Sakit dan Sebab-sebabnya Syaddah dilambangkan dengan konsonan ganda.

PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 217 bahkan tidak terwujud. Dengan demikian, pernyataan yang menyatakan bahwa hakekat manusia yang dipahami sebagai sesuatu yang diciptakan bukan dalam bentuk jisim dan juga bukan sifat-sifatnya adalah bertentangan dengan al-R±z³. Dengan demikian, pembicaraan mengenai manusia sebagai sasaran syif± sebagaimana telah dibentangkan beberapa uraian yang didasarkan pada beberapa ayat al-Quran maupun penjelasan-penjelasan lainnya yang terkait dengan hakekat manusia sebagaimana yang diuraikan oleh al-R±z³ tersebut dapat di ambil suatu pemahaman bahwa yang menjadi sasaran syif± adalah manusia dengan berbagai bentuk penyakit yang terkait dengan kerusakan pengetahuan, akidah dan akhlaknya. Dengan kata lain, sasaran syif± dapat dibedakan menjadi tiga bagian. Pertama, segala penyakit kerohanian yang berada di dalam hati sebagaimana diisyaratkan dalam QS Y- nus [1051]: 57, yakni ءﺎﻔﺷو ﺎﻤﻟ ﻲﻓ روﺪﺼ ﻟا -dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada. Kedua, segala penyakit jasmaniah yang terkait dengan fisik manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam QS al-Na¥l [1670]: 69, yakni ﮫﯿﻓ ءﺎﻔﺷ سﺎﻨﻠﻟ -di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Ketiga, segala penyakit maupun kerusakan global ijtima`iyyah yang terkait dengan masyarakat beserta lingkungannya sebagaimana diisyaratkan dalam QS al-Taubah [9113]: 14 yakni ﻒﺸﯾ و روﺪﺻ مﻮﻗ ﯿﻨﻣﺆﻣ ﻦ -serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

B. Sakit dan Sebab-sebabnya

1. Penyakit sebagai Problem Sosial dan Upaya Mengatasinya PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 218 ﻦﻣو ﻒﺋﺎﻄﻠﻟا نأ ﮫﻟﻮﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ ةرﺎﺷإ ﻰﻟإ ﻲﻔﻧ ﺎﻣ ﻻ ﻲﻐﺒﻨﯾ ﻦﻣ ﺪﺋﺎﻘﻌﻟ ا لﺎﻤﻋﻷا و . ﮫﻟﻮﻗو ﻢﺴﺑ ﷲ ةرﺎﺷإ ﻰﻟإ ﺎﻣ ﯾ ﻲﻐﺒﻨ ﻦﻣ تادﺎﻘﺘﻋﻹا تﺎﯿﻠﻤﻌﻟ او . ﮫﻟﻮﻘ ﻓ ﻢﺴﺑ ﷲ ﻻ ﺮﯿﺼ ﯾ ﺎﻣﻮﻠﻌﻣ ﻻإ ﺪﻌﺑ فﻮﻗﻮﻟ ا ﻰﻠﻋ ﻊﯿﻤﺟ ﺪﺋﺎﻘﻌﻟ ا ،ﺔﻘﺤﻟ ا لﺎﻤﻋﻷا و ،ﺔﯿﻓﺎﺼ ﻟ ا اﺬھو ﻮھ ﺐﯿﺗﺮﺘ ﻟا يﺬﻟا ﺪﮭﺸﯾ ﮫﺘﺤﺼﺑ ﻞﻘﻌﻟا ،ﺢﯿﺤﺼﻟا ﻖﺤﻟاو ﺢﯿﺤﺼﻟا . 