1.2. Perumusan Masalah dan Lokasi Penelitian
1.2.1 Perumusan Masalah Sektor Informal diakui sebagai katup pengaman perekonomian yang
mampu menyerap banyak tenaga kerja, karena bisa dilakukan oleh siapapun tanpa menuntut adanya keahlian skill tertentu. Salah satu pekerjaan di sektor
informal yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Buruh Bagasi di Pelabuhan Belawan. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Strategi Adaptasi para buruh sehingga mereka mampu bertahan hidup meliputi: Strategi Adaptasi melalui pemilihan pekerjaan, Hubungan-hubungan
sosial Buruh bagasi, dan Pola tempat tinggal. 1.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai Buruh Bagasi dilakukan di Terminal Pelabuhan Belawan. Didasarkan atas berbagai pertimbangan antara lain : Pelabuhan Belawan
sebagai pusat persinggahan kapal atau berada pada kawasan industri yang dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat. Adapun alasan dalam memilih daerah
ini karena dikawasan pelabuhan, penulis dapat menemukan bahwa para buruh dapat memperoleh penghasilan walaupun penghasilan mereka tidak tetap. Walau
apapun para buruh berusaha melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk dapat bertahan hidup.
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan dan
menguraikan tentang bagaimana strategi adaptasi para buruh bagasi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga meliputi Strategi melalui pilihan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan, melalui hubungan dengan sesama buruh dan strategi dalam memilih pemukiman atau tempat tinggal.
1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini untuk menambah wacana dalam
memahami kehidupan buruh melalui tindakan- tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dan memberikan masukan kepada pemerintah guna
melancarkan kebijakan– kebijakan dalam peningkatan kesejahteraan pekerja disektor informal khususnya kehidupan buruh bagasi.
1.4. Tinjauan Pustaka
Sejalan dengan pertumbuhan manusia sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan yang semakin banyak dan beranekaragam. Kebutuhan-
kebutuhan hidup tersebut dapat dipenuhi dengan baik apabila adanya pendapatan yang mendukung. Namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh
masyarakat, terutama bagi masyarakat yang ekonomi lemah. Pelly 1998:83 mengatakan strategi – strategi adaptasi adalah cara–cara yang dipakai untuk
mengatasi rintangan–rintangan yang mereka hadapi dan untuk memperoleh keseimbangan positif.
Salah satunya Buruh bagasi sebagai pengangkat barang dengan waktu dan jam kerja yang tidak menentu, sehingga berpengaruh juga pada pendapatan yang
mereka peroleh. Mereka yang bekerja sebagai pengangkat barang dengan pendapatan yang tidak menentu, maka mereka harus mencari pekerjaan lainnya
untuk bisa bertahan hidup. Mereka yang berprofesi sebagai pengangkat barang harus bisa menjalin suatu hubungan yang baik, dengan sesama buruh dan juga
Universitas Sumatera Utara
bisa memanfaatkan keadaan tempat tinggal dengan tempat mereka bekerja. Dapat dikatakan bahwa keseluruhan keputusan-keputusan kondisional yang menetapkan
tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material, baik kebutuhan penting maupun tidak penting sesuai dengan
kemampuan mereka. Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang sangat penting, guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau
konsumsi individu makan, perumahan, pakaian , maupun keperluan pelayanan sosial tertentu air minum, tranportasi, kesehatan serta pendidikan . Adanya
seperangkat kebutuhan yang harus di penuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya mendorong untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup
Mulyanto dalam Evers,1982: 2. Kehidupan sehari – hari dalam masyarakat luas senantiasa terlibat dalam
suatu proses interaksi sosial yang merupakan hubungan antara berbagai bidang kehidupan. Dan proses interaksi inilah yang menentukan pola–pola interaksi
sosial tertentu. Kimball Young menyebutkan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial sebab tanpa interaksi sosial tak akan ada
kehidupan bersama Soekanto,1990: 67. Adaptasi merupakan suatu proses yang akan dilakukan oleh setiap
masyarakat dalam mempertahankan hidupnya. Untuk mempertahankan hidupnya, maka setiap masyarakat sudah tentu akan melakukan berbagai penyesuaian, baik
itu melakukan penyesuaian dengan kondisi ekonomi, politik, sosial, budaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya Pelly,1998: 83. Disitu dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
strategi dari orang–orang mandailing yang merantau di Tanah Deli dengan cara menghilangkan marga–marga mereka. Strategi adaptasi ini dilakukan oleh para
perantau Mandailing dengan maksud agar mereka dapat diterima oleh masyarakat setempat. Tentunya strategi adaptasi juga akan dilakukan oleh para buruh
pengangkut barang dalam mempertahankan hidup walaupun dengan modus operandi yang berbeda.
