Pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi : studi kasus di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

(1)

xi ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Lucia Rahayu Dwi Hastuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (2) apakah peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (3) apakah lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (4) apakah motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran, dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2009/2010. Populasi adalah siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang mengikuti mata pelajaran ekonomi. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 103 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi (rx1y = 0,094 dengan thitung = 0,950

< ttabel = 1,984), (2) tidak ada pengaruh yang signifikan peran guru dalam proses

pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi (rx2y = 0,004 dengan thitung = 0,043< ttabel

= 1,984), (3) tidak ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi (rx3y = 0,109 dengan thitung = 1,908 < ttabel =1,984), (4) tidak ada

pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi ((Rx1,2,3)y = 0,142 dengan Fhitung

= 0,684 < Ftabel = 2,700).


(2)

xii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACHIEVEMENT MOTIVATION, TEACHER’S ROLE IN LEARNING PROCESS, AND LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS

LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS A Case Study at BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta

Lucia Rahayu Dwi Hastuti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This study aims to know: (1) whether the achievement motivation influences learning achievement in studying economics; 2) whether the role of teacher in learning process influences the achievement in studying economics; (3) whether the learning environment influences the achievement in studying economics; (4) whether the achievement motivation, the role of the teacher in learning process and learning environment influence the achievement in studying economics.

It is a case study at BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta, 2009/ 2010 period. The population was students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta who took economics. The samples were 103 students of the eleventh grade of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. This research was done from November to December 2009. Samples of the research were drawn by using purposive sampling technique. Techniques of data analysis were product-moment correlation and multiple linier correlation.

The result of the study indicates that: (1) There is no significant influence of achievement motivation in learning achievement in studying economics (rx1y= 0,094 with

tcount= 0,950< ttable= 1,984); (2) there is no significant influence of teacher's role in

learning process in learning achievement in studying economics (rx2y= 0,04 with tcount=

0,043 < ttable=1,984); (3) there is no significant influence of learning environment in

learning achievement in studying economics (rx3y= 0,109 with tcount= 1, 098 < ttable =

1,984), (4) there is no significant influence of achievement motivation, teacher's role in learning process and learning environment in learning achievement in studying economics ((Rx1,2,3)y = 0,142 with Fcount= 0,684 < Ftable= 2,700).


(3)

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus Di SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : Lucia Rahayu Dwi Hastuti

051334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1.

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala Berkah

dan Kuasa Nya.

2.

Papa Yos. Mudji Sulistyo dan Mama Aufrida Heriyastuti

tersayang yang selalu memberi doa dan dukungan.

3.

Kakak ku tersayang Francisca Ria yang telah

mendukungku.

4. Semua orang yang telah mendukung dan menyayangiku

sampai terselesainya karya kecil ini.


(7)

v

MOTTO

“Untuk segala sesuatu ada waktunya, dan segala sesuatu akan indah pada waktunya”

“Kasih mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu”

“Jangan menyesali kegagalan yang sudah terjadi karena Tuhan Yesus merencanakan keberhasilan lain yang lebih baik bagi

umat-Nya dan yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu akan bisa menyelesaikannya ”


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus di Surga atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi”.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.. Selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Penguji, yang telah menguji, memberikan masukan, dan mengoreksi skripsi ini.


(11)

ix

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan Bapak Nanto Fier Atmana, SE selaku guru pendamping penulis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

8. Papa Yos. M. Sulistyo dan Mama A. Heriyastuti yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Papa dan Mama tercinta.

9. Kakakku Francisca Ria, terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan, dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih adek sudah dibelikan kemeja putih.

10.Eyang Putri, Pakde, Bude, Tante, Om, dan sepupu-sepupuku, terima kasih atas doa dan dukungannya kepada penulis.

11.Sahabatku Novita Wulandari, Anastasia Prabarini, Ignasia Sely, Vinsensia Candra, Lusia Leni, Christina Ida, dan Agnes Dwijayanti terima kasih atas canda tawa, dukungan, kebersamaan kalian dan semua bantuannya dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.


(12)

x

12.Teman-teman kos Narada 14B: Sisca, Agnes-Ndud, Astri, Sely, Dely, Kampret, Asih, Ayu, terima kasih telah memberikan semangat, bantuan dan sayangnya selama kos dengan penulis hingga selesainya skripsi ini.

13.Mas Fandi, terima kasih atas dukungannya serta telah mewarnai kehidupan penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

14.Rekan-rekanku Galuh, Titekx, Niken, Whilda, Yudha, Vivi, Agnes, Mitha, Boim, Chopi, Villa, Echa, Mery, Marsya, Philip, Mas Eka, Very, Bangkit, Mas Adi, Itox, Yansen, Yanto, Wika, Lilik serta rekan-rekan PAK’05 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih telah menjadi teman yang baik dengan penulis selama ini.

15.Teman-temanku mb’Pipin, mb’Anggi, Dody, mb’ Niwi, Elsa serta teman-teman yang lain terima kasih buat semangat yang telah diberikan kepada penulis.

16.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 23 Februari 2010 Penulis


(13)

xi ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Lucia Rahayu Dwi Hastuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (2) apakah peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (3) apakah lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, (4) apakah motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran, dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2009/2010. Populasi adalah siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang mengikuti mata pelajaran ekonomi. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 103 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi (rx1y = 0,094 dengan thitung = 0,950

< ttabel = 1,984), (2) tidak ada pengaruh yang signifikan peran guru dalam proses

pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi (rx2y = 0,004 dengan thitung = 0,043< ttabel

= 1,984), (3) tidak ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi (rx3y = 0,109 dengan thitung = 1,908 < ttabel =1,984), (4) tidak ada

pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi ((Rx1,2,3)y = 0,142 dengan Fhitung

= 0,684 < Ftabel = 2,700).


(14)

xii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACHIEVEMENT MOTIVATION, TEACHER’S ROLE IN LEARNING PROCESS, AND LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS

LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS A Case Study at BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta

Lucia Rahayu Dwi Hastuti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This study aims to know: (1) whether the achievement motivation influences learning achievement in studying economics; 2) whether the role of teacher in learning process influences the achievement in studying economics; (3) whether the learning environment influences the achievement in studying economics; (4) whether the achievement motivation, the role of the teacher in learning process and learning environment influence the achievement in studying economics.

It is a case study at BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta, 2009/ 2010 period. The population was students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta who took economics. The samples were 103 students of the eleventh grade of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. This research was done from November to December 2009. Samples of the research were drawn by using purposive sampling technique. Techniques of data analysis were product-moment correlation and multiple linier correlation.

