Ari Junzi Ari dan Makna Junzi

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 95 94 | Kelas VIII SMP Pendalaman Materi

A. Ari dan Makna Junzi

1. Ari Junzi

Junzi secara hariah diarikan : Jun 君 berari raja dan Zi 子 berari puteraanak, maka Junzi berari “AnakPutera Raja”. Kata ‘Junzi’ telah digunakan jauh sebelum Nabi Kongzi hidup untuk menunjukkan keluarga bangsawan. Hal ini menggambarkan seseorang yang mempunyai kedudukan sosial, namun Nabi Kongzi menekankan bahwa kata Junzi idak hanya dimaksudkan kepada mereka yang memiliki kedudukan sosial yang inggi, apalagi jika hanya dikhususkan bagi seorang putera raja. Junzi menurut Nabi Kongzi adalah ingkat moralitas seseorang, dan sama sekali bukan ingkat status sosial seseorang. Selanjutnya, kata Junzi berari seseorang yang telah mencapai ingkat moral dan intelektual yang inggi. Dengan kata lain Junzi dapat diarikan sebagai seorang Susilawan atau Paripurna. Kebalikan dari seorang Junzi yaitu Xiao Ren rendah budi atau orang yang picikberpandangan sempit. Nabi Kongzi mengharapkan para muridnya untuk menjadi seorang Junzi. Dalam Kitab Lunyu, beliau menggunakan serangkaian perumpamaan yang berbeda tentang sifat masing-masing untuk memberikan dorongan kepada para muridnya agar menjadi seorang yang terbina dirinya, bukan hidup sebagai orang yang picik. Menjadi seorang Junzi seyogyanya menjadi cita-cita seiap orang. Jadi cita-cita dalam hidup bukanlah hanya mempersoalkan pencapaian secara materi atau pencapaian secara keduniawian, tetapi kualitas moral adalah yang utama. Keika Wang Yang Ming ditanya hal yang sama, ia menjawab bahwa keinginan atau cita-cita sebagai manusia adalah menjadi seorang yang bijaksana. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa manusia idak dapat berhasil dalam karir jika ia mengarahkan kekuatannya ke arah moral yang baik. Ini idaklah benar. Agama idak melarang orang yang bersungguh-sungguh di dalam karir dan cita-citanya. Agama Khonghucu justru mendorong orang untuk menjadi berhasil dalam karirnya, tetapi idak hanya berheni sampai disitu, melainkan juga harus membina diri kita. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 97 96 | Kelas VIII SMP Untuk menjadi seorang yang bijaksana adalah tujuan teringgi dalam pembinaan moral. Itulah sebabnya mengapa agama Khonghucu menekankan komitmen menyeluruh terhadap tujuan ini dan idak pernah berheni dalam proses belajar. Sebagian dari kita merasa bahwa itu idak mungkin kita menjadi seorang yang bijaksana, dan menjadi seorang yang bijaksana adalah cita-cita yang terlalu inggi. Nabi Kongzi sendiri idak mengakui bahwa beliau adalah seorang bijaksana. beliau bersabda, “Untuk menjadi seorang nabi atau seorang yang berpericinta kasih, bagaimana Aku berani mengatakan? Tetapi dalam hal belajar dengan idak merasa jemu, mendidik orang dengan idak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagi Ku.” Lunyu VII: 34. Selain itu, beliau juga bersabda, “Biar Aku idak dapat menjumpai seorang nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu. Biar Aku idak menjumpai seorang yang sempurna kebaikannya, asal dapat menjumpai berkemauan tetap, cukuplah bagi Ku. Orang yang sesungguhnya idak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh; dan sesungguhnya kekurangan, tetapi berlagak mewah; niscaya sukar mempunyai kemauan yang tetap.” Lunyu VII: 26. Tetapi ia menjadikan cita-cita untuk menjadi seorang bijaksana sebagai sebuah inspirasi dan contoh bagi pembinaan diri. Namun beliau mengatakan bahwa kita dapat dan harus bekerja ke arah yang lebih dapat dicapai pada akhirnya, itulah menjadi seorang Junzi atau seorang yang terbina moralnya.

B. Prinsip Utama Junzi