BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perancangan Hierarkhi Awal Sistem Pengukuran Performansi Supply Chain.
Pengukuran performansi supply chain, dapat digambarkan dengan suatu model hierarkhi yang hampir menyerupai piramid. Hierarkhi tersebut mempunyai
tujuan utama yaitu memperoleh nilai performansi dimana semakin levelnya ke bawah maka semakin detail yang diamati.
Dalam penulisan skripsi ini akan dikembangkan suatu hierarkhi awal pengukuran performansi supply chain yang menfokuskan pada pengembangan
indikator performansi didasarkan atas 5 ruang lingkup proses utama supply chain yang ada pada model Supply Chain Operation Reference SCOR, yaitu Plan,
Source, Make, Deliver, dan Return. Proses-proses tersebut merupakan proses yang terintegrasi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Masing-masing
proses utama juga akan memiliki tiga aspek, antara lain : kehandalan reliability, kecepatan merespon responsiveness dan fleksibilitas flexibility. Dari perspektif
Plan, Source, Make, Deliver, dan Return akan dikembangkan indikator-indikator performansi Supply Chain dan masing-masing akan diklasifikasikan ke dalam
obyektivitas performansi reliability, responsiveness dan flexibility. Rancangan hierarkhi awal dapat digambarkan seperti gambar 4.1
Performansi Supply Chain
Make Deliver
Return Source
Plan
Reliability Responsiveness
Flexibility
Indikator-indikator Performansi Supply Chain
Cost Assets
Pembobotan Indikator
Nilai terbobot
Usulan perbaikan
Gambar 4.1 Rancangan hierarkhi awal Supply Chain
4.2 Pengumpulan Data Kualitatif 4.2.1 Model pengukuran Kinerja Supply Chain
Pada tahap ini data yang dikumpulkan adalah data-data yang bersifat kualitatif berupa informasi mengenai atribut-atribut kinerja yang dibutuhkan
atau diinginkan oleh PT. Lotus Indah Textile Industries. yang diperoleh dari wawancara yang mengacu pada kinerja Supply Chain. Data-data ini diperlukan
untuk pembuatan kuesioner KPI. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan
perusahaan guna pencapaian kinerja Supply Chain secara maksimal. Berdasarkan Rancangan hierarkhi awal Supply Chain yang telah ada maka
dapat dibuat dirancang suatu hierarki pengukuran kinerja supply chain di PT. Lotus Indah Textile Industries seperti pada gambar 4.2 dibawah ini.
Performansi Supply Chain
PLAN SOURCE
MAKE DELIVER
RETURN
Reliability
Responsiveness F
lexibility Asset
C ost
Indikator – indikator Performansi Supply Chain
Gambar 4.2 Rancangan Pengukuran Kinerja Supply Chain PT. Lotus Indah Textile Industries
4.2.2 Identifikasi Key Performance Indicator
Berdasarkan model kerangka Supply Chain Operation Reference SCOR, Supply Chain dibagi menjadi 5 proses manajemen dasar yaitu Plan, Source,
Make, Deliver dan Return. Dari kelima proses manajemen dasar SCOR tersebut
maka dapat diidentifikasikan beberapa Key Performance Indicator dari suatu perusahaan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Atribut Key Performance Indicator Pada Pengukuran Kinerja Supply Chain PT. Lotus Indah Textile Industries
Key Performance Indicator Keterangan
Percentage of Adjusted Production
Quantity Prosentase perubahan jumlah
unit produksi dengan rencana produksi awal
Forecast Accuracy Prosentase penyimpangan
permintaan actual dengan permintaan hasil peramalan
PLAN
Reliability
Internal Relationship Hubungan internal antara bagian
dalam perusahaan Reliability
Supplier Delivery Performance
Kinerja pengiriman supplier Responsiveness
Supplier Delivery Lead Time
Rata-rata rentang pengiriman
SOURCE
Assets Payment term
Rata-rata selisih waktu antara penerimaan material dari
supplier sampai dengan waktu pembayaran ke supplier
Reliability Repair time
percentage Waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaiki mesin yang rusak
MAKE
Cost Machine maintenance
cost Biaya perawatan mesin
Responsiveness Delivery Lead Time
Waktu sejak distributor industri memesan barang sampai barang
diambil
DELIVER
Flexibility Minimum delivery
quantity Jumlah minimum pengiriman
Reliability Number of Customer
Complaint Jumlah komplain dari konsumen
RETURN
Responsiveness Time to Solve a
Complaint Waktu yang dibutuhkan untuk
mengatasi complain konsumen Sumber : perusahaan
4.3 Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner 4.3.1. Pembuatan Kuesioner Indikator Kualitatif Performansi Supply Chain
Pembuatan kuesioner Indikator Kualitatif Performansi Supply Chain dilakukan untuk penyeleksian terhadap atribut yang telah terkumpul dari hasil
wawancara dan dilakukan uji coba kuesioner, apakah kuesioner dapat dimengerti dengan baik oleh responden atau bahkan tidak membutuhkan suatu atribut yang
ada pada kuesioner tersebut. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kondisi performansi Supply
Chain pada Lotus Indah Textile Industries, misalnya : hubungan internal antara bagian dalam perusahaan, keandalan tenaga kerja dan waktu untuk mengatasi
komplain dari customer. Format kuesioner dapat dilihat pada lampiran A.
