Hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Jl. Jendral Sudirman no.87 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus: Siswa Kelas XII SMA BOPKRI 2 Jl. Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009

Elisabeth Danny Pratiwi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010          

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi, (2) peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi, (3) motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 92 responden. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment dan analisis korelasi ganda.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan: (1) tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi (Probabilitas 0,301), (2) tidak terdapat hubungan yang positif antara peran guru dalam proses pembelajaran (probabilitas 0,881), (3) tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi (probabilitas 0,584).


(2)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND TEACHERS’ ROLES IN LEARNING TEACHING PROCESS AND THE

ACHIEVEMENT OF STUDYING ECONIMICS

A Case Study on : Students of the 12th Grade, BOPKRI 2 Senior High School 87, Jl. Jendral Sudirman Yogyakarta

Elisabeth Danny Pratiwi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to know the relationship between: (1) learning motivation and the achievement of studying economics, (2) teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics, (3) learning motivation and teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics of the students of the 12th grade, BOPKRI 2 Senior High School social sciences department 2008/2009 Academic year.

The population of this research were 92 students of the 12th grade, BOPKRI 2 Senior High School social sciences department. The data were collected by using questionnaire and documentation techniques. Data were analysed by using product moment corelation and double corelation.

The result can be concluded: (1) there is no positive relation between learning motivation and achievement of studying economics, (Probality is 0,301); (2) there is no positive relation between teachers’ roles in learning teaching process and achievement of studying economics, (Probility is 0,881); (3) there is no positive relation between learning motivation and teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics, (Probility is 0,584).


(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus: Siswa Kelas XII SMA BOPKRI 2

Jl. Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Elisabeth Danny Pratiwi NIM: 041334057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus: Siswa Kelas XII SMA BOPKRI 2

Jl. Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Elisabeth Danny Pratiwi NIM: 041334057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Teriring rasa hormat dan cintaku, kupersembahkan karya tulis ini sebagai terima kasihku kepada:

™ Tuhan Yesus Kristus atas segala berkahnya

™ Bapak dan ibuku, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, pengertian dan pengorbanan

™ Kakakku Donny Pratama

™ Seseorang yang special bagiku Isa, terima kasih untuk doa, semangat, tawa, dan kasihmu selama ini.

™ Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2004 ™ Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v MOTTO

• Jangan menyesali kegagalan yang sudah terjadi karena Tuhan Yesus merencanakan keberhasilan lain yang lebih baik bagi umat-Nya

• Pergunakanlah waktu hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu sebelum miskinmu


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI

Studi Kasus: Siswa Kelas XII SMA BOPKRI 2 Jl. Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009

Elisabeth Danny Pratiwi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010          

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi, (2) peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi, (3) motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 92 responden. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment dan analisis korelasi ganda.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan: (1) tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi (Probabilitas 0,301), (2) tidak terdapat hubungan yang positif antara peran guru dalam proses pembelajaran (probabilitas 0,881), (3) tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi (probabilitas 0,584).


(12)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND TEACHERS’ ROLES IN LEARNING TEACHING PROCESS AND THE

ACHIEVEMENT OF STUDYING ECONIMICS

A Case Study on : Students of the 12th Grade, BOPKRI 2 Senior High School 87, Jl. Jendral Sudirman Yogyakarta

Elisabeth Danny Pratiwi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to know the relationship between: (1) learning motivation and the achievement of studying economics, (2) teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics, (3) learning motivation and teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics of the students of the 12th grade, BOPKRI 2 Senior High School social sciences department 2008/2009 Academic year.

The population of this research were 92 students of the 12th grade, BOPKRI 2 Senior High School social sciences department. The data were collected by using questionnaire and documentation techniques. Data were analysed by using product moment corelation and double corelation.

The result can be concluded: (1) there is no positive relation between learning motivation and achievement of studying economics, (Probality is 0,301); (2) there is no positive relation between teachers’ roles in learning teaching process and achievement of studying economics, (Probility is 0,881); (3) there is no positive relation between learning motivation and teachers’ roles in learning teaching process and the achievement of studying economics, (Probility is 0,584).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi” studi kasus siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, saran, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan, serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuannya.

5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Rita Eny Purwantini, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Penguji, yang telah menguji, memberikan masukan, dan mengoreksi skripsi ini.


(14)

xi

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

7. Semua Karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi, atas semua pelayanan dalam membantu penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak, Ibu, dan kakakku yang tidak pernah lelah memberikan doa dan kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.

10.Seluruh sahabat angkatan 2004 dan 2005 Tanti, Dwi Utami, Vita, Selly, Agnes, Sisil, Nova, Fitri, Ida. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya. 11.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 27 Agustus 2010 Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Teoritik ... 10

1. Belajar ... 10

2. Prestasi Belajar Ekonomi ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi ... 12

4. Motivasi ... 14

5. Motivasi Belajar ... 15

6. Guru ... 18

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 22

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 22

2. Hubungan antara Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi... 23

3. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28


(16)

xiii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Variabel Penelitian ... 29

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

1. Prestasi Belajar Ekonomi ... 29

2. Motivasi Belajar ... 30

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 30

E. Populasi Penelitian ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Kuesioner ... 31

2. Dokumentasi ... 31

G. Instrumen Penelitian ... 32

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 35

1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Reliabilitas ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 41

1. Deskripsi Data ... 41

2. Uji Persyaratan Analisis ... 44

a. Uji Normalitas ... 44

b. Uji Linieritas ... 44

c. Uji Heteroskedastisitas ... 45

3. Pengujian Hipotesis ... 46

a. Analisis Bivariat ... 46

b. Analisis Multivariat ... 47

BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 49

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 49

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 53

C. Analisis Keadaan dan Potensi Sekolah ... 54

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Responden ... 59

B. Deskripsi Data Penelitian ... 59

1. Data Variabel Motivasi Belajar ... 59

2. Data Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 60

3. Data Variabel Prestasi Belajar Ekonomi ... 61

C. Uji Normalitas ... 62

D. Uji Linieritas ... 64

E. Uji Heteroskedastisitas ... 65

F. Uji Hipotesis ... 66

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi .... 70

2. Hubungan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 72

3. Hubungan Motivasi dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi... 73


(17)

xiv

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Keterbatasan ... 76

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 32

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Peran Guru dalam Proses pembelajaran ... 34

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 37

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 38

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 3.6 PAP II ... 41

Tabel 3.7 Interval Skor Motivasi Belajar ... 42

Tabel 3.8 Interval Skor Peran Guru dalam Proses Pembelajaran... 43

Tabel 3.9 Interval Skor Prestasi Belajar Ekonomi ... 43

Tabel 5.1 Kategori Data Motivasi Belajar... 60

Tabel 5.2 Kategori Data Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 60

Tabel 5.3 Kategori Data Prestasi Belajar Ekonomi ... 61

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas Motivasi Belajar ... 62

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 63

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Prestasi Belajar Ekonomi ... 63

