Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dukungan sosial dengan kejenuhan belajar pada siswa kelas XI SMAN 4 Yogyakarta.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari adanya hambatan atau keterbatasan. Hambatan dalam penelitian ini tentu memengaruhi hasil penelitian. Berikut hambatan yang dialami selama penelitian berlangsung: 1. Belum ditemukan komposisi tiap-tiap aspek untuk mengetahui lebih rinci baik itu seberapa besar dukungan sosial maupun tingkat burnout belajarnya. 2. Situasi jam terakhir dan kondisi siswa yang sudah lelah memengaruhi konsentrasi siswa sehingga memungkinkan hal tersebut juga memengaruhi hasil penelitian. 3. Terdapat faktor lain misalnya, kondisi kesehatan siswa, jarak rumah dengan sekolah, pola hidup yang tidak teratur, atau motivasi dalam diri yang kurang kuat yang dapat memengaruhi burnout belajar yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. 6 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan burnout belajar pada siswa kelas XI SMAN 4 Yogyakarta yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi -0,417 dan sumbangan efektif variabel dukungan sosial terhadap burnout belajar sebesar 17,4. Ini berarti bahwa apabila dukungan sosial tinggi maka burnout yang dialami individu rendah, sebaliknya apabila dukungan sosial yang diperoleh individu rendah maka burnout yang dialami rendah.

B. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Bagi guru BK diharapkan untuk memaksimalkan pendekatan dengan siswa di sekolah supaya terjalin hubungan yang harmonis antaran guru dengan siswa. Dengan kedekatan antara guru dan siswa maka akan membentuk kepercayaan dan informasi yang dapat memengaruhi semangat belajar siswa. Selain itu, guru BK juga membangun hubungan yang lebih intim dengan orang tua siswa supaya guru dapat memastikan hubungan yang sehat siswa dengan orang tua, namun apabila terjadi hal yang kurang diharapkan guru dapat mengambil tindakan yang tepat dengan kerjasama pihak terkait. Selain itu guru BK juga dapat 6 4 memberikan layanan informasi dengan memberikan materi guna meminimalisir kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa. 2. Saran Bagi Guru Mata Pelajaran Diharapkan guru mapel dapat menjalin hubungan yang baik dengan siswa sehingga siswa dapat menceritakan keluhan dan kesulitan belajarnya dengan nyaman. Selain itu guru mapel juga diharapkan dapat memberikan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak mengalami burnout ketika proses KBM. 3. Bagi Para Orang Tua Orang tua dapat memerhatikan kebutuhan siswa secara detail memberikan dukungan emoisonal, instrumental, penghargaan, dan informasi yang dibutuhkan oleh siswa supaya siswa mudah menhadapi masa sulitnya dalam belajar, serta meminimalisir tingkat kejenuhan belajarnya. 4. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu mengenali gejala kejenuhan yang dirasakan dan menemukan cara yang tepat untuk meminimalisir kejenuhan burnout belajarnya. Selain itu siswa juga diharapkan mampu membangun pertemanan yang positif, menjalin hubungan yang baik dengan guru, dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang tua sehingga siswa memiliki kekuatan untuk menghadapi segala tantangan dalam tugas perkembangannya termasuk burnout belajar yang biasa dialami oleh pelajar. 6 5 DAFTAR PUSTAKA Demerouti, Evangelia. Et al.2002. From Mental Strain to Burnout. EUROPEAN JOURNAL OF WORK AND ORGANIZATIONAL PSYCHOLOGY, 2002, 11 4, 423–441. Carl von Ossietzky Universität Oldenburg, Germany, University of Nijmegen, and Utrecht University, The Netherlands Diah Puspitasari.2014. Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran Ekspositori pada Mata Pelajaran Qur’an Hadis di MAN 2 Wates Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Diah R. Maharani. 2011. Hubungan antara Self Efficacy dengan Burnout pada Guru Sekolah Dasar Negeri X di Kota Bogor. Jurnal. Depok, Indonesia: Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma. Engelbrecht, S. 2006. Motivation and Burnout in Human Service Work The Case of Midwfery in Denmark. Thesis. Faculty of Psycology, Philosophy and Science Studies, Roskilde University Garasn, G. Irwin, Henry M. Levine, Rbert B. Basham, And Barbara R. Sarason. 1981. Assesing Social Support Questionarrie. Journal of pschylogy. Seattle, Washington: Department of Psychology, University of Washington. Gottlteb. 1985. Social Support Strategies: Guidelines for Mental Health Practice. California: SAGE Publications, Inc. Hashima, Patricia Y and Paul R. Amato. 2015. Poverty, Social Support, and Parental Behavior. Child Development, Vol 65, No. 2, Childern and Poverty Imam Khaliq. 2015. Belajar Berdasarkan Regulasi Diri dan Dukungan Sosial sebagai Prediktor Presentasi Belajar pada Siswa SMK. Thesis. Universitas Gajah Mada. Tidak Diterbitkan. Kraft, Ulrich.2006. BURNED OUT. Sicentific American Mind. Diakses melalui www.sclammind.com pada tanggal 17 Januari 2017 pukul 19.00 Maslach Christina and Susan E. Jackson.1981. The Measurement of Experienced Burnout. Juournal of Occupational Behavior. Vol. 2, 99-113. Masclah, Christina and Leiter Michael P. 1997. The Turth About Burnout. Publish by Jossey-Bass. San Fransisco, CA 94103-1741. May, Cindy. 2009. The Relationship between Risk Factors, Social Support, and Gang Membership. Disertation Publishing. UMI. 6 6