisasi oleh pihak Internasional menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan produknya berupa teh telah diterima oleh masyarakat Internasional. Tentunya berdasarkan atas berbagai persyaratan yang mutlak diperlukan oleh perusahaan yang telah memasuki pasar Internasional, salah satu syarat yang menjadi standar ISO yaitu didukung oleh sistem manajerial yang baik dengan adanya keseimbangan antara beban kerja yang diberikan kepada setiap karyawan sehingga hasil (output) tiap karyawan mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

Pencapaian target PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas tidak terlepas dari pasokan bahan baku yang tersedia, karena bahan baku berupa daun teh yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca maupun adanya gangguan hama tanaman, maka akan berdampak pada volume beban kerja dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu analisis yang mengukur beban kerja pada tiap unitnya sehingga dapat diketahui seberapa banyak karyawan yang dibutuhkan dengan jumlah beban kerja pada tiap unitnya. Hal tersebut dapat berimplikasi terhadap produktivitas kerja karyawan serta keefektifan penggunaan mesin maupun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produksi pengolahan daun teh.

1.2. Perumusan Permasalahan

SDM merupakan aset penting bagi perusahaan. Untuk itu harus dapat dipertahankan dan diberdayakan sehingga dapat terus memberikan kontribusi SDM merupakan aset penting bagi perusahaan. Untuk itu harus dapat dipertahankan dan diberdayakan sehingga dapat terus memberikan kontribusi

Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan cara wawancara kepada sinder pabrik, mandor pelayuan, mandor penggilingan, mandor pengepakan serta tiga orang karyawan pada bulan April 2007 di unit produksi, diperoleh bahwa triwulan pertama tahun 2007 yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2007, turunnya produksi teh berkaitan dengan adanya penurunan jumlah bahan baku daun teh yang disebabkan oleh perubahan cuaca yang menyebabkan sebagian perkebunan terserang hama, proses gilir pemetikan yang belum merata, kurangnya kadar kandungan pupuk dan kurangnya penggemburan tanah. Sedangkan pada bulan Maret 2007 terjadi peningkatan hasil produksi walaupun masih berada di bawah target perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007

No Bulan Target Produksi Hasil Produksi Gap produksi

20.628 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil produksi pada bulan Januari dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 28.550 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Februari. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 28.473 kg sedangkan pada bulan Maret terjadi peningkatan hasil produksi dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 23.845 kg. Namun hasil produksi pada bulan Maret tetap berada di bawah target produksi yaitu sebesar 20.628 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Maret 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

3. Maret

Gambar 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007

Hasil Produksi

40000 Target Produksi 20000

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Tabel 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007

No Bulan

Target Produksi Hasil Produksi

Gap Produksi

64.410 59.590 Tabel 2 menunjukkan data produksi teh pada triwulan kedua yaitu bulan April sampai Juni 2007. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil produksi pada bulan April dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 71.078 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Mei. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 65.029 kg. Hasil produksi pada bulan Juni tetap berada di bawah target produksi yaitu sebesar 59.590 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan April sampai Juni 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

3. Juni

Gambar 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007

80000 Hasil Produksi 60000

40000 Target Produksi 20000

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Penurunan jumlah produksi ternyata telah dialami selama kurun waktu lima tahun sampai pada periode triwulan yang berlangsung pada tahun 2007. Berikut disajikan tabel produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2006. Tabel 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006

No Tahun

Target Produksi Hasil Produksi

Gap Produksi

565.143 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2002 terjadi

penurunan hasil produksi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 16.059 kg, sedangkan pada tahun 2003 terjadi peningkatan hasil produksi dari target produksi sebesar 159.251 kg. Penurunan hasil produksi dari target produksi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5.155 kg. Pada tahun 2005 terjadi pula penurunan hasil produksi dari target produksi yaitu sebesar 383.867 kg. Penurunan cukup drastis antara hasil produksi dengan target produksi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 565.143 kg sehingga hasil produksi pada tahun 2006 dapat dijadikan acuan untuk perbaikan ditahun selanjutnya. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002 - 2006