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linieritas ... 64

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 65

Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 67

Tabel 5.10 Hasil Uji Korelasi Hubungan Peran Guru dalam Proses dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 68

Tabel 5.11 Hasil Uji Korelasi Hubungan Motivasi Belajar dan Peran Guru dalam Proses dengan Prestasi Belajar Ekonomi ... 69


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Instrumen Penelitian ... 81

Lampiran 2 Data Hasil Uji Coba Penelitian ... 84

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian ... 91

Lampiran 6 Deskriptif Data Variabel (PAP Tipe II) ... 96

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 97

Lampiran 8 Uji Linieritas ... 99

Lampiran 9 Uji Heteroskedastisitas ... 100

Lampiran 10 Uji Korelasi Sederhana ... 101

Lampiran 11 Uji Korelasi Ganda ... 102

Lampiran 12 Tabel r, f, t ... 103

Lampiran 13 Permohonan Ijin Penelitian ... 107


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu pondasi bagi terwujudnya bangsa yang besar. Remaja merupakan generasi penerus sehingga penting untuk mengembangkan diri dan menjadi manusia yang berkualitas. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan menduduki peran penting, sehingga pendidikan perlu mendapatkan prioritas tinggi dalam pembangunan nasional.

Upaya peningkatan mutu pendidikan sudah nampak dan tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab 1 pasal 1 menyebutkan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Proses pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 juga mencakup proses perkembangan pada individu mulai dari perkembangan sosial, proses terbentuknya kepribadian dan proses belajar yang berkaitan dengan peningkatan kecerdasan intelektual (http://www.bpkp.go.id/ 2003).


(21)

Berdasarkan GBHN 2003 pembangunan kehidupan seluruh rakyat Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan kreatif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Misalkan saja kehidupan anak usia dini diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan semangat belajar sebagai wahana dasar pembudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diselenggarakan sedini mungkin sehingga berkembang menjadi insan yang kreatif, kompetitif, dan memiliki wawasan luas.

Peningkatan kecerdasan intelektual terkait dengan prestasi belajar yang harus dapat diwujudkan oleh siswa. Prestasi belajar siswa salah satunya tak lepas dari proses belajar yang dilakukan. Belajar yang sesungguhnya mengandung arti didapatkannya pengalaman yang menyenangkan, bukan hanya mentransfer ilmu melalui teori-teori yang melelahkan dengan konsep abstrak (Primadi, 2004:15). Melengkapi pendapat tersebut, (Sugihartono, 2006:23), mengungkapkan bahwa proses belajar yang terjadi pada diri individu umumnya memiliki kecenderungan ke arah pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut (Sugihartono, 2006:24), menerangkan bahwa pada saat ini ditemukan kesalahan dalam proses belajar. Sering siswa didorong untuk menghafal bahan yang diberikan dan bukan dirangsang untuk berpikir sendiri. Terjadinya kesalahan


(22)

tersebut diduga karena digunakannya asumsi bahwa siswa akan lebih efektif dalam belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya atau disebut sebagai kurikulum. Padahal, tidak semua materi yang disusun dapat menyatu dengan kondisi individu, idealnya individu yang memberikan arti kepada materi pelajaran sehingga materi pelajaran tersebut dapat berhubungan dengan kehidupannya. Sehingga perlu adanya motivasi belajar dari siswa sehingga materi pelajaran yang sudah disusun bisa dipahami oleh siswa dan siswa bisa meraih prestasi belajar.

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi. Prestasi belajar ekonomi merupakan hasil yang telah dicapai oleh para siswa dalam usahanya mempelajari dan memahami materi dan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru yang dilakukan dengan sengaja pada waktu tertentu yang diukur secara langsung melalui tes dan selanjutnya dinyatakan ke dalam bentuk simbol atau angka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar cukup banyak, tapi ada dua faktor yang dominan. Faktor pertama merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau disebut juga faktor intern. Faktor kedua merupakan faktor yang berasal dari luar siswa atau faktor ekstern. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain faktor fisik yang meliputi kondisi fisik, panca indera dan faktor psikis antara lain seperti: persepsi, motivasi, sikap, minat, perhatian, bakat, kesiapan dan tingkat intelegensi. Faktor yang berada di luar diri siswa yakni: cara orang tua mendidik, kurikulum, fasilitas belajar, disiplin sekolah dan guru. Faktor


(23)

dari luar siswa juga meliputi faktor situasional seperti keadaan iklim, waktu, tempat serta faktor lingkungan misalnya pergaulan secara sosial.

Motivasi belajar pada siswa dan peran guru dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting yang memiliki peran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah prestasi belajar ekonomi. Ekonomi merupakan suatu mata pelajaran yang membutuhkan banyak latihan, penalaran dan pemahaman tinggi.

Setiap siswa harus memiliki motivasi, (Suryabrata, 2006:70) mengungkapkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas–aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Melakukan sesuatu akan lebih optimal bila ada motivasi, motivasi akan semakin meningkat bila didasari dengan rasa senang. Begitupula dengan belajar seseorang memiliki rasa senang dan nyaman melakukan belajar tentu akan dilakukan secara terus menerus dan akhirnya prestasi belajar dapat diraih.

Perasaan senang dan kenyamanan siswa tentu tak lepas dari lingkungan belajar siswa. Lingkungan belajar siswa tak bisa dilepaskan dari peran guru dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki posisi yang penting dalam memberikan pemahaman tentang materi-materi pelajaran. Guru yang memiliki kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam mengajar, tentu mampu memberikan kenyamanan, rasa senang dan pemahaman materi untuk para siswa.


(24)

Fakta membuktikan bahwa motivasi melahirkan prestasi dalam proses pembelajaran. Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.

Fakta lain yaitu tentang peran guru dalam mengatasi bentuk-bentuk emosi yang sering muncul pada siswa disaat melakukan kegiatan belajar antara lain; malu apabila disuruh oleh gurunya untuk memberikan atau mengemukakan pendapat sewaktu pelajaran berlangsung (malu mengemukakan permasalahan/kesulitan belajar yang sedang dialaminya), takut diejek oleh teman-teman sekelasnya apabila memberikan pendapat yang keliru. Hal ini bisa menyebabkan belajar siswa terganggu, sehingga mengurangi semangat belajarnya dan prestasi belajar siswa. Peran guru dalam mengatasi bentuk-bentuk emosi siswa yaitu guru bertanggung jawab untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa-siswanya, serta memberikan arahan dalam belajar, agar siswa dapat semangat kembali dalam belajar dan berprestasi dalam proses pembelajaran.