Untuk kuesioner ini disebarkan sebanyak 40 buah pada seluruh karyawan yang ada di PT Lotus Indah Textile Industries. Karena kuesioner ini disebarkan
pada seluruh karyawan populasi jadi tidak menggunakan penentuan sampel. Setelah penyebaran kuesioner didapatkan hasil sebagai mana yang terdapat dalam
tabel lampiran B.
4.3.2 Pembuatan Kuesioner KPI
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar indikator performansi supply chain. Kuesioner ini juga akan digunakan dalam
menentukan bobot masing-masing indikator performansi supply chain. Format
kuesioner seperti tercantum dalam lampiran D
1. Kuesioner pembobotan Supply Chain, dijawab oleh General Manager PT.
Lotus Indah Textile Industries. 2.
Kuesioner pembobotan prespektif plan, dijawab oleh Manager PPIC.
3. Kuesioner pembobotan prespektif source, dijawab oleh Kabag Pengadaan.
4. Kuesioner pembobotan prespektif make, dijawab oleh Manager Produksi.
5. Kuesioner pembobotan prespektif deliver dan return, dijawab oleh Manager
pemasaran.
4.4
Pengumpulan Data Kua
ntitatif
Data kuantitatif diperoleh dari data sekunder perusahaan pada bulan Oktober 2009 – Maret 2010. Data produksi, data Supplier Delivery Lead Time dan data-data
lain yang berhubungan dengan pengukuran kinerja Supply Chain perusahaan. Data-data kuantitatif selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :
PLAN :
1. Data produksi dan rencana produksi
Tabel 4.2 Data produksi dan rencana produksi produk benang NE ukuran 20 poly.
BULAN PRODUKSI
LBS RENCANA PRODUKSI
LBS Oktober 2009
261.144 276.453
November 2009
271.581 310.045
Desember 2009
275.795 290.625
Januari 2010
279.885 290.160
Februari 2010
266.129 267.092
Maret 2010
276.453 288.288
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries 2.
Data Permintaan Aktual Dan Permintaan Hasil Peramalan
Tabel 4.3 Data Permintaan Aktual Dan Permintaan Hasil Peramalan
BULAN Permintaan actual sales
LBS Permintaan Peramalan
LBS Oktober 2009
260.128 260.000
November 2009
269.746 280.000
Desember 2009
273.128 260.000
Januari 2010
276.500 270.000
Februari 2010
265.120 280.000
Maret 2010
275.232 260.000
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries
3. Data Internal Relationship
Tabel 4.4 Data Internal Relationship
BULAN SKALA
Oktober 2009
3
November 2009 4
Desember 2009
4
Januari 2009 5
Februari 2010
3
Maret 2010 4
sumber :
PT Lotus
Indah Textile
Industries Nilai skala diatas menggunakan skala likert antara 1-5 dan untuk penjelasan
lebih terinci dapat dilihat pada lampiran F
SOURCE :
1. Data pengiriman supplier Supplier Delivery Performance
Tabel 4.5 Data pengiriman supplier
BULAN SKALA
Hari Oktober 2009
5
November 2009
3
Desember 2009 8
Januari 2009
10
Februari 2010 5
Maret 2010
15
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries Nilai skala diatas menggunakan skala minimum dan maksimum dalam
satuan hari antara 0-30 hari dan untuk penjelasan lebih terinci dapat dilihat pada lampiran F
2. Data Supplier Delivery Lead Time
Tabel 4.6 Data Supplier Delivery Lead Time
BULAN MATERIAL
TANGGAL PEMESANAN
TANGGAL PERMINTAAN
DATANG TANGGAL
KEDATANGAN AKTUAL
RATA- RATA
HARI
Oktober 2009
Polyster 01-10-2009
10-10-2009 15-10-2009
5
November 2009
Polyster 05-11-2009 20-11-2009 23-11-2009
3
Desember 2009
Polyster 10-12-2009 20-12-2010 22-01-2010
2
Januari 2009
Polyster 06-01-2010 16-01-2010 21-01-2010
5
Februari 2010
Polyster 08-02-2010 18-03-2010 20-03-2010
2
Maret 2010
Polyster 05-03-2010 15-04-2010 18-04-2010
3
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries 3.