800000 Produk s i 600000

Jum lah

Hasil Produksi 400000

Target Produksi 200000

Tahun

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Pengolahan daun teh dengan penggunaan mesin CTC (Cutting, Tearing , Curling) yaitu memotong, menyobek dan menggulung adapun optimalisasi tenaga kerja berjumlah 42 orang yang terdiri dari 31 KHT (Karyawan Harian Tetap) dan 11 KHL (Karyawan Harian Lepas). Dengan adanya penurunan jumlah bahan baku dari target yang ditetapkan oleh perusahaan maka hanya digunakan satu mesin CTC. Penggunaan satu mesin CTC yaitu bila bahan baku berada pada kisaran di bawah target perusahaan yaitu rata-rata bahan baku teh yang dihasilkan sebesar 12.000 kg per hari. Pengurangan bahan baku akan menyebabkan adanya pengurangan jumlah karyawan pada tiap unitnya, karyawan yang dipakai yaitu KHT sedangkan untuk KHL untuk sementara waktu diliburkan sampai menunggu produksi daun teh meningkat kembali. Hal ini tentunya akan berdampak pada volume beban kerja serta jumlah karyawan yang digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Masalah apa yang terdapat pada tiap unit yang berkaitan dengan beban kerja pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

2. Berapa beban kerja dan jumlah karyawan yang efektif pada setiap unit bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

3. Bagaimana solusi alternatif untuk pemecahan masalah mengenai beban kerja pada unit divisi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas?

1.3. Tujan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit divisi Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

2. Menganalisis kesesuaian antara beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara

VIII Gunung Mas

3. Memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit divisi produksi PT. Perkebunan VIII Gunung Mas

1.4. Manfaat Penelitian

kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan permasalahan dalam sumber daya manusia pada praktek di bidang kerja

2. Bagi para peneliti lain, yang ingin mengembangkan ide serta permasalahan yang berkaitan mengenai pengukuran beban kerja

3. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja

4. Bagi para pembaca pada umumnya, agar dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat beban kerja karyawan dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Penelitian ini dilakukan hanya pada divisi produksi yang membawahi 6 unit kerja yaitu unit pembeberan, unit pelayuan, unit penggilingan dan enzymetis, unit pengeringan, unit sortasi, dan unit pengepakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan unsur penting dalam kemajuan dan pengembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Hal itu terkait dengan manusia sebagai faktor penggerak dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Sebagai unsur manusia yang harus selalu dikembangkan dan dikelola yaitu cipta, rasa, dan karsa yang kemudian berkembang menjadi bagian dari ilmu manajemen yang disebut MSDM (Arep dan Tanjung, 2003).

Sebagai suatu bagian bidang manajemen, MSDM khusus mempelajari hubungan dan peran manusia dalam perusahaan, karena unsur utama dalam MSDM adalah manusia itu sendiri yang merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. MSDM memiliki peran penting untuk memberdayakan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dalam perusahaan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki. MSDM merupakan suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan (Samsudin, 2005)

Menurut Hasibuan (2001) MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Keragaman karakteristik setiap individu memerlukan suatu perhatian khusus, seperti terdapatnya perbedaan pikiran, sifat, keinginan dan latar belakang yang heterogen. Untuk dapat menyamakan persepsi dan tujuan perusahaan maka diperlukan MSDM yang memiliki fungsi-fungsi dalam pengaturan peranan manusia dalam sebuah perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MSDM berkaitan dengan cara pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan dan lingkungan yang mempengaruhinya agar mampu memberikan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MSDM berkaitan dengan cara pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan dan lingkungan yang mempengaruhinya agar mampu memberikan

2.2. Analisis Pekerjaan

Perusahaan merupakan sistem manajerial yang menuntut pola hubungan manajerial yang produktif. Hal tersebut berkaitan dengan upaya memberdayakan secara efektif orang-orang pada jabatannya, kejelasan tugas, kewajiban dan tanggung jawab.

Analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian dianalisis untuk berbagai keperluan (Mangkuprawira, 2003). Dalam melakukan analisis pekerjaan dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman dari seorang analis. Adapun syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang diperlukan meliputi:

1. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal dan internal

2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah dan efisien serta objektif

3. Pelaksana analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai

4. Melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis pekerjaaan tidak terlepas dari dua hal yang saling berkaitan yaitu uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui sejauh mana keefektifan antara tugas, kewajiban dan tanggung jawab dengan kualifikasi pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dimiliki.

2.2.1. Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan (job description) diketahui serta disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.

Deskripsi pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga operasional. Deskripsi pekerjaan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Deskripsi pekerjaan memberikan standar tugas yang harus dicapai oleh masing-masing pemegang jabatan tersebut.

Menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi pekerjaan harus diuraikan secara jelas agar persepsinya mudah dipahami, menurut Hasibuan (2001) deskripsi pekerjaan menguraikan hal-hal berikut :

1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberi nama jabatan, pada tiap-tiap karyawan yang memiliki jabatan seperti manajer dan direktur.

2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.

3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin- mesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

5. Ringkasan pekerjaan suatu jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi- fungsi dan aktivitas utamanya.

6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan mana petugas tersebut dipromosikan dan ke jabatan mana petugas tersebut akan dipromosikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tertulis yang menguraikan berbagai segi suatu pekerjaan, sehingga terdapat Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tertulis yang menguraikan berbagai segi suatu pekerjaan, sehingga terdapat

2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan

Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah dibuat perusahaan yang menunjukkan persyaratan orang yang akan direkruit dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi sehingga dapat mencegah penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang nantinya dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja. Spesifikasi pekerjaan menyebutkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan memuaskan (Mathis dan Jackson, 2001)

Menurut Arep dan Tanjung (2003) spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima dalam menjalankan suatu jabatan dengan baik dan kompeten. Menurut Hasibuan (2001) Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian mengenai hal-hal berikut:

1. Tingkat pendidikan karyawan

2. Jenis kelamin karyawan

3. Keadaan fisik karyawan

4. Pengetahuan dan kecakapan karyawan

5. Batas umur karyawan

6. Minat karyawan

7. Status karyawan

8. Emosi dan temperamen karyawan

9. Pengalaman karyawan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa spesifikasi pekerjaan merupakan uraian mengenai ciri, karakteristik, pendidikan dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan 9. Pengalaman karyawan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa spesifikasi pekerjaan merupakan uraian mengenai ciri, karakteristik, pendidikan dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan

2.3. Pengukuran Beban Kerja

Pengukuran Beban Kerja (PBK) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di berbagai instansi negeri maupun swasta. Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara N0. 20/1990, beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu pada suatu tingkat prestasi yang telah ditetapkan.

Beban kerja merupakan suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang (man hour) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu (Panggabean, 2004). Jumlah jam kerja setiap karyawan akan menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara

VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan karyawan yang tersedia.

2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM merupakan langkah awal dalam menyiapkan SDM yang berkompeten pada bidangnya yang diharapkan tercipta efisiensi dan efektifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi (Sikula dalam Mangkunegara, 2003). Menurut Alwi (2001) Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi (Sikula dalam Mangkunegara, 2003). Menurut Alwi (2001)

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan SDM merupakan suatu cara untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk dapat meningkatkan daya guna SDM dalam upaya mencapai tujuan perusahaan berdasarkan kualitas, kuantitas, dan penempatan karyawan tepat sesuai kebutuhan.

2.5. Tinjauan Studi Terdahulu

Menurut Kokom Komariah dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja Tenaga Penunjang di Lingkungan Institut Pertanian Bogor (Studi Kasus pada Fakultas Kehutanan IPB) menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap beban kerja yang dilakukan di TU Fakultas, terlihat bahwa jenis kegiatan yang paling tinggi beban kerjanya adalah Urusan Rumah Tangga (URT) sebesar 13010 beban kerja dan yang paling sedikit adalah beban kerja Komisi Praktek Lapang yaitu sebesar 1405 beban kerja.

Berdasarkan rincian tugas jumlah beban kerja yang dapat dilihat, beban unit kerja bendahara Fakultas yaitu sebesar 4217 beban kerja sebenarnya memerlukan pegawai sebanyak tiga orang, tetapi pegawai yang ada dua orang berarti kekurangan satu orang, sedangkan untuk unit yang banyak kelebihan pegawai adalah Urusan Rumah Tangga (URT) dengan beban kerja sebesar 13010 sebenarnya cukup dengan sembilan orang, tetapi pegawai yang ada sebanyak 17 orang, dan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di unit Departemen Manajemen Hutan, secara keseluruhan memiliki kelebihan pegawai sebanyak lima orang dan belum terjadinya pemerataan dalam penempatan pegawai di unit pendidikan dengan jumlah beban kerja 11295 dengan delapan orang pegawai tetapi jumlah yang ada 14 orang, demikian juga dengan bagian kemahasiswaan dan petty cash masing- masing kekurangan satu orang pegawai.

