Pelaksanaan di Rumah Pelaksanaan di Makam Kuburan

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 79 78 | Kelas VIII SMP

2. Tata Laksana Sembahyang Qing Ming 清 明

a. Pelaksanaan di Rumah

Terlebih dahulu dilaksanakan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa menghadap ke luar pintujendela dengan dupa iga batang kemudian dupa dinaikan secara Ding Li dan ditancapkan pada tempat dupa yang telah disediakan, kemudian bersikap Bao Xin Ba De dan memanjatkan doa sebagai berikut: Kehadirat Tian Yang Mahabesar, di tempat Yang Mahainggi, dengan bimbingan Nabi Kongzi, dipermuliakanlah. Perkenankan kiranya kami melakukan sujud sebagai pernyataan baki kepada leluhur kami. Kami berdoa semoga Tuhan berkenan bagi para arwah beliau selalu di dalam cahaya Kemuliaan Kebajikan Tian, sehingga damai dan tentram yang abadi selalu ada padanya. Shanzai diakhiri dengan sekali Ding Li. Setelah selesai sembahyang kepada Tian, kemudian menuju altar leluhur. Menyalakan dua batang atau empat batang dupa. Dupa dinaikan dua kali lalu ditancapkan. Kemudian dengan bersikap Bao Xin Ba De memanjatkan doa, sebagai berikut: “Kehadapan leluhur atau nama panggilan kita kepada beliau yang kami hormai dan cintai, terimalah hormat dan baki kami, segenap kasih dan teladan mulia yang telah kami terima akan tetap kami junjung dan lanjutkan, serta kembangkan, sebagaimana Nabi Kongzi telah menyadarkan dan membimbing kami. Kami akan selalu berusaha menjaga keharuman dan nama baik keluarga dan leluhur, idak menodai dan memalukan. Terimalah hormat dan baki kami.” Shanzai

b. Pelaksanaan di Makam Kuburan

Pada zaman dahulu umumnya tanah pemakaman cukup jauh untuk ditempuh. Dipilihlah hari yang paling cerah dengan tujuan agar perjalanan dan pelaksanaan sembahyang Qing Ming idak terganggu oleh cuaca yang buruk. Kebanyakan masyarakat pagi-pagi sekali bahkan sebelum fajar telah berangkat ke tanah pemakaman, untuk membersihkan makam terlebih dahulu. Kebiasaan seperi ini masih tetap dilakukan hinggga sekarang sekalipun makam itu letak berdekatan dengan rumah inggal. Waktu pelaksanaan persembahyangan Qing Ming waktunya bebas. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 81 80 | Kelas VIII SMP Catatan: D Membersikan kuburan pada saat atau menjelang sembahyang Qing Ming itu berkaitan dengan tumbuhnya rumput yang khawair akan merusak kuburan dan akan mengganggu kenyamanan saat pelaksanaan sembahyang D Pada Dinasi Tang, hari Qing Ming ditetapkan sebagai hari wajib untuk para pejabat membersihkan kuburan, mengurus kuburan-kuburan yang terlantar dan menghormai para leluhur. D Upacara di makam leluhur dilengkapi dengan perlatan sembahyang dan sesajian yang merupakan pernyataan sikap Laku Baki dan kasih terhadap leluhur. Demikianlah setelah iba di makam, kemudian makam dibersihkan dan diletakan secara teratur peralatan upacara. Sebelum melakukan sembahyang di hadapan makam, terlebih dahulu melakukan sambahyang di hadapan altar Malaikat Bumi Fu De Zheng Shen yang selalu menjadi perawat bagi kehidupan di semesta alam atau di atas dunia. Kemudian dilanjutkan bersembahyang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bagi arwah orang tua maupun saudara yang kita hormai yang telah mendahului . Dengan penuh harapan semoga penghormatan ini dapat menjadi pendorong bagi kita untuk selalu berperilaku luhur dan mulia sebagaimana yang Tian Firmankan, bahwa Kebahagiaan atau Rahmat Fu dan Kebajikan De merupakan kesatuaan yang idak terpisahkan. Sumber: dokumen penulis Gambar 5.1 Membersihkan kuburan saat sembahyang Qing Ming Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 81 80 | Kelas VIII SMP Akivitas Mandiri D Ceritakan pengalamanmu keika sedang melaksanakan sembahyang Qing Ming Pening Kelenteng Miao Sebagai Rumah Ibadah Khonghucu 1. Sejarah Kelenteng Miao atau Kelenteng dalam isilah Indonesia sudah ada sejak awal turunnya Wahyu Tian dalam agama Khonghucu. Dalam Wu Jing dan Sishu , paling idak di jaman Raja Suci Yao dan Shun 2356 – 2205 SM, sudah disebut tentang kuil untuk sembahyang kepada Tuhan dan Leluhur. Nabi Kongzi menelii dan mencatat kenyataan tentang pelaksanaan ibadah umat Ru, baik ibadah kepada Tuhan, Para Shen Ming, atau para leluhur. Didapai kenyataan bahwa peribadahan tersebut diatur sebagai berikut: D Ibadah kepada Tian Yang Maha Pencipta Qian hanya boleh dilaksanakan dan dipimpin kaisar Huang Di sebagai putera Tuhan Tian Zi. D Sembahyang kepada Malaikat Bumi Tu Shen dilaksanakan oleh raja muda Gong, dan berkembang menjadi persembahyangan bagi para suci Shen Ming. D Sembahyang kepada Leluhur Zu Zong di mana yang wajib melaksanakannya adalah rakyat atau umat manusia. Di zaman purba hingga masa kehidupan Nabi Kongzi para pembesar Da Fu sampai rakyat hanya boleh bersembahyang dan berdoa kepada arwah para leluhurnya. Keika Nabi Kongzi menjabat sebagai Pembesar Da Fu, Beliau mulai merenungkan agar sistem ibadah Ru Jiao dapat diajarkan kepada seluruh rakyatmanusia. Pada zaman Nabi Kongzi, Miao atau Kelenteng sudah ada sebagai tempat penghormatan kepada raja. Miao pada waktu itu juga menjadi tempat menyimpan benda-benda milik raja yang sudah meninggal. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 83 82 | Kelas VIII SMP Nabi Kongzi sering mengunjungi Miao itu sebagai tempat belajar membuka wawasan. Dalam Kitab Lunyu diceritakan bahwa seiap kali Nabi Kongzi memasuki Miao Kelenteng selalu saja banyak hal yang ditanyakan. Di dalam Kitab Lunyu tercatat: Tatkala Nabi Kongzi masuk ke dalam Miao besar untuk memperingai Pangeran Zhao, segenap hal ditanyakan. Ada orang berkata, “Siapa berkata anak negeri Co itu mengeri kesusilaan? Masuk ke dalam Miao segenap hal ditanyakan.” Mendengar itu nabi bersabda, “Justru demikian inilah Kesusilaan.” Lunyu. III: 15

2. Peran Nabi Kongzi dalam Sejarah Kelenteng