The result of the study indicates that: (1) There is no significant influence of achievement motivation in learning achievement in studying economics (rx1y= 0,094 with

tcount= 0,950< ttable= 1,984); (2) there is no significant influence of teacher's role in

learning process in learning achievement in studying economics (rx2y= 0,04 with tcount=

0,043 < ttable=1,984); (3) there is no significant influence of learning environment in

learning achievement in studying economics (rx3y= 0,109 with tcount= 1, 098 < ttable =

1,984), (4) there is no significant influence of achievement motivation, teacher's role in learning process and learning environment in learning achievement in studying economics ((Rx1,2,3)y = 0,142 with Fcount= 0,684 < Ftable= 2,700).


(15)

  xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik... 9

1. Prestasi Belajar Ekonomi ... 9

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 9

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi ... 11


(16)

  xiv

2. Motivasi Berprestasi ... 13

a. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 13

b. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 14

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 15

4. Lingkungan Belajar ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 24

1. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Ekonomi ... 24

2. Pengaruh Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Ekonomi ... 24

3. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi ... 25

4. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi ... 26

C. Paradigma Penelitian ... 26

D. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 30

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 30

F. Teknik Pengumpulan data ... 34

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reliabilitas ... 39


(17)

  xv BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 48

B. Visi ,Misi vdan Tujuan Sekolah ... 51

C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 53

D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 54

E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 64

F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 74

G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 78

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 79

I. Majelis Sekolah/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah ... 83

J. Hubungan Sekolah Dengan Instansi Lain ... 86

K. Usaha Peningkatan Lulusan... 88

BAB V DESKRIPSI,ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 89

B. Analisis Data ... 93

C. Pembahasan ... 101

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Keterbatasan Penelitian ... 105

C. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Sikap...33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Indikator Penelitian...33

Tabel 3.3 Hasil Pengujian I Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi...36

Tabel 3.4 Hasil Pengujian II Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi.36 Tabel 3.5 Hasil Pengujian I Validitas Item Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran...37

Tabel 3.6 Hasil Pengujian II Validitas Item Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran...37

Tabel 3.7 Hasil Pengujian I Validitas Item Variabel Lingkungan Belajar....38

Tabel 3.8 Hasil Pengujian II Validitas Item Variabel Lingkungan Belajar...39

Tabel 3.9 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ...40

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Penelitian Reliabilitas...40

Tabel 5.1 Penilaian Motivasi Berprestasi...90

Tabel 5.2 Penilaian Peran Guru dalam Peran Pembelajaran...91

Tabel 5.3 Penilaian Lingkungan Belajar...92

Tabel 5.4 Penilaian Prestasi Belajar Ekonomi ...93

Tabel 5.5 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas ...94

Tabel 5.6 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas Variabel Motivasi Berprestasi...95 Tabel 5.7 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas Variabel Peran Guru dalam


(19)

xvii

Proses Pembelajaran ...95 Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas Variabel Lingkungan


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah...65


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner...109

Lampiran 2 Data Induk ...116

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ...129

Lampiran 4 Uji Normalitas dan Lineritas ...136

Lampiran 5 Regresi...141

Lampiran 6 Distribusi Frekuensi ...153

Lampiran 7 Perhitungan PAP II...157

Lampiran 8 Tabel r, R, T, F ...161


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat melahirkan masalah sosial dan tuntutan lebih baru. Pendidikan bertugas menjawab tantangan-tantangan dan memecahkan masalah sosial yang muncul dalam bentuk perbaikan dan pembaharuan pendidikan. Berbagai usaha ditempuh untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dengan tujuan untuk dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara konseptual tujuan pendidikan yang hendak dicapai adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya, seperti dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, UU No.20 tahun 2003 (2003 : 5-6) sebagai berikut : “pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks dan pelaksanaannya melibatkan banyak pihak, sehingga hasil dari pendidikan tersebut juga diwarnai berbagai hal atau faktor yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu dalam pendidikan diperlukan suatu proses sehingga input yang ada dapat menghasilkan output seperti yang diinginkan. Proses yang dimaksud adalah proses belajar mengajar.


(23)

Adapun salah satu tujuan proses belajar mengajar adalah a change behavior atau perubahan tingkah laku. Baik perubahan aspek pengetahuan, aspek sikap maupun aspek psikomotorik. Perubahan tingkah laku tersebut dapat terlihat dari prestasi yang berhasil dicapai siswa. Sebagai hasil proses dari belajar mengajar, prestasi belajar siswa tercermin dalam hasil evaluasi dan nilai rapor yang diperoleh siswa tiap semester. Setiap siswa diberikan pelayanan yang sama dalam proses belajar mengajar, akan tetapi hasilnya belum tentu sama satu anak dengan anak yang lain. Kebanyakan siswa mengalami problem belajar yang berakibat rendahnya rata-rata nilai rapor. Untuk mengetahui hal tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diharapkan masalah tersebut di atas dapat dipecahkan dan akhirnya siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa, W.S. Winkel (1987: 39) mengemukakan:

ƒ Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi faktor psikis seperti intelegensi, motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar.

ƒ Faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu pengaruh-pengaruh proses belajar di sekolah seperti kurikulum, fasilitas belajar, disiplin sekolah dan guru. Faktor sosial seperti status sosial ekonomi, interaksi guru dengan siswa dan faktor situasional seperti keadaan iklim, waktu dan tempat.

Motivasi sangat berperan dalam rangka pencapaian tujuan. Suatu perbuatan belajar akan berhasil bila didasarkan motivasi berprestasi yang kuat


(24)

pada diri siswa tersebut. Dorongan untuk berprestasi dapat mengatasi rintangan-rintangan, memelihara kualitas yang tinggi dan bersaing melakukan usaha melebihi perbuatan masa lampau serta mengungguli orang lain. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung akan mempunyai sikap yang positif untuk berprestasi. Tujuan dari suatu proses belajar adalah mencapai prestasi yang optimal itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat sehingga diharapkan siswa dapat benar-benar menguasai pelajaran yang diajarkan di sekolah. Dalam hubungannya dengan motivasi berprestasi, Elida Prayitno (1989: 39) menyatakan “siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri, baik dalam situasi yang bersaing maupun dalam bekerja sendiri”.

