Pengujian Hipotesis ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
102
sangat baik kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori baik. Setelah dilakukan penggabungan kategori yang
berdekatan ternyata masih menghasilkan sel matrik yang frekuensi harapannya kurang dari 5, maka dilakukan penggabungan kembali
kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori tidak baik kode
angka 1 dan kategori cukup kode angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori tidak baik. Untuk kategori baik kode angka 3 diubah
menjadi kode angka 2 dengan kategori baik.
Tabel 4.19 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Sleman
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 60.006
a
1 .000
Continuity Correction
b
55.983 1
.000 Likelihood Ratio
58.237 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
59.752 1
.000 N of Valid Cases
b
236 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,34. b. Computed only for a 2x2 table
103
Tabel 4.20 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
a
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.450 .000
Interval by Interval Pearsons R
.504 .051
8.932 .000
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation
.504 .051
8.932 .000
c
N of Valid Cases 236
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Pada hasil pengujian hipotesis kedua, karena hasil Chi-Square x2 hitung sebesar 60,006 df = 1 nilai Asymp. Sig sebesar 0,000
lebih kecil dari α 0,05 maka H
02
ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa SMK
kelas XII di Kabupaten Bantul. Setelah diketahui hasil pengujian hipotesis kedua, pengujian
dilanjutkan dengan melakukan perhitungan kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi.
C = √
= 0,450 Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.20 Symmetric
Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,450. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai
C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
104
C
max
= √
= 0,816 Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,55 0,4500,816. Kriteria rasio CC
max
, koefisien 0,55 berada pada rentang 0,40 - 0,599 dengan interpretasi sedang. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sedang.
3. Hipotesisi Ketiga
a. Rumusan Hipotesis
H
03
: Tidak ada pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul.
H
a3
: Ada pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul.
b. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Tabel 4.21 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Akses Terhadap Modal Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
kategori3_intensi_berwirausaha kategori3_akses_terhadap_modal Crosstabulation
kategori3_akses_terhadap_modal Total
Sulit Mudah
kategori3_intensi_berwirausaha Rendah Count 20
20 Expected
Count 8.5
11.5 20.0
Residual 11.5
-11.5 Tinggi Count
80 136
216 Expected
Count 91.5
124.5 216.0
Residual -11.5
11.5 Total
Count 100
136 236
Expected Count
100.0 136.0
236.0
105
Tabel 4.21 menunjukkan tabel kontigensi dan frekuensi harapan pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa
SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha yang semula terdapat kategori sangat sulit, sulit,
sedang, mudah, sangat mudah telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan pada variabel
intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori sangat sulit kode angka 1 dan sulit kode angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan
kategori sulit. Untuk kategori sedang kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori mudah kode
angka 4 dan kategori sangat mudah kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori mudah. Setelah dilakukan
penggabungan kategori yang berdekatan ternyata masih menghasilkan sel matrik yang frekuensi harapannya kurang dari 5, maka dilakukan
penggabungan kembali kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk
kategori sulit kode angka 1 dan kategori sedang kode angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori sulit. Untuk kategori
mudah kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan kategori mudah.
106
Tabel 4.22 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Akses Terhadap Modal Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 29.719
a
1 .000
Continuity Correction
b
27.196 1
.000 Likelihood Ratio
36.899 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
29.593 1
.000 N of Valid Cases
b
236 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8,47. b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 4.23 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Akses Terhadap Modal Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Pada hasil pengujian hipotesis ketiga, karena hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 29,719 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari α 0,05 maka H
03
ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
a
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.334 .000
Interval by Interval Pearsons R
.355 .040
5.806 .000
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation
.355 .040
5.806 .000
c
N of Valid Cases 236
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis. c. Based on normal approximation.
107
akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul.
Setelah diketahui hasil pengujian hipotesis ketiga, pengujian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan kontingensi C untuk
mencari besar kecilnya derajat asosiasi. C =
√ = 0,334
Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.23 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,334.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
C
max
= √
= 0,816 Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,40 0,3340,816. Kriteia rasio CC
max
, koefisien 0,40 berada pada rentang 0,40
– 0,599 dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh akses terhadap modal
terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sedang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4. Hipotesis Keempat
a. Rumusan Hipotesis
H
04
: Tidak ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap Intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul
H
a4
: Ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul.
b. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
Tabel 4.24 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Kreatifitas dan Inovatif Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
kategori3_intensi_berwirausaha kategori3_kreatifitas_dan_inovatif Crosstabulation
kategori3_kreatifitas_dan_inovatif Total
Rendah Tinggi
kategori3_intensi_berwirausaha Rendah Count 10
10 20
Expected Count
.8 19.2
20.0 Residual
9.2 -9.2
Tinggi Count 216
216 Expected
Count 9.2
206.8 216.0
Residual -9.2
9.2 Total
Count 10
226 236
Expected Count
10.0 226.0
236.0
Tabel 4.24 menunjukkan tabel kontigensi dan frekuensi harapan pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa
SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha yang semula terdapat kategori sangat rendah,
rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan
109
pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode angka 2 digabungkan
diberi kode 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori cukup kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan kategori cukup. Untuk
kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Setelah
dilakukan penggabungan kategori yang berdekatan ternyata masih menghasilkan sel matrik yang frekuensi harapannya kurang dari 5,
maka dilakukan penggabungan kembali kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai
berikut: untuk kategori rendah kode angka 1 dan kategori cukup kode angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori rendah.