327 Di antara rahasia firman Allah tentang a`- ©u billah -aku berlingdung kepada Allah adalah sebuah isyarat untuk meniadakan segala bentuk akidah dan prilaku yang menyimpang. Firman Allah tentang bismillah- dengan menyebut nama Allah sebuah isyarat untuk menegakkan segala bentuk akidah dan tindakan yang diperkenankan. Dalam pada itu, rahasia firman Allah tentang bismill±h ini tidak akan bisa diketahui kecuali dengan tercapainya semua akidah yang benar dan tindakan yang bersih. Demikian ini merupakan tata urutan yang dapat diakui kebenarannya oleh akal dan rasionalitas yang sehat. Penjelasan di atas mengisayaratkan berbagai upaya untuk mebersihkan berbagai bentuk akidah yang menyimpang dengan menegakkan segala bentuk akidah dan tindakan yang di perkenankan. Sedangkan jumlah berbagai bentuk penyimpangan dan upaya-upaya untuk membersihkannya adalah digambarkan oleh al-R±z³ berikut. a. Kuantitas Penyakit. ﻢﻠﻋأ ﮫﻧأ ﻰﻠﻋﺮﻣ ﻲﻧﺎﺴﻟ ﻲﻓ ﺾﻌﺑ تﺎﻗوﻷا نأ هﺬھ ةرﻮﺴﻟ ا ﺔﻤﯾ ﺮﻜﻟ ا ﻦﻜﻤﯾ نأ ﻂﺒﻨﺘﺴﯾ ﻦﻣ ﺎھﺪﺋاﻮﻓ ﺎﮭﺴﺋ ﺎﻔﻧو ةﺮﺸﻋ فﻻأ ،ﺔﻠﺌﺴﻣ ﺪﻌﺒﺘﺳﺎ ﻓ اﺬھ ﺾﻌﺑ ،دﺎﺴﺤﻟ ا مﻮﻗو ﻦﻣ ﻞھأ ﻞﮭﺠﻟ ا ﻲﻐﻟاو ،دﺎﻨﻌﻟاو اﻮﻠﻤﺣو ﻚﻟذ ﻰﻠﻋ ﻣ ﺎ هﻮﻔﻟأ ﻦﻣ ﻢﮭﺴﻔ ﻧأ ﻦﻣ تﺎﻘﻠﻌﺘ ﻟا ﺔﻏرﺎ ﻔﻟا ﻦﻣ ،ﻲﻧﺎﻌﻤﻟ ا تﺎﻤﻠﻜﻟاو ﺔﯿﻟﺎﺨﻟا ﻦﻋ ﻖﯿﻘﺤﺗ ﺪﻗﺎﻌﻤﻟا ،ﻲﻧﺎﺒﻤﻟاو ﺎﻤﻠﻓ ﺖﻋﺮﺷ ﻲﻓ ﻒﯿﻨﺼ ﺗ ،بﺎﺘﻜﻟاﺬھ ﺖﻣﺪﻗ 327 Lihat aL-R±zi, Tafsir, Jilid I, Jus I, h. 13 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 219 هﺬھ ﺔﻣﺪﻘﻤﻟا ﺮﯿﺼﺘﻟ ﮫﯿﺒﻨﺘﻟﺎﻛ ﻰﻠﻋ ﺎﻤﻧأ هﺎﻧﺮﻛذ ﺮﻣأ ﻦﻜﻤﻣ ،لﻮﺼﺤﻟا ﺐﯾﺮﻗ ،لﻮﺻ ﻮ ﻟ ا لﻮﻘﻨﻓ ﺎ ﺑو ﻖﯿﻓﻮﺘﻟا . 328 Saya menyadari, bahwa pada suatu saat saya pernah terlanjur bicara bahwa Surat al-F±ti¥ah ini mungkin dapat digali manfaat dan keajaibannya hingga mencapai sepuluh ribu masalah. Hal demikian ini, dianggap janggal oleh orang-orang yang hasud, komunitas yang awam, menyimpang dan menentang. Hal inilah yang mendorong mereka untuk membuat sanggahan-sanggahan yang tidak berarti dan kata-kata kosong yang tidak didasari dengan pendalaman akidah dan kaedah-kaedah keilmuan. Oleh karena itu, ketika saya sedang menyusun kitab ini, maka mukaddimah ini saya persembahkan