17
Menurut Suryana 2013:108 keberhasilan dalam kewiausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:
1. Kemampuan dan kemuan. Orang yang tidak memiliki kemampuan,
tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan
yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses.
Kemauan tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan. 2.
Tekat yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekat yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk berkerja keras dan orang yang
suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekat yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang sebaliknya tidak ada
solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang
datang kepada kita.
B. Intensi Berwirausaha
Riyanti 2008 dalam Sumarsono 2013 mengatakan bahwa intensi merupakan posisi seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang
melibatkan suatu hubungan antara dirinya dengan beberapa tindakan. Intensi merupakan faktor motivasional yang mempengaruhi tingkah laku. Intensi
dipandang sebagai ubahan yang paling dekat dari individu untuk melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
perilaku, maka dengan demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan yang obyeknya selalu individu dan atribusinya selalu
perilaku. Intensi, menurut Sanjaya 2007 dalam Sumarsono 2013 memainkan
peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yakni menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam yang diyakini dan diinginkan oleh
seseorang dengan tindakan tertentu. Selanjutnya intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku
tertentu. Maka intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai niat atau keinginan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan
wirausaha Wijaya, 2007 dalam Sumarsono, 2013. Dari pendapat tentang intensi dan wirausaha yang telah dikemukakan,
intensi wirausaha adalah keinginan niat yang ada pada diri seseorang siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha.
Fishbein dan Ajzen 1975 dalam Tony Wijaya 2007 mengemukakan bahwa berdasarkan teori tersebut, intensi merefleksikan keinginan individu
untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan, yaitu:
1. Sikap Terhadap Perilaku
Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak
diinginkan. Individu yang memiliki keyakinan yang positif terhadap suatu perilaku akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan
tersebut. Atau dengan kata lain, sikap yang mengarah pada perilaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ditentukan oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku, yang disebut dengan istilah keyakinan terhadap perilaku.
2. Norma Subjektif
Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif yang diharapkan orang lain dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan
harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam individu. Keyakinan yang mendasari norma subjektif yang dimiliki individu disebut
sebagai keyakinan normatif. Individu memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau tidak menerima tindakan yang
dilakukannya. Apabila individu meyakini apa yang menjadi norma kelompok, maka ia akan mematuhi dan membentuk perilaku yang sesuai
dengan kelompoknya. Dapat disimpulkan, bahwa norma kelompok inilah yang membentuk norma subjektif dalam diri individu, yang akhirnya akan
membentuk perilakunya.
3. Kontrol Perilaku yang Disadari
Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi performansi perilaku
individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk
melakukan perilaku yang bersangkutan. Keyakinan ini didasari oleh pengalaman terdahulu tentang perilaku tersebut, yang dipengaruhi oleh
informasi dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang dikenalteman-teman.