F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian payung mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakar
ta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap HbA1c, HsCrp, dan Lipoprotein A pada Pria dan Wanita
Dewasa Sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta. ”
Penelitian ini dilakukan secara kelompok oleh 10 orang dengan kajian berbeda. Tujuan dari penelitian payung ini adalah untuk menganalisa adanya korelasi
pengukuran antropometri terhadap nilai HbA1c, HsCrp, dan Lipoprotein A. Penelitian ini berfokus pada korelasi Body Fat Percentage BFP terhadap nilai
HbA1c dalam darah.
G. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan. Artinya, setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan identifikasi
karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Notoatmodjo,2012. Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan
pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah minimal sampel untuk penelitian korelasional adalah 30 sampel Lodico et al., 2010. Jumlah
responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 pria dewasa sehat.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah skinfold calipers merek phi zhi hou du fi® untuk mengukur lipatan kulit responden di area triceps, abdomen, dan suprailiac; Cobas C
501 dengan metode turbidimetric inhibition immunoassay untuk mengukur HbA1c, leaflet, dan informed consent.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai jumlah penduduk di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, serta
mencari tempat atau lokasi yang cocok untuk melakukan pengukuran antropometri, serta dilakukan pencarian laboratorium yang akan membantu dalam menganalisis
sampel darah responden. Pada observasi awal didapatkan keputusan untuk memilih Laboratorium Pramita Yogyakarta sebagai laboratorium untuk melakukan
pengambilan dan menganalisis sampel darah responden.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin pertama diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor Ref: KEFK502EC. Tujuan permohonan izin ini untuk memenuhi etika penelitian karena sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampel biologis yang berupa darah manusia.
Permohonan ijin kedua ditujukan untuk Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Permohonan izin bertujuan untuk memperoleh
izin dalam melaksanakan penelitian melibatkan penduduk pria dewasa sehat dalam penelitian.
Permohonan kerjasama pertama diajukan ke bagian Laboratorium Pramitha Yogyakarta. Permohonan kerja sama ini berupa permohonan untuk melakukan
kerjasama dalam pengambilan sampel yang berupa darah dan pengukuran kadar HbA1c melalui sampel darah.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
a. Informed consent. Merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan calon responden untuk ikut terlibat di dalam penelitian. Informed consent disusun
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Responden yang telah mendapatkan penjelasan dan memahami penelitian yang dilakukan selanjutkan diminta untuk mengisi nama, jenis kelamin, umur,
tempat tanggal lahir, alamat, nomor telepon dan tanda tangan yang tertera pada informed consent.
b. Leaflet. Merupakan lembaran kertas yang berisi informasi tertulis yang akan diberikan kepada sasaran yang dapat membaca sebagai sumber informasi
mengenai suatu hal atau masalah khusus. Pemberian leaflet digunakan untuk membantu responden dalam memahami gambaran penelitian ini. Kontenisi
dari leaflet yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi responden, pengukuran body fat percentage, serta pemeriksaan laboratorium yaitu
HbA1c.
4. Pencarian responden
Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan persetujuan ethical clearance dan mendapatkan izin dari Kecamatan Cangkringan untuk
memperoleh informasi mengenai penduduk yang masuk kriteria inklusi. Pencarian responden dilakukan dengan memberikan penawaran kepada penduduk di Desa
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Penawaran dilakukan dengan cara mendatangi rumah penduduk yang masuk dalam kriteria inklusi satu-
persatu untuk diberikan informasi mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Calon responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian kemudian diberi
informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian dan diingatkan untuk berpuasa selama 10-12 jam. Responden yang datang pada saat diadakan pengukuran
antropometri dan pengambilan darah akan diberikan informed consent, yang selanjutnya diisi dan ditandatangani oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk
mengikuti penelitian ini.
5. Validasi, reabilitas, dan kalibrasi instrumen penelitian
Alat yang akan diketahui validitas dan reabilitasnya dalam penelitian ini adalah skinfold caliper dengan merek phi zhi hou du fi®. Kalibrasi dilakukan dengan
cara melakukan perhitungan koefisien variasi setelah dilakukan pengukuran sebanyak
5 kali. Suatu alat kesehatan yang memiliki nilai koefisien distribusi 5 dikatakan alat tersebut merupakan alat yang baik untuk digunakan dalam penelitian
Departemen Kesehatan RI, 2011. Validitas berarti bahwa instrument sebagai alat ukur benar-benar mengukur
apa yang diukur, sedangkan reliabilitas berarti instrument sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten Notoatmodjo, 2012. Validasi alat skinfold
caliper yang digunakan pada penelitian ini dengan cara menggantungkan pemberat pada alat hingga jarum pengukuran menunjukkan angka nol. Reliabilitas alat skinfold
caliper dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada bagian abdominal, suprailiac, dan triceps skinfold thickness sebanyak masing-masing 5 kali. Nilai CV
yang di dapatkan dari alat skinfold caliper merk pi zhi hou du ji® pada bagian abdominal adalah 1,23, bagian suprailiac adalah 1,00 dan bagian triceps adalah
1,55. Hasil nilai CV ini menunjukkan alat yang digunakan merupakan alat yang baik. Hasil CV juga dapat menunjukkan bahwa instrument yang digunakan memiliki
hasil pengukuran yang cukup tetap. Alat yang digunakan untuk menentukan nilai HbA1c yaitu Cobas C 501 penentuan validitas dan reabilitas dilakukan oleh
Laboratorium Pramita Yogyakarta.
