Varietas Ekosistem pertumbuhan Kandungan kimia

e. Umbi Umbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Kulit umbi tipis berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan, karena kandungan karoten yang tinggi. Umbi wortel memiliki ukuran yang bervariasi, tergantung varietasnya Cahyono, 2002.

3. Varietas

Jenis wortel berdasarkan bentuk umbi dikelompokan dalam 3, yaitu : a. Tipe Imperator, yaitu golongan wortel yang bentuk umbinya bulat panjang dengan ujung runcing, hingga mirip bentuk kerucut. b. Tipe Chantenay, yaitu golongan wortel yang umbinya bulat panjang dengan ujung tumpul dan tidak berakar kerucut. c. Tipe Nantes, yaitu golongan wortel yang mempunyai bentuk umbi tipe peralihan antara tipe Imperator dan Chantenay.

4. Ekosistem pertumbuhan

Tanaman wortel memerlukan lingkungan tumbuh yang suhu udaranya dingin dan lembab, berkisar antara 15,6 – 21,1 °C. Suhu terlalu panas menyebabkan umbi kecil–kecil abnormal dan warnanya pucat dan kusam. Sebaliknya bila suhu rendah maka umbi yang terbentuk menjadi panjang dan kecil Rukmana, 1995.

5. Kandungan kimia

Menurut Dalimartha 2000 wortel segar mengandung air, serat, abu, nutrisi anti kanker, gula alamiah fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan maltosa, pektin, mineral kalsium, natrium, magnesium, krom. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 15000 IU beta karoten.

B. Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang penting yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi : 1. melindungi jaringan dari kerusakan kimia dan fisika, terutama kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme, 2. mencegah terjadinya pengeringan berlebihan, akan tetapi penguapan air secukupnya tetap terjadi perspiratio insensibilis, 3. bertindak sebagai pengatur panas dengan melakukan konstriksi dan dilatasi pembuluh darah kulit serta pengeluaran keringat, 4. dengan pengeluaran keringat ikut menunjang kerja ginjal, dan 5. bertindak sebagai alat pengindera dengan reseptor yang dimilikinya yaitu reseptor tekan, suhu, dan nyeri Mutschler, 1991. Gambar 1. Struktur kulit Anonim, 2007a Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutis. Epidermis, lapisan terluar kulit, terdiri dari empat jenis sel: keratinosit, yang merupakan sel terbanyak yang menghasilkan keratin; sel melanosit, yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menghasilkan pigmen; sel Langerhans, sel fagositik berperan dalam pengambilan dan pengolahan antigen; dan sel Merkel, sel neuoroendokrin yang fungsinya belum diketahui Sander, 2003. Keratinosit tersusun membentuk beberapa lapisan: lapisan basal, terdiri dari sel–sel yang dapat membelah; lapisan spinosa, terdiri dari sel–sel polygonal yang dihubungkan satu sama lain melalui jembatan antar sel intercellular bridge; lapisan granulosa, terdiri dari sel–sel yang agak gepeng dengan sitoplasma kebiruan kaya granula keratohialin; dan akhirnya, lapisan permukaan keratinisasi, terdiri dari lembaran–lembaran skuama yang tidak berinti. Lapisan epidermis ini mencerminkan pematangan bertahap keratinosit, yang bergerak dari lapisan basal ke permukaan, dalam tenggang waktu sekitar 30 hari. Perlu dicatat bahwa mitosis hanya berlangsung dilapisan basal, bahwa dalam kulit normal berlainan dengan epitel skuamus mukosa terdapat suatu lapisan granuler, dan bahwa skuamus pada lapisan keratin tidak memiliki inti. Lapisan keratin yang berinti bersifat abnormal dan disebut parakeratosis Sander, 2003. Epidermis dipisahkan dari dermis oleh sebuah membran basal, komponen utama taut epidermodermis. Dermis terdiri dari jaringan ikat longgar dan pembuluh – pembuluh darah halus, dan memiliki folikel rambut. Zona superficial membentuk papilla dermis. Sedangkan dermis dari jaringan subkutis yang terutama terdiri dari jaringan lemak. Dermis juga mengandung kelenjar keringat, yang memiliki duktus tersendiri, dan kelenjar Sebacea sebaceosa, yang melekat ke folikel rambut Sander, 2003.

C. Inflamasi

1. Definisi