Data Payment term
Tabel 4.7 Data Payment term
BULAN RATA
‐RATA SELISIH WAKTU PENERIMAAN MATERIAL
DARI SUPPLIER DENGAN PEMBAYARAN
KE SUPPLIER HARI Oktober 2009
1
November 2009
1
Desember 2009
1
Januari 2009
1
Februari 2010
1
Maret 2010
1
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries
MAKE :
1. Data Repair Time Percentage
Tabel 4.8 Data Repair Time Percentage
BULAN RUN TIME
JAM REPAIR TIME JAM
Oktober 2009
744 364
November 2009
696 312
Desember 2009
672 284
Januari 2009
720 520
Februari 2010
648 212
Maret 2010
720 324
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries 2.
Data Machine Maintenance Cost
Tabel 4.9 Data Machine Maintenance Cost
BULAN BIAYA PEMESANAN
Rp Oktober 2009
800.000
November 2009
1.500.000
Desember 2009
1.800.000
Januari 2009
950.000
Februari 2010
1.250.000
Maret 2010
2.200.000
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries
DELIVER :
1. Data Delivery Lead Time
Tabel 4.10 Data Delivery Lead Time
BULAN LEAD
TIME HARI
Oktober 2009 2
November 2009 4
Desember 2009 Januari 2009
10
Februari 2010
5
Maret 2010 5
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries 2.
Data Minimum delivery quantity
Tabel 4.11 Data Minimum delivery quantity
BULAN JUMLAH PENGIRIMAN MINIMUM LBS
Oktober 2009
250.000
November 2009 250.000
Desember 2009 270.000
Januari 2009 270.000
Februari 2010 250.000
Maret 2010
270.000
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries
RETURN :
1. Data Number of Customer Complaint
Tabel 4.12 Data Number of Customer Complaint
BULAN JUMLAH
KOMPLAIN KALI Oktober 2009
November 2009 Desember 2009
1
Januari 2009 Februari 2010
Maret 2010
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries 2.
Data Time to solve a complaint
Table 4.13 Data Time to solve a complaint
BULAN PENANGANAN
COMPLAINT HARI
Oktober 2009 November 2009
Desember 2009
2
Januari 2009 Februari 2010
Maret 2010
sumber : PT Lotus Indah Textile Industries
4.5 Pengujian Data
Metode ini mempunyai peranan penting dan saling mendukung dalam penyelesaian masalah yaitu menggunakan metode Supply Chain. Sebelum
dilakukan perhitungan selanjutnya, harus diuji validitas dan reliabilitasnya, yaitu dengan menggunakan program SPSS 15.0.
4.5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Data kuesioner yang digunakan adalah 40 kuesioner yaitu 10 dibagian Produksi, 10 dibagian Pengadaan bahan baku, 10 dibagian Perawatan dan 10
dibagian Pemasaran. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15.0. Hasil perhitungan validitas masing-
masing atribut tingkat kepentingan dalam penelitian ini dapat dilihat berikut ini. Tabel 4.14 Uji Validitas bagian produksi
No Pertanyaan
r hitung r tabel
Ket.
1. Pemberian gaji pada posisi yang sama pada tempat
yang lain. 0,868 0,5494
Valid
2. Pemberian informasi mengenai kebijakan perusahaan
kepada karyawan. 0,718 0,5494
Valid 3.
Dukungan dan motivasi dari atasan pada staff. 0,741
0,5494 Valid
4. Penghargaan atas pekerjaan pada karyawan.
0,638 0,5494
Valid 5.