Fakta-fakta membuktikan bahwa prestasi seorang siswa tidak hanya ditentukan oleh motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran, tetapi ada faktor lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Bagi siswa yang selalu


(25)

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan dan mencari bahan pengetahuan sendiri. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan (http://makalakumakalahmu.wordpress.com). Salah satu metode pendidikan yang sampai sekarang masih dianggap sebagai metode yang cukup efektif dalam proses pembelajaran adalah metode inquiri. Inquiri adalah tingkah laku yang terlibat dalam usaha manis untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu, alasannya adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam pelajaran dan akan lebih tertarik terhadap pelajaran jika mereka dilibatkan secara aktif, sehingga siswa dapat berprestasi dalam belajar. Metode inquiri ini mensyaratkan keterlibatan aktif siswa dan terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta sikap belajar siswa terhadap pelajaran. Metode ini membantu perkembangan siswa antara lain dalam pemahaman konsep berfikir kritis dan bersikap positif dan disebutkan bahwa metode ini tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam pelajaran saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa. Metode inquri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah bagi siswa sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan masalah, dan siswa benar-benar ditempatkan bagi subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiri adalah sebagai


(26)

pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada siswa untuk dipecahkan namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa, tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangkaian memecahkan masalah, bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. (http://joko.tblog.com/post/1969978751).

Motivasi belajar merupakan hal yang harus dimiliki oleh para siswa, karena siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar yang tinggi pula. Dalam rangka mencapai prestasi peranan guru membimbing dalam belajar siswa sangat penting, dimana cara penyampaian seorang guru, membimbing sangat membantu dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Proses sinergis antara peran guru dan motivasi belajar tentu dua hal yang saling berkaitan. Bila kedua hal ini dimiliki siswa maka prestasi belajar yang optimal dapat dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini meneliti tentang ”Hubungan antara Motivasi Belajar dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi”.


(27)

B. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar ekonomi cukup banyak, tetapi ada faktor yang penting untuk diketahui. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yaitu motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran yang diprediksi mampu meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa. Dua variabel tersebut yaitu motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran menjadi fokus penelitian yang dikaitkan dengan variabel prestasi belajar ekonomi siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian adalah:

1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi?

2. Apakah ada hubungan antara peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi?


(28)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti-bukti tentang:

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi.

2. Hubungan antara peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi.

3. Hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberi tambahan informasi khususnya bagi siswa, tentang peran motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi.

2. Manfaat praktis

Apabila penelitian ini terbukti maka upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan peran ideal yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran bisa dimanifestasikan pada kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar ekonomi pada siswa.


(29)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Belajar

Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Menurut (Suryabrata, 2006:120), mendefinisikan belajar sebagai beberapa hal, yaitu: (a). Belajar membawa perubahan ke arah yang lebih baik, (b). Perubahan tersebut intinya mendapatkan kecakapan baru atau pengetahuan, (c). Perubahan merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja.

(Sardiman, 2006:20), menambahkan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik untuk menuju pada perubahan individu-individu, menjadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa atau ranaf kognisi, afeksi dan psikomotorik. Senada dengan hal tersebut (Suparno, 2000:85), mengungkapkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan dengan sadar.

Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan pokok manusia yang dilakukan dengan proses usaha yang disengaja untuk menuju perubahan yang relatif permanen pada


(30)

pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa.

2. Prestasi Belajar Ekonomi

Prestasi memiliki definisi dalam berbagai versi, menurut (Winkel, 1983:161), prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai dalam hubungannya dalam belajar tingkatan atau besarnya perubahan tingkah laku yang dicapai dari satu pengalaman yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan dan kebiasaan. (Syah, 2002:141), menyebutkan bahwa prestasi merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700), prestasi didefinisikan sebagai hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ekonomi adalah hasil yang telah dicapai oleh para siswa dalam usahanya mempelajari dan memahami materi dan tugas-tugas pelajaran ekonomi yang diberikan oleh guru ekonomi yang dilakukan dengan sengaja pada waktu tertentu yang diukur secara langsung melalui tes dan selanjutnya dinyatakan ke dalam bentuk simbol atau angka.


(31)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yakni: faktor dalam diri pribadi (intern) dan faktor dari luar diri pribadi (ekstern). Salah satu faktor dari luar diri pribadi siswa yaitu guru dan sekaligus sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat mengetahui dan membantu menyelesaikan masalah atau kesulitan belajar siswa sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang optimal.

Adapun faktor-faktor yang dimaksud menurut (Suryabrata, 2006:132), meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar) dibagi menjadi dua golongan, golongan yang pertama yakni: faktor fisiologis (nutrisi, penyakit kronis dan fungsi panca indera) dan selanjutnya golongan yang kedua adalah faktor psikologis (sifat ingin tahu, sifat kreatif, ingin dapat simpati, ingin memperbaiki kegagalan, ingin dapat rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman).

b. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar si pelajar) juga dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah faktor non sosial (keadaan udara, suhu udara, cuaca), waktu (pagi, siang atau malam), tempat (letak gedung), alat–alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, buku–buku, alat–alat peraga). Selanjutnya golongan yang kedua adalah faktor sosial yakni faktor manusia atau antar manusia.


(32)

Menurut (Slameto, 2003:65), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yakni: faktor intern dan faktor ekstern, secara rinci faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor intern meliputi:

1) faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor kesehatan badan dan ada tidak cacat tubuh baik permanen atau sementara;

2) faktor psikologis yang terdiri atas intelegensi, perhatian siswa, minat bakat, motif, kematangan kesiapan;

3) faktor kelelahan yang terdiri atas kelelahan jasmani maupun kelelahan secara rohani.

b. Faktor ekstern meliputi:

1) faktor keluarga yang terdiri atas cara orang tua dalam mendidik, jauh dekatnya relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan; 2) faktor sekolah yang terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, tugas rumah;

3) faktor masyarakat yang terdiri kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.


(33)

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dapat digolongkan menjadi dua macam: yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar, minat belajar, bakat, taraf intelegensi, sikap, perasaan, tingkat ekonomi orang tua, keadaan fisisk, psikis, gaya belajar serta faktor pribadi. Faktor ekstern siswa dipengaruhi oleh lingkungan, sarana dan prasarana, guru serta cara mengajarnya.

4. Motivasi

Motivasi di mulai dari kata motif, menurut (Sardiman, 2006:73), motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif, motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.

