BAB IV STRATEGI ADAPTASI BERTAHAN HIDUP
BURUH BAGASI
Dalam tata kehidupan dan penghidupan masyarakat, setiap keluarga tidak akan terlepas dari permasalahan goncangan dan tekanan. Permasalahan yang
dimaksud disini dapat berupa permasalahan ekonomi maupun social. Strategi keluarga buruh bagasi dalam menghadapi permasalahan keluarga salah satu
indikator variable potensi mereka. Dalam rangka menanggapi goncangan dan tekanan shok and stress. Pada dasarnya mereka mempunyai strategi cukup
andal. Berdasarkan data yang telah terhimpun melalui penelitian ini, terungkap cukup banyak strategi yang dipergunakan para buruh bagasi dalam menghadapi
permasalahannya. Bentuk –bentuk strategi yang dimaksud dapat dikemukakan sebagai berikut:
4.1. Melalui Pemilihan Pekerjaan
Strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk peningkatan penghasilan karena tuntutan hidup yang semakin besar. Dengan hanya
mengandalkan pekerjaan mereka sebagai buruh bagasi tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sepenuhnya. Dalam hal ini para buruh bagasi berusaha
mencari pekerjaan lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Berdasarkan pelaku, pengaplikasian strategi tersebut dapat dilihat dari 3 tiga
bagian, yakni strategi yang dilakukan oleh informan suami, istri dan anak.
Universitas Sumatera Utara
•
Informan suami Tabel 7.
Pekerjaan Sampingan Informan NO
Pekerjaan Sampingan
1 Mengumpulkan barang – barang bekas botot.
2 TKBM
3 Narik ojek
4 Mocok – mocok mengerjakan pekerjaan lepas apa
saja, mis: memperbaiki listrik, agen penjual barang 5
Money changer. 6
Calo Tiket Kapal Laut. 7
Bertani
Sumber : Data lapangan, 2009
Dari tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa keseluruhan para buruh bagasi memiliki pekerjaan sampingan. Berikut ungkapan dari informan yang menyatakan
bahwa: “ Bapak yang bertubuh besar dan ramah ini mengaku bahwa
penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai buruh- bagasi tidaklah cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan
hidup mereka, apalagi untuk keperluan sekolah anak-anaknya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka ia pun mengerjakan pe-
kerjaan lainnya sebagai TKBM Tenaga Kerja Bongkar Muat.” Wawancara dengan L.E. Sitorus, 2009
“ Pada awalnya dulu Samosir seorang agen sebelum dia bekerja sebagai buruh bagasi. Setelah kehilangan pekerjaannya, ia pun
mencoba untuk berjualan yakni berjualan jengkol. Namun kare na penghasilan yang dia peroleh sangat tidak mencukupi kebu-
tuhan hidup mereka, maka ia pun berjuang mencari pekerjaan yang menghasilkan uang yang lebih banyak. Dan ia pun bekerja
sebagai buruh bagasi dan juga bekerja sebagai TKBM.” Wawancara dengan Samosir, 2009
Adapun sebagian kecil para buruh bagasi yang tidak memiliki pekerjaan sampingan lagi, dengan alasan usia yang sudah tidak memungkinkan untuk
melakukan pekerjaan tambahan, dan alasan kebutuhan sehari-hari sudah dibiayai oleh anak informan. Seperti ungkapan informan yang menyatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
“ Ketiga anaknya telah berhasil menjadi pegawai negeri sipil. Saat ini, dia hanya membiayai kebutuhan hidupnya bersama
istrinya. Itupun, biaya kehidupan mereka sebenarnya sudah ditanggung oleh ketiga anak mereka. Bapak tersebut enggan
untuk hanya tinggal dirumah dan memilih untuk tetap bekerja sebagai buruh bagasi karena dia merasa bahwa pelabuhan su-
dah menjadi bagian dari kehidupannya, sehingga meninggal- kan aktivitas sebagai buruh bagasi membuat seolah-olah ada
yang kurang dalam kesehariannya.” Wawancara dengan Tumirin, 2009
•
Istri Tabel 8.