Training bagi karyawan oleh pihak perusahaan. 0,663
0,5494 Valid
6. Jenjang karir bagi karyawan.
0.913 0,5494
Valid 7.
Perlakuan pihak manajemen terhadap kesejahteraan karyawan.
0.592 0,5494 Valid
8. Fasilitas bagi karyawan dari pihak perusahaan.
0,638 0,5494
Valid 9.
Kesempatan membentuk partnership dalam lingkungan kerja.
0,789 0,5494 Valid
Karena r α 0,923 r tabel 0,5494, maka dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliabel. Tabel 4.15 Uji Validitas bagian pengadaan bahan baku
No Pertanyaan
r hitung r tabel
Ket.
1. Pemberian gaji pada posisi yang sama pada tempat
yang lain. 0,553 0,5494
Valid
2. Pemberian informasi mengenai kebijakan perusahaan
kepada karyawan. 0,739 0,5494
Valid 3.
Dukungan dan motivasi dari atasan pada staff. 0,818
0,5494 Valid
4. Penghargaan atas pekerjaan pada karyawan.
0,739 0,5494
Valid 5.
Training bagi karyawan oleh pihak perusahaan. 0,612
0,5494 Valid
6. Jenjang karir bagi karyawan.
0,901 0,5494
Valid 7.
Perlakuan pihak manajemen terhadap kesejahteraan karyawan.
0,612 0,5494 Valid
8. Fasilitas bagi karyawan dari pihak perusahaan.
0,818 0,5494
Valid 9.
Kesempatan membentuk partnership dalam lingkungan kerja.
0,661 0,5494 Valid
Karena r α 0,919 r tabel 0,5494, maka dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliable.
Tabel 4.16 Uji Validitas bagian Perawatan
No Pertanyaan
r hitung r tabel
Ket.
1. Pemberian gaji pada posisi yang sama pada tempat
yang lain. 0.874 0.5494
Valid
2. Pemberian informasi mengenai kebijakan perusahaan
kepada karyawan. 0.835
0.5494 Valid
3. Dukungan dan motivasi dari atasan pada staff.
0.757 0.5494
Valid 4.
Penghargaan atas pekerjaan pada karyawan. 0.784
0.5494 Valid
5. Training bagi karyawan oleh pihak perusahaan.
0.644 0.5494
Valid 6.
Jenjang karir bagi karyawan. 0. 777
0.5494 Valid
7. Perlakuan pihak manajemen terhadap kesejahteraan
karyawan. 0.764
0.5494 Valid
8. Fasilitas bagi karyawan dari pihak perusahaan.
0.719 0.5494
Valid 9.
Kesempatan membentuk partnership dalam lingkungan kerja.
0.820 0.5494
Valid
Karena r α 0,939 r tabel 0,582, maka dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliabel. Tabel 4.17 Uji Validitas bagian pemasaran
No Pertanyaan
r hitung r tabel
Ket.
1. Pemberian gaji pada posisi yang sama pada tempat
yang lain. 0.852 0.5494
Valid
2. Pemberian informasi mengenai kebijakan perusahaan
kepada karyawan. 0.651
0.5494 Valid
3. Dukungan dan motivasi dari atasan pada staff.
0.897 0.5494
Valid 4.
Penghargaan atas pekerjaan pada karyawan. 0.664
0.5494 Valid
5. Training bagi karyawan oleh pihak perusahaan.
0.628 0.5494
Valid 6.
Jenjang karir bagi karyawan. 0.914
0.5494 Valid
7. Perlakuan pihak manajemen terhadap kesejahteraan
karyawan. 0.586 0.5494
Valid 8.
Fasilitas bagi karyawan dari pihak perusahaan. 0.897
0.5494 Valid
9. Kesempatan membentuk partnership dalam
lingkungan kerja. 0.809 0.5494
Valid
10. Kemampuan atasan dalam mengambil keputusan
yang strategis. 0.664 0.5494
Valid
Karena r α 0,937 r tabel 0,5494, maka dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliable. Perhitungan di atas menunjukkan hasil r hitung lebih besar dari r tabel,
yang berarti data adalah valid dan r α lebih besar dari r tabel yang berarti data
reliabel.
