sedang bersantai di sofa. Karena perslah kita mengetahui aneka peristiwa lokal, nasional, regional, dan modial dalam waktu singkat dan bersamaan.
Singkat, karena kita hanya memerlukan beberapa menit untuk mengetahuinya. Bersamaan, karena pada halaman yang sama, disajikan pula berita tentang
peristiwa sejenis atau peristiwa lain dari tempat yang berbeda. Sumadiria, 2005 : 32 – 35
2.1.2. Remaja
Remaja dalam arti adolescence Inggris berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan di sini tidak hanya berarti
kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial-psikologis. Masa remaja dianggap sebagai topan-badai dan stres storm and stress,
karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang
memiliki rasa tanggung jawab. Tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Jadi, remaja adolescence adalah masa transisiperalihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,
psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 11 – 20 tahun Aaro, 1997 : 65. Untuk menjadi orang dewasa, maka
remaja akan melalui masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri search for self-identity.
Masa remaja merupakan suatu masa di mana individu berjuang untuk tumbuh dan menjadi “sesuatu”, menggali serta memahami arti dan makna dari
segala sesuatu yang ada Sulaeman, 1995 : 2. Pada fase remaja banyak terjadi
perubahan dalam diri seseorang, di mana terjadi proses pencarian identitas. Dalam proses ini remaja bersifat aktif dan mempuyai rasa keingintahuan yang besar serta
mempunyai kecenderungan untuk meniru hal-hal yang dianggapnya dapat menjadi identitas diri mereka, misalnya meniru dandanan idola mereka Haditono, 2001 :
262. Pada masa tersebut status remaja menimbulkan dilema yang menyebabkan krisis identitas. Sehingga pada masa pencarian identitas ini remaja membutuhkan
informasi dan bimbingan dalam pencapaian identitas, serta wadah untuk mengekspresikan diri mereka. Selain itu, usia remaja adalah usia di mana mereka
menempuh pendidikan tingkat pertama, menengah, dan tinggi, yaitu SMP, SMASMK, dan perguruan tinggi. Di mana jenjang pendidikan juga mencoba
untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai dewasa, dan juga menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting
bagi kecakapan sosial. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa ciri-ciri yang terjadi selama masa remaja :
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa
remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya.
Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak,
mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan
tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi
tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. 3.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa
dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar
pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi
dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis,
dan dengan orang dewasa. 4.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak- kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang
terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Menurut Elkind, seorang psikolog Amerika Serikat dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 1998 ada beberapa aspek pemikiran yang dialami remaja, yakni :
1. Remaja dituntut untuk bersikap mandiri dalam tindakannya di masyarakat
Kalau ada sesuatu yang mengganjalmenjadi pertanyaan, diharapkan langsung ditanyakan pada yang bersangkutan secara bertanggung jawab. Demikian pula
dalam melakukan sesuatu, ia harus mengerjakan dengan kemampuan diri sendiri, tanpa harus merepotkan urusan orang lain.
2. Remaja bersikap kritis
Remaja biasanya tidak langsung menerima suatu informasi secara mentah- mentah. Ia akan mengkritisi terlebih dahulu nilai kebenaran, validasi maupun
reliabilitasnya. 3.
Remaja sering mengajukan argumentasi argumentativeness Biasanya ketika remaja memiliki suatu pendapat, ide, dugaan, atau pemikiran
yang diyakini kebenarannya, maka remaja seringkali mengajukan alasan- alasan yang melatarbelakangi pemikiran tersebut.
4. Remaja bersikap ragu-ragu dalam bertindak indivieveness
Walaupun kemampuan intelektual mulai berkembang dengan baik, namun seorang remaja seringkali masih dihinggapi oleh perasaan ragu-ragu, terutama
dalam pengambilan suatu keputusan. 5.
Remaja sering bersikap munafik hypocrisy Remaja seringkali bersikap munafik. Ia tidak menyadari perbedaan antara
kenyataan hidup dengan keinginan-keinginan yang bersifat ideal. Jadi antara sikap, ucapan, dan tindakan tidak sama atau tidak konsisten.