agar berfungsi sebagai sebuah peringatan terhadap peristiwa yang pernah saya sebut yakni sepuluh ribu masalah adalah sesuatu yang mungkin dan mudah dicapai. نإ ﺎﻨﻟﻮﻗ ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ ﻦﻣ نﺎﻄﯿﺸﻟا ﻢﯿﺟﺮﻟا ﻻ ﻚﺷ نأ داﺮﻤﻟا ﮫﻨﻣ هذﺎﻌﺘﺳﻹا ﺎ ﺑ ﻦﻣ ﻊﯿﻤﺟ تﺎﯿﮭﻨﻤﻟا ،تارﻮﻈﺤﻤ ﻟ او ﻻو ﻚﺷ نأ تﺎﯿﮭﻨ ﻤﻟ ا ﺎﻣإ نأ نﻮﻜﺗ ﻦﻣ بﺎﺑ ،تادﺎﻘﺘﻋﻹا وأ ﻦﻣ بﺎﺑ لﺎﻤﻋأ حراﻮﺠﻟا . 329 Ucapan ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ ﻦﻣ نﺎﻄﯿﺸﻟ ا ﻢﯿﺟﺮﻟا a`- ©u bill±hi min al-sya¯ ±n al- raj³m, tidak diragukan lagi bahwa yang dimaksud adalah minta perlindungan Allah dari segala bentuk yang dilarang dan telah maklum bahwa bentuk larangan itu ada kalanya berupa akidah dan perbuatan yang sesat. ﺎﻣأ تادﺎﻘﺘﻋﻹا ﺪﻘﻓ ءﺎﺟ ﻲﻓ ﺮﺒﺨﻟا رﻮﮭﺸﻤﻟا ﮫﻟﻮﻗ ﻰﻠﺻ ﷲ ﮫﯿﻠﻋ ﻢﻠﺳو : قﺮﺘﻔﺘﺳ ﻲﺘﻣأ ﻰﻠﻋ ثﻼﺛ ﻦﯿﻌﺒﺳو ،ﺔﻗﺮﻓ ﻢﮭﻠﻛ ﻲﻓ رﺎﻨﻟا ﻻإ ﺔﻗﺮﻓ ةﺪﺣا و . اﺬھو لﺪﯾ ﻰﻠﻋ نأ ﻦﯿﺘﻨﺛﻹا ﻦﯿﻌﺒﺴﻟ او نﻮﻓﻮﺻﻮﻣ ﺪﺋﺎﻘﻌﻟﺎﺑ ،ةﺪﺳﺎﻔﻟا ﺐھاﺬﻤﻟاو ﺔﻠطﺎﺒﻟا , ﻢﺛ نإ لﻼﺿ ﻞﻛ ةﺪﺣا و ﻦﻣ ﻚﺌﻟوأ قﺮﻔﻟا ﺮﯿﻏ ﺺﺘﺨﻣ ﺔﻠﺌﺴﻤﺑ ،ةﺪﺣاو ﻞﺑ ﻮھ ﺻﺎﺣ ﻞ ﻲﻓ ﻞﺋﺎﺴﻣ ةﺮﯿﺜﻛ ﻦﻣ ﺚﺣﺎﺒﻤﻟا ﺔﻘﻠﻌﺘﻤﻟا تاﺬﺑ ﷲ 328 al-R±z³, Tafsir, Jilid I, Jus I, h. 1 329 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 1, Jus 1, h. 2 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 220 ،ﻰﻟﺎﻌﺗ ،ﮫﺗﺎﻔﺼ ﺑو ،ﮫﻣﺎﻜﺣﺄﺑ و ،ﮫﻟﺎﻌﻓﺄ ﺑو ،ﮫﺋﺎﻤﺳﺄﺑ و ﻞﺋﺎﺴﻤﺑ و ،ﺮﺒﺠﻟا ،رﺪﻘﻟاو ،ﻞﯾﺪﻌﺘﻟ او ،ﺰﯾﻮﺠﺘﻟاو ،باﻮﺛاو ،دﺎﻌﻤﻟاو ،ﺪﻋﻮﻟاو ،ﺪﯿﻋﻮﻟاو ،ءﺎﻤﺴﻟاو ،مﺎﻜﺣﻷاو ﺔﻣﺎﻣﻹاو . اذﺈﻓ ﺎﻨﻋزو دﺪﻋ قﺮﻔﻟا ﺔﻟﺎﻀﻟا - ﻮھو نﺎﺘﻨﺛﻹا نﻮﻌﺒﺴﻟاو - ﻰﻠﻋ ھ هﺬ ﻞﺋﺎﺴﻤﻟا ةﺮﯿﺜﻜﻟ ا ﻎﻠﺑ دﺪﻌﻟ ا ﻞﺻ ﺎ ﺤﻟ ا ﺎﻐﻠﺒﻣ ،ﺎﻤﯿﻈﻋ ﻞﻛو ﻚﻟذ عاﻮﻧأ تﻻﻼﻀﻟا ﺔﻠﺻﺎﺤﻟا ﻲﻓ قﺮﻓ ،ﺔﻣﻷا ﺎﻀ ﯾ أو ﻦﻤﻓ رﻮﮭﺸﻤ ﻟ ا نأ قﺮﻓ تﻻﻼﻀﻟا ﻦﻣ ﻦﯿﺟرﺎﺨﻟا ﻦﻋ هﺬھ ﺔﻣﻷا نﻮﺑﺮﻘ ﯾ ﻦﻣ ،ﺔﺋﺎﻤﻌﺒﺳ اذﺈﻓ ﺖﻤﺿ عاﻮﻧأ ﻢﮭﺘﻟﻼﺿ ﻰﻟا عاﻮﻧأ تﻻﻼﻀﻟا ةدﻮﺟﻮﻤﻟا ﻲﻓ قﺮﻓ ﺔﻣﻷا ﻲﻓ ﻊﯿﻤﺟ ﻞﺋﺎﺴﻤ ﻟ ا ﻌﻟا ﺔﯿﻠﻘ ﺔﻘﻠﻌﺘ ﻤﻟ ا ،تﺎﯿﮭﻟﻹﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﻤﻟاو مﺎﻜﺣﺄﺑ تاوﺬﻟا ،تﺎﻔﺼ ﻟ او ﻎﻠﺑ عﻮﻤﺠﻤ ﻟ ا ﺎﻐﻠ ﺒﻣ ًﺎﻤﯿﻈ ﻋ ﻲﻓ دﺪﻌﻟ ا . ﻻو ﻚﺷ نأ ﺎﻨﻟﻮﻗ : ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ : لوﺎﻨﺘﯾ ةذﺎﻌﺘﺳﻹا ﻦﻣ ﻊﯿﻤﺟ ﻚﻠﺗ ،عاﻮﻧﻷا ةذﺎﻌﺘﺳﻹا و ﻦﻣ ﺊﯿﺸﻟ ا ﻦﻜﻤﺗﻻ ﻻإ ﺪﻌﺑ ﺔﻓﺮﻌﻣ ذﺎﻌﺘﺴﻤﻟا ،ﮫﻨﻣ ﻻإو ﺪﻌﺑ ﺔﻓﺮﻌﻣ نﻮﻛ ﻚﻟذ ﺊﯿﺸﻟا ًﻼ ط ﺎ ﺑ ﯿﺒﻗو ،ً ﺎﺤ ﺮﮭﻈﻓ اﺬﮭﺑ ﻖﯾﺮﻄﻟا نأ ﺎﻨﻟﻮﻗ ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ ﻞﻤﺘﺸﻣ ﻰﻠﻋ فﻮﻟﻷا ﻦﻣ ﻞﺋﺎﺴﻤﻟا ﺔﻘﯿﻘﺤﻟا ﺔﯿﻨﯿﻘﯿﻟا . 