Sama halnya dengan penelitian Marshus 1995 mengenai munculnya perusahaan genteng yang mempengaruhi perkembangan ekonomi penduduk Desa
Senawan Jaya, Kec Buyung Lencir, Sumatera Selatan. Dalam menentukan kebijakan, pengusaha genteng tidak melakukannya untuk mencari keuntungan
semata-mata, tetapi juga karena pertimbangan sosial. Pengusaha sadar bahwa dengan menjalin kerja sama dengan penduduk, akan semakin terbuka kesempatan
baginya untuk mengembangkan ekonominya. Kerja sama tampak jelas dalam pengadukan tanah untuk proses produksi genteng. Kerja sama dengan pengaduk
tanah ini dipandang penting bagi hubungan mereka dengan masyarakat sekitar.
1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang tepat tentang suatu gejala yang menjadi pokok perhatian atau melahirkan suatu realitas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dalam Maleong,1990:3, metodologi kualitatif itu digunakan
sebagai prosedur penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data yang akan dikumpulkan : data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Data primer dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Field Observation Observasi Lapangan . Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang buruh bagasi
yang terdapat di Pelabuhan Belawan. Dalam hal ini, peneliti akan mengadakan pengamatan pada saat diperlukan untuk memperoleh data. Peneliti akan terlibat
secara pasif dengan arti kata, peneliti hanya berada dalam arena kegiatan subjek untuk mengamati dan mempelajari realitas yang berhubungan dengan masalah
yang dikaji. Peneliti hadir disana dalam jangka waktu tertentu, bahkan terkadang
menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengamati tingkah laku dan apa saja mereka lakukan, serta hal–hal gejala yang tidak dapat diperoleh hanya
dengan wawancara. Observasi ini juga dilakukan di arena tempat mereka bekerja. 2. Depth Interview Wawancara Mendalam
Peneliti menggunakan teknik wawancara, baik itu wawancara mendalam deep interview maupun wawancara bebas. Pada awalnya ketika memasuki
lapangan digunakan wawancara bebas. Hal ini juga dimaksudkan untuk suatu pendekatan terhadap informan. Dan selanjutnya melakukan wawancara mendalam
secara personal kepada para informan, dengan harapan agar peneliti dapat mengetahui gagasan, ide, pengetahuan, dan isi hati objek dengan mengajukan
pertanyaan pada informan yang mengacu kepada interview guide yang sebelumnya telah dibuat peneliti sesuai dengan perumusan masalah yang hendak
diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga kategori informan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu: 1.
Informan Pangkal yaitu Informan awal yang dijumpai yang dianggap dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian
ini yang menjadi informan pangkal adalah Koordinator ADPEL Administrasi Pelabuhan, KPLP dan juga Mandor Buruh Bagasi.
2. Informan Kunci yang akan menjawab permasalahan dalam perumusan
masalah : Para buruh bagasi pelabuhan belawan. Adapun Buruh Bagasi tersebut telah berkeluarga, memiliki anak, dan Buruh Bagasi tersebut
memiliki pekerjaan sampingan ataupun strategi lainnya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Informan Biasa yaitu sebagai informan tambahan yang mengetahui sebatas
data yang berkaitan dengan keberadaan buruh bagasi, diantaranya: pemilik barang penumpang kapal dan pedagang kaki lima.
b. Data Sekunder Data sekunder diperlukan untuk melengkapi data primer. Data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan yaitu buku yang berkaitan dengan masalah penelitian, data dari internet, BPS Badan Pusat Statistik setempat, dll, serta
arsip dokumen untuk mendapatkan catatan dan data mengenai penelitian secara umum yang diperoleh dari pihak pelabuhan serta pengambilan foto dilapangan.
1.5.3. Analisa Data