Berdasarkan penelitian Apoh Ibrahim Saragih dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Puskesmas (Studi Kasus Puskesmas Bogor Timur) menyatakan bahwa beban kerja karyawan dilihat dari waktu standar hariannya secara keseluruhan untuk seluruh karyawan melebihi waktu kerja puskesmas, dan adanya karyawan yang bertanggung jawab terhadap lebih dari satu unit pelayanan sehingga beban waktu standar hariannya bertambah.

Penerapan kompensasi di Puskesmas berdasarkan beban kerja pada tiap karyawan. Penerapan kompensasi berasal dari dana hasil tindakan di Puskesmas yang sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan pada tiap-tiap karyawan. Rangking jabatan karyawan yang ditetapkan menjadi dasar pembagian dana yang diperoleh dari hasil tindakan tersebut, sedangkan hubungan antara beban kerja dan kompensasi tergolong sedang, untuk hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berpengaruh nyata, dan untuk hubungan antara kompensasi terhadap kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berhubungan nyata.

Berdasarkan penelitian Suryanti Gunadi dalam tesisnya yang berjudul Studi Tentang Beban Kerja Perawat di Unit Rawat Inap Penyakit Dalam Lantai III Rumah Sakit Tebet menyatakan bahwa jenis kegiatan pelayanan keperawatan yang dikerjakan oleh tenaga perawat digolongkan menjadi kegiatan langsung yang meliputi komunikasi dan memberikan terapi dan kegiatan tidak langsung yaitu administrasi pasien, menyiapkan terapi, pergantian shift dan interaksi profesi, sedangkan yang terakhir yaitu kegiatan pribadi yang terdiri dari kegiatan yang diperkenankan meliputi makan, minum, sembahyang, ke kamar mandi dan kegiatan non produktif antara lain membaca koran, mengobrol dan menelepon untuk urusan pribadi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT. Perkebunan Nusantara VIII yang memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. SDM merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki tujuan divisi dan tujuan unit yang merupakan turunan dari tujuan perusahaan.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan perencanaan SDM yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan. Perencanaan sumberdaya manusia dapat diartikan sebagai suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan yang berintegrasi dengan perencanaan organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2003).

Proses perencanaan sumberdaya manusia dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis pekerjaan yang salah satu fungsinya adalah menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan (Tanjung dan Arep, 2003). Disamping itu, digunakan pula analisis beban kerja yang menghasilkan jumlah beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga kerja yang menghasilkan jumlah tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja bertujuan agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung jawabnya (Mangkunegara, 2003). Perencanaan SDM yang tepat akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pada akhirnya tujuan PT.

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dapat tercapai. Alur kerangka konseptual tersebut terdapat pada Gambar 4.

VISI, MISI DAN TUJUAN PT. PN VIII

(RENCANA STRATEGIS)

TUJUAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

TUJUAN DIVISI

TUJUAN UNIT

PERENCANAAN SDM

DESKRIPSI PEKERJAAN JUMLAH BEBAN KERJA SPESIFIKASI PEKERJAAN

JUMLAH TENAGA KERJA

ANALISIS ANALISIS BEBAN KERJA DAN PEKERJAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS

TENAGA KERJA

PRODUKTIVITAS

KERJA

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Persaingan yang semakin kompetitif dalam industri perkebunan khususnya untuk komoditi teh menuntut perusahaan produsen teh untuk mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki. SDM adalah aset perusahaan yang merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mampu bersaing dalam pasar Internasional, perusahaan produsen teh harus mampu menghasilkan teh dengan kualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan SDM yang dimiliki. Komitmen karyawan untuk bekerja dengan giat mutlak diperlukan selain kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Perusahaan harus mampu mengidentifikasi tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh setiap tenaga kerja sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan target perusahaan. Beban kerja yang ditetapkan harus cukup dalam hal ini tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat, karena dapat berdampak pada hasil pekerjaan. Pada setiap unit kerja masing-masing pegawai memiliki beban kerja yang berbeda. Sehingga dapat terlihat kesesuaian jumlah karyawan dengan beban kerja yang diberikan pada tiap unitnya. Bila terdapat ketidaksesuaian antara beban kerja yang diberikan dengan jumlah karyawan yang ada maka perlu dilakukan penambahan atau pengurangan jumlah karyawan.

Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari perencanaan SDM. Langkah awal yaitu dengan menganalisis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dengan menyebarkan kuesioner pada tiap unit, kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II dan III. Hasil analisis tersebut Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari perencanaan SDM. Langkah awal yaitu dengan menganalisis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dengan menyebarkan kuesioner pada tiap unit, kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II dan III. Hasil analisis tersebut

Tujuan Divisi Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII

Tujuan Unit

Pembeberan Pelayuan

Penggilingan dan

Pengeringan Sortasi

Pengepakan

oksidasi enzimatis

Perencanaan SDM

Jumlah Beban Kerja Spesifikasi Pekerjaan

Deskripsi Pekerjaan

- Analisis

PBK I

Jumlah Tenaga Kerja

PBK II PBK III

Analisis Beban Kerja & Analisis Pekerjaan

- Analisis Deskriptif

Kebutuhan Tenaga Kerja

Rekomendasi

Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang beralamat di Jl. Raya Puncak–Kotak Pos 6 Cisarua, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT. Perkebunan Nusantara merupakan produsen teh hitam yang telah memiliki ISO 9001. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari bulan Maret sampai dengan September 2007.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif.

a. Data Primer Mengumpulkan data tentang hal-hal yang berhubungan dengan karyawan, langsung dari perusahaan yang bersangkutan maupun dari hasil pengisian kuesioner dan tanya jawab dengan responden

b. Data Sekunder Mengumpulkan data tentang pengukuran beban kerja melalui buku-buku, skripsi dan berbagai literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

2. Pengambilan sampel Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian produksi. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi yaitu seluruh karyawan pada bagian pengolahan yang berjumlah 42 orang karyawan.

3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu menjawab tujuan yang diinginkan (Ancok, 1995). Uji validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu menjawab tujuan yang diinginkan (Ancok, 1995). Uji validitas

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan cara :

1. Mencari definisi dan rumusan konsep dan literatur, jika sudah ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut dapat langsung dipakai, apabila rumusan tersebut belum operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional mungkin.

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian dirumuskan dalam bentuk rumusan yang operasional.

3. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional.

4. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran minimal terhadap 30 responden.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product Moment , yaitu :

r = N( Σ XY ) – ( Σ X Σ Y ) .................................. (1)

2 2 2 √(NΣX 2 -( ΣX )) (N ΣY –( ΣY)

Dimana: N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap-tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu:

k −1 ⎥⎦ ⎢ ⎣

Dimana: α = Koefisien alpha cronbach k = Butir pertanyaan yang valid

1 = Jumlah varians butir pertanyaan yang valid

= Varians skor total Perhitungan koefisien alpha cronbach diperoleh dari penggunaan

program SPSS 11.5 for windows.

σ t = () X − ∑ ………………………….(3)

2 2 () x

nn

3. Skala Likert

Menurut (Riduan, 2005) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif dalam kuesioner menjadi data kuantitatif. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden

Jawaban Responden

Bobot Nilai

Sangat Setuju

Setuju 4 Cukup Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan data dari hasil sebaran kuesioner secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan skor.

.............................................. (4) Rs =

dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item

( 5 − 1 ) Rs =

5 Rs = 0,8

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Skor Rataan

Skor Rataan

Penilaian

1,0 – 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 – 2,6

Tidak Setuju 2,6 – 3,4

Cukup setuju 3,4 – 4,2

Setuju

4,2 – 5,0 Sangat Setuju

Interpretasi untuk tiap-tiap skor rataan yaitu bila terdapat pada rentang 1,0 sampai 1,8 maka dikatakan sangat tidak baik dan skor rataan yang terdapat pada rentang 1,8 sampai 2,6 dikatakan tidak baik. Sedangkan nilai skor rataan pada rentang 2,6 – 3,4 dikatakan cukup baik. Penilaian baik terdapat pada rentang 3,4 sampai 4,2 dan penilaian sangat baik terdapat pada rentang 4,2 sampai 5,0.

