36 yang tepat. Contoh pengetahuan prosedural: Pengetahuan tentang pola makan
yang baik dan sehat. d
Pengetahuan metakognitif Metacognitive Knowledge Yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan
pengetahuan tentang koknisi sendiri. Diantaranya: pengetahuan strategis, pengetahuan tugas-tugas kognitif, termasuk sesuai kontekstual dan kondisi
pengetahuan, pengetahuan diri.
2. Pendekatan Saintifik
Sains dikenal sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan fenomena alam dengan aspek-aspek yang bersifat empiris.
Kemendikbud 2013 menjelaskan bahwa metode ilmiah merujuk pada teknik investigasi dari fenomena, memperoleh pengetahuan baru, memadukan
pengetahuan sebelumnya dengan metode inkuiri berbasis pada bukti-bukti objektif melalui observasi atau eksperiman, kemudian memformulasikan dan
menguji hipotesis. Proses pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk memahami suatu persoalan alam sekitar secara
ilmiah. Sains mampu dianggap sebagai sarana pengembangan sikap dan nilai- nilai tertentu seperti nilai religius, objektivitas, keteraturan sikap, keterbukaan,
nilai praktis dan ekonomis, serta etika dan estetika. Saintifik dapat memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi, tetapi pada saat yang sama juga
mengarahkan mereka ke arah proses ilmiah untuk memecahkan masalah dan juga mendapatkan hasil yang sama, pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dapat meningkatkan keterampilan ilmiah siswa seperti keaktifan dan kinerja dalam praktikum, pembuatan laporan serta kemampuan presentasi.
37 Pendekatan Saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik bahwa informasi bisa diperoleh dari mana saja dan kapan saja tidak hanya berasal searah dari guru. Guru merupakan fasilitator sedangkan
siswa merupakan subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses belajar. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik seperti kegiatan eksperimen
dan demonstrasi dapat meningkatkan sikap ilmiah dan kemampuan analisis siswa. Kriteria pembelajaran berpendekatan Saintifik menurut Kemendikbud
2013 adalah berbasis pada fakta, terbebas dari miskonsepsi, mengarahkan berpikir kritis, hipotetik, analistis sehingga dapat memahami, memecahkan
masalah, mengaplikasikan materi pembelajaran, mengembangkan pola pikir rasional dan objektif. Sedangkan pembelajaran berbasis sains menurut Carin dan
Sund, sebagaimana dikutip oleh Putra 2013:61 memiliki karakteristik siswa
dilibatkan secara aktif melakukan kegiatan dan dilatih learning by doing sehingga
bisa membuat keputusan secara mandiri dan guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saitifik karena pendekatan ini dinilai sesuai untuk mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif
mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasikan atau menemukan masalah, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan Saintifik dimaksudkan untuk
38 memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan Pendekatan Saintifik. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari berbagai sumber melalui pengamatan,
bukan sekedar diberikan oleh guru. Tujuan dari pendekatan ini adalah siswa mampu memecahkan masalah yang akan dihadapi di kehidupan sehari-hari
dengan baik Sagala, 2013: 69 dalam Abdul Majid 2014:75. Adapun tujuan dari pembelajaran dengan metode saintifik
adalah: 1.
Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
2. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik. 3.
Menciptakan kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Di perolehnya hasil belajar yang timggi.
5. Melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah. 6.
Mengembangkan karakter peserta didik. Proses pembelajaran Saintifik menurut Kemendikbud nomer 65 tahun
2013 mengenai standar proses menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Serta menurut Teori Bloom dan rekan-rekan dalam Suharsimi
Arikunto 2013: 131 ranah tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam tiga ranah yaitu: 1 Ranah afektif
Affectif Domain; 2 Ranah kognitif Cognitive Domain, 3 Ranah Psikomotor Psychomotor Domain. Ketiga ranah tersebut
dirinci menjadi aspek-aspek sebagai berikut:
39
a. Ranah sikap afektif