Pada dasarnya proses belajar mengajar di sekolah saat ini tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Dalam proses belajar di sekolah, guru merupakan pengelola proses belajar siswa. Hal ini menempatkan guru dalam posisi yang sangat strategis sebagai pengelola belajar. Dengan melihat posisinya yang strategis sebagai pengelola belajar ini, maka peranan guru dituntut untuk menjadi contoh dalam mengelola proses belajar mengajar, selain menguasai metode-metode deduktif, seorang guru harus mengetahui pengetahuan yang jauh lebih luas dari pada sekedar materi bidang studi yang diajarkan.

Selain faktor motivasi berprestasi dan peran guru, faktor yang turut mendukung keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar siswa baik yang bersifat fisik maupun sosial termasuk di dalamnya yaitu keluarga mempunyai peran yang sangat besar


(25)

dalam mendukung proses belajar di rumah. Tersedianya tempat belajar khususnya, alat-alat belajar, penerangan yang cukup, perhatian dari orang tua serta suasana rumah yang tenang akan memberikan pengaruh yang positif terhadap proses belajar siswa. Siswa akan mempunyai semangat yang tenang dalam belajar sehingga mempunyai prestasi yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar perlu untuk diteliti karena dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh positif maka pihak-pihak terkait, seperti sekolah, keluarga dan siswa sendiri dapat mempertinggi atau meningkatkan faktor-faktor tersebut. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat tinggi. Faktor-faktor seperti motivasi berprestasi, peran guru dan lingkungan belajar ini mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar sehingga turut mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa.

Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari persoalan tersebut yakni keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar dan juga tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI”.


(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. faktor intelegensi 2. faktor minat belajar 3. motivasi berprestasi

4. peran guru dalam proses pembelajaran 5. proses belajar di sekolah

6. lingkungan belajar

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi maka peneliti membatasi pada motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar. Sebab, ketiga unsur tersebut merupakan faktor yang penting dalam proses belajar ekonomi. Meskipun banyak faktor penting lainnya yang dapat menentukan keberhasilan dalam belajar ekonomi, tetapi tentunya setiap siswa mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sehingga apabila dua orang siswa diberi fasilitas yang sama belum tentu hasil yang dicapai sama.


(27)

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka masalah-masalah yang ada dirumuskan dan dirangkum sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010? 2. Apakah ada pengaruh peran guru dalam proses pembelajaran terhadap prestasi

belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010?

3. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010? 4. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses

pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

2. Untuk mengetahui pengaruh peran guru dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.


(28)

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

4. Untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka memajukan dan mengembangkan pengetahuan tentang motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar ekonomi.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi sekolah dan guru mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa.

b. Memberikan informasi bagi sekolah dan guru tentang ada tidaknya pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.


(29)

c. Memberikan sumbangan kepada guru tentang pentingnya mengetahui faktor internal siswa khususnya motivasi berprestasi dan faktor eksternal siswa yaitu peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar ekonomi.

d. Bagi peneliti, agar dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. e. Bagi orang tua, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga dapat memberikan perhatian dan pengarahan dalam belajar dan dalam pergaulan dengan teman- teman sebayanya.


(30)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik

1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebebkan oleh pengalaman, perubahan itu diperoleh dengan suatu aktivitas tertentu. Belajar merupakan proses perolehan kemampuan, namun kemampuan tersebut tidak diperoleh dari perkembangan (seperti misalnya pertambahan tinggi badan) dan bukan pula kemampuan bawaan sejak lahir.

Belajar diartikan sebagai usaha perubahan tingkah laku yang disengaja untuk mencapai tujuan. Perilaku tersebut meliputi dimensi-dimensi kognitif (pengetahuan, wawasan), afektif (sikap, nilai, kepribadian, kemauan, kehendak) dan psikomotorik (ketrampilan).Bertitik tolak dari pengertian ini, maka Winkel (1987 : 36) mendefinisikan belajar sebagai berikut : “belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai sikap, yang bersifat konstan atau menetap”.

Sumadi Suryabrata (1983 : 5) mengidentifikasikan ciri-ciri kegiatan belajar, yaitu:

1.Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behaviorial changes aktual maupun potensial);


(31)

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama;

3. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik. Tetapi “perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar” (Sumadi Suryabrata, 1998 : 234). Dalam proses belajar itu menimbulkan perubahan yang memang diusahakan untuk memberikan hasil, yaitu didapatkannya kecakapan baru. Belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan, keahlian, kebiasaan atau sikap, pengertian dan kemajuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwodarminto, 1990 : 700), pengertian prestasi adalah “ penguasaan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan pada nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Dalam hubungannya dengan prestasi di sekolah, belajar adalah suatu materi pelajaran. Keberhasilan belajar ini ditunjukkan dari tingkat prestasi siswa. Menurut Hadari Nawawi (1981 : 100) prestasi belajar diartikan “tingkatan keberhasilan murid dalam mempelajari pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes, mengenai sejumlah materi tertentu”. W.S. Winkel (1983 : 162) mengartikan prestasi sebagai “bukti keberhasilan yang telah dicapai”.


(32)

Prestasi belajar adalah perubahan kemajuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah peserta didik mengikuti pelajaran selama masa tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan bukti tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajarnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor lingkungan. Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.

Abu Ahmadi (1991: 130) mengemukakan “prestasi belajar yang dicapai individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya”. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor internal, meliputi: a.Faktor jasmaniah;

b.Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: faktor intelektual, faktor non intelektual dan faktor kematangan. 2. Faktor eksternal, meliputi:

a.Faktor sosial yang terdiri atas : 1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

b.Faktor budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c.Faktor lingkungan seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d.Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok faktor yaitu faktor dari dalam diri dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri yaitu meliputi faktor psikologis dan faktor jasmani dan dari luar diri individu meliputi faktor lingkungan dan faktor sosial.


(33)

c. Mengukur Prestasi Belajar Ekonomi

Hasil belajar ekonomi siswa atau prestasi belajar ekonomi siswa perlu diketahui, baik oleh individu yang belajar maupun orang lain yang bersangkutan guna melihat kemajuan yang telah diperoleh setelah selesai mempelajari suatu program pengajaran atau materi. Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Ada tiga (3) ranah atau aspek yang harus dilihat tingkat keberhasilannya yang dapat dicapai siswa yaitu:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif bertujuan mengukur pengembangan penalaran siswa. Pengukuran ini dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) misalnya setiap satu materi pelajaran telah diberikan pengukuran kognitif dapat langsung dilakukan. Dan dengan berbagai macam cara, baik dengan tertulis maupun lisan dan perbuatan. Menurut Winkel “ranah kognitif mencakup tentang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi” (1987 : 149).

Pada mata pelajaran ekonomi ranah kognitif dapat juga diukur dengan menggunakan semua jenis tes tertulis, misalnya pilihan ganda, soal essay dan lain-lain.


