b. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal
yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran yaitu:
1 Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar
beserta fungsi masing-masing media tersebut. 2
Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. 3
Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.
4 Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. c.
Guru sebagai Pengelola Sebagai pengelola pembelajaran learning manajer, guru berperan
dalam mencipatakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Dalam hubungannya dengan pengelolaan
pembelajaran prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru: 1 Merencanakan tujuan belajar.
2 Mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber
belajar itu sendiri. 3 Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
4 Apabila setiap siswa diberi tanggung jawab maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
d. Guru sebagai Demonstrator
Peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang
disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang
terpuji. Kedua, guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.
e. Guru sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bias dilihat dari adanya setiap perbedaan. Membimbing siswa agar dapat menemukan
berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru sebagai pembimbing yang baik, di antaranya: Pertama, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang dibimbingnya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan
dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.
f. Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting dan juga siswa harus mempunyai motivasi
dalam belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara:
1 Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
2 Membangkitkan minat siswa.
3 Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
4 Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
5 Berilah penilaian.
6 Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
7 Ciptakan persaingan dan kerja sama .
8 Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa.
9 Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru.
g. Guru sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama,
untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam
menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Dengan demikian peranan guru sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh
karena itu guru diharapkan mampu menjalankan perannya dengan baik
dan mempengaruhi sumber-sumber belajar yang ada, agar terjadi proses pembelajaran yang efektif.
4. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang ditinjau dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar yang ada di rumah atau tempat tinggal siswa berada.
Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam prestasi belajar siswa. M Dalyono 2001 : 129 memberikan definisi lingkungan sebagai
berikut”lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu baik yang bersifat fisiologis, psikologis
maupun sosio-kultural”. Menurut pendapat ini lingkungan dapat diartikan secara fisiologis,
psikologis dan sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh, Secara psikologis, lingkungan
mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural,
lingkungan mencakupi segenap stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain.
Menurut Kartini Kartono 1985 : 4-6, faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a. Lingkungan, yang terdiri dari :
1 Lingkungan alam
Keadaan alam di sekitar siswa turut mempengaruhi hasil belajarnya. Keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk akan
dapat mempengaruhi kesegaran jiwa, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar lebih tenang. Jika siswa dapat belajar dengan tenang maka ia
akan dapat menyerap banyak informasi yang masuk, sehingga hasil belajarnya pun lebih tinggi dari pada kalau lingkungan itu gaduh dengan
udara yang panas dan kotor.
2 Lingkungan keluarga
“Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri”. Muhibbin
Syah,2000 : 138. Hal ini bisa dilihat, pada umumnya paling banyak waktu yang dihabiskan siswa adalah untuk berinteraksi dengan lingkungan
keluarganya. Bahkan sejak kecil, seorang anak sudah berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungan keluarganya, sebelum dia mengenal
lingkungan lain. Sehingga melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-
nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Keluarga yang tidak nyaman akan mempengaruhi perilaku siswa,
terutama dalam hal belajarnya. Bila orang tua lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, maka saat-saat untuk merawat, melindungi dan
mendidik anak di rumah menjadi berkurang. Tetapi jika lingkungan keluarga nyaman, tenang, jauh dari konflik dan penuh perhatian, anak
akan merasa nyaman untuk belajar. Bila anak sudah merasa nyaman untuk belajar di rumah, berarti hambatan-hambatan belajar dari rumah akan
berkurang dan dia akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar karena merasa senang dan nyaman.
3 Lingkungan masyarakat
Cukup banyak pengaruh dari masyarakat yang dapat menimbulkan kesukaran belajar siswa, terutama dalam pergaulan anak-anak yang
sebaya. Apabila anak-anak sebaya di sekitar lingkungannya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti
jejak mereka. Sebaliknya, bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang tidak mempunyai tanggung jawab atau
beban untuk memperbaiki dirinya dengan menimba ilmu, maka anak akan terpengaruh juga menjadi malas belajar.
4 Sekolah
Lingkungan sekolah, seperti para guru dan staf administrasi dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik serta rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya
rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa Muhibbin Syah, 1995 : 137.
Lingkungan sekolah
merupakan tempat bagi siswa untuk belajar
bersama teman-temannya selama kurang lebih tujuh jam setiap hari. Bila lingkungan sekolah terasa nyaman, siswa akan dapat belajar dengan
tenang, sehingga mereka akan mudah menyerap materi-materi pelajaran
yang diberikan gurunya. Dengan demikian mudahlah siswa yang meningkatkan prestasi belajarnya.
Sejalan dengan pendapat Kartini Kartono, Slameto 1995 :20-72 menguraikan tentang faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Menurutnya ada 3 lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu :
1. Lingkungan keluarga, terkait dengan ; cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan di sekitar siswa.
2. Lingkungan sekolah, terkait dengan ; metode mengajar guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3.
Lingkungan masyarakat, terkait dengan ; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat. b. Peralatan Belajar
Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki sekolah, dapat menimbulkan hasil tertentu
terhadap prestasi belajar siswa. Kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat yang negatif, antara lain siswa tidak bisa belajar dengan baik,
sehinggga sulit diharapkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Peralatan yang modern yang dimiliki baik siswa ataupun sekolah juga
merupakan pendukung belajar yang positif. Semakin lengkap peralatan belajar siswa menjadi lebih tertarik untuk meningkatkan belajar.
B. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori dan penelitian yang relevan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan kerangka berpikir sebagai berikut :
1. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Motivasi berprestasi merupakan merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi. Peran serta yang
ditimbulkan oleh adanya motivasi berprestasi dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal. Motivasi berprestasi yang tinggi akan tercermin dalam segala usaha yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa mempunyai motivasi berprestasi ekonomi yang tinggi akan melaksanakan kegiatan belajar
dengan baik, efisien dan tepat bila dibandingkan siswa yang memiliki motivasi rendah, sehingga akhirnya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Semakin tinggi
motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi siswa.
2. Pengaruh Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam proses
pembelajaran pengetahuan, pengalaman, kemampuan guru dalam mengelola kelas