10
BAB II KAJIAN TEORI
A Kajian Tentang Anak Autis
1. Pengertian Anak Autis
Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang menyangkut pada tiga aspek yaitu, perilaku, komunikasi dan bahasa, dan
interaksi sosial. Leo Kanner adalah seorang psikiater anak, merupakan sosok yang pertama kali mengidentifikasi karakteristik autisme secara formal yang
dilakukan pada tahun 1943 Jenny, 2010:86. Autisma berasal dari kata “autos” yang berarti “sendiri”, penyandang autis seakan-akan hidup dalam
dunianya sendiri Kanner Handoyo dalam Deded, 2013:10. Sehubungan dengan pengertian gangguan autisme, beberapa tokoh
mengemukakan berbagai rumusan definisi. Diantaranya adalah definisi autisme yang dikekmukakan oleh Joko Wuyono 2012: 24 bahwa Autisme
merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi beberapa aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui pengalamannya.
Anak-anak dengan gangguan autistik biasanya kurang dapat merasakan kontak sosial. Anak autis cenderung menyendiri dan menghindari kontak
mata dengan orang. Orang dianggap sebagai objek benda bukan sebagai subjek yang dapat berinteraksi dan berkomunikasi.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Aqila Smart 2010:56 yang menyatakan bahwa autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang
didapatnya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal. Secara neurologis atau
11
yang berhubungan dengan sistem saraf, autis dapat diartikan sebagai anak yang mengalami hambatan perkembangan otak, terutama pada area bahasa,
sosial dan fantasi. Hambatan inilah yang kemudian membuat anak autis berbeda dengan anak lainnya. Anak autis seakan memiliki dunianya sendiri
tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Seorang tokoh bernama Gerlach juga mengungkapkan bahwa
“Autism is a complex developmental disability that typhically appears during the first
three years of life. The result of a neurobiological disorder that affects the functioning of brain
” Yosfan Azwandi, 2005:15. Pernyataan-pernyataan di atas didukung juga oleh pernyataan dari
Depdiknas 2002 yang mengemukakan bahwa anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang kompleks, meliputi gangguan
komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imaginatif yang mulai tampak sebelum anak berusia tiga tahun, bahkan anak yang termasuk autis infantil
gejalanya sudah muncul sejak lahir. Pernyataan di atas memiliki makna bahwa anak-anak dengan kelaian
autisme adalah anak yang memiliki keterbatan dalam aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku yang mengganggu sekolah atau belajarnya
sehingga memerlukan layanan, pelatihan, peralatan, bahan, atau fasilitas khusus.
Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa anak autis merupakan anak yang mengalami hambatan perkembangan beberapa aspek yaitu,
gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Dimana anak autis sering
12
asyik dengan dunianya sendiri dan cenderung mengabaikan orang-orang yang ada disekitarnya serta menganggap orang sebagai objek bukan sebagai subjek
yang dapat berinteraksi sosial dan berkomunikasi. Gejala autis dapat muncul pada usia sebelum tiga tahun bahkan anak autis infantil gejalanya sudah
muncul sejak lahir.
2. Karakteristik Anak Autis