Sjahrir 1986: 76-77 pada penelitiannya terhadap tukang-tukang bangunan di Jakarta yang menggambarkan bagaimana kehidupan sehari-hari
mereka. Untuk mempertahankan kehidupannya, mereka harus mencerminkan peranan penting dari jaringan kerja dalam proses adaptasi tukang-tukang terhadap
lingkup sosial ekonomi yang baru. Mereka selalu digambarkan sebagai individu- individu atau kelompok individu yang semata-mata mengandalkan diri kepada
tenaga kerja tanpa keahlian apapun. Mereka adalah juga suatu kelompok kerja” yang tidak diperhitungkan” dalam kegiatan ekonomi, tidak memperoleh fasilitas-
fasilitas resmi dari perusahaan yang bersangkutan seperti fasilitas kesehatan, papan, dan pangan, dan tidak juga jaminan hari tua yang memadai. Sebagai
catatan tambahan perlu dikemukakan bahwa seorang tukang bangunan jarang sekali berdiam didesanya lebih dari dua bulan dalam setahun. Yang sering terjadi
adalah mereka berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya atau mencari pekerjaan lainnya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Scott 1989
mengatakan bahwa keterkaitan hidup manusia dengan lingkungan hidup keluarga dan lingkungan sosial dihadapkan dengan berbagai persoalan–persoalan itu
misalnya bagaimana ia berusaha memenuhi kebutuhan pokok serta kebutuhan– kebutuhan yang sifatnya tiba–tiba yang tidak bisa ditawar–tawar lagi. Upaya
Universitas Sumatera Utara
pemenuhan kebutuhan pokok tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan perekonomian.
Koentjaraningrat 1996 mengatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikannya miliknya dengan belajar. Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena jumlah tindakan yang dilakukannya
dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakan dengan belajar sangat terbatas. Gejala berbentuk aktivitas merupakan sistem sosial yakni mengenai
tindakan yang berpola dari manusia itu sendiridan bersifat konkret. Interaksi terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut dengan sistem sosial.
Sistem–sistem sosial itu sendiri dari aktivitas – aktivitas manusia yagn berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainya menurut pola–
pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan J.J Honigman dalam Koentjaraningrat, 1981:186. Adapun sektor informal dikemukakan oleh Hart
1985 bahwa mereka yang terlibat dalam kegiatan ini pada umumnya dicirikan dengan pendidikan formal yang rendah dan kegiatan ekonomi dalam skala kecil.
Dalam mengemukakan konsep sektor Informal, Ia dipengaruhi oleh penjelasan tentang dualisme ekonomi yang membedakan sektor informal dalam dua bagian
yaitu sektor informal sah dan sektor informal tidak sah. Yang termasuk dalam sektor Informal Sah adalah distribusi kecil – kecilan
pedagang pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, pengusaha makanan, pelayan bar, pengangkut barang, agen atas komisi dan penyalur. Sedangkan
Sektor Informal tidak sah adalah jasa kegiatan dan perdagangan gelap, pelacuran, muci kari, penyelundupan, suap-menyuap berbagai macam korupsi politik,
Universitas Sumatera Utara
penipuan, perjudian dan lain-lain. Salah satu yang termasuk sektor informal sah adalah buruh bagasi atau pengangkut barang. Dikatakan Buruh bagasi sebagai
sektor informal sah artinya pekerjaan–pekerjaan yang mereka miliki dapat diterima oleh keluarga, masyarakat dan negara. Dengan kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan tidak mencemaskan atau merugikan orang lain. Kehidupan sehari-hari para buruh harus dipahami melalui keluarga
mereka, pengalaman-pengalaman religius mereka, ekonomi dan pengalaman- pengalaman kerja dimana seluruhnya akan menentukan pertahanan hidup mereka
Susetiawan,2000: 257. Masa depan dipandang dengan penuh harapan dihadapi dengan tabah dan berkesinambunngan. Konsep ketahanan hidup ini tersirat dalam
pepatah “ ono dino ono upo” artinya ada hari ada rezeki. Orang tidak akan mati atau kelaparan selama mereka menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya.