(34)

2. Ranah afektif

Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama.”Sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku siswa bukan pada pengetahuannya”.Ranah afektif memuat tentang penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, pembentukan pola hidup.

3. Ranah psikomotorik

Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Cara yang dipandang paling tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotorik adalah observasi. Observasi dalam hal ini, dapat diartikan sebagai jenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain dengan pengamatan langsung. Ranah psikomotorik memuat tentang persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

2. Motivasi Berprestasi

a. Pengertian Motivasi Berprestasi

Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas orang lain. Menurut David . C. Mc. Clelland yang dikutip oleh Miftah Thoha (1983), “seseorang dianggap mempunyai motivasi berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi yang lebih


(35)

baik dari prestasi karya orang lain”. Motivasi yang terpenting dalam unsur psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung untuk bertujuan mencapai sukses”.

Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa motivasi dalam kaitannya dengan kegiatan belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

b. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi

Dua hal yang membentuk motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk sukses atau berhasil dan dorongan untuk menghindari kegagalan. Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang membentuk perilaku dalam mencapai tujuan sehingga motivasi ini akan terlihat dari usaha siswa mencapai prestasi belajarnya. Menurut Muhibbin Syah (1995) dan Djiwandono (2002) ada beberapa ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, yaitu :

1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Memungkinkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misal adalah masalah pembangunan, agama, politik, keadilan)

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin


(36)

7) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi pada diri seseorang akan tercermin pada perilakunya. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai ciri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai motivasi berprestasi. Miftah Thoha (1983) mengemukakan beberapa karakteristik dari orang-orang yang berprestasi tinggi antara lain : “suka mengambil resiko yang moderat (moderat risk), memerlukan umpan balik segera, memperhitungkan keberhasilan dan menyatu dengan tugas”. Selanjutnya Mc Clleland dan Atkinson dalam Elida Prayitno (1998 : 39) mengemukakan :

Siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak tertantang untuk memilih tugas yang terlalu mudah atau terlalu sukar. Siswa-siswa seperti ini memiliki kepercayaan diri atau mampu membuat perencanaan atau perhitungan yang pantas dalam memilih tugas. Namun jika siswa mengalami kegagalan terus menerus akan kehilangan motivasi untuk berprestasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai motivasi berprestasi, maka motivasi berprestasi seperti yang dimaksud dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri , mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko dan hasrat berprestasi tinggi.

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Peranan guru dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Demikian juga dengan mata pelajaran ekonomi. Jika guru dalam pembelajaran ekonomi


(37)

mampu berperan baik, misalnya selalu siap dengan materi yang akan diberikan, mampu menciptakan persaingan yang sehat di dalam kelas dan selalu memantau pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada siswa, maka hal tersebut dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa.

Menurut Gulo W (2005 : 19) ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran yaitu :

a. Guru sebagai sumber belajar

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Siswa bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan.

Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.

2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain.


(38)

b. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran yaitu:

1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut.

2) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. 3) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media

serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.

4) Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.

c. Guru sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam mencipatakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru:

1) Merencanakan tujuan belajar.

2) Mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri.


(39)

4) Apabila setiap siswa diberi tanggung jawab maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.

d. Guru sebagai Demonstrator

Peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Kedua, guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. e. Guru sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bias dilihat dari adanya setiap perbedaan. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru sebagai pembimbing yang baik, di antaranya: Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang dibimbingnya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

f. Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting dan juga siswa harus mempunyai motivasi


(40)

dalam belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara:

1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan minat siswa.

3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

4) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa. 5) Berilah penilaian.

6) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa. 7) Ciptakan persaingan dan kerja sama .

8) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa. 9) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru. g. Guru sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator.

Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.

Dengan demikian peranan guru sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menjalankan perannya dengan baik


(41)

dan mempengaruhi sumber-sumber belajar yang ada, agar terjadi proses pembelajaran yang efektif.

4. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang ditinjau dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar yang ada di rumah atau tempat tinggal siswa berada. Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam prestasi belajar siswa. M Dalyono (2001 : 129) memberikan definisi lingkungan sebagai berikut”lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun sosio-kultural”.

Menurut pendapat ini lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, psikologis dan sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh, Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakupi segenap stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain.

Menurut Kartini Kartono (1985 : 4-6), faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

a. Lingkungan, yang terdiri dari : 1) Lingkungan alam

Keadaan alam di sekitar siswa turut mempengaruhi hasil belajarnya. Keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk akan


(42)

dapat mempengaruhi kesegaran jiwa, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar lebih tenang. Jika siswa dapat belajar dengan tenang maka ia akan dapat menyerap banyak informasi yang masuk, sehingga hasil belajarnya pun lebih tinggi dari pada kalau lingkungan itu gaduh dengan udara yang panas dan kotor.

2) Lingkungan keluarga

“Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri”. (Muhibbin Syah,2000 : 138). Hal ini bisa dilihat, pada umumnya paling banyak waktu yang dihabiskan siswa adalah untuk berinteraksi dengan lingkungan keluarganya. Bahkan sejak kecil, seorang anak sudah berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungan keluarganya, sebelum dia mengenal lingkungan lain. Sehingga melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya.

Keluarga yang tidak nyaman akan mempengaruhi perilaku siswa, terutama dalam hal belajarnya. Bila orang tua lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, maka saat-saat untuk merawat, melindungi dan mendidik anak di rumah menjadi berkurang. Tetapi jika lingkungan keluarga nyaman, tenang, jauh dari konflik dan penuh perhatian, anak akan merasa nyaman untuk belajar. Bila anak sudah merasa nyaman untuk belajar di rumah, berarti hambatan-hambatan belajar dari rumah akan


(43)

berkurang dan dia akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar karena merasa senang dan nyaman.

3) Lingkungan masyarakat

Cukup banyak pengaruh dari masyarakat yang dapat menimbulkan kesukaran belajar siswa, terutama dalam pergaulan anak-anak yang sebaya. Apabila anak-anak sebaya di sekitar lingkungannya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya, bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang tidak mempunyai tanggung jawab atau beban untuk memperbaiki dirinya dengan menimba ilmu, maka anak akan terpengaruh juga menjadi malas belajar.

4) Sekolah

Lingkungan sekolah, seperti para guru dan staf administrasi dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik serta rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 1995 : 137).

Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya selama kurang lebih tujuh jam setiap hari. Bila lingkungan sekolah terasa nyaman, siswa akan dapat belajar dengan tenang, sehingga mereka akan mudah menyerap materi-materi pelajaran


(44)

yang diberikan gurunya. Dengan demikian mudahlah siswa yang meningkatkan prestasi belajarnya.

Sejalan dengan pendapat Kartini Kartono, Slameto (1995 :20-72) menguraikan tentang faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurutnya ada 3 lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu :

1. Lingkungan keluarga, terkait dengan ; cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan di sekitar siswa. 2. Lingkungan sekolah, terkait dengan ; metode mengajar guru,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3. Lingkungan masyarakat, terkait dengan ; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

b. Peralatan Belajar

Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki sekolah, dapat menimbulkan hasil tertentu terhadap prestasi belajar siswa. Kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat yang negatif, antara lain siswa tidak bisa belajar dengan baik, sehinggga sulit diharapkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Peralatan yang modern yang dimiliki baik siswa ataupun sekolah juga


(45)

merupakan pendukung belajar yang positif. Semakin lengkap peralatan belajar siswa menjadi lebih tertarik untuk meningkatkan belajar.

B. Kerangka Berpikir

Dari kajian teori dan penelitian yang relevan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan kerangka berpikir sebagai berikut :

1. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Motivasi berprestasi merupakan merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi. Peran serta yang ditimbulkan oleh adanya motivasi berprestasi dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan tercermin dalam segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa mempunyai motivasi berprestasi ekonomi yang tinggi akan melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, efisien dan tepat bila dibandingkan siswa yang memiliki motivasi rendah, sehingga akhirnya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi siswa.

2. Pengaruh Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam proses pembelajaran pengetahuan, pengalaman, kemampuan guru dalam mengelola kelas


(46)

serta interaksinya dengan siswa dalam mengajar sangat menentukan keberhasilan mengajar guru tersebut. Guru yang mempunyai pengetahuan dan mampu berinteraksi dengan siswa dengan baik akan dapat memberikan motivasi belajar dan perhatian terhadap pelajaran yang sedang diajarkan. Sebaliknya guru yang hanya monoton memberikan materi belajar atau tugas tanpa memperhatikan kesulitan yang dialami siswa akan menimbulkan kebosanan bagi siswa dan akan menurunkan semangat belajar siswa.

Dengan demikian peranan guru dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, semakin baik peranan guru dalam proses belajar ekonomi maka semakin baik pula prestasi belajar ekonomi siswa.

3. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Selain belajar di sekolah tentunya siswa juga melaksanakan kegiatan belajar di rumah atau tempat tinggalnya. Siswa dalam belajar di rumah tentunya berinteraksi dengan lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial. Interaksi dengan lingkungan itu akan memberikan pengaruh kepada proses belajar siswa. Oleh karena itu agar siswa dapat belajar dengan baik maka lingkungan belajar dari tempat tinggal perlu diciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan.

Dalam belajar perlu adanya konsentrasi, sebab tanpa konsentrasi maka kegiatan belajar tidak akan mencapai hasil yang optimal dan tidak akan memuaskan. Jika lebih tenang dan menyenangkan akan mendukung dan menimbulkan konsentrasi dalam belajarnya. Konsentrasi dalam belajar akan menentukan efektivitas proses belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi


(47)

prestasi belajar yang dicapai siswa. Semakin mendukung lingkungan belajar seorang siswa maka semakin baik pula prestasi belajar ekonomi siswa.

4. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan didukung oleh peran guru dalam proses pembelajaran yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Apabila didukung oleh lingkungan belajar yang mendukung, tentu akan menghasilkan prestasi belajar ekonomi siswa.

Motivasi berprestasi yang tinggi, peran guru yang baik, lingkungan belajar yang mendukung akan menghasilkan prestasi belajar ekonomi yang tinggi pula.

C. Paradigma Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebas diberi symbol X dan variabel terikat diberi symbol Y. Tiga variabel bebas yaitu motivasi berprestasi diberi simbol X1, peran guru dalam proses pembelajaran diberi simbol X2 dan lingkungan belajar diberi simbol X3. Prestasi belajar ekonomi berkedudukan sebagai variabel terikat atau variabel tergantung yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang mendahuluinya dan diberi simbol Y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan analisis antar variabel di bawah ini :


(48)

Keterangan : X1 = Motivasi Berprestasi X2 = Peran guru dalam proses

Pembelajaran X3 = Lingkungan Belajar Y = Prestasi Belajar

→ = pengaruh X1 terhadap Y → = pengaruh X2 terhadap Y → = pengaruh X3 terhadap Y

····› = pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y X1

X2

X3


(49)

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir dapat diajukan suatu hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010. 2. Terdapat pengaruh antara peran guru dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

3. Terdapat pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. 4. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses

pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.


(50)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah studi kasus. Yaitu penelitian tentang prestasi belajar ekonomi pada SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis, selanjutnya ditarik kesimpulan. Kesimpulan hanya berlaku untuk SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman 84 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2009.

C. Subyek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar.


(51)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang mengikuti mata pelajaran Ekonomi.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 103 siswa yang terdiri dari 4 kelas.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diselidiki pengaruhnya (Arikunto, 1992:102). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah daya yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai tingkat tertinggi dalam belajarnya. Variabel motivasi berprestasi meliputi tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri, bersedia menerima umpan


(52)

balik, rasional dalam bertindak, berani mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko, hasrat berprestasi tinggi.

2) Peran guru dalam proses pembelajaran

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah peranan guru saat melakukan proses pembelajaran sehingga tercipta suasana yang mendukung untuk belajar bagi siswa. Variabel peran guru dalam proses pembelajaran meliputi peran guru sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator.

3) Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang meliputi hal-hal atau cara-cara tertentu yang mempengaruhi proses belajar secara-cara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan belajar dapat diukur dengan lingkungan fisik (tersedianya tempat belajar yang baik dan alat perlengkapan belajar) dan lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan lingkungan teman sepermainan). Variabel lingkungan belajar meliputi tempat belajar, alat-alat belajar, sumber belajar, penerangan, peran orang tua, teman-teman, kondisi rumah.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional (Arikunto, 1992:102). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.