Pekerjaan Istri NO
Pekerjaan Istri
1 Mengumpulkan barang – barang bekas terutama
botol air mineral Aqua 2
Guru SD 3
Pedagang pakaian bekas loak dan jengkol. 4
Beternak babi dan menanam kangkung di ladang Orang
5 Ibu Rumah Tangga
6 Menanam jagung di pekarangan rumah.
7 Bertani padi
Sumber : Data lapangan, 2009
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan berbagai macam pekerjaan yang dimiliki oleh istri informan buruh bagasi untuk menambah penghasilan agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mereka bekerja sepenuhnya untuk membantu suami mereka mencari penghasilan untuk membiayai segala keperluan
kebutuhan rumah-tangga mereka. Berikut ungkapan informan yang menyatakan bahwa:
“ Istrinya juga turut berusaha menambah pendapatan dengan beternak babi, dan menanam kankung diladang tetangganya.
kankung tersebut selain dipergunakan untuk makanan ternak babi, juga dipakai sebagai sayuran.”
Wawancara dengan P. Hutagaol, 2009
Universitas Sumatera Utara
“ Samosir memiliki istri yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang pakaian bekas loak dilokasi pasar belawan.”
Wawancara dengan Samosir, 2009 “ Untuk mengisi waktu, istrinya menanam jagung yang ada
dibelakang rumahnya, dan hasilnya sebagian dikonsumsi sendiri, sebagian dijual, dan sebagian lagi dijadikan maka-
nan ayam.” Wawancara dengan Tumirin, 2009
•
Anak Tabel 9.
Partisipasi anak dalam menambah penghasilan keluarga
NO Partisipasi anak dalam menambah penghasilan keluarga
1 Menggunting sandal
2 Membantu istri informan berjualan.
3 Membantu memandikan dan memberi makan ternak babi
mereka. 4
1 orang anaknya bekerja sebagai TKBM, dan 1 orang membantunya mengangkat barang penumpang.
5 Sudah bekerja sebagai PNS dan setiap bulan bergantian
memberi uang tambahan kepada informan dan istri.
6 Mengantar keripik dari si pembuat ke kedai – kedai, anak
pertama membiayai perkuliahan adiknya.
7 Membantu pekerjaan di sawah.
Sumber : Data lapangan, 2009
Dari tabel tersebut diatas, tampak partisipasi aktif dari anak informan dalam menambah penghasilan keluarga, dan hasilnya dapat mereka pergunakan
untuk biaya kelengkapan sekolah mereka. Bahkan rasa tanggung-jawab akan kehidupan keluarga mereka pun mereka wujud nyatakan dengan memberikan
dana bagi orangtua serta biaya pendidikan anggota keluarga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pekerjaan lainnya yang mereka miliki diluar pekerjaan sebagai buruh bagasi, seperti money changer, berdagang, narik ojek, bertani
TKBM, calo tiket kapal laut. Dalam menyesuaikan waktu dan jam kerja yang mereka miliki, biasanya mereka yang bekerja sebagai buruh bagasi memastikan
kapan kapal penumpang bisa beroperasi. Dan biasanya pekerjaan tersebut hanya dilakukan 2x dalam seminggu, untuk selebihnya para buruh bagasi tersebut akan
bekerja lagi diluar pekerjaan yang mereka miliki sebagai pengangkat barang penumpang. Salah satu contoh pekerjaan lainnya yang mereka miliki seperti
bertani atau beternak yaitu: ada informan yang menyewa sawah milik orang lain untuk menanam padi, serta memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk
menanam sayur-sayuran untuk konsumsi rumah-tangga dan untuk dijadikan makanan ternak serta ada pula yang beternak untuk dapat dijual hasilnya. Selain
itu, anak mereka juga turut berpartisipasi yakni dengan menggunting sandal, membantu orang-tua mereka bagi anak-anak informan yang merantau dan sudah
bekerja.
4.2. Pola Tempat Tinggal