Sedangkan menurut (Suryabrata, 2006:70), motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas– aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi menurut (Slameto, 2003:25), merupakan suatu proses yang menentukan suatu tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum, dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Menurut (Suparno,


(34)

2000:113), menambahkan bahwa motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu guna mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Dari berbagai pengertian tentang motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah serangkaian usaha yang dilakukan karena ada rangsangan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan.

5. Motivasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan hasil maupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan tapi pengubahan kelakuan (Hamalik, 2004:27). Menurut (Sardiman, 2006:75), mengemukakan tentang beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah, antara lain:

a) Memberikan angka

Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai nilai atau angka yang baik. Siswa biasanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik-baik, sehingga beberapa siswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik, misalnya mencontek, angka-angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi


(35)

yang kuat. b) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Jadi hadiah tidak selalu bisa menimbulkan motivasi.

c) Saingan/ Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat juga digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan pada siswa baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d) Ego - involvement

Menumbuhkan kesadaran siswa agar bisa merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga mau bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, karena harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

e) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi belajar siswa.


(36)

f) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g) Pujian

Pujian ini adalah bentuk reiforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi dan pemberiannya pun harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan sehingga akan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h) Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip dalam memberikan hukuman.

i) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik.

j) Minat

Motivasi erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan


(37)

lancar kalau disertai dengan minat. k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan baik diterima oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Motivasi belajar merupakan hal yang harus dimiliki oleh para siswa dalam kegiatan belajar, karena motivasi merupakan dorongan yang muncul dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan motivasi juga mempengaruhi intensitas siswa dalam aktivitas belajar sehingga prestasi belajar dapat tercapai dengan baik.

6. Guru

Guru merupakan tenaga profesional yang berfungsi sebagai pengajar anak didik dan bertujuan mengantarkan anak didik meraih apa yang mereka cita-citakan. Menurut (Sardiman, 2006:125), guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sedangkan menurut (Slameto, 2003:98), dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.


(38)

Secara rinci (Slameto, 2003:109), menjelaskan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar:

a) Guru sebagai informator

Guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan baik akademik maupun umum. b) Guru sebagai organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus dan jadwal pelajaran. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa. c) Guru sebagai motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siwa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika proses belajar mengajar.

d) Guru sebagai pengarah

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.


(39)

e) Guru sebagai inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar, sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

f) Guru sebagai transmitter

Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g) Guru sebagai fasilitator

Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif.

h) Guru sebagai mediator

Dapat diartikan sebagai penengah kegiatan belajar siswa. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media merupakan salah satu peran guru. i) Guru sebagai evaluator

Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.


(40)

Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan perkembangan siswa. Menurut (Hasan, 1994:106), guru mempunyai peran sebagai fasilitator, pembimbing, motivator dan organisator.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui tentang pentingnya peran guru dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk dapat melaksanakan perannya dengan baik, guru harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Selain itu ada persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi baik dari guru sendiri maupun dari pemerintah selaku pengambil kebijakan pendidikan. Beberapa persyaratan tersebut antara lain: adanya dedikasi yang tinggi dari guru, terciptanya hubungan yang baik antara staf pengajar dengan pimpinan maupun siswa, sistem pendidikan dan kurikulum yang pas, fasilitas ruangan yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adanya kesejahteraan guru yang memadai. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar akan semakin baik dan tentu saja akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Temuan yang berbeda diperoleh dari penelitian (Antoro, 2008:51) dengan judul “hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap cara guru mengajar, dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas 2 SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2006/2007”, menemukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi


(41)

belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi waktu yang memungkinkan serta keseriusan siswa dalam menjawab setiap item pertanyaan pada kuesioner yang diberikan kepada masing-masing siswa.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas guna mencapai suatu tujuan tertentu. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi siswa antara lain memberikan nilai, pujian, hadiah, hukuman dan sebagainya.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam usahanya mempelajari materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yang diukur secara langsung melalui tes dan selanjutnya dinyatakan ke dalam bentuk angka. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai prestasi belajar, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu motivasi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari pihak luar, karena motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual yang berperan dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan rajin belajar maka siswa akan


(42)

mencapai prestasi belajar ekonomi yang optimal.

Motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena dengan adanya motivasi, siswa terpacu untuk giat belajar. Siswa yang belajar dengan giat, prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa yang malas belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi nampak dalam minat dan perhatian terfokus terhadap tugas belajar. Dengan tanpa mengenal bosan, keengganan, tanpa menyerah dan berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak menghindari tugas yang diberikan oleh guru, dapat dipastikan hasil yang diperoleh siswa akan sangat memuaskan. Dengan adanya motivasi belajar pada diri siswa maka keinginan siswa untuk berprestasi bisa tercapai. Hal ini membuktikan adanya hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Hubungan antara Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi

Guru dapat dikatakan sebagai seorang pendidik yang memberikan bantuan kepada siswa, agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa, mengenal diri sendiri, dan mengatasi persoalan-persoalan sehingga para siswa dapat menentukan sendiri jalan hidupnya atau masa depannya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain. Peran guru dalam proses pembelajaran yaitu membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dengan menguasai


(43)

pengetahuan dan keterampilan belajar dalam rangka menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.

Prestasi belajar siswa merupakan bukti usaha yang telah dicapai siswa dalam belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah faktor dari luar diri siswa yaitu guru dan sekaligus sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang optimal.

Pada saat proses pembelajaran umumnya siswa memusatkan perhatian pada objek, materi atau perilaku, model yang menarik dan dikagumi akan mengundang perhatian siswa, berpengaruh kuat dan menyediakan kemungkinan besar untuk dicontoh oleh siswa, dan siswa menjadi tidak konsentrasi dalam belajar. Agar siswa konsentarasi dalam belajar maka peran guru sebagai pendidik adalah dengan cara mengingatkan siswa agar memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang sedang dipelajari bukan pada hal-hal lain dan mengingatkan siswa agar mengabaikan hal-hal yang mengganggu perhatian belajar seperti suara bising, orang lalu lalang dan lainnya, sehingga siswa dapat kembali melakukan kegiatan belajar dan memperoleh prestasi belajar yang baik pada proses belajar di sekolah.

Guru merupakan sentral dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru merupakan informator, organisator, motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator dan evaluator, dengan begitu guru


(44)

mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat pentingnya peran guru, guru dituntut mampu menjalankan perannya dengan baik, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan materi pelajaran yang diberikan oleh guru akan terserap secara optimal. Dengan demikian peran guru dalam proses pembelajaran berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar ekonomi.

3. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan yang terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan belajar ini bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anak yang sedang menuju kedewasaan melalui usaha belajar.

Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui sejauh mana para siswa telah berhasil menguasai bahan pelajaran dalam batas waktu yang ditentukan perlu diadakan penilaian. Penilaian ini sangat penting untuk menentukan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.

Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar ekonomi yang tinggi maka prestasi belajar ekonominya juga tinggi. Untuk memperoleh prestasi


(45)

yang baik di sekolah diperlukan motivasi belajar karena motivasi memegang peranan yang penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar dan peran guru juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar yang ada di dalam diri siswa dengan cara membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, menguasai pengetahuan dan keterampilan belajar, sehingga siswa memiliki semangat untuk melakukan kegiatan belajar dan memperoleh prestasi belajar yang baik pada proses belajar di sekolah.

Motivasi belajar, dan peran guru dalam proses pembelajaran tak bisa dipisahkan, karena salah satu hal tak ada maka prestasi belajar sulit untuk diraih. Siswa yang memiliki motivasi belajar namun tak dibarengi dengan peran guru dalam proses pembelajaran maka menyulitkan siswa untuk meraih prestasi. Dengan demikian sudah jelas bahwa motivasi belajar, dan peran guru dalam proses pembelajaran berhubungan dengan prestasi belajar ekonomi siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi pada siswa.

2. Ada hubungan positif antara peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi siswa.


(46)

3. Ada hubungan positif antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi siswa.


(47)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai panduan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini adalah ex post facto karena hanya mengungkap data yang sudah ada, dan tidak membuat perlakuan tertentu terhadap variabel penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi karena bertujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Penelitian ini bersifat kuantitatif, gejala-gejala yang akan diteliti diukur dengan menggunakan angka-angka. Dengan demikian penelitian ini memungkinkan digunakan teknik analisa statistik untuk mengolah data yang diperoleh.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2, yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No 87 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian


(48)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Variabel bebas, meliputi: motivasi belajar, peran guru dalam proses pembelajaran, dan variabel terikat, meliputi: prestasi belajar ekonomi.

Hubungan antar variabel penelitian tersebut apabila digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Prestasi Belajar Ekonomi

Prestasi belajar ekonomi adalah kriteria keberhasilan siswa yang diukur dari perubahan kognitif dan hasil yang berupa nilai selama mengikuti proses pembelajaran ekonomi. Prestasi belajar ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti mata pelajaran ekonomi yang terdiri dari nilai rata-rata raport siswa pada semester kedua.

Motivasi

Peran Guru


(49)

2. Motivasi Belajar

Merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar ekonomi. Motivasi belajar mempengaruhi intensitas usaha siswa dalam belajar, motivasi belajar berhubungan erat dengan tujuan siswa yakni meraih prestasi belajar. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah besarnya skor total motivasi belajar yang diperoleh siswa atau subjek penelitian setelah dilakukan pengukuran terhadap motivasi belajarnya. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: ketekunan dan keuletan, usaha untuk belajar, kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik, dan keinginan untuk mencapai tujuan belajar.

3. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

Merupakan tugas dan bentuk tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam proses pendidikan. Adapun variabel peran guru dalam proses pembelajaran meliputi antara lain guru berperan sebagai informator, organisator, konduktor, motivator, pengarah, inisiator dan transmitter, fasilitator, pendidik, dan evaluator.

E. Populasi Penelitian

Populasi Penelitian

Menurut (Arikunto, 2002:108), “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau semua elemen yang ada dalam penelitian”. Populasi dapat berupa kumpulan atau kelompok yang anggotanya orang atau benda. Populasi bukan sekedar


(50)

jumlah tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini yang digunakan penelitian populasi, dengan populasi siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 92 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Metode ini digunakan untuk mengetahui variabel bebas yaitu: motivasi belajar ekonomi dan peran guru dalam proses pembelajaran siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009.

2. Dokumentasi

Menurut (Arikunto, 2002:149), mengatakan bahwa dokumentasi yaitu “metode yang dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang sudah terarsip atau ada pada masing-masing bagian. Data tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Data yang digunakan untuk mengungkapkan variabel prestasi belajar ekonomi adalah nilai raport siswa yang telah menempuh pelajaran ekonomi pada SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009.


(51)

G. Instrumen Penelitian

Menurut (Arikunto, 2002:126), mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode. Kegunaan instrumen ini agar lebih mudah dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau pun hal-hal yang ia sukai. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban yang telah dipilih.

Pada penelitian ini terdapat dua jenis instrumen penelitian, yaitu instrumen untuk mengungkapkan data tentang motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar

No Dimensi Indikator No Pertanyaan

Positif Negatif

1. Aktivitas belajar

dikelas

1. Diskusi pada saat menemui kesulitan.

2. Bertanya bila kurang paham.

3. Giat belajar sampai paham.

4. Berusaha untuk mengejar ketinggalan materi.

5. Berlomba untuk mendapatkan nilai yang terbaik.

1 2 3 4 5


(52)

6. Terdorong untuk mendapatkan nilai yang terbaik

7. Rajin belajar untuk mendapatkan nilai yang terbaik.

6

7

2. Usaha untuk belajar 1. Memanfaatkan waktu untuk

belajar.

2. Tertarik dalam belajar.

3. Giat belajar pada saat ulangan.

4. Berusaha memperhatikan pelajaran.

5. Tahu apa manfaat dari belajar.

8 9 10 11 12 3. Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik

1. Berusaha mempelajari materi

dirumah.

2. Tetap mengerjakan tugas.

3. Mengandalkan teman untuk

mengerjakan tugas.

13 14

15

4. Keinginan untuk

mencapai tujuan belajar

1. Mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

2. Berusaha mengumpulkan

tugas.

3. Berkeinginan menjadi siswa

paling pandai.

4. Malas belajar karena tidak

mempunyai cita-cita.

5. Memanfaatkan waktu,

kesempatan dan peluang.

16 17 18

20

19

Skala yang digunakan dalam pengukuran instrumen motivasi belajar adalah skala likert dengan empat pilihan kemungkinan jawaban. Skor dari masing-masing butir pertanyaan 1 sampai dengan 5. Penerapan skor tergantung dari sifat pertanyaannya, apakah pertanyaan positif atau pertanyaan negatif. Untuk pertanyaan positif sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Sedangkan untuk alternatif pertanyaan negatif sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, ragu-ragu diberi


(53)

skor 3, tidak setuju diberi skor 4 dan sangat tidak setuju diberi skor 5.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

No Dimensi Indikator No Pertanyaan

Positif Negatif

1. Informator 1. Membantu siswa mengelola

waktu belajar.

2. Mengarahkan siswa agar

aktif dalam belajar.

1 2

2. Organisator 1. Menunjukkan urutan materi.

2. Menyuruh siswa untuk

mencatat jadwal pelajaran.

