Faktor Pendorong kreativitas Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Kurikulum 2013

72 Sementara dari luar individu yang bersangkutan dapat berasal dari lingkungan bermain, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah. Lingkungan bermain yang dimiliki anak tampaknya lebih banyak menyedikan sarana yang sudah jadi, hal ini tentu saja menjadikan anak lemah dalam penciptaan alat bermain. Lingkungan keluarga, juga banyak memberi kontribusi pada meningkat atau menurunnya daya kreativitas seseorang. dalam keluarga yang selalu diberi tantangan, akan menjadikan anggota keluarga tersebut dinamis dan selalu berusaha mengatasi tantangan yang dihadapi dengan caranya sendirisendiri, sementara bagi mereka yang terbiasa dengan situasi cukup terkadang menjadikan anggota keluarga memiliki sense of crisis yang rendah. Demikian juga yang terjadi pada lingkungan sekolah. Kebanyakan sekolah yang ada tidak memberi peluang pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya secara baik. Harus diakui bahwa model pembelajaran yang berlangsung di banyak sekolah-sekolah saat ini tidak memberi rangsangan kepada siswa untuk berpikir kreatif.

c. Faktor Pendorong kreativitas

Di samping faktor penghambat, sebenarnya ada situasi ataupun kondisi yang mampu untuk mendorong terbentuknya sifat kreatif dalam diri individu. Secara naluriah setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Adanya kecenderungan inilah sebagai cikal bakal dari seseorang untuk berlaku kreatif. Persoalannya adalah seberapa kuat faktor-faktor baik internal ataupum eksternal memicu sikap kreatif seseorang dalam situasi tertentu. 73 Hal tersebut sebagaimana diungkap oleh Roger dalam Jannah. NU,1995 di skripsi Muhammad idris 2000 dengan ungkapan, ... various kinds of situation can influence creativityis... Dari ungkapan Roger tersebut mengandung makna yang besar bahwa pada dasarnya banyak situasi yang dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. Lebih lanjut diungkap oleh Roger bahwa situasi yang dapat membangun kondisi kreatif seseorang adalah situasi yang disebutnya dengan istilah ... individu accepted just the way, the situation in which is free from judgement and psicological safety, that is an individu gets a change to do every thing with responsibility ”. Dari ungkapan yang dikemukakan oleh Roger, tampaknya begitu sederhana bahwa seluruh situasi memungkinkan tumbuhnya kreativitas dan situasi tersebut mungkin saja berwujud rasa diterimanya individu dalam lingkungan sekitarnya, situasi ataupun suasana kebebasan secara psikologis dimana individu dalam melakukan aktivitasnya secara bebas dan bertanggungjawab. Ungkapan sederhana ini memang patut menjadi bahan kajian, sebab pada dasarnya banyak situasi di sekitar anak yang tidak bebas secara psikologis, banyak aturan-aturan yang menghambat seseorang untuk melakukan ide-idenya. Tentu saja pada kasus ini budaya juga mempengaruhi setiap individu untuk bertindak dan melaksanakan ide yang dimilikinya. Dalam salah satu tulisannya Hurlock 1978:17 dalam Utami Munandar 2012:27 menginformasikan beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk berlaku kreatif, seperti: a Waktu, b Dorongan, c Kesempatan menyendiri, d Sarana, e Lingkungan, f Cara mendidik, g Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. 74 Dalam pandangan psikologi kognitif tampaknya salah satu cara yang dapat dilakukan agar seseorang memiliki sikap kreatif menurut Conny Setiawan dkk. 1984 dalam Muhammad Idris dilakukan dengan cara: 1 Merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir. 2 Memupuk sikap dan minat untuk menyibukkan diri secara kreatif. 3 Menyediakan sarana dan prasarana pengembangan ketrampilan dalam membuat karya yang kreatif. Dari bahasan di atas, tampaknya salah satu pemicu baik pendorong ataupun penghambat kreativitas adalah faktor lingkungan. Tentu saja banyak faktor psikologis yang ada dalam individu itu sendiri juga yang berkontribusi besar dalam menentukan kreatif tidaknya seseorang. Dalam hal ini, sudah sewajarnyalah jika para orang tua, pendidikan dan masyarakat turut serta membantu terciptanya lingkungan yang bebas secara psikologis bagi anak agar dapat melakukan aktivitasnya secara bertanggung jawab. Situasi ini amat penting mengingat akhir-akhir ini anak-anak seperti terampas dari jamannya sendiri, dan harus mengikuti aturan yang dibuat oleh orang tua, pendidik, dan masyarakat yang terkadang aturan itu sebenarnya belum saatnya mereka terima. Bebas secara psikologis dapat di artikan anak memiliki keleluasan untuk menungkan segala aktivitas berpikir dan bertindak sesuai dengan ide-ide yang di miliki tanpa adanya tekanan dari orang lain. Tentu saja hal yang harus di ingat adalah keleluasaan tersebut masih dimungkinkan sebatas dalam naungan moral keagamaan, serta budaya yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Utami Munandar 2012:46 mengungkapkan bahwa mengukur pribadi yang kreatif terdiri dari 4-P yaitu pibadi, pendorong, proses, dan produk. 75

a. Pribadi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

2 46 104

PENDAHULUAN Karakter Kreatifitas Dan Kemandirian Pada Siswa (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta).

0 3 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 9 Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2

0 3 14

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 16

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KARAWANG.

0 2 37

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 44

Evaluasi implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Kutowinangun.

0 10 172

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) Motivation Model pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Karanganyar.

0 1 19

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATERI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYURAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA ASPEK PENGOLAHAN KELAS VII C DI SMP NEGERI 4 KALASAN.

3 8 182

SILABUS MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

2 4 201