4.6 Pembobotan Key Performance Indicator dengan Analytical Network Process ANP
Pembobotan Key Performance Indicator bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan Key Performance Indicator yang ada. Konsep yang
digunakan untuk proses pembobotan adalah Analytical Network Process ANP yang proses pengolahannya dibantu dengan Software Super Decisions V.2.0.8
Menurut Thomas L. Saaty, suatu kuesioner pembobotan akan dianggap konsisten, jika nilai Consistency Ratio kurang dari 0,1 10. Jika nilai
Consistency Ratio kurang dari 0,1 terpenuhi maka nilai pembobotan ANP dapat digunakan sebagai nilai bobot kriteria.
Berikut merupakan contoh perhitungan manual pembobotan ANP pada 5 prespektif yang digunakan pada pengukuran kinerja Supply Chain. Perhitungan
tiap KPI terdapat pada lampiran E. Pada matriks perbandingan Perspektif Supply
Chain intensitas tiap kepentingannya setiap KPI-nya telah ditetapkan oleh PT. Lotus Indah Textile menggunakan skala banding berpasangan mulai dari angka 1
sampai 9, seperti pada tabel berikut : Tabel 4.18 hasil kuesioner KPI
KPI Plan Source
Make Deliver Return
Plan 1
1 1 2 1
Source 1
2 1 1
Make 1
1 3
Deliver 1
1
return 1
Setelah pengisian matriks perbandingan, langkah selanjutnya adalah membuat matriks hasil normalisasi dan bobot masing-masing KPI sebagai berikut:
Dari plan ke source = 1 1 = 1 Dari plan ke make
= 1 1 = 1 Dari Plan ke deliver = 1 2 = 0,5
Dari plan ke return = 1 1 = 1
Dari Make ke Deliver = 1 3 = 0,33 Dari Make ke return = 1 3 = 0,33
Dari Deliver ke Return = 1 1 = 1
Dari source ke make = 1 2 = 0,5 Dari source ke deliver = 1 1 = 1
Dari source ke return = 1 2 = 0,5 Tabel 4.19 matrik perbadingan
KPI Plan Source
Make Deliver Return
Plan 1
1 1 2 1
Source
1
1
2 1 2
Make 1 0.5 1
1 3
Deliver 0.5 1 1 1
1
return 1 0.5
0.33 1 1 Jumlah
4.50 4 5.33 6 8
Setelah dilakukan pengisian matriks perbandingan, langkah selanjutnya adalah membuat matriks hasil normalisasi dan bobot masing-masing KPI sebagai
berikut : Dari Plan ke plan
= 1 4,50 = 0,225 Dari Plan ke source = 1 4,50 = 0,225
Dari Plan ke make = 1 4,50 = 0,225
Dari Plan ke deliver = 0,5 4,50 = 0,100 Dari Plan ke return = 1 4,50 = 0,225
Dari Source ke plan = 1 4 = 0,285 Dari deliver ke plan = 2 6 = 0.328
Dari deliver ke source = 1 6 = 0.168 Dari deliver ke make = 1 6 = 0.168
Dari deliver ke deliver = 1 6 = 0.168 Dari deliver ke return = 1 6 = 0.168
Dari return ke plan = 1 8 = 0,135
Dari Source ke source = 1 4 = 0,285 Dari Source ke make = 0,5 4 = 0,072
Dari Source ke deliver = 1 4 = 0,285 Dari Source ke return = 0,5 4 = 0,072
Dari make ke plan = 1 5,33 = 0,187 Dari make ke source = 2 5,33 = 0,375
Dari make ke make = 1 5,33 = 0,187 Dari make ke deliver= 15,33 = 0,187
Dari make ke return = 0,33 5,33 = 0,064 Dari return ke source = 2 8 =0,240
Dari return ke make = 3 8 =0,355 Dari return ke deliver = 1 8 = 0,135
Dari return ke return = 1 8 =0,135
Tabel 4.20 Matriks Hasil Normalisasi dan Bobot Tiap KPI
Plan Source Make Deliver
Return Jumlah Rata-rata
Plan 0.225
0.285 0.187 0.328 0.135 1.160 0.232
Source 0.225
0.285 0.375 0.168 0.240 1.293
0.261
Make 0.225 0.0725 0.187
0.168 0.355 1.008 0.202
Deliver 0.100 0.285 0.187 0.168
0.135 0.875 0.175
return 0.225 0.0725 0.064 0.168 0.135
0.664 0.130
Jumlah
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.000 1.000
Analisa : dari hasil perhitungan Matriks Hasil Normalisasi dan Bobot Tiap KPI didapat
bobot masing kriteria adalah 22.5 pada Plan, 28.5 untuk Source, 18.7 untuk Make, 16.8 untuk Delivery dan 13.5 untuk Return.
