BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia pada zaman modern seperti sekarang ini,. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan sarana
utama bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk bertukar informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi di segala bidang saat ini,
perkembangan sarana komunikasi pun telah berlangsung dengan cepat. Mulai dari sarana komunikasi yang sangat sederhana sebelum tahun 1990 sampai sarana komunikasi yang
mewah yang banyak dijumpai diabad 21 ini. Banyaknya jenis dan jumlah sarana komunikasi telah banyak mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu dari sarana komunikasi yang
mengalami perkembangan pesat adalah telepon seluler ponsel. Ponsel merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang sudah banyak dimiliki
oleh masyarakat dan sudah menjadi kebutuhan yang sangat bagi manusia karena pada saat sekarang ini,ponsel merupakan jembatan komunikasi dalam bertukar informasi antara satu
dengan yang lainnya. Pada umumnya masyarakat membeli ponsel untuk menikmati fitur telepon dan pesan singkat untuk bertukar informasi. Namun, selain itu pemilik ponsel juga
ingin menikmati fitur yang lain, seperti: kamera, mp3, video player, dan Internet yang kita ketahui sebagai salah satu fitur yang sangat diminati oleh konsumen karena kita bisa
mendapatkan informasi serta berkomunikasi dengan menggunakan internet.Ponsel juga dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi seseorang, selain itu dengan kita memiliki ponsel maka
dapat meningkatkan prestise. Banyak pilihan produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Masing-masing perusahaan berusaha untuk mendiferensiasikan produknya supaya mempunyai keunikan dan karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik
Universitas Sumatera Utara
dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antar perusahaan karena masing-masing perusahaan berusaha untuk mempertahankan pangsa
pasarnya atau bahkan memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh keuntungan maksimal. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan kepada para konsumen begitu
variasi, maka konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan, supaya produk yang dibelinya sesuai dengan
kebutuhannya. Masing–masing perusahaan berusaha untuk mendifferensiasikan produknya supaya mempunyai keunikan dan karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya
tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antara perusahaan telekomunikasi karena masing–masing perusahaan berusaha
untuk mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh keuntungan maksimal. Sebagai contoh produsen ponsel asal Canada,
Perusahaan Research in MotionRIM yang memproduksi ponsel Blackberry, melanjutkan dominasi di pasar ponsel dengan keunikannya dalam keunggulan komunikasi.
Blackberry sebagai ponsel yang sangat fenomenal, juga berhasil menguasai pangsa pasar ponsel dengan penjualan ponsel blackberry tumbuh mencapai 494 di Indonesia
www.detik.com . Ponsel Blackberry menyediakan fitur yang canggih pada produk yaitu fitur
internet dan BlackBerry juga menyediakan software Messenger built-in sehingga memungkinkan penggunanya bisa menggunakannya sepuasnya, dengan tarif flat, sehingga
lebih irit daripada menelepon secara langsung dan fitur lainnya. Satu faktor yang mengendalikan kesuksesan BlackBerry di Indonesia selain biaya yang rendah juga kecanduan
berkirim pesan dan posting Facebook www.vivanews.com
. Hal ini merupakan salah satu fitur yang paling digemari oleh masyarakat khususnya anak-anak muda pada saat sekarang,
dalam hal ini mahasiswa, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Blackberry memang digemari oleh masyrakat di Indonesia karena kelebihan produk tersebut dan tampilan yang unik. Tetapi Blackberry juga memiliki kelemahan pada
produknya. Banyak konsumen ponsel blackberry yang sudah merasakan kekurangan tersebut setelah memiliki ponsel blackberry sebagai contoh Blackberry Strom, menurut analisis dari
The New York Times, untuk BlackBerry edisi Storm, memiliki beberapa kelemahan, yakni konsep touchscreen yang bermaksud menyamai touchscreen iPhone. Pada blackberry tipe
Bold juga memiliki kelemahan yaitu kondisi baterai yang kurang bagus dan cepat timbul panas pada keyboard dan kelemahan lainnya. Banyak konsumen yang mengeluh akan
kekurangan dari ponsel Blackberry tersebut.
Blackberry juga memiliki berbagai informasi baik informasi yang positif maupun negatif mengenai ponsel merek Blackberry, hal ini akan membuat konsumen merasa
dihadapkan pada suatu kondisi yang membingungkan, dimana kepercayaan mereka tidak “sejalan bersama”. Pada awalnya,mereka terpengaruh oleh kelebihan dari produk tersebut
tanpa mengetahui kekurangannya. Hal inilah yang akan mengakibatkan timbulnya disonansi pada konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong 2003:228: disonansi kognitif adalah ketidak- nyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Kondisi disonansi kognitif pembeli
dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. Seorang konsumen akan mengalami disonansi kognitif pasca melakukan
pembelian suatu produk, terutama produk mahal seperti ponsel Blackberry . Konsumen pasti dapat merasakan terjadinya disonansi kognitif atau tidak setelah
melakukan pembelian produk ponsel Blackberry. Untuk mengetahui hal tersebut maka penulis melakukan penelitian terlebih dahulu. Dari hasil penelitian pendahuluan yang penulis
lakukan pada beberapa pemilik ponsel Blackberry, ternyata diketahui bahwa mereka
Universitas Sumatera Utara
mengalami disonansi kognitif walaupun tingkatnya rendah. Disonansi kognitif tersebut terjadi karena pemilikkonsumen tersebut mendapatkan kekurangan yang terdapat pada ponsel
Blackberry. Hal inilah yang menimbulkan disonansi kognitif
Dari fenomena di atas, penulis akan meneliti tentang “Analisis Disonansi Konsumen Pemilik Ponsel Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara”.
B. Perumusan Masalah