(53)

2. Pengukuran Variabel

Variabel- variabel yang akan diperiksa dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi sebagai variabel terikat, sedangkan untuk variabel bebasnya dalam penelitian ini adalah:

a. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah daya yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai tingkat tertinggi dalam belajarnya. Variabel motivasi berprestasi meliputi tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri, bersedia menerima umpan balik, rasional dalam bertindak, berani mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko, hasrat berprestasi tinggi.

b. Peran guru dalam proses pembelajaran

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah peranan guru saat melakukan proses pembelajaran sehingga tercipta suasana yang mendukung untuk belajar bagi siswa. Variabel peran guru dalam proses pembelajaran meliputi peran guru sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator.

c. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang meliputi hal-hal atau cara-cara tertentu yang mempengaruhi proses belajar secara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan belajar dapat diukur dengan lingkungan fisik (tersedianya tempat belajar yang baik dan alat perlengkapan belajar) dan lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan lingkungan teman sepermainan). Variabel lingkungan belajar meliputi


(54)

tempat belajar, alat-alat belajar, sumber belajar, penerangan, peran orang tua, teman-teman, kondisi rumah.

Pada penelitian ini semua variabel akan diukur menggunakan skala Likert, yaitu suatu cara yang sistematis untuk memberi skor dalam kuesioner yang telah dibagikan. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai berikut :

TABEL 3.1 Skor pernyataan Sikap

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

d. Prestasi belajar Ekonomi

Prestasi belajar Ekonomi merupakan variabel terikat dari penelitian ini, variabel ini diukur setelah siswa mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi yang diperoleh dari nilai ujian akhir semester gasal.

TABEL 3.2

Kisi-kisi Indikator Penelitian

Variabel Indikator No Item Positif

No Item Negatif 1.Motivasi

Berprestasi

1. Tekun dan Ulet

2. Percaya pada diri sendiri

3.Bersedia menerima perubahan dan umpan balik

4. Rasional dalam bertindak

5.Berani mengemukakan pendapat

6. Hasrat berprestasi tinggi

7.Senang menghadapi tantangan dan tidak takut

resiko 1 3 4 5 6 7 2 8


(55)

2.Peran Guru Dalam Proses pembelajaran

1. Sebagai sumber belajar 2. Sebagai fasilitator 3. Sebagai pengelola 4. Sebagai demonstrator 5. Sebagai pembimbing 6. Sebagai Motivator 7. Sebagai Evaluator

1, 2 4, 7 6 9, 10 11, 13 12 3 5 8 3.Lingkungan Belajar

1. Tempat belajar 2. Meja Belajar 3. Penerangan

4. Alat belajar ekonomi 5. Sumber belajar ekonomi 6. Suasana rumah

7. Peranan orang tua/ keluarga 8. Lingkup masyarakat

9. Guru

10. Suasana sekolah 11. Teman sekolah

2 3 4 5 8 9 10 11 12 1 6 7

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar ekonomi siswa yang telah menempuh pelajaran ekonomi.

2. Kuesioner

Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi berprestasi siswa, peranan guru dalam proses pembelajaran ekonomi, dan lingkungan belajar siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih jika


(56)

mampu mengukur apa yang hendak diukurnya. Untuk menguji tingkat validitas kuesioner masing-masing item variabel motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi dikorelasikan dengan total skor variabel dapat di ukur dengan menggunakan rumus korelasi product

moment. Rumus korelasi product moment sebagai berikut (Soetrisno Hadi,1991:23) :

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan : xy

r = Koefisien korelasi antara skor masing-masing item variabel

motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar dengan variabel skor total

X = Nilai skor masing-masing item (butir pertanyaan)

Y = Skor total dari butir pertanyaan N = Jumlah data / sampel

Dalam pengujian validitas ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang diinginkan (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid atau tidak sahih.

Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 30 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5% sehingga rtabel dari 0,05 ; 30 adalah 0,361. Hasil pengujian pertama validitas item variabel motivasi berprestasi diperoleh hasil sebagai berikut:


(57)

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Pertama Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,756 0,361 Valid 2 Butir2 0,424 0,361 Valid 3 Butir3 0,756 0,361 Valid 4 Butir4 0,590 0,361 Valid 5 Butir5 0,756 0,361 Valid 6 Butir6 0,424 0,361 Valid 7 Butir 7 0,340 0,361 Tidak valid 8 Butir 8 0,274 0,361 Tidak valid 9 Butir9 0,560 0,361 Valid 10 Butir10 0,590 0,361 Valid

Dari hasil pengujian 10 item, dapat diketahui bahwa ada 8 item valid karena r- hitung > r-tabel dan ada 2 item tidak valid. Item-item yang tidak valid yaitu item no.7 dan 8, sehingga pada variabel motivasi berprestasi yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 8 item. Item yang valid kemudian diolah kembali, dan diperoleh hasil pengujian kedua validitas item variabel motivasi berprestasi sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Kedua Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,805 0,361 Valid 2 Butir2 0,384 0,361 Valid 3 Butir3 0,805 0,361 Valid 4 Butir4 0,611 0,361 Valid 5 Butir5 0,805 0,361 Valid 6 Butir6 0,384 0,361 Valid 9 Butir9 0,517 0,361 Valid 10 Butir10 0,611 0,361 Valid

Dari hasil pengujian kedua validitas item variabel motivasi berprestasi diketahui bahwa semua item memiliki koefisien korelasi r-hitung > r-tabel (0,361). Dengan demikian, 8 item tersebut dikatakan valid.


(58)

Hasil pengujian pertama validitas item variabel peran guru dalam proses pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Pertama Validitas Item Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,447 0,361 Valid 2 Butir2 0,540 0,361 Valid 3 Butir3 0,441 0,361 Valid 4 Butir4 0,731 0,361 Valid 5 Butir5 0,426 0,361 Valid 6 Butir6 0,476 0,361 Valid 7 Butir7 0,476 0,361 Valid 8 Butir8 0,731 0,361 Valid 9 Butir9 0,490 0,361 Valid 10 Butir10 0,714 0,361 Valid 11 Butir11 0,767 0,361 Valid 12 Butir12 0,731 0,361 Valid 13 Butir13 0,294 0,361 Tidak Valid 14 Butir 14 0,543 0,361 Valid 15 Butir 15 0,328 0,361 Tidak valid

Dari hasil pengujian 15 item, dapat diketahui bahwa ada 13 item valid karena r- hitung > r-tabel dan ada 2 item tidak valid. Item-item yang tidak valid yaitu item no.13 dan 15, sehingga pada variabel peran guru dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 13 item. Item yang valid kemudian diolah kembali, dan diperoleh hasil pengujian kedua validitas item variabel peran guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Kedua Validitas Item Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,437 0,361 Valid 2 Butir2 0,476 0,361 Valid 3 Butir3 0,431 0,361 Valid 4 Butir4 0,731 0,361 Valid


(59)

5 Butir5 0,415 0,361 Valid 6 Butir6 0,498 0,361 Valid 7 Butir7 0,502 0,361 Valid 8 Butir8 0,731 0,361 Valid 9 Butir9 0,506 0,361 Valid 10 Butir10 0,732 0,361 Valid 11 Butir11 0,773 0,361 Valid 12 Butir12 0,731 0,361 Valid 14 Butir14 0,553 0,361 Valid

Dari hasil pengujian kedua validitas item variabel peran guru dalam proses pembelajaran diketahui bahwa semua item memiliki koefisien korelasi r-hitung > r-tabel (0,361). Dengan demikian, 13 item tersebut dikatakan valid.

