17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintangcross sectional. Penelitian observasional analitik digunakan
untuk mencari korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Rancangan penelitian potong lintangcross sectional yaitu penelitian dinamika korelasi antara faktor risiko
dengan efek dilakukan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, penelitian terhadap subyek dilakukan satu kali saja
tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Rancangan penelitian ini dipilih sebab cocok untuk penelitian klinis, baik deskriptif maupun analitik
Notoatmodjo, 2012. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan antara pengukuran
antropometri yaitu body fat percentage BFP terhadap HbA1c. Body fat percentage merupakan faktor risiko, sedangkan HbA1c merupakan faktor efek. Penelitian
terhadap subyek penelitian dilakukan satu kali saja tanpa tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
metode statistika untuk mengetahui korelasi body fat percentage terhadap nilai HbA1c.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Body fat percentage 2.
Variabel tergantung HbA1c
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali : keadaan puasa dan usia responden.
b. Variabel pengacau tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle, aktifitas responden, dan keadaan patologis.
C. Definisi Operasional
1. Karakteristik penelitian meliputi kondisi responden, demografi, pengukuran antropometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik kondisi
responden yaitu sehat, dimana responden sehat yang dimaksud tidak menderita penyakit kronis seperti Diabetes Melitus dan tidak mengkonsumsi obat-obatan
rutin. Demografi responden yaitu usia 40-60 tahun dan berjenis kelamin pria. Pengukuran antropometri yaitu pengukuran skinfold thickness meliputi triceps,
abdominal, dan, suprailiac, serta hasil pemeriksaan laboratorium yaitu HbA1c.
2. Pengukuran skinfold thickness yaitu pengukuran lipatan kulit pada bagian triceps, abdominal, dan suprailiac dengan skinfold caliper. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam millimeter mm.
3. Body fat percentage yaitu nilai dalam bentuk yang diperoleh dari hasil
pengukuran 3 skinfold thickness yaitu triceps, abdominal, dan suprailiac.
Body Fat = 0,39287 x jumlah ketiga pengukuran skinfold – 0,00105 x
[jumlah ketiga pengukuran skinfold]
2
+ 0,15772 x umur –
5,18845
= 0,39287 x [skinfolds] – 0,00105 x [skinfolds]
2
+ 0,15772 x [umur] – 5,18845
= …… Fahey et al., 2005.
4. HbA1c diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Pramitha Yogyakarta
yang dinyatakan dengan satuan persen .
5. Standar yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:
a. Body fat percentage
Nilai yang dikatakan normal berdasarkan Hoeger et al. 2013 untuk pria berumur
≥40 tahun yaitu good ≤20,0; moderate 20,1 – 25,0; dan
overweight 25,0
b. Kriteria HbA1c
Nilai normal berdasarkan American Diabetes Association 2014 adalah
5,7
D. Responden Penelitian
Responden penelitian yaitu masyarakat pria dewasa sehat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah masyarakat pedesaan pria dewasa sehat yang masih aktif dengan rentang usia antara 40-60 tahun, bersedia
menandatangani informed consent, dan bersedia berpuasa selama 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah. Kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah responden
tidak hadir saat pengambilan data, mengidap penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan kardiovaskular, obesitas, mengkonsumsi obat-obatan penurun
kadar lipid dan kadar glukosa.
Data warga pedukuhan yang diperoleh dari pendataan kantor Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta adalah 2.209 penduduk.
Data yang diperoleh dipilih lagi berdasarkan kriteria umur yaitu 40-60 tahun dan masuk kriteria inklusi yaitu diperoleh sebesar 120 orang. Pengambilan data dilakukan
selama tiga hari. Namun jumlah responden yang hadir sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 responden pria dan 50 responden wanita yang bersedia menandatangani
informed consent dan bersedia dilakukan pengambilan darah. Setelah melalui pemeriksaan darah, 4 orang memiliki kadar HbA1c yang tinggi. Maka total responden
yang bersedia hadir dan memiliki data lengkap sebanyak 46 orang. Pada penelitian korelasi minimal jumlah responden yang diperlukan adalah sebanyak 30 responden
Lodico, Spaulding, and Voegtle, 2010. Jumlah responden pada penelitian ini sudah sesuai untuk uji korelasi yaitu dengan jumlah total 46 responden. Skema responden
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 6. Skema Pencarian Responden E.
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data yang berupa pengukuran antropometri dan pengambilan darah untuk uji laboratorium dilakukan selama tiga hari. Pengambilan data hari
pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 pada pukul 08.00 – 12.00 WIB
bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data hari kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2015 dan 19 Juni
2015 pada pukul 14.00 – 16.00 WIB bertempat di Ruang Serbaguna Hunian Tetap
Pagerjurang. 120 responden
memenuhi kriteria inklusi dan tidak
masuk dalam kriteria eksklusi
50 responden pria mengisi informed
concent dan bersedia hadir
46 responden bersedia hadir
dan memiliki data lengkap
100 responden yang terdiri dari 50
pria dan 50 wanita bersedia mengisi
informed consent.
4 responden memiliki
kadar HbA1c
6,5 diabetes
20 responden tidak hadir dan
tidak bersedia mengisi informed
consent 2.209 penduduk Desa
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan
F. Ruang Lingkup