330 Pertama, tentang akidah yang sasat, telah populer dalam hadis Nabi Saw: Umatku akan terpecah menjadi 73 sekte yang kesemuanya masuk dalam neraka, kecuali satu sekte. Hadis ini menunjukkan bahwa 72 sekte ini ditandai dengan akidah yang rusak dan ma©hab yang batil. Kesesatan dari masing-masing sekte itu tidak hanya pada satu masalah saja, melainkan terjadi dalam banyak masalah, yakni beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Zat Allah, Sifat, Hukum, Perbuatan [Af`±l], dan asma-Nya, masalah qada` qadar, keadilan dan sifat jaiz Allah, pahala dan pembalasan, janji dan ancaman, penggunaan simbul-simbul verbal, hukum dan imamah. Apabila kita menghitung kelompok yang sesat sejumlah 72 sekte dengan segala permasalahannya yang banyak itu, maka dapat dipastikan bahwa hitungan itu akan mencapai jumlah yang cukup banyak, dan masing-masing problem itu merupakan bentuk- bentuk kesesatan yang terjadi dalam beberapa kelompok umat Islam, belum lagi sekte-sekte yang terdapat di luar umat Islam yang jumlahnya hampir mencapai 700 sekte. Apabila macam-macam kesesatan non Islam digabungkan dengan kesesatan sekte-sekte dalam Islam dengan berbagai permasalahan masing-masing, seperti masalah yang berhubungan dengan ketuhanan, hukum, zat dan sifat, 330 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 1, Jus 1, h. 2 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 221 maka pasti akan mencapai jumlah yang lebih banyak lagi. Dengan demikian, ucapan `a- ©u bill±h ini bisa mencakup minta perlindungan dari macam-macam kesesatan tersebut. Minta perlindungan dari sesuatu itu tidak mungkin terjadi, kecuali setelah mengenali bentuk kongkritnya dan mengetahui pula bahwa sesuatu itu memang batil dan jelek. Maka dengan metode ini menjadi jelas bahwa ucapan `a- ©u bill±h itu bisa mencakup beberapa ribu masalah hakekat kebenaran dan keyakinan. ﺎﻣأو لﺎﻤﻋﻷا ﺔﻠطﺎﺒﻟا ﻲﮭﻓ ةرﺎﺒﻋ ﻦﻋ ﻞﻛ ﺎﻣ درو ﻲﮭﻨﻟا ﮫﻨﻋ : ﺎﻣإ ﻲﻓ ،نأﺮﻘﻟا وأ ﻲﻓ رﺎﺒﺧﻷا ،ةﺮﺗاﻮﺘﻤﻟا وأ ﻲﻓ رﺎﺒﺧأ ﻷا ،دﺎﺣ ﻲﻓوأ عﺎﻤﺟإ ،ﺔﻣﻷا وأ ﻲﻓ تﺎﺳﺎﯿﻘﻟا ،ﺔﺤﯿﺤﺼﻟا ﻻو ﻚﺷ نأ ﻚﻠﺗ تﺎﯿﮭﻨﻤﻟا ﺪﯾﺰﺗ ﻰﻠﻋ فﻮﻟﻷا . 