Hasil pengujian pertama validitas item variabel lingkungan belajar diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Pertama Validitas Item Variabel Lingkungan Belajar No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,558 0,361 Valid 2 Butir2 0,576 0,361 Valid 3 Butir3 0,643 0,361 Valid 4 Butir4 0,639 0,361 Valid 5 Butir5 0,643 0,361 Valid 6 Butir6 0,504 0,361 Valid 7 Butir7 0,643 0,361 Valid 8 Butir8 0,447 0,361 Valid 9 Butir9 0,560 0,361 Valid 10 Butir10 0,578 0,361 Valid 11 Butir11 0,639 0,361 Valid 12 Butir12 0,578 0,361 Valid 13 Butir 13 0,234 0,361 Tidak valid 14 Butir 14 0,205 0,361 Tidak valid 15 Butir 15 0,194 0,361 Tidak valid

Dari hasil pengujian 15 item, dapat diketahui bahwa ada 12 item valid karena r-hitung > r-tabel dan ada 3 item tidak valid. Item-item yang tidak valid yaitu item no.13,


(60)

14 dan 15, sehingga pada variabel lingkungan belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 12 item. Item yang valid kemudian diolah kembali, dan diperoleh hasil pengujian kedua validitas item variabel lingkungan belajar sebagai berikut

Tabel 3.8

Hasil Pengujian KeduaValiditas Item Variabel Lingkungan Belajar No Butir Soal Koefisien

Korelasi

Nilai r tabel Keterangan

1 Butir1 0,516 0,361 Valid 2 Butir2 0,566 0,361 Valid 3 Butir3 0,705 0,361 Valid 4 Butir4 0,636 0,361 Valid 5 Butir5 0,705 0,361 Valid 6 Butir6 0,504 0,361 Valid 7 Butir7 0,705 0,361 Valid 8 Butir8 0,465 0,361 Valid 9 Butir9 0,532 0,361 Valid 10 Butir10 0,524 0,361 Valid 11 Butir11 0,636 0,361 Valid 12 Butir12 0,524 0,361 Valid

Dari hasil pengujian kedua validitas item variabel lingkungan belajar diketahui bahwa semua item memiliki koefisien korelasi r-hitung > r-tabel (0,361). Dengan demikian, 12 item tersebut dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Setelah pengujian terhadap item-item dalam instrumen valid, maka langkah berikutnya adalah mencari reliabilitasnya. Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari alat pengukur terhadap suatu gejala atau kejadian. Dalam pengujian reliabilitas ini, menggunakan rumus Alpha (α) dari Cronbach, dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi, 2000:236)

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σ σ


(61)

Keterangan:

11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

∑ 2

b

σ = jumlah varian butir

Menurut Nunnaly, jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Imam Ghozali, 2001:42).

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.9

Tingkat keterhandalan variabel penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat keterhandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi 3. 0,400-0,599 Cukup 4. 0,200-0,399 Rendah 5. <0,200 Sangat Rendah Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS seri 12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.10

Rangkuman hasil penelitian reliabilitas Variabel Koefisien

Alpha

Kriteria Reliabilitas

Status Tingkat Keandalan

Motivasi berprestasi 0.865 0,60 Andal Sangat Tinggi Peran guru dalam

proses pembelajaran

0.881 0,60 Andal Sangat Tinggi Lingkungan belajar 0.882 0,60 Andal Sangat Tinggi


(62)

H. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan analisis korelasi ganda. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah variabel-variabelnya berdistribusi normal dan linier.

1. Uji Normalitas

Dimaksudkan untuk mengetahui apakah data untuk tiap-tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, yaitu :

D = maksimum [ Fo(x) – Sn (x)]

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn(x) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika probabilitas asymtot > 0,05 berarti sebaran data normal. 2. Jika probabilitas asymtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal. 2. Uji Linieritas

Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):


(63)

e TC 2 2 S S F= Dimana: 2 ) ( 2 − = k TC JK TC S 2 ) ( 2 − = k E JK e S Keterangan:

F : harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 : varian tuna cocok

e

S2 : varian kekeliruan

JK(TC) : jumlah kuadrat tuna cocok

JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan

Kriteria yang digunakan yaitu jika F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5% maka hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier. Sedangkan jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikansi 5% maka berarti hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linier.

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis regresi sederhana

Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, analisis regresi sederhana ini digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2, 3 adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:


(64)

Ho : ρ≠ 0 tidak ada pengaruh yang signifikan Ho : ρ = 0 ada pengaruh yang signifikan

2) Menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga tentang pengaruh motivasi berprestasi (X1), peran guru dalam proses pembelajaran (X2) dan lingkungan belajar (X3) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) digunakan teknik analisis korelasi product

moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1991 :23 ) :

rxy =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− ∑ 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

Keterangan :

rxy =Koefisien korelasi antara variabel X terhadap Y

∑X = Jumlah nilai X1, X2, X3

∑Y = Jumlah nilai Y

N = Jumlah subjek yang diteliti

Nilai r bervariasi dari -1 sampai dengan +1 dengan melalui 0 (nol), dengan ketentuan sebagai berikut :

- Bila r = -1 atau mendekati -1 berarti ada korelasi negatif yang kuat antara variabel X dan Y

- Bila r = 0 berarti tidak ada korelasi antara variabel X dan Y

- Bila r = +1 atau mendekati +1 berarti ada korelasi positif yang kuat antara variabel Xdan Y

Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2005 : 216 ) :


(65)

+ 0,600 s. d + 0,799 = Kuat + 0,400 s. d + 0,599 = Sedang + 0,200 s. d + 0,399 = Lemah

+ 0,000 s. d + 0,199 = Sangat Lemah

Untuk menguji hipotesis diterima atau tidak maka diadakan uji signifikasi dengan taraf 5 % dengan rumus sebagai berikut :

t =

2 1

2

r n r

− −

Keterangan :

t = Harga t-test yang dicari

r = Koefisien korelasi antara variabel X terhadap Y n = Jumlah sampel

Kriteria Pengujian :

