commit to user
49
4.3.2. Hasil Penilaian Kondisi Sistem Polder
Penilaian kondisi sistem polder secara keseluruhan didapatkan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai bobot kondisi lapangan dari masing-masing komponen
yang meliputi tanggul keliling, stasiun pompa, kolam retensi dan saluran drainase sehingga diketahui hasilnya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29. Hasil penilaian Kondisi Sistem Polder
No. Jenis
Bobot Nilai
Nilai Komponen
Komponen Komponen
Kondisi Penurunan
Fisik Fisik
1.1 Tanggul keliling
25 14,50
10,50 1.2
Stasiun pompa 30
14,63 15,37
1.3 Kolam retensi
10 3,60
6,40 1.4
Saluran drainase 35
17,28 17,72
TOTAL 100
50,02 49,98
Dari tabel 4.29, dapat diketahui bahwa nilai kondisi tanggul keliling sebesar 14,50 sedangkan nilai standar 25 sehingga terjadi penurunan sebesar 10,50.
Nilai kondisi stasiun pompa sebesar 14,63 sedangkan nilai standar 30 sehingga terjadi penurunan sebesar 15,37. Nilai kondisi kolam retensi sebesar 3,60
sedangkan nilai standar 10 sehingga terjadi penurunan sebesar 6,40. Nilai kondisi saluran drainase sebesar 17,28 sedangkan nilai standar 35 sehingga
terjadi penurunan sebesar 17,72. Total penilaian kondisi untuk sistem polder Kota Lama dan Bandarharjo Semarang sebesar 50,02. Berdasarkan tabel penilaian
sistem polder yang telah disusun kondisinya masuk kategori cukup, yaitu nilai kondisi 50 79.
4.4. Analisis Hidrologi
4.4.1. Data Curah Hujan Harian maksimum
Didalam wilayah studi tidak terdapat stasiun hujan maka dipakai stasiun hujan terdekat dari wilayah studi yang mempunyai karakteristik sama yaitu lokasi datar.
Dari hasil pengumpulan data didapatkan data hujan dari stasiun hujan Kalisari Sta No.42A yang berjarak 4 km dari lokasi studi sehingga data ini yang dipakai. Data
commit to user
50
curah hujan harian maksimum di stasiun Kalisari Semarang seperti ditunjukkan pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30. Data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun Sta. 42A
No Tahun
Tanggal R24 maks
mm No
Tahun Tanggal
R24 maks mm
1 2001
08-Jan 110
6 2006
28-Jan 112
2 2002
06-Feb 55
7 2007
05-Mar 35
3 2003
22-Jan 68
8 2008
26-Oct 35
4 2004
31-Jan 73
9 2009
13-Nov 35
5 2005
14-Oct 115
10 2010
03-Aug 30
Sumber: Balai PSDA Jragung Tuntang Jawa Tengah, 2011
Dari data pada Tabel 4.30 diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar sehingga didapatkan data seperti pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31. Data curah hujan harian maksimum setelah diurutkan
No Tahun
R24 maks mm
1 2010
30 2
2007 35
3 2008
35 4
2009 35
5 2002
55 6
2003 68
7 2004
73 8
2001 110
9 2006
112 10
2005 115
4.4.2. Distribusi Hujan
Data curah hujan yang dipakai hanya 1 stasiun hujan yang berada di Stasiun Hujan Nomor 42A Kalisari Semarang. Data ini perlu dilakukan uji statistik untuk
menganalisis frekuensi dan probabilitas data hujan. Dari hasil uji statistik akan didapatkan metodejenis distribusi yang sesuai dengan perhitungan. Parameter-
parameter statistik hasil ditunjukkan pada Tabel 4.32.
commit to user
51
Tabel 4.32. Perhitungan parameter statistik
m Tahun
P = mN+1 Curah hujan mm
Ln Curah hujan mm
1 2010
0,0909 30
3,4012 2
2007 0,1818
35 3,5553
3 2008
0,2727 35
3,5553 4
2009 0,3636
35 3,5553
5 2002
0,4545 55
4,0073 6
2003 0,5455
68 4,2195
7 2004
0,6364 73
4,2905 8
2001 0,7273
110 4,7005
9 2006
0,8182 112
4,7185 10
2005 0,9091
115 4,7449
Jumlah data N =
10,0 Rata-rata
X = 66,800
Standart Deviasi Sd =
34,640 Coef Variety
Cv=SdX = 0,519
Coef Skewness Cs =
0,459 Coef Kurtosis
Ck = -1,614
Hasil perhitungan parameter-parameter statistik diatas menghasilkan nilai C
s
=0,459 dan C
k
=-1,614 sehingga sesuai Tabel 2.3, jenis distribusi yang digunakan adalah distribusi Log-Pearson type III.
4.4.3. Curah hujan rencana