Paradigma Penelitian Hipotesis LANDASAN TEORI

56 karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka dari penjelasan di atas, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK di Kabupaten Bantul baik swasta ataupun negeri, kecuali muhammadiah. Tabel 3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas XII di Kabupaten Bantul No. Sekolah Jumlah Siswa 1. SMK Negeri 1 Pundong 297 2. SMK Negeri 1 Pandak 258 3. SMK Binawiyata Srandakan 20 Total 575 Sumber: Data Sekolah Siswa-Siswi Tahun Ajaran 20162017 2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono 2014:49 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Muhadi 2011:33, dalam statistika inferensial kita harus mengetahui mengenai karakteristik populasi, yang pada umumnya dilakukan berdasarkan pada data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Untuk menentukan jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut: Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Perhitungan Sampel: Sampel = Sampel = 235,8974359, dibulatkan menjadi 236. Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan diatas adalah 235,8974359. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka peneliti memutuskan untuk menambah 10 lebih banyak sebagai bentuk antisipasi kesalahan ataupun kerusakan data pada saat pengambilan, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Sampel = 235,8974359 + 235,8974359 x 10 Sampel = 259,4871795 Sampel = 259 dibulatkan 3. Teknik Sampling Teknik penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Arikunto 2 010:183 menjelaskan bahwa “Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi d asarkan atas adanya tujuan terentu.” Begitu pula menurut Sugiyono 2014:53 sampling purposive adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap bubjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu: a. Sekolah tersebut memiliki siswa dan siswi yang latar belakang pekerjaan orang tuanya adalah petani dan buruh. 58 b. Sekolah tersebut memiliki siswa dan siswi yang penghasilan orang tuanya rendah sehingga modal yang dimiliki kurang untuk berwirausaha. c. Sekolah tersebut mengajarkan pelajaran kewirausahaan sejak kelas X. Peneliti tidak mungkin mengambil seluruh SMK di Kabupaten Bantul karena alasan di atas, maka peneliti memilih untuk mengambil sampel penelitian pada 3 SMK. Adapun SMK yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Data Siswa Kelas XII SMK Sebagai Sampel Penelitian No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa 1. SMK Negeri 1 Pundong Negeri 131 2. SMK Negeri 1 Pandak Negeri 88 3. SMK Binawiyata Srandakan Swasta 17 Total 236 Sumber: Data Sekolah Siswa-Siswi Tahun Ajaran 20162017

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas atau Independen X Menurut Sugiyono 2008:4 variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu: 59 1 Kebutuhan Akan Prestasi Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan. Individu yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih. 2 Pendidikan Kewirausahaan Dengan mempelajari mata pelajaran kewirausahaan siswa diharapkan sudah mendapatkan teori tentang berwirausaha dan bagaimana suatu usaha dijalankan. Sehingga ketika siswa SMK lulus maka mereka sudah mulai langsung berwirausaha dengan bekal yang mereka miliki. Dengan pembelajaran dari sekolah tentang kewirausahaan siswa dapat memiliki niat untuk berwirausaha. 3 Akses Terhadap Modal