6. Remaja memiliki kesadaran diri self-counsciousness
Seiring dengan pertambahan usianya, remaja mulai menyadari bahwa orang lain pun juga memiliki pemikiran, perasaan, kehendak sendiri. Sehingga ketika
ia akan melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan, ia akan memikirkan akibat-akibat yang dirasakan oleh orang lain maupun dirinya
sendiri. 7.
Remaja menganggap dirinya kebal terhadap segala sesuatu assumption of invulnerability
Hal yang kadang masih menjadi sifat egois pada diri remaja ialah adanya anggapan kalau dirinya mempunyai kekebalan terhadap hal-hal yang bersifat
negatif dan cenderung merugikan. Bahwa segala peristiwa, kejadian, atau pengalaman buruk boleh terjadi pada diri orang lain, tetapi hal itu tidak
mungkin terjadi pada dirinya. Dalam kaitannya dengan pola pemikiran remaja yang dikemukakan oleh
Elkind, maka Santrock 1999 mengemukakan ciri pemikiran remaja masih bersifat egosentris. Keegoisan remaja Nampak bahwa mereka menganggap
dirinya sebagai individu yang unik dan berbeda dengan orang lain. Mereka memiliki gaya hidup, sikap, minat, dan perilaku yang tidak ada duanya dengan
orang lain. Bahkan tidak ada orang lain yang mampu menyamainya. Keunikan ini justru menumbuhkan perasaan bangga. Apalagi bila diperhatikan oleh orang lain,
sehingga membuat remaja semakin merasa berharga di mata orang lain. Tanda keegoisan pemikiran remaja ada dua macam, yakni imaginary
audience dan a personal fable. Imaginary audience yakni keyakinan diri remaja
bahwa semua orang lain memperhatikan dirinya. Sedangkan a personal fable
yakni anggapan diri remaja bahwa mereka adalah memiliki pribadi yang unik, yang berbeda dengan orang lain.
Keuntungan dari a personal fable adalah member dorongan remaja untuk menunjukkan prestasi terbaik di mata masyarakat umum. Misalnya, membuat
karya penelitian ilmiah remaja, ikut dalam kegiatan palang merah remaja, membuat karya sastra, dan sebagainya. Bila tidak tercapai harapan tersebut, justru
akan membuat remaja hidup dalam dunia khayalan yang tidak sesuai dengan realitas, akibatnya membuat kurang sehat, mentalnya. Dariyo, 2004 : 60 – 61
Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Dariyo, 2004, antara lain :
1. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis-psikologis
2. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
4. Remaja bertugas untuk menjadi warga Negara yang bertanggung jawab
5. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
Setiap individu pada dasarnya dihadapkan pada suatu krisis. Krisis itulah yang menjadi tugas bagi seseorang untuk dapat dilaluinya dengan baik. Pada diri
remaja yang mengalami krisis, menurut Erik Erikson Hall, Lindzey, dan Champbell, 1998, berarti menunjukkan bahwa dirinya sedang berusaha mencari
jati dirinya. Yang dimaksud dengan krisis crisis ialah suatu masalah yang berkaitan
dengan tugas perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu, termasuk remaja. Keberhasilan menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan
kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya self-identity sehingga ia merasa siap untuk menghadapi tugas perkembangan berikutnya
dengan baik, dan sebaliknya, individu yang gagal dalam menghadapi suatu krisis cenderung akan memiliki kebingungan identitas identity diffussion. Orang yang
memiliki kebingungan ini ditandai dengan adanya perasaan tidak mampu, tidak berdaya, penurunan harga diri, tidak percaya diri, akibatnya ia pesimis
menghadapi masa depannya. Ciri-ciri individu yang memiliki identitas diri yakni individu tersebut
memiliki karakteristik seperti : 1.
Konsep diri self-concept 2.
Evaluasi diri self-evaluation 3.
Harga diri self-esteem 4.
Efikasi-diri self-efficacy 5.
Percaya diri self-confidence 6.
Tanggung jawab responsibility 7.
Komitmen Pribadi commitment 8.
Ketekunan endurance 9.
Kemandirian independence
2.1.3. Teori Uses and Gratifications