4. Format Pengukuran Beban Kerja (PBK)

Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, dapat dipercaya dan relevan, maka prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyiapan instrumen Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II, dan III. Instrumen disusun berdasarkan ketetapan SK Menpan No. 20. tahun 1999 yang meliputi pengolahan data yang terdiri dari:

a. Formulir pengumpulan data terdiri dari PBK I, PBK II, PBK III. Formulir ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk pengukuran beban kerja yang bersangkutan, seperti:

1) Data produk atau hasil kerja dari setiap rincian tugas unit kerja jabatan terendah pada unit kerja yang akan di ukur

2) Data proses atau prosedur yang dilakukan untuk menghasilkan setiap produk

3) Data frekuensi atau beban kerja setiap produk selama satu tahun

b. Formulir pengolahan data terdiri dari:

1) Formulir inventarisasi produk (Form Pengukuran Beban Kerja I). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi data tentang produk atau hasil kerja dari satu unit kerja berdasarkan tugas dan fungsi serta rincian tugas unit kerja yang bersangkutan.

2) Formulir rincian proses atas prosedur (Form Pengukuran Beban Kerja II). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi dan merinci proses atau prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan satu produk atau hasil kerja. Pada formulir ini juga terdapat kolom atau lajur untuk menginventarisasi jumlah beban kerja, standar waktu, serta isi kerja untuk setiap jabatan atau petugas yang terlibat dalam setiap proses atau prosedur.

3) Formulir rekapitulasi perhitungan beban kerja (Form Pengukuran Beban Kerja III). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi seluruh isi kerja setiap produk serta karyawan yang terlibat dalam menghasilkan semua produk. Jumlah seluruh isi kerja yang ada pada unit kerja tersebut dinamakan “beban kerja”. Berdasarkan beban kerja ini, akan dapat dihitung jenis dan jumlah pemegang jabatan yang layak pada setiap unit kerja.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang terletak di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pada awalnya terdapat dua perkebunan yaitu “Goenoeng Mas Francoise Nederlandise de Culture et de Commerce” yang didirikan oleh maskapai Perancis pada tahun 1910 dan perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO ZSUID” yang didirikan oleh perusahaan Jerman pada tahun 1992.

Pada tahun 1949 Perkebunan “NV. CULTURE MY TJIKOPO ZSUID ” diambil alih oleh Pemerintahan Belanda karena Pemerintah Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, sedangkan pengelolaannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara. Pada tahun 1954 pengelolaan Perkebunan “Goenoeng Mas Francoise Nederlandise de Culture et de Commerce” diserahkan kepada Perusahaan Belanda, yaitu “NV TIEDEMAN E. VAN KERCHEM (TVK)” yang memiliki kantor pusat di Bandung.

Pada tahun 1958 ke dua perkebunan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia (dinasionalisasi) dan dimasukkan dalam PPN Baru kesatuan Jabar II. Pada Tahun 1963 dilakukan reorganisasi perusahaan dan Perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Hanya berlangsung tujuh tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan Pemerintah Perusahaan Negara menjadi PNP XII

Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Kemudian terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan (merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi Wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten, sehingga Perkebunan Gunung Mas ada di bawah Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Kemudian terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan (merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT. Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi Wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten, sehingga Perkebunan Gunung Mas ada di bawah

PT. Perkebunan Nusantara VIII didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No. C2/8336 HT.01.01 TH. 1996 tanggal 8 Agustus 1996. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero). PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara VIII yang bergerak dalam perkebunan teh, terdiri dari 3 perkebunan utama yaitu Gunung Mas I, Gunung Mas II, dan Cikopo Selatan.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas sebagai suatu organisasi telah menetapkan suatu visi atau pandangan ke depan dan misi sebagai penjabaran dari visi tersebut. Adapun rumusan visi tersebut adalah menjadi BUMN yang tangguh dalam bidang agribisnis dan agroindustri untuk memuaskan stakeholder (pelanggan, pemilik saham dan karyawan) serta peduli dan berwawasan lingkungan. Sedangkan misi yang diemban oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yaitu:

A. Sebagai BUMN, PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung mas memiliki tugas utama mengelola perkebunan berdasarkan Tri Dharma Perkebunan.

B. Memberikan kontribusi dalam:

1. Pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

2. Meningkatkan pendapatan nasional serta kesejahteraan bangsa.

4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan

PT. Perkebunan VIII selaku BUMN memiliki tujuan yang telah ditetapkan, yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di subsektor kehutanan atau perkebunan PT. Perkebunan VIII selaku BUMN memiliki tujuan yang telah ditetapkan, yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di subsektor kehutanan atau perkebunan

b. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari hasil produksi dan pemasaran beberapa jenis komoditi atau produk untuk keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri.

c. Memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani pada khususnya.

d. Memelihara kekayaan alam, khususnya menjaga kelestarian dan meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tata air.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25