4.6.1 Hasil Pembobotan ANP dengan Software Super Decisions
Pada tahap ini dilakukan pembentukan network yang menggambarkan hubungan saling keterkaitan saling mempengaruhi antar proses utama – proses
utama yang terlibat dalam sistem pengukuran kinerja supply chain di PT Lotus Indah Textile Industries. Pembentukan model ini dilakukan berdasarkan proses
wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.
Gambar 4.3 hasil output jaringan kerja
PLAN =
0.225 SOURCE
= 0.287
MAKE =
0.185 DELIVER
= 0.168
RETURN =
0.135
Gambar 4.4 hasil pembobotan software super decisions
Gambar diatas menunjukkan suatu hubungan saling keterkaitan yang terjadi diantara proses utama yang terlibat didalam supply chain di PT Lotus Indah
Textile Industries. Dari gambar diatas tampak bahwa proses utama plan merupakan proses utama yang berpengaruh pada proses utama source, make,
deliver dan return. Ini berarti bahwa sebelum perusahaan melakukan kegiatan pengadaan material hingga produk tersebut jadi dan siap didistribusikan kepada
para konsumen, maka perusahaan terlebih dahulu melakukan berbagai proses perencanaan yang meliputi perencanaan desain produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang diajukan oleh konsumen, penjadwalan produksi, pemilihan supplier dan penentuan jenis material yang sesuai dengan spesifikasi dan jenis
item yang akan diproduksi, perencanaan saluran distribusi, warehouse yang disesuaikan dengan spesifikasi dan standar kualitas yang diminta oleh pelanggan.
Untuk lebih detailnya, hasil pembobotan dengan software super decisions dapat dilihat pada lampiran H.
4.7 Pengujian kriteria dengan menggunakan uji konsistensi
Dalam perhitungan uji konsistensi ini dilakukan perkalian antara matriks perbandingan KPI Plan dengan bobot sebagai berikut :
Tabel 4.21 Perhitungan perkalian matrik KPI
KPI Plan Source Make Deliver
Return Plan
1 1.16 = 1.16 11.293 =1.293
1 1.008 =1.008 2 0.875=1.75
10.664= 0.664
Source 11.16 = 1.16
11.293 =1.293 21.008 =2.016
10.875= 0.875 20.664= 1.328
Make 11.16 = 1.16
0.51. 293 = 0.646 11.008 =1.008
10.875= 0.875 30.664= 1.392
Deliver 0.51.16= 0.583
11. 293 =1.293 11.008= 0.008
10.875=0.875 10.664= 0.664
return 11.16 = 1.16
0.51. 293=0.646 0.331.008= 0.333
10.875=0.875 10.664= 0.664
Tabel 4.22 pengujian KPI degan menggunakan uji kosistensi
Plan Source Make Deliver
Return Jumlah
Plan 1.16
1.293 1.008 1.75 0.664 5.875
Source 1.16
1.293 2.016 0.875 1.328 6.672
Make 1.16 0.646 1.008
0.875 1.392 5.081
Deliver 0.583 1.293 0.008 0.875
0.664 3.423
return 1.16 0.646 0.333 0.875 0.664
3.678
Dilakukan uji konsistensi dengan membagi total kolom dengan diagonal
matriks berikut ini.
5.875 : 1.16 = 5.065 6.672 : 1.293 = 5.160
5.081 : 1.008 = 5.041 3.423 : 0.875 = 3.912
3.678 : 0.664 = 5.539
λ maks = Σ 5.065+ 5.160+ 5.041+ 3.912+ 5.539 n
= 24.717 5 = 4.943 CI
= λ maks – n n – 1
= 4.943 – 5 5 – 1 = -0.014 Berdasarkan Nilai Indeks Random pada tabel 2.2 diperoleh nilai RI adalah
1.12 sehingga CR = CI RI
= -0.014 1,12 = -0.013 Bila CR 0,1 dikatakan matriks konsisten
Dari perhitungan diperoleh bobot dari masing-masing kriteria adalah :
Plan = 0.225 = 22.5
Source = 0.285 = 28.5
Make = 0.187 = 18.7
Delivery = 0.168= 16.8
Return = 0.135= 13.5
4.8 Perhitungan Nilai Aktual Performansi Supply Chain