3. Memberikan silabus pada

siswa.

3 4 5

3. Konduktor 1. Menanggapi pertanyaan

siswa. 6

4. Motivator 1. Memberikan pujian.

2. Menganggap rendah

kemampuan siswa.

3. Berusaha mengerti kesulitan siswa.

7

9

8

5. Pengarah 1. Selalu mengingatkan siswa.

2. Mengajak mendiskusikan

soal yang sulit.

3. Memberitahukan kepada

siswa peraturan-peraturan baru.

10 11

12

6. Inisiator dan transmitter 1. Memperjelas pelajaran

dengan media.

2. Membantu memecahkan kesulitan belajar siswa.

3. Memberikan tugas kepada siswa.

13 14 15

7. Fasilitator 1. Menggunakan berbagai

macam metode


(54)

8. Pendidik 1. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok untuk berdiskusi.

2. Menjelaskan manfaat tugas-tugas.

17 18

9. Evaluator 1. Memberikan tes diawal dan

diakhir pelajaran.

2. Memberikan penilaian dan

komentar.

19 20

Skala yang digunakan dalam pengukuran instrumen peran guru dalam proses pembelajaran adalah skala likert dengan empat pilihan kemungkinan jawaban. Skor dari masing-masing butir pertanyaan 1 sampai 5. Penerapan skor tergantung dari sifat pertanyaannya, pertanyaan positif atau pertanyaan negatif. Untuk pertanyaan positif sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Sedangkan untuk alternatif pertanyaan negatif sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4 dan sangat tidak setuju diberi skor 5.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar data yang diperoleh benar–benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji coba instrumen akan dilakukan pada sebagian siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.


(55)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Uji validitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Menurut pengujian (Arikunto, 2002:146), pengujian validitas instrumen penelitian ini, digunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut:

(

)( )

(

)

{

Ν∑Χ2 − ∑Χ 2

}

{

Ν∑Υ2 −

(

∑Υ

)

2

}

∑ Χ ∑ − ΧΥ ∑ Ν

= Y

rxy

Keterangan:

rxy = Koefisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden

Σ

XY = Jumlah produk dari X dan Y

Σ

X = Jumlah nilai X

Σ

Y = Jumlah nilai Y

Σ

X2 = Jumlah X kuadrat

Σ

Y2 = Jumlah Y kuadrat

Untuk mengetahui valid tidaknya tiap-tiap butir soal yaitu dengan membandingkan harga rxy (r hitung) dengan r tabel dari Pearson, dengan taraf


(56)

(sahih) dan begitu sebaliknya.

Uji validitas ini menggunakan komputer program SPSS versi 12.00, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r tabel dengan N = 30 dimana untuk df = 30 - 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai r tabel sebesar 0,374. Maka butir-butir soal yang telah disusun ke dalam instrumen dinyatakan valid sehingga pengambilan keputusan data penelitian dapat digunakan.

a. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Tabel 3.3

Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar (X1)

No Item rxy R tabel N = 30 / α = 5% Keterangan

1 0,284 0,374 Tidak Valid

2 0,855 0,374 Valid

3 0,855 0,374 Valid

4 0,713 0,374 Valid

5 0,200 0,374 Tidak Valid

6 0,193 0,374 Tidak Valid

7 0,713 0,374 Valid

8 0,117 0,374 Tidak Valid

9 -0,055 0,374 Tidak Valid

10 0,855 0,374 Valid

11 0,855 0,374 Valid

12 0,698 0,374 Valid

13 0,713 0,374 Valid

14 0,855 0,374 Valid

15 0,466 0,374 Valid

16 0,855 0,374 Valid

17 0,200 0,374 Tidak Valid

18 0,855 0,374 Valid

19 0,855 0,374 Valid


(57)

Dari tabel di atas tampak bahwa dari 20 item pertanyaan, terdapat 7 item pertanyaan yang tidak valid, karena r hitung lebih kecil dari r tabel, jadi 20 item pertanyaan tersebut yang layak digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 13 item pertanyaan.

b. Uji Validitas Variabel Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran (X2)

No Item rxy R tabel N = 30 / α = 5% Keterangan

1 0,762 0,374 Valid

2 0,620 0,374 Valid

3 0,464 0,374 Valid

4 0,284 0,374 Tidak Valid

5 0,666 0,374 Valid

6 0,595 0,374 Valid

7 0,522 0,374 Valid

8 0,481 0,374 Valid

9 0,666 0,374 Valid

10 0,507 0,374 Valid

11 0,666 0,374 Valid

12 0,277 0,374 Tidak Valid

13 0,222 0,374 Tidak Valid

14 0,611 0,374 Valid

15 0,393 0,374 Valid

16 0,717 0,374 Valid

17 0,388 0,374 Valid

18 0,441 0,374 Valid

19 0,465 0,374 Valid

20 0,469 0,374 Valid

Dari tabel diatas tampak bahwa dari 20 item pertanyaan, terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid, karena r hitung lebih kecil dari r tabel, jadi 20 item pertanyaan tersebut yang layak digunakan untuk penelitian selanjutnya


(58)

adalah 17 item pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut pengujian (Arikunto, 2002:171), reliabilitas instrumen digunakan rumus koefisien alpha sebagai berikut:

(

)

⎤⎢⎡ − ∑ ⎥

⎢ ⎣ ⎡

− =

1 1

1 2

2

11

σ

σ

b k

k r

Keterangan:

r11 = Reliabilitas yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σσ2

b = Jumlah varian skor tiap–tiap item σ2

1 = Varian total

Kriteria pengujian instrumen dikatakan handal apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka variabel tersebut reliabel.