331 Kedua, tentang tindakan yang sesat, yaitu apa saja yang dilarang dalam Al-Quran, hadis mutawatir, hadis ahad, ijma al-ummah, atau qiyas yang benar. Tidak diragukan lagi bahwa larangan-larang tersebut menambah jumlah ribuan masalah yang telah disebutkan dalam kesesatan akidah. ﺎﻨﻟﻮﻗو ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ لوﺎﻨﺘﻣ ﺎﮭﻌﯿﻤﺠﻟ ،ﺎﮭﺘ ﻠﻤﺟو ﺖﺒﺜﻓ هﺬﮭﺑ ﻖﯾﺮﻄﻟ ا أ ن ﺎﻨﻟﻮﻗ ذﻮﻋأ ﺎ ﺑ ﻞﻤﺘﺸﻣ ﻰﻠﻋ ةﺮﺸﻋ فﻻا ،ﺔﻠﺌﺴﻣ وأ ،ﺪﯾزأ وأ ﻞﻗأ ﻦﻣ ﻞﺋﺎﺴﻤﻟا ﺔﻤﮭﻤﻟا ةﺮﺒﺘﻌﻤﻟا . 332 Melalui berbagai penjelasan al-R±z³ di atas dapat di ambil suatu kesan bahw, ucapan a`- ©u bill±h berarti mencakup berbagai permasalahan melalui teknik perhitungan pokok masalah dengan berbagai cabang-cabangnya. Dengan metode tersebut maka ucapan a`- ©u bill±hbisa mencakup kurang lebih sepuluh ribu masalah yang dapat dikatakan sebagai sumber penyakit serius dan sangat penting untuk disembuhkan dengan berbagai kemuliaan dan nilai-nilai yang agung dalam kehidupan sebagaimana akan diuraikan di bawah. b.Kuantitas Penyembuhan Penyakit. 331 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 1, Jus 1, h. 2 332 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 1, Jus 1, h. 2 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 222 ﺎﻣأو ﮫﻟﻮﻗ ﻞﺟ ﮫﻟﻼﺟ ﻢﺴﺑ ﷲ ﻦﻤﺣﺮﻟا ﻢﯿﺣﺮﻟا ﮫﯿﻔﻓ نﺎﻋﻮﻧ ﻦﻣ ﺚﺤﺒ ﻟا : عﻮﻨﻟا لوﻷا : ﺪﻗ ﺮﮭﺘﺷا ﻋ ﺪﻨ ءﺎﻤﻠﻌﻟا نا ﻰﻟﺎﻌﺗ ًﺎﻔﻟا اﺪﺣاوو ﻦﻣ ءﺎﻤﺳﻷا ﺔﺳﺪ ﻘﻤﻟ ا ،ةﺮﮭﻄﻤ ﻟ ا ﻲھو ةدﻮﺟﻮﻣ ﻲﻓ بﺎﺘﻜﻟا ،ﺔﻨﺴﻟاو ﻻو ﻚﺷ نأ ﺚﺤﺒﻟا ﻦﻋ ﻞﻛ ﺪﺣاو ﻦﻣ ﻚﻠﺗ ءﺎﻤﺳﻷا ﺔﻠﺌﺴﻣ ﺔﻔﯾﺮﺷ ،ﺔﯿﻟﺎﻋ ﺎﻀﯾأو ﻢﻠﻌﻟﺎﻓ ﻢﺳﻹﺎﺑ ﻻ ﻞﺼﺤﯾ ﻻإ اذإ نﺎﻛ ﺎﻗﻮﺒﺴﻣ ﻢﻠﻌﻟﺎﺑ ،ﻰﻤﺴﻤﻟﺎﺑ ﺚﺤﺒﻟﺎﺑو ﻦﻋ تﻮﺒﺛ ﻚﻠﺗ تﺎﯿﱠﻤﺴ ﻤﻟا ، ﻦﻋو ا ﻞﺋﻻﺪﻟ ﺔﻟاﺪﻟا ﻰﻠﻋ ،ﺎﮭﺗﻮﺒﺛ ﻦﻋو ﺔﺑﻮﺟأ تﺎﮭﺒﺸﻟا ﻲﺘﻟا ﺮﻛﺬﺗ ﻲﻓ ﺎﮭﯿﻔ ﻧ ﻞﺋﺎﺴﻣ ،ةﺮﯿﺜﻛ ﺎﮭﻋﻮﻤﺠﻣو ﺪﯾﺰﯾ ﻰﻠﻋ فﻮﻟﻷا . 