1 Kelas kurang kompak karena adanya perbedaan jenis kelaminsukustatus sosialdan lain-lain sehingga menyebabkan
timbulnya “klik-klik” dalam kelas. 2 Kelas “mbandel”, sukar diatur, suka berontak terhadap peraturan
dan “kebal” terhadap norma-norma tingkah laku dan ketentuan yang berlaku, misalnya sengaja berbicara keras-keras di kelas,
membolos, ramai, teriak-teriak, dsb.
3 Kelas berinteraksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya dengan mengejek, memojokkan, mengkambinghitamkan,
dsb. 4 Kelas justru “membombong” anggota kelas yang melanggar
norma-norma kelompok, misalnya memberi dukungan kepada siswa yang melakukan pelanggaran atau kepada badut kelas.
5 Kelas mudah sekali dialihkan perhatiannya dari tugas yang sedang dikerjakan, tidak bisa konsentrasi atau mudah buyar perhatiannya.
6 Semangat kerja rendah, lamban dan malas, dan melakukan aksi protes terhadap guru karena menganggap tugas-tugas yang
diberikan terlalu banyak, kurang adil, dsb. 7 Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya
perubahan jadwal, dan pergantian guru. Setiap permasalah memiliki penanganan yang berbeda-beda maka
seorang guru perlu untuk mendiagnosis terlebih dahulu agar dalam melakukan tindakan korektif tidak terjadi kesalahan yang dapat
menimbulkan masalah yang baru lagi. Dengan demikian, guru diharapkan peka terhadap situasi yang terjadi di dalam kelas serta
mencoba untuk menanggapi sumber atau sebab masalahnya itu. Guru perlu untuk memperhatikan dan mengamati berbagai hal yang terjadi
di dalam kelas.
3. Bidang-Bidang Pengelolaan Kelas
Berdasarkan dengan adanya berbagai permasalahan di atas maka seorang guru perlu untuk menguasai berbagai pendekatan pengelolaan
kelas agar dapat memilih strategi yang tepat dalam menangani masalah- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masalah yang terjadi. Pendekatan yang akan diajukan dalam mengghadapi masalah pengelolaan kelas tersebut adalah tiga bidang pengelolaan kelas
sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu: a. Bidang I: Menciptakan iklim kelas yang baik
Cara ini disebut positif atau preventif. Apabila pengelolaan kelas dilakukan dengan cara efektif, pengaturan pelajaran luwes dan lancar
maka akan dapat mempertahankan keterlibatan siswa sehingga dengan demikian dapat mencegah terjadinya gangguan. Unsur-unsur
keterampilan guru adalah: 1 Sikap tanggap
Guru diharapkan dapat memberikan perhatian kepada siswa, dalam hal ini guru harus tanggap dengan perhatian dan
keterlibatan siswa juga terhadap ketidakperhatian dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas kegiatan di kelas, misalnya
dengan memandang siswa, mendekati siswa, memberikan pernyataan verbal, dan memberikan teguran.
2 Membagi perhatian Guru diharapkan mampu membagi-bagi perhatiannya kepada
berbagai macam kegiatan yang berlangsung di kelas. Dengan kata lain, guru dapat memonitor setiap kegiatan di kelas, baik dengan
cara visual maupun verbal.
3 Memusatkan perhatian kelompokkelas Guru dapat tetap mempertahankan keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar di kelas. Hal ini dapat dilakukan sewaktu-waktu, tetapi sangat perlu dilakukan pada saat peralihan dari kegiatan
yang satu ke kegiatan yang lain.
4 Memberi petunjuk yang jelas Petunjuk-petunjuk dari guru yang disampaikan kepada siswa
hendaknya jelas dan tidak membingungkan siswa serta dengan tuntutan yang wajar sehingga dapat dipenuhi siswa.
b. Bidang II: Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas. Cara ini merupakan tindakan
korektif, yang dapat dilakukan oleh guru dengan cara: 5 Menegur siswa
Teguran yang diberikan harus tegas dan jelas yang ditujukan kepada siswa yang mengganggu dan kepada tingkah lakunya yang
harus dihentikan. Teguran yang diberikan jangan berupa peringatan yang kasar maupun suatu ejekan.
6 Memberi bombongantanggapanpenguatan Guru memberikan tanggapan terhadap perilaku siswa yang baik
sehingga perilaku tersebut diperkuat agar terulang kembali. 7 Menghindari kesalahan dalam mengatur kelancaran proses belajar
mengajar Dalam hal ini, kelancaran proses belajar mengajar perlu diatur,
jangan sampai melakukan kesalahan seperti guru terlalu ikut campur tangan terhadap pekerjaan siswa, pelajaran terputus-
putus, pelajaran meloncat-loncat, melakukan penyimpangan pelajaran.
8 Menghindari kesalahan dalam mengatur kecepatan proses belajar mengajar
Dalam memberikan penjelasan guru tidak perlu bertele-tele maupun memberikan penjelasan yang berulang-ulang
9 Menghindari kesalahan-kesalahan lain Kesalahan-kesalahan lain yang tidak perlu terjadi adalah pilih
kasih dalam memberikan nilai ulangan, menghukum siswa yang nakal dengan mengurangi nilainya, siswa yang cowok dikerasi
sedangkan siswa yang cewek dikasihani, melakukan diskriminasi kaya, miskin, suku, agama, dsb.
10 Sikap guru dalam berinteraksi Guru dapat bersikap hangat dan akrab kepada siswa, memberi
tantangan pelajaran, melakukan variasi mengajar untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan, luwes dalam mengajar
misalnya lincah dalam mengubah strategi mengajar bila dianggap perlu, lebih menekankan hal-hal yang positif, menanamkan rasa
tanggung jawab dan disiplin diri, menanamkan motivasi intrinsik agar dapat menarik perhatian dan minat siswa.
c. Bidang III: Mengembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan remidialkuratifrepresif bila terjadi gangguan yang berlangsung lama
atau siswa tidak terlibat lagi dalam tugasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara pendekatan, yaitu:
1 Modifikasi membenahi perilaku siswa 2 Menciptakan iklim sosio emosional
3 Pengelolaan proses kelompok 4 Kombinasi atau sintesa cara-cara tersebut
C. Tinjauan Tentang Guru
1. Pengertian guru