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Pengukuran antropometri yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur skinfold thickness yang kemudian dihitung menggunakan rumus yang
sesuai untuk mendapatkan body fat percentage, sedangkan pengambilan darah
responden digunakan untuk pengukuran nilai HbA1c dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Pramitha Yogyakarta.
Pengukuran skinfold thickness pada penelitian ini dengan posisi responden berdiri tangan berada disamping tubuh pada keadaan yang relax. Hasil pengukuran
skinfold thickness yang didapatkan harus benar-benar hanya bagian lipatan kulit saja lemak subkutan, sehingga responden diminta ketersediaannyauntuk mengangkat
pakaian yang dikenakan yang menutupi bagian abdominal, suprailiac, dan triceps yang akan diukur. Pada pengukuran triceps skinfold thickness posisi responden
membelakangi peneliti sedangkan pada pengukuran abdominal dan suprailiac skinfold thickness posisi responden berhadapan dengan peneliti.
Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan cara lipat kulit dan lemak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lipatan ditarik dengan lembut menjauhi
jaringan otot, caliper di pegang tegak lurus terhadap lipatan dan dilakukan pengukuran pada jarak
1 2
inci dari jari. Pembacaan hasil dari skinfold caliper dilakukan pada 2 sampai 3 detik.
Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan pada lipatan diukur 3 cm di sisi tengah umbilicus dan 1 cm ke bawah. Pengukuran suprailiac skinfold
thickness dilakukan pada Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak dekat panggul. Pengukuran triceps skinfold thickness
dilakukan pada lipatan vertical di bagian belakang lengan antara bahu dan siku.
7. Analisis sampel darah responden
Analisis sampel darah responden yang telah diambil dilakukan oleh Laboratorium Pramitha Yogyakarta untuk mendapatkan hasil nilai HbA1c
8. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan hasil analisis sampel darah yang dilakukan oleh Laboratorium Pramitha Yogyakarta diberikan langsung kepada
responden setelah perhitungan antropometri dan hasil dari laboratorium sudah keluar. Saat pembagian hasil kepada responden juga dilakukan penjelasan mengenai hasil
laboratorium dan pengukuran antropometri. Selain itu diberikan saran kepada responden jika ada hasil laboratorium dan pengukuran antropometri yang tidak sesuai
dengan nilai normal.
9. Pengolahan data
Data yang diperoleh oleh selanjutnya diolah dengan cara melakukan pengumpulan data yang sejenis untuk selanjutnya dibagi berdasarkan kategori yang
sudah ditetapkan.
J. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistika dengan menggunakan program SPSS versi 22 yang dilakukan oleh Clinical Epidemiology and Biostatistics
Unit. Dengan taraf kepercayaan 95, uji normalitas dilakukan sebelum uji korelasi yang bertujuan untuk melihat distribusi data. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk, dikarenakan samp el ≤ 50 responden. Data kemudian
dianalisis untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan kategori nilai HbA1c melalui distribusi body fat percentage dengan menggunakan uji komparatif. Uji komparatif
diawali dengan melakukan uji normalitas pada ketiga kelompok HbA1c pada pengukuran
body fat percentage ≥25,1, 20,1 - 25,0, dan ≤20,0. Pada ketiga kelompok jika dihasilkan data yang terdistribusi normal maka digunakan uji one-way
ANOVA. Hasil uji komparatif yang menunjukkan nilai p0,05 yang berarti bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang berbeda bermakna Dahlan, 2015.
Uji korelasi menggunakan uji Pearson untuk korelasi body fat percentage, abdominal skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness terhadap HbA1c
karena ketiga data terdistribusi normal, sedangkan data HbA1c tidak terdistribusi normal. Uji Spearman dilakukan untuk korelasi triceps skinfold thickness terhadap
HbA1c karena data tidak terdistribusi normal. Dilakukan uji koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh suatu variabel bebas terhadap nilai
variabel terikat Miles and Shevlin, 2000. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Data dikatakan
memiliki korelasi yang bermakna jika nilai p 0,05 Dahlan, 2015.
Tabel III. Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2015
Parameter Nilai
Interpretasi Kekuatan
korelasi r
0,0 - 0,2 Sangat Lemah
0,2 - 0,4 Lemah
0,4 - 0,6 Sedang
0,6 - 0,8 Kuat
0,8 – 1
Sangat kuat
Nilai p
p 0,05 Korelasi bermakna
p 0,05 Korelasi tidak bermakna
Arah Korelasi
+ positif Searah
- negatif Berlawanan arah
K. Kesulitan Penelitian