Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Keterangan : n = jumlah sampel yang diperlukan N = jumlah populasi d = presisi 10 derajat ketelitian 0,1 dibulatkan menjadi 100

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2001 : 61. Adapun kriteria yang dipakai peneliti untuk dijadikan sampel antara lain : 1. Remaja yang bertempat tinggal di kota Surabaya 2. Berusia 11–19 tahun 3. Aktif membaca rubrik DetEksi pada harian Jawa Pos

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini, menurut cara memperolehnya dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari data yang dikumpulkan langsung dari responden berdasarkan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menjelaskan variabel-variabel tanpa mencari korelasi satu sama lainnya. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutanya akan diolah untuk mendeskripsikan motif pembaca rubrik DetEksi pada harian Jawa Pos. Pengolahan data dari hasil kuesioner tersebut terdiri dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut ke dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi dari setiap pertanyaan yang diajukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Surat Kabar di Jawa Timur Kemunculan pertama kali surat kabar di Jawa Timur, khususnya Surabaya terjadi pada tahun 1836. Surat kabar bernama Soerabajasch Advertentiebald itu dipimpin oleh C.F. Smith. Surat kabar tersebut terbit pada bulan Juli 1835 dan lebih banyak memuat iklan. Iklan yang dimaksud di sini adalah penawaran barang-barang dagangan yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar kota Surabaya. Di antaranya, iklan mengenai kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal dagang yang berlabuh di pelabuhan Surabaya, pemberitahuan kematian, pernikahan, peresmian, dan sebagainya. Perkembangan terlihat setahun kemudian. C.F. Smith berusaha keras mengangkat surat kabar terbitannya dengan menambah berbagai macam artikel dan berita sosial politik. Namun, usulan tersebut ditolak oleh residen Surabaya. Lalu, pada 1841, Kepala Tata Usaha dan Pejabat Pengadilan Distrik Surabaya yaitu Van Realten, mengambil alih manajemen surat kabar dengan alasan agar pemerintah tidak dirugikan oleh ide Smith itu. Meskipun ada pengekangan pemberitaan oleh pemerintah, tidak menyudutkan perjuangan kebebasan persuratkabaran. Sebab, masyarakat tetap membutuhkan informasi tentang politik, tapi pemerintah tidak adil terhadap masyarakat pribumi. Kemudian pada 1853 nama surat kabar tersebut berganti menjadi Soerabajasch Nievws en Advertentiebald , dan mendapat pengawasan ketat karena penulisannya yang semakin mendalam. Surat kabar kedua adalah Ouspost yang muncul di Januari 1853. Bersamaan dengan pengawasan kolonial yang melemah, pada tahun 1870 beralih nama menjadi Het Soerabajasch Handelsbald . Semakin longgar, surat kabar di Jawa Timur semakin menjamur. Inovasi dihadirkan Nievwsbode yang terbit dua kali seminggu sejak tahun 1861. Maka, perkembangan itu diikuti oleh surat kabar-surat kabar lain yang semula terbit sekali seminggu meningkat menjadi dua kali seminggu. Bahkan pada tahun tersebut, terbit pula Soerabajasch Courant yang terbit tiga kali seminggu. Surat kabar berbahasa Melayu yang bernama Bahasa Melajoe, terbit pertama kali pada Januari 1856. Surat kabar ini memiliki tendensi membela dan memperjuangkan hak-hak kaum pribumi. Surat kabar-surat kabar lain yang terbit hingga tahun 1900 adalah Bintang Soerabaja, Tjahaja Moelia, dan lain-lain. Memasuki abad ke-20, penerbitan pers di Jawa Timur kian berkembang pesat dan ketat persaingannya.

Dokumen yang terkait

preferensi pembaca terhadap rubrik surat kabar jawa pos studi pada pembaca jawa

0 10 2

SIKAP PEMBACA TENTANG PEMBERITAAN CIPTAKAN KAMPUNG AMAN DI HARIAN JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Harian Jawa Pos Tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman).

0 1 134

SIKAP PEMBACA TERHADAP PEMBERITAAN TABUNG ELPIJI RAWAN BOCOR PADA HARIAN SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Terhadap Elpiji Rawan Bocor Pada Harian Surat Kabar Jawa Pos Di Surabaya).

0 0 121

KEPUASAN PEMBACA TERHADAP RUBRIK DBL PADA HARIAN JAWA POS (Studi Deskkriptif Tentang Kepuasan Pelajar SMA di Surabaya Dalam Membaca Rubrik DBL).

0 2 264

Fungsi dan Peran Sintaksis Bahasa Indonesia dalam Rubrik Deteksi Harian Jawa Pos

0 0 9

Motif Pembaca DetEksi pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif Motif Remaja Kota Surabaya Membaca Rubrik DetEksi pada Harian Jawa Pos)

0 0 23

SIKAP PEMBACA TENTANG PEMBERITAAN CIPTAKAN KAMPUNG AMAN DI HARIAN JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Harian Jawa Pos Tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman)

0 0 27

KEPUASAN PEMBACA TERHADAP RUBRIK DBL PADA HARIAN JAWA POS (Studi Deskkriptif Tentang Kepuasan Pelajar SMA di Surabaya Dalam Membaca Rubrik DBL)

0 0 20

Sikap remaja Surabaya mengenai rubrik Zetizen sebagai upaya rebranding rubrik Deteksi dalam harian Jawa Pos - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 21

Sikap remaja Surabaya mengenai rubrik Zetizen sebagai upaya rebranding rubrik Deteksi dalam harian Jawa Pos - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 2 12