Sama halnya pada pengangkat barang, disamping adanya pekerjaan tambahan dengan tujuan untuk menopang keluarga, maka jelas mereka selalu hidup pada
tingkat yang nafkahnya hanya cukup untuk sekedar bertahan hidup Thomas,2000: 26. Tidak dapat disangkal bahwa manusia yang mempunyai
naluri mempertahankan hidup ini selalul ingin bergerak sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Didalam diri manusia ada motivasi untuk emncapai tujuan dalam
upaya pemenuhan kebutuhannya. Aspek–aspek pekerjaan mereka seperti kehati– hatian, keakuratan, kesabaran dalam mempersiapkan serta memperbaiki material
tidak dapat diukur dengan data kuantitatif akan tetapi harus pula dideskripsikan dalam cara yang kualitatif.
Beberapa penelitian tentang strategi adaptasi yang pernah dilakukan Heryanto 1995 menegnai fenomena pekerja anak anak koran . Di Medan
Universitas Sumatera Utara
terpampang sebagian wilayah-wilayah kecil yang kumal, diantara jajaran mobil, debu dan pengabnya jalanan serta ada anak-anak yang bergelut dengan hidup.
Sebagai penjaja koran, mereka adu cepat dengan lampu hijau untuk mendapatkan uang. Dengan uang yang mereka dapatkan akan membantu kebutuhan
ekonominya, walaupun orang-tua mereka memiliki pekerjaan seperti berdagang yang tidak tentu pendapatannya. Banyak anak-anak sekolah yang menyempatkan
waktunya untuk berjualan koran, pada saat jam sekolahnya sudah selesai. Bila dilihat fisik mereka secara sepintas, usia mereka masih tergolong usia sekolah.
Lazimnya mereka masih bebas bermain dalam dunia mereka sendiri atau belajar di sekolah, masih terlalu mudah dan kecil untuk bekerja. Pada kenyataannya
mereka bekerja berjualan koran, bergelut dengan bisingnya suara dan asap kendaraan bermotor yang lalu-lalang, debu dan bahaya kesehatannya. Lokasi
kegiatan anak-anak untuk berjualan koran ini sering berpindah-pindah dan biasanya ditempat-tempat yang ramai seperti : pusat perbelanjaan, terminal dan
dipersimpangan jalan atau dilampu merah. Selain itu masih ada lagi penelitian yang berhubungan dengan strategi
adaptasi yang dilakukan Sjaifudian 1994 mengenai pengusaha batik danarhadi, untuk membuat pekerja tidak pindah ketempat kerja lainnya, langkah pengusaha
pada masa sepi produksi adalah menciptakan produk baru. Dengan cara ini dimaksudkan agar berhubungan kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja tidak
terputus. Ini penting karena masa kosong biasanya dimanfaatkan oleh pengusaha lain untuk merekrut tenaga kerja baru.
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan penelitian Marshus 1995 mengenai munculnya perusahaan genteng yang mempengaruhi perkembangan ekonomi penduduk Desa
Senawan Jaya, Kec Buyung Lencir, Sumatera Selatan. Dalam menentukan kebijakan, pengusaha genteng tidak melakukannya untuk mencari keuntungan
semata-mata, tetapi juga karena pertimbangan sosial. Pengusaha sadar bahwa dengan menjalin kerja sama dengan penduduk, akan semakin terbuka kesempatan
baginya untuk mengembangkan ekonominya. Kerja sama tampak jelas dalam pengadukan tanah untuk proses produksi genteng. Kerja sama dengan pengaduk
tanah ini dipandang penting bagi hubungan mereka dengan masyarakat sekitar.
1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Tipe Penelitian