Uji reliabilitas ini menggunakan komputer program SPSS versi 12.00, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r tabel dengan N = 30 dimana untuk df = 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai r tabel 0,374. Maka butir-butir soal yang telah disusun ke


(59)

dalam instrumen dinyatakan reliabilitas sehingga pengambilan data penelitian dapat digunakan.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Variabel Koefisien

Alpha

r-tabel

(df = 28, α = 5%)

Keterangan

Motivasi Belajar 0,891 0,374 Reliabel

Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

0,887 0,374 Reliabel

Pada penelitian ini untuk menginterprestasikan hasil uji coba instrumen menggunakan pedoman dari (Arikunto, 2002:254) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 : Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 : Tinggi

0,400 – 0,599 : Cukup 0,200 – 0,399 : Rendah

0,000 – 0,199 : Sangat Rendah

Berdasarkan tabel diatas maka, apabila dilihat dari hasil pengujian reliabilitas motivasi belajar, dengan nilai alpha 0,891 termasuk dalam kategori sangat tinggi dan hasil pengujian reliabilitas peran guru dalam proses pembelajaran, dengan nilai alpha 0,887 termasuk dalam kategori sangat tinggi


(60)

I. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi data

Data yang diperoleh dari lapangan, disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana apa adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Untuk pengujian deskriptif variabel digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Marsidjo, 1991:46)

Tabel 3.6 PAP II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel

81% - 100% Sangat Baik

66% - 80% Baik

56% - 65% Cukup Baik

46% – 55% Tidak Baik

Dibawah 46% Sangat Tidak Baik

Berdasarkan kriteria diatas, maka kategori kecenderungan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Belajar

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 13 item pertanyaan adalah 65 dan skor terendah adalah 13, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 52, sehingga diperoleh:


(61)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

13 + (81% x 52) = 55,12 dibulatkan menjadi 55 Sangat Tinggi

13 + (66% x 52) = 47,32 dibulatkan menjadi 47 Tinggi

13 + (56% x 52) = 42,12 dibulatkan menjadi 42 Sedang

13 + (46% x 52) = 36,92 dibulatkan menjadi 37 Rendah

Dibawah 37 Sangat Rendah

Disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Interval Skor Motivasi Belajar

Interval Skor Keterangan

55 - 65 Sangat Tinggi

47 - 54 Tinggi

42 - 46 Sedang

37 - 41 Rendah

13 - 36 Sangat Rendah

b. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 17 item pertanyaan adalah 85 dan skor terendah adalah 17, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 68, sehingga diperoleh:

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi-nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel

17 + (81% x 68) = 72,08 dibulatkan menjadi 72 Sangat Tinggi

17 + (66% x 68) = 61,88 dibulatkan menjadi 62 Tinggi

17 + (56% x 68) = 55,08 dibulatkan menjadi 55 Sedang

17 + (46% x 68) = 48,28 dibulatkan menjadi 48 Rendah


(62)

Disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Interval Skor Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

Interval Skor Keterangan

72 - 85 Sangat Tinggi

62 - 71 Tinggi

55 - 61 Sedang

48 - 54 Rendah

17 - 47 Sangat Rendah

c. Prestasi Belajar Ekonomi

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai adalah 100 dan skor terendah adalah 0, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 100, sehingga diperoleh:

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi-nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

0 + (81% x 100) = 81 Sangat Baik

0 + (66% x 100) = 66 Baik

0 + (56% x 100) = 56 Cukup Baik

0 + (46% x 100) = 46 Tidak Baik

Dibawah 46 Sangat Tidak Baik

Disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Interval Skor Prestasi Belajar Ekonomi

Interval Skor Keterangan

81 - 100 Sangat Baik

66 - 80 Baik

56 - 65 Cukup Baik

46 - 55 Tidak Baik


(63)

2. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data maka terlebih dahulu dilakukan prasarat analisis yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari tiap-tiap variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dengan menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 12. Untuk mengidentifikasikan data berdistribusi normal adalah dengan melihat 2-tailed significance yaitu jika masing-masing variabel memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linear. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut Sujana (1992:332):

2 2

Se

S

F

=

TC

Keterangan:

F = Nilai F untuk garis regresi S2 = Varians tuna cocok


(64)

Se2 = Varians kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5 % koefisien F hitung diperoleh dari SPSS 12. Jika nilai F hitung > F tabel, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linear. Sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel, maka hubungan antara variabel bebas dengan terikat adalah linear.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi klasik heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan teknik analisis uji Park bantuan program SPSS 12. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak. Untuk mengidentifikasikan data tersebut adalah dengan melihat variabel independen signifikan (nilai-nilai signifikan < α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian tersebut terdapat heteroskedastisitas.


(65)

3. Pengujian Hipotesis a. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2, 3 dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan peran guru dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi. Menurut pengujian (Arikunto, 2002:146), analisis bivariat digunakan untuk mengukur koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

=

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden

Σ

XY = Jumlah produk dari X dan Y

Σ

X = Jumlah nilai X

Σ

Y = Jumlah nilai Y

Σ

X2 = Jumlah X kuadrat

Σ

Y2 = Jumlah Y kuadrat

Harga r hitung dikorelasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka Ho ditolak dan


(66)

signifikan. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak signifikan.

b. Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk menentukan derajat hubungan antar variabel bebas bersama-sama dengan variabel terikatnya. Pada penelitian ini digunakan teknik korelasi ganda. Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ketiga.

1. Mencari koefisien korelasi antar preditor X1 dan X2 dengan Y, menurut pengujian (Sutrino Hadi, 2004:22), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

( )

+

=

1 1 22 2

2

,

1

y

y

x

a

y

x

a

R

y

Keterangan:

Ry(1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 = Koefisien prediktor X1

a2 = Koefisien prediktor X2

Σ

x1y = Jumlah produk antara X1 dengan Y

Σ

x2y = Jumlah produk antara X2 dengan Y


(67)

2. Menguji keberartian korelasi ganda diuji dengan harga F, menurut pengujian (Sugiyono, 2003:219), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

1

)

/

(

1

)

/

2 2

=

k

n

R

k

R

Fh

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel

Untuk menguji signifikansi korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 12. dalam hal ini berlaku ketentuan apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan.


(68)

49 BAB IV

GAMABARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI didirikan dengan motivasi, cita-cita, dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Terdapat lima tahapan sejarah berdirinya Yayasan BOPKRI, yaitu sebagai berikut:

1. Pada Masa penjajahan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.

Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya adalah anak-anak golongan pribumi, sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu: HIS, ELS, HCS dan MCS.


(69)

Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu, terdapat juga di Yogyakarta, misalnya:

a. HIS Bintaran Wetan b. HIS Bintaran Kulon c. KWS Gondolayu

d. Christelijke Mulo Schol di Kotabaru (sekarang SMA BOPKRI 1) e. Christelijke Huishound Schol di Jl. Jenderal Sudirman (sekarang SMA

BOPKRI 2)

2. Pada Masa Pendudukan Jepang

Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta di negerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai diperbolehkan tetap mengajar. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, maka dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.

3. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan

Dalam masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) didirikan pada tanggal 11 Mei 1945. Dalam konggres yang pertama di Surakarta, diputuskan untuk didirikan


(70)

lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.

Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 Desember 1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946. Adapun asas dan tujuan BOPKRI adalah:

a. Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. b. Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat

Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan.

c. Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan. Dalam Clash II pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP, maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada bulan Februari 1948, sekelompok kecil guru-guru kristen berkumpul di Balai Pertemuan Kristen (BPK) yang sekarang menjadi Galeria Mall untuk membicarakan nasib sekolah-sekolah BOPKRI yang menghasilkan kebulatan tekat: “kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya“.


