72 Sementara dari luar individu yang bersangkutan dapat berasal dari
lingkungan bermain, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah. Lingkungan bermain yang dimiliki anak tampaknya lebih banyak menyedikan sarana yang
sudah jadi, hal ini tentu saja menjadikan anak lemah dalam penciptaan alat bermain. Lingkungan keluarga, juga banyak memberi kontribusi pada meningkat
atau menurunnya daya kreativitas seseorang. dalam keluarga yang selalu diberi tantangan, akan menjadikan anggota keluarga tersebut dinamis dan selalu
berusaha mengatasi tantangan yang dihadapi dengan caranya sendirisendiri, sementara bagi mereka yang terbiasa dengan situasi cukup terkadang
menjadikan anggota keluarga memiliki sense of crisis yang rendah.
Demikian juga yang terjadi pada lingkungan sekolah. Kebanyakan sekolah yang ada tidak memberi peluang pada anak untuk mengembangkan
kreativitasnya secara baik. Harus diakui bahwa model pembelajaran yang berlangsung di banyak sekolah-sekolah saat ini tidak memberi rangsangan
kepada siswa untuk berpikir kreatif.
c. Faktor Pendorong kreativitas
Di samping faktor penghambat, sebenarnya ada situasi ataupun kondisi yang mampu untuk mendorong terbentuknya sifat kreatif dalam diri individu.
Secara naluriah setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Adanya kecenderungan inilah sebagai cikal bakal dari
seseorang untuk berlaku kreatif. Persoalannya adalah seberapa kuat faktor-faktor baik internal ataupum eksternal memicu sikap kreatif seseorang dalam situasi
tertentu.
73 Hal tersebut sebagaimana diungkap oleh Roger dalam Jannah. NU,1995
di skripsi Muhammad idris 2000 dengan ungkapan, ... various kinds of situation
can influence creativityis... Dari ungkapan Roger tersebut mengandung makna yang besar bahwa pada dasarnya banyak situasi yang dapat mempengaruhi
kreativitas seseorang. Lebih lanjut diungkap oleh Roger bahwa situasi yang dapat membangun kondisi kreatif seseorang adalah situasi yang disebutnya dengan
istilah ... individu accepted just the way, the situation in which is free from
judgement and psicological safety, that is an individu gets a change to do every thing with responsibility
”. Dari ungkapan yang dikemukakan oleh Roger, tampaknya begitu sederhana bahwa seluruh situasi memungkinkan tumbuhnya
kreativitas dan situasi tersebut mungkin saja berwujud rasa diterimanya individu dalam lingkungan sekitarnya, situasi ataupun suasana kebebasan secara
psikologis dimana individu dalam melakukan aktivitasnya secara bebas dan bertanggungjawab. Ungkapan sederhana ini memang patut menjadi bahan
kajian, sebab pada dasarnya banyak situasi di sekitar anak yang tidak bebas secara psikologis, banyak aturan-aturan yang menghambat seseorang untuk
melakukan ide-idenya. Tentu saja pada kasus ini budaya juga mempengaruhi setiap individu untuk bertindak dan melaksanakan ide yang dimilikinya.
Dalam salah satu tulisannya Hurlock 1978:17 dalam Utami Munandar 2012:27 menginformasikan beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang
untuk berlaku kreatif, seperti: a Waktu, b Dorongan, c Kesempatan menyendiri, d Sarana, e Lingkungan, f
Cara mendidik, g Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.
74 Dalam pandangan psikologi kognitif tampaknya salah satu cara yang
dapat dilakukan agar seseorang memiliki sikap kreatif menurut Conny Setiawan dkk. 1984 dalam Muhammad Idris dilakukan dengan cara:
1 Merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir. 2 Memupuk sikap dan minat untuk menyibukkan diri secara kreatif.
3 Menyediakan sarana dan prasarana pengembangan ketrampilan dalam membuat karya yang kreatif.
Dari bahasan di atas, tampaknya salah satu pemicu baik pendorong ataupun penghambat kreativitas adalah faktor lingkungan. Tentu saja banyak
faktor psikologis yang ada dalam individu itu sendiri juga yang berkontribusi besar dalam menentukan kreatif tidaknya seseorang. Dalam hal ini, sudah
sewajarnyalah jika para orang tua, pendidikan dan masyarakat turut serta membantu terciptanya lingkungan yang bebas secara psikologis bagi anak agar
dapat melakukan aktivitasnya secara bertanggung jawab. Situasi ini amat penting mengingat akhir-akhir ini anak-anak seperti terampas dari jamannya
sendiri, dan harus mengikuti aturan yang dibuat oleh orang tua, pendidik, dan masyarakat yang terkadang aturan itu sebenarnya belum saatnya mereka terima.
Bebas secara psikologis dapat di artikan anak memiliki keleluasan untuk menungkan segala aktivitas berpikir dan bertindak sesuai dengan ide-ide yang di
miliki tanpa adanya tekanan dari orang lain. Tentu saja hal yang harus di ingat adalah keleluasaan tersebut masih dimungkinkan sebatas dalam naungan moral
keagamaan, serta budaya yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Utami Munandar 2012:46 mengungkapkan bahwa mengukur pribadi
yang kreatif terdiri dari 4-P yaitu pibadi, pendorong, proses, dan produk.
75
a. Pribadi