Untuk kategori tinggi kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan kategori tinggi
Tabel 4.25 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Kreatifitas dan Inovatif Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 1.128E2
a
1 .000
Continuity Correction
b
100.793 1
.000 Likelihood Ratio
55.069 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
112.301 1
.000 N of Valid Cases
b
236 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is
,85. b. Computed only for a 2x2 table
110
Tabel 4.26 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Kreatifitad dan Inovatif Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
a
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.691 .000
Interval by Interval Pearsons R
.693 .081
14.635 .000
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation
.693 .081
14.635 .000
c
N of Valid Cases 236
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis. c. Based on normal approximation.
Pada hasil pengujian hipotesis keempat, karena hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 1,128 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari α 0,05 maka H
04
ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas
XII di Kabupaten Bantul. Setelah diketahui hasil pengujian hipotesis keempat, pengujian
dilanjutkan dengan melakukan perhitungan kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi.
C = √
= 0,691 Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.26 Symmetric
Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,691. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
C
max
= √
= 0,816 Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,85 0,6910,816. Kriteria rasio CC
max
, koefisien 0,85 berada pada rentang 0,80
– 1,000 dengan interpretasi sangat tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kreatifitas dan
inovatif terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sangat tinggi.
5. Hipotesis Kelima
a. Rumusan Hipotesis
H
05
: Tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang Tua terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di
Kabupaten Bantul. H
a5
: Ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XI di Kabupaten
Bantul. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b. Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
Tabel. 4.27 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ayah Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
kategori3_ontensi_berwirausaha latar_belakang_pekerjaan_ayah Crosstabulation
latar_belakang_pekerjaan_ayah Total
Bukan Wirausaha
Wirausaha kategori3_ontensi_berwirausaha Rendah Count
16 4
20 Expected
Count 17.6
2.4 20.0
Residual -1.6
1.6 Tinggi Count
192 24
216 Expected
Count 190.4
25.6 216.0
Residual 1.6
-1.6 Total
Count 208
28 236
Expected Count
208.0 28.0
236.0
Tabel 4.27 menunjukkan tabel kontigensi dan frekuensi harapan pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua pekerjaan ayah terhadap
intensi berwirausaha siswa SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha yang semula
terdapat kategori sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan.
Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode
angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori cukup kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan
kategori cukup. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sangat tinggi kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Setelah dilakukan penggabungan kategori yang
berdekatan ternyata masih menghasilkan sel matrik yang frekuensi harapannya kurang dari 5, maka dilakukan penggabungan kembali
kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori rendah kode
angka 1 dan kategori cukup kode angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori tinggi kode angka 3 diubah
menjadi kode angka 2 dengan kategori tinggi.
Tabel 4.28 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ayah Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 1.383
a
1 .240
Continuity Correction
b
.664 1
.415 Likelihood Ratio
1.198 1
.274 Fishers Exact Test
.271 .199
Linear-by-Linear Association
1.377 1
.241 N of Valid Cases
b
236 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is
2,37. b. Computed only for a 2x2 table
114
Tabel 4.29 Hasil Analisis Koefisien kontingensi
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ayah Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Symmetric Measures
Value Asymp.
Std. Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
a
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.076 .240
Interval by Interval Pearsons R
-.077 .079
-1.175 .241
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation
-.077 .079
-1.175 .241
c
N of Valid Cases 236
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis. c. Based on normal approximation.
Pada hasil pengujian hipotesis kelima, karena hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 1,383 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,240 lebih besar
dari α 0,05 maka H
05
diterima. Hal ini berarti tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua pekerjaan ayah terhadap
intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul. c.
Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
Tabel 4.30 Tabel Kontingensi dan frekuensi Harapan
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ibu Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul.
kategori3_ontensi_berwirausaha latar_belakang_pekerjaan_ibu Crosstabulation
latar_belakang_pekerjaan_ibu Total
Bukan Wirausaha
Wirausaha kategori3_ontensi_berwirausaha Rendah Count
18 2
20 Expected Count
16.6 3.4
20.0 Residual
1.4 -1.4
Tinggi Count
178 38
216 Expected Count
179.4 36.6
216.0 Residual
-1.4 1.4
Total Count
196 40
236 Expected Count
196.0 40.0
236.0
115
Tabel 4.30 menunjukkan tabel kontigensi dan frekuensi harapan pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua pekerjaan ibu terhadap
intensi berwirausaha siswa SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha yang semula
terdapat kategori sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan.
Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode
angka 2 digabungkan diberi kode 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori cukup kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan
kategori cukup. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan
kategori tinggi. Setelah dilakukan penggabungan kategori yang berdekatan ternyata masih menghasilkan sel matrik yang frekuensi
harapannya kurang dari 5, maka dilakukan penggabungan kembali kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada variabel
intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori rendah kode angka 1 dan kategori cukup kode angka 2 digabungkan diberi kode 1
dengan kategori rendah. Untuk kategori tinggi kode angka 3 diubah menjadi kode angka 2 dengan kategori tinggi.
116
Tabel 4.31 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ibu Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square .750
a
1 .387
Continuity Correction
b
.307 1
.579 Likelihood Ratio
.845 1
.358 Fishers Exact Test
.541 .305
Linear-by-Linear Association
.746 1
.388 N of Valid Cases
b
236 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3,39. b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 4.32 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ibu Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK di Kabupaten Bantul
Pada hasil pengujian hipotesis kelima, karena hasil Chi-Square x
2
hitung sebesar 0,750 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,387 lebih besar dari α 0,05 maka H
05
diterima. Hal ini berarti tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua pekerjaan ibu terhadap
intensi berwirausaha siswa SMK kelas XII di Kabupaten Bantul.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
a
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
.056 .387
Interval by Interval Pearsons R
.056 .053
.864 .389
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation
.056 .053
.864 .389
c
N of Valid Cases 236
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
117