(71)

4. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949

Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB. IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada tanggal 5 Juli 1949, meyerukan agar semua sekolah di buka kembali. BOPKRI menanggapi dengan sangat antusias.

Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh status disamakan.

Adapun susunan pengurus Yayasan BOPKRI adalah sebagai berikut: 1) Ketua: Drs. Sudarmono

2) Penulis merangkap Bendahara: S. Subanu

Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak sembilan kali, beliau-beliau tersebut adalah:

1) Margono Paulus (1949 – 1957) 2) Nathanael Daljoeni (1957 – 1963) 3) Eghbert Daniel Yohanes (1963 – 1969) 4) Drs. Widiatmoko Br (1970 – 1971) 5) Purwanto, B.A. (1971 – 1974)


(72)

6) Widiarso (1975 – 1977)

7) Drs. Tukidjo, W.S (1977 – 1995) 8) Drs. S. Supadiyono (1995 – 2003) 9) Drs. Priyanto (2003 – 2007) 10) Sri Rahayuningsih, S.Pd.

Demikian sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang sekarang; Alamat : Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

Kode Pos : 55223

Telepon : ( 0274 ) 513433 Faximile : ( 0274 ) 540579

E-mail : www.smabopkri2yk.svh.id

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 1. Visi SMA BOPKRI 2

Menjadi sekolah yang berkualitas baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran Kasih Tuhan.

2. Misi SMA BOPKRI 2

a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,

c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika, d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis,


(73)

e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti,

f. Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3. Tujuan SMA BOPKRI 2

a. Meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan, dengan melaksanakan tertib belajar sehingga mampu menguasai ilmu pengetahuan, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Membentuk kepribadian yang berkualitas dengan melaksanakan ajaran kasih Tuhan hingga memiliki kecerdasan emosional, spiritual, sosial, dan berkepribadian santun.

c. Meningkatkan kecakapan untuk menjadi pelaku ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga mampu hidup mandiri.

d. Mampu melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang berkualitas sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan dan berkompetisi di era global.

C. Analisis Keadaan dan Potensi Sekolah 1. Lingkungan Sekolah

SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bernaung di bawah Yayasan Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia (BOPKRI) Yogyakarta. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.87 yang merupakan jalan protocol di Kota Yogyakarta, berdekatan dengan


(74)

hotel-hotel berbintang, bank dan pusat pertokoan. 2. Keadaan Sekolah

a. Sarana Prasarana

Ruang

Keterangan

Jenis Jumlah Luas Jumlah

Luas 1 Ruang Belajar

1.Ruang Teori/Kelas 23 56 1289 2.Ruang Perpustakaan 1 176 176

3.Ruang Lab. Bahasa 1 54 54

4.Ruang Lab.

Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi)

3 60 180

5.Lab. Komputer/TIK 1 72 72

6.Studio Musik 1 56 56

7.Ruang Keterampilan *R. Terbuka

Halaman Belakang

8.Ruang Audio Visual 1 63 63

9.Ruang Lab. Multi Media 1 62 62

No

Ruang

Keterangan

Jenis Jumlah Luas Jumlah

Luas 2 Ruang Kantor

1.Ruang Kepala Sekolah 1 63 63 2.Ruang Wakil Kepala

Sekolah 1 56 56

3.Ruang Guru 1 72 72

4.Ruang Tata Usaha 1 63 63

5.Ruang Tamu/Lobi 1 63 63

3 Ruang Penunjang

1.Gudang 3 15 45

2.Ruang Pantry 1 8 8


(75)

4.KM/WC Siswa 6 9 54 5.Ruang Pembimbing

Konseling

1 24 24

6.Ruang UKS 1 24 24

7.Ruang Pramuka 1 24 24

8.Ruang OSIS 1 56 56

9.Ruang Doa 2 8 8

10.Ruang Koperasi 2 18 36

11.Ruang Kantin 4 28 112

12.Ruang Pompa/Menera 1 8 8

13.Bangsal Kendaraan 3 60 180

14.Pos Jaga 1 2,5 2,5

15.Selasar/Teras/Tangga 3 83,4 250

Jumlah Luas Bangunan 3.267,5

b. Anggaran sekolah

Secara umum sumber dana sekolah diperoleh dari dana yang dihimpun dari orang tua peserta didik dan bantuan dari pemerintah yang bersifat insidental. Adapun anggaran pendapatan dan belanja sekolah selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:

No Tahun Pelajaran Jumlah ( Rupiah )

1 2005 – 2006 3.175.855.071

2 2006 – 2007 3.977.277.856

3 2007 – 2008 4.521.524.925

3. Personalia Sekolah a. Tenaga Pendidik

Pendidikan Jumlah Jumlah

Total

DPK GTY G.Bantu G.Kontrak GTT

S – 2 1 1 - - 1 3

S – 1 12 9 - 5 22 48

D - 3 - - - - 2 2


(76)

b. Tenaga Kependidikan

Pendidikan Jumlah Jumlah

Total

TY Kontrak TT

S – 2 - - - -

S – 1 2 2 1 5

D – 3 2 - - 2

SLTA 2 2 16 20

SLTP 3 - 2 5

SD - - 1 1

Jumlah 9 4 20 33

Ket: TY: Tenaga Tetap Yayasan, Kontrak: Tenaga Kontrak Sekolah, TT: Tenaga Tidak Tetap

4. Peserta Didik

a. Keadaan Peserta Didik 3 tahun terakhir Tahun

Pelajaran

Jumlah Siswa

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

2005/2006 245 294 318 857

2006/2007 288 245 284 817

2007/2008 215 275 245 738

2008/2009 167 214 287 638

b. Profil Tamatan

Tahun Ajaran Tamatan Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Nasional Kelulusan Jumlah Target Hasil Target Jumlah

Lulus

Persentase Lulus

2005 - 2006 320 100% 6.80 65 289 90.31%

2006 – 2007 283 100% 7.45 70 277 97.88%


(77)

c. Keberhasilan Proses 3 (Tiga) Tahun Terakhir Tahun Ajaran Jumlah

Siswa

Rata-Rata NEM SMP

Rata-Rata Nilai Ujian Akhir SMA

2005 – 2006 320 5.94 6.80

2006 – 2007 283 6.24 7.45

2007 - 2008 239 6.20 6.89

5. Orang Tua Peserta Didik

Data Siswa menurut tempat tinggal orang tua No Kelas Kota Sleman Bantul Gunung

Kidul

Kulon

Progo Luar Total

1 X 103 64 17 3 - 28 215

2 XI 117 94 23 2 1 40 277

3 XII 97 85 31 1 - 32 246


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)