333 Adapun firman Allah Yang Maha Agung tentang: ﻢﺴﺑ ﷲ ﻦﻤﺣﺮﻟا ﻢﯿﺣﺮﻟا mengandung dua jenis pembahasan: Pertama, Telah populer di kalangan ulama bahwa Allah swt memiliki seribu satu nama suci. Semuanya ini dijumpai dalam Al-Kitab dan Al-Sunnah. Tidak diragukan lagi bahwa membahas satu-persatu dari nama-nama tersebut adalah mengandung persoalan yang mulya dan agung. Demikian pula halnya dengan ilmu pengetahuan tentang sebuah nama maupun identitas, tidak akan bisa diperoleh kecuali hal itu telah didahului oleh pengetahuan tentang sesuatu yang diberi nama, dan membahas tentang keberadaannya, dalil-dalil mengenai keberadaannya, menjawab terhadap berbagai keraguan yang mengarah pada ketiadaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan masalah yang banyak, sehingga mencapai ribuan masalah yang mulya dan agung. عﻮﻨﻟا ﻲﻧﺎﺜﻟا : ﻦﻣ ﺚﺣﺎﺒﻣ هﺬھ ﺔﯾﻷا : نأ ءﺎﺒﻟا ﻲﻓ ﮫﻟﻮﻗ ﺴﺑ ﻢ ﷲ ءﺎﺑ ،قﺎﺼ ﻟ ﻹا ﻲھو ﺔﻘﻠﻌﺘ ﻣ ،ﻞﻌﻔﺑ ﺮﯾﺪﻘﺘﻟاو : ﻢﺴﺑ ﷲ عﺮﺷأ ﻲﻓ ءادأ ،تﺎﻋﺎﻄﻟا اﺬھو ﻰﻨﻌﻤﻟا ﺮﯿﺼﯾﻻ ًﺎﺼ ﺨﻠﻣ ًﺎﻣﻮﻠﻌﻣ ﻻإ ﺪﻌﺑ فﻮﻗﻮﻟا ﻰﻠﻋ مﺎﺴﻗأ ،تﺎﻋﺎﻄﻟا ﻲھو ﺪﺋﺎﻘﻌﻟا ﺔﻘﺤﻟا لﺎﻤﻋﻷا و ﺔﯿﻓﺎﺼ ﻟا ﻊﻣ ﻞﺋﻻﺪﻟا ،تﺎﻨﯿﺒﻟاو ﻊﻣو ﺔﺑﻮﺟﻷا ﻦﻋ تﺎﮭﺒﺸﻟا ، اﺬھو عﻮﻤﺠﻤﻟا ﺎﻤﺑر داز ﻰﻠﻋ ﻋ ةﺮﺸ فﻻأ ﺔﻠﺌﺴﻣ . 334 Kedua, Huruf ba ب dalam firman-Nya: ﻢﺴﺑ ﷲ adalah menunjukkan pada makna il¡±q -menempel, yakni terkait pada fi`l -tindakan. Dalam hal ini dapat disimbulkan dengan ungkapan ﻢﺳﺎ ﺑ ﷲ أ عﺮﺷ ﻲﻓ 333 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid I, Jus I, h. 13. 334 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid I, Jus I, h. 13 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 223 ءادأ تﺎﻋﺎﻄﻟا dalam arti hanya dengan nama Allah saya berbuat untuk merealisasikan ketaatan, pengertian ini tidak akan menjadi simple dan transparan, kecuali setelah mengetahui macam-macam ketaatan, yaitu akidah yang haq dan tindakan yang suci beserta dalil-dalil, penjelasan, dan jawaban-jawaban terhadap berbagai keraguan. Kumpulan masalah tersebut boleh jadi lebih banyak dari sepuluh ribu masalah. Kuantitas obat yang dapat dijadikan penyembuhan terhadap berbagai penyakit, masalah dan berbagai penyimpangan akidah maupun akhlak tercela, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-R±z³ di atas adalah melalui tindakan yang agung dan mulya dalam jumlah