Latar Belakang Analisa Protein, Kalsium Dan Lemak Pada Ikan Pora-Pora

Ulfa Nazmi Batubara : Analisa Protein, Kalsium Dan Lemak Pada Ikan Pora-Pora, 2009. BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengkonsumsi ikan sangat baik untuk kesehatan. Para ahli menyarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi ikan dibandingkan dengan daging merah. Ikan sudah tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, karena Indonesia kaya akan potensi ikan baik perikanan tangkap maupun perikanan budi daya, sayangnya kesadaran mengkonsumsi ikan pada masyarakat masih rendah.Tingkat konsumsi ikan rata-rata perkapita di Indonesia beberapa tahun lalu hanya 23 kgorangtahun. Sedangkan di Jepang mencapai 110 kgorangtahun. Padahal ikan merupakan sumber protein tinggi, bahkan untuk jenis tertentu kandungan proteinnya lebih tinggi dari daging Atkins, 2007. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan- jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Dalam setiap sel hidupnya protein merupakan bagian yang sangat penting pada sebagian besar jaringan tubuh Winarno, 1992. Disamping kandungan protein ikan juga mengandung lemak. Peranan lemak dalam makanan, yang pertama-tama adalah sebagai sumber energi. Lemak adalah bentuk energi berlebih yang disimpan oleh hewan, sehingga jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh keseimbangan energi hewan tersebut. Secara praktis semua bahan pangan hewani mengandung lemak Muchtadi, dkk, 2000. Ulfa Nazmi Batubara : Analisa Protein, Kalsium Dan Lemak Pada Ikan Pora-Pora, 2009. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak, WHO 1990 menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30 kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut-lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10 dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7 dari lemak tidak jenuh-ganda. Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300 mg sehari Almatsier, 2004. Lemak ikan jauh lebih rendah, kandungan lemaknya 1-20. Mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh dan sebagian besar kandungan lemaknya adalah asam lemak tak jenuh Atkins, 2007. Menurut Tarwotjo 1998, Asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kadar lipida darah, terutama kolesterol jenis LDL Low Density Lipoprotein dan Trigeliserida. Dengan demikian dapat mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung koroner. Selain protein dan lemak ikan juga mengandung mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu seperti kalsium. Fungsi kalsium bagi tubuh adalah pembentukan tulang, pembentukan gigi, pertumbuhan, pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologi, dan kontraksi otot Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2 dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99 berada didalam jaringan keras, yaitu yulang dan gigi. Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang Ulfa Nazmi Batubara : Analisa Protein, Kalsium Dan Lemak Pada Ikan Pora-Pora, 2009. lebih 2.25-2.60 mmoll. Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupam dan menurun secara berangsur setelah dewasa, selebihnya kalsium tersebar luas didalam tubuh. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan Almatsier, 2004. Ikan kecil dan ikan kering memberikan suatu persentse tinggi zat kapur kalsium yang berasal dari tulang belulangnya, karena ikan ini dimakan seluruh tubuhnya tanpa ada yang dibuang. Ikan kecil segar dan ikan yang telah dikeringkan merupakan sumber yang paling penting untuk kalsium bagi anak-anak yang sedang tumbuh Sediaoetama, 1997 Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, air tawar, dan air payau atau tambak. Ikan air tawar hidup dalam sungai, danau, kolam atau sawah. Salah satu jenis ikan air tawar adalah ikan pora-pora yang ciri-cirinya berwarna hitam, bersisik putih dan halus, ukurannya kecil 10-12 cm, dan ekornya berwarna kuning. Perkembang biakan ikan pora-pora sangat pesat, setiap harinya dapat dikumpulkan rata-rata 10 ton ikan untuk dikirim keluar daerah penghasilnya seperti pematang siantar, medan, dan padang. Pemasaran ikan pora-pora ada dua macam, pertama dalam bentuk basah dan kedua dalam bentuk kering yakni sudah diasinkan. Berdasarkan observasi lapangan ikan pora-pora dalam bentuk basah lebih enak jika dimasak gulai asam hingga masyarakat menyukainya dan ternyata bukan hanya masyarakat Baktiraja yang menggemarinya, tetapi juga masyarakat dari daerah lain. Ulfa Nazmi Batubara : Analisa Protein, Kalsium Dan Lemak Pada Ikan Pora-Pora, 2009. Harga jual ikan dalam bentuk basah berkisar Rp.7000kg dan dalam bentuk kering bisa mencapai Rp.13.000kg. Banyak yang menggemari ikan ini karena harganya relatif murah, bahkan ikan keringnya sampai dipasarkan keluar Tapanuli seperti Medan, Pekan Baru, Jakarta Jawa dan sejauh pengamatan belum ada data tentang kandungan gizi ikan pora-pora ini. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian tentang Analisa Protein, Kalsium, dan Lemak Pada Ikan Pora- Pora pada tahun 2009.

1.2. Rumusan Masalah