Ho = diterima bila t-hitung < t-tabel Ha = diterima bila t-hitung > t-tabel

3) Mencari persamaan regresi linier sederhana

Y = k + aX

Keterangan :

Y : Variabel terikat (kriterium) a : Bilangan koefisian pertama

X : Bilangan bebas (prediktor) k : Bilangan konstanta

b. Analisis regresi ganda

Analisis ini digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, untuk menguji hipotesis keempat yaitu pengaruh motivasi berprestasi (X1), peran guru dalam proses


(66)

pembelajaran (X2), dan lingkungan belajar (X3) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) sebagai berikut :

1) Mencari persamaan garis regresi tiga prediktor:

Y = aX1 + bX2 + cX3 + k

Keterangan :

Y = Prestasi belajar ekonomi (kriterium)

X1 = Motivasi berprestasi (predictor)

X2 = Peran guru dalam proses pembelajaran (predictor) X3 = Lingkungan belajar (predictor)

a = Slope yang berhubungan dengan variabel X1 b =Slope yang berhubungan dengan variabel X2 c =Slope yang berhubungan dengan variabel X3

k = Bilangan konstanta

2) Mencari koefisien korelasi antara motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi menggunakan rumus :

Ry (1,2,3) =

+

+

2 3 3 2 2 1 1 y y x a y x a y x a Keterangan :

Ry (1,2,3) = Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x2,x3 a1 = Koefisien variabel bebas x1

a2 = Koefisien variabel bebas x2 a3 = Koefisien variabel bebas x3


(67)

x1y = Jumlah hasil kali antara x1 dan y

x2y= Jumlah hasil kali antara x2 dan y

y x

3 = Jumlah hasil kali antara x3 dan y

2

y = Jumlah kuadrat y

x1 = Motivasi berprestasi

x2 = Peran guru dalam proses pembelajaran x3 = Lingkungan belajar

3) Menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi berganda tersebut digunakan uji F dengan taraf signifikansi 5 % dengan rumus sebagai berikut :

F =

(

)

(

1

)

1 2

2

− − −

k n R

k R

Keterangan :

R2 = Jumlah kuadrat koefisien korelasi ganda k = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Terima hipotesis yang menyatakan positif dan signifikan jika Fhitung>Ftabel : k (n-k-1) Tolak hipotesis tersebut jika Fhitung < Ftabel : k (n-k-1)

c. Analisis regresi penentuan bobot sumbangan efektif dan relatif

Analisis regresi dimaksudkan untuk menentukan bobot sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Teknik ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kelima.


(68)

Untuk mengetahui bobot sumbangan efektif masing-masing variabel bebas (predictor)

dengan variabel terikat, maka humus yang digunakan hádala sebagai berikut: 1) Menentukan Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap variabel terikat.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

SR % X =

reg

JK XY

a

X 100%

Keterangan :

SR % X : sumbangan relatif dari suatu predictor a : koefisien predictor

∑ XY : jumlah predictor antara X dan Y JK reg : jumlah kuadrat regresi

2) Mencari Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predictor dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan predictor (Sutrisno Hadi, 1994:45).

Rumusnya sebagai berikut : SE % X = SR % X x R2 Keterangan :

SE % X : sumbangan efektif predictor X SR % X : sumbangan relatif predictor X R2 : koefisien korelasi determinasi


(69)

  48 BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja. Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya adalah anak-anak golongan pribumi, sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu: HIS, ELS, HCS dan MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya:


(70)

1.HIS Bintaran Wetan. 2.HIS Bintaran Kulon. 3.KWS Gondolayu.

4.SMA BOPKRI 1 di Kotabaru

5.SMA BOPKRI 2 di Jl. Jend. Sudirman

Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946.

Adapun asas dan tujuan BOPKRI adalah:

1. Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan.

2. Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan. 3. Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara

Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan.

Dalam kelas IX pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Diadakan pembentukan BOPKRI baru dengan ketua: Drs. Sudarmono dan Penulis merangkap Bendahara: S. Subanu.


(71)

Dari sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain adalah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang ada di jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta.

Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak sembilan kali, yaitu:

1. Margono Paulus (1949 – 1957). 2. Nathanael Daljoeni (1957 – 1963). 3. Eghbert Daniel Yohanes (1963 – 1969). 4. Drs. Widiatmoko Br (1970 – 1971). 5. Purwanto, B.A. (1971 – 1974). 6. Widiarso (1975 – 1977).

7. Drs. Tukidjo, W.S (1977 – 1995). 8. Drs. S. Supadiyono (1995 – 2003). 9. Drs. Priyanto (2003 – 2007).


(72)

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 1. Visi

Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran kasih Tuhan.

2. Misi

a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,

c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika, d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis,

e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti,

f. Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3. Tujuan Sekolah

a. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

1) Pendidikan umum merupakan Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh


(73)

peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2) Mempunyai orientasi ke depan yang berupa tujuan pendidikan yaitu mengembangkan multi kecerdasan kepada peserta didik yang heterogen baik dengan cara klasikal maupun program pembelajaran individual (PPI) yang sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 dan PP 19 Tahun 2005.

b. Tujuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

1) Meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan, dengan melaksanakan tertib belajar sehingga mampu menguasai ilmu pengetahuan, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Membentuk kepribadian yang berkualitas dengan melaksanakan

ajaran kasih Tuhan sehingga memiliki kecerdasan emosional, spiritual, sosial dan berkepribadian santun.

3) Meningkatkan kecakapan untuk menjadi pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu hidup mandiri.

4) Mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berkualitas sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan dan berkompetisi di era global.


(74)

C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 Tahun 1990, lama pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu: semester ganjil dan semester genap.

Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA. Unsur-unsur pendidikan adalah:

1. Sumber Daya Manusia

Yang terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga administratif. 2. Kurikulum

Yang terdiri dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan non KBK 3. Peserta Didik


(1)

166

LAMPIRAN VIX

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Lingkungan Belajar dan Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 17

Pengaruh disiplin belajar, motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar: studi kasus siswa kelas XI SMK Bopkri 1 Yogyakarta.

0 0 187

Hubungan antara motivasi belajar, disilpin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa: studi kasus SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 6 162

Penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

0 1 195

Hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Jl. Jendral Sudirman no.87 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

0 0 131

Hubungan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru, kedisiplinan dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 144

Pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi studi kasus di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 1 190

Penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA Bopkri 2 Yogyakarta

0 1 193

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK INSTALASI LISTRIK DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 1 93

Hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Jl. Jendral Sudirman no.87 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 129