yang tak terbatas sebagimana telah dijumpai dalam Al-Kitab dan Al-Sunnah. Menurutnya, penyembuhan demikian ini tidak akan berhasil kecuali setelah mengetahui macam-macam ketaatan, yaitu akidah yang hak dan tindakan yang suci beserta dalil-dalil, penjelasan, dan jawaban- jawaban terhadap berbagai keraguan. Kumpulan masalah mengenai hal-hal yang terkait dengan penyembuhan tersebut boleh jadi lebih banyak dari sepuluh ribu masalah. 2. Makna Term- term yang identik dengan Sakit Makna term-term dalam Al-Quran yang dapat diidentikkan dengan sakit yang sekaligus sebagai lawan syif± di antaranya ialah term mara« ضﺮﻣ dengan segala bentuk kata jadiannya yang biasa diartikan sebagai penyakit. Oleh karena itu, term-term lain seperti kata syaf± ﺎَﻔَﺷ , saqam ٌﻢَﻘَﺳ , a©± ىَ ذَ أ , alam ٌﻢَﻟأ juga dapat diidentikkan dengan sakit maupun penyakit yang dapat dikategorikan sebagai hal-hal yang bertentangan dengan term syif±, burah maupun sal±mah. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 224 Penjelasan lebih jauh terhadap macam-macam term sebagai lawan dari syifa tersebut dapat dicermati melalui uraian berikut. a. Seputar makna mara« ضﺮﻣ Term mara« ضﺮﻣ dengan segala bentuk kata jadiannya seperti telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya biasa diartikan sebagai penyakit. Pakar bahasa Ibnu F±ris mendefinisikan kata tersebut sebagai: segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas kewajaran dan mengantar pada terganggunya fisik, mental, bahkan tidak sempurnanya amal atau karya seseorang. 335 Berbeda halnya dengan al-R±ghib yang memberikan makna mar±« sebagai sakit atau keluar dari batas kewajaran yang hanya berlaku bagi manusia. Menurutnya, hal ini ada dua macam: Pertama, Sakit fisik, Kedua: Sakit non fisik, yakni setiap perangai yang tercela, seperti kebodohan, pengecut, kikir, munafik dan sejenisnya. 336 Untuk melihat bagaimana ar-R±z³ menjelasakan kata mara« dengan segala permasalahannya dalam kitab tafsirnya, maka dapat diperhatikan pada dua ayat yang termasuk kategori makiah, baik yang terkait dengan kata syif± maupun terkait dengan kata qul- b. Secara berurutan dua ayat yang dimaksud adalah: Pertama: Mara« ض َﺮ َﻣ yang terkait dengan Qul- bبﻮُﻠُﻗ , yaitu QS al-Mudda££ir 335 Menurut catatan Ibnu F±ris, term mara« merupakan bentuk kata yang berakar dari huruf-huruf m-r-« م - ر - ض yang makna dasarnya adalah menunjuk pada segala sesuatu yang menyebabkan manusia keluar dari kategori sehat dalam bentuk apapun. Termasuk kategori ini adalah al-`illah sakit}. Lihat Ibnu Faris, Maq±yis., Jus 5, h. 311-312. 336 Lihat al-Raghib al-Asfahani, Mu`jam Mufrad±t., h. 520. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 225 [744]: 31, 337 dan Kedua: mari« ضِﺮ َ ﻣ yang berdampingan dengan term yasyf³n ﻦْﯿِﻔْﺸ َﯾ , yakni: QS al-Syu`ar±’ 2647: 80. 338 Uraian selanjutnya terdapat pada dua fokus berikut. Pertama, QS al-Mudda££ir [744]:31 sebagai berikut: ﺎَﻣَو ﺎَﻨْﻠَ ﻌَ ﺟ َب ﺎَ ﺤْﺻ َأ ِرﺎﱠ ﻨﻟا ﱠ ﻻ ِإ ًﺔَﻜِﺋَﻼ َﻣ ﺎَﻣَو ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ ْﻢُﮭَﺗﱠﺪِﻋ ﱠ ﻻ ِإ ًﺔَﻨْﺘِﻓ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻠِﻟ اوُﺮَ ﻔَ ﻛ َﻦ ِﻘ ْﯿَﺘْﺴَﯿِﻟ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا اﻮُﺗوُأ َب ﺎَ ﺘِﻜْﻟا َﯾَو َداَدْﺰ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا اﻮُﻨَﻣاَء ﺎًﻧﺎَﻤﯾِإ َﻻ َو َب ﺎَ ﺗْﺮَﯾ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا اﻮُﺗوُأ َب ﺎَ ﺘِﻜْﻟا َن ﻮُ ﻨِ ﻣْﺆُﻤْﻟاَو َل ﻮُ ﻘَ ﯿِﻟَو َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا ﻲِﻓ ْﻢِﮭِﺑﻮُﻠُﻗ ٌض َﺮ َﻣ َن وُ ﺮِﻓﺎَﻜْﻟاَ و اَذﺎَﻣ َداَرَأ ُﱠﷲ اَﺬَﮭِﺑ ً ﻼ َﺜ َﻣ َﻚ ِﻟ َﺬَﻛ ﱡﻞ ِﻀُﯾ ُﱠﷲ ْﻦ َﻣ ُءﺎَﺸَﯾ يِﺪْﮭَﯾَو ْﻦ َﻣ َﺸ َﯾ ُءﺎ ﺎَﻣَو ُﻢَﻠْﻌَﯾ َدﻮُﻨُ ﺟ َﻚ ﱢﺑ َر ﱠ ﻻ ِإ َﻮُھ ﺎَﻣَو َﻲ ِ ھ ﱠ ﻻ ِإ ىَﺮ ْﻛ ِ ذ ِﺮَﺸَﺒْﻠ ِﻟ 31 Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang- orang mumin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan? Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia QS al-Mudda££ir [744]:31 337 Term mara« ضﺮﻣ dengan berbagai bentuknya diungkap 24 kali dalam Al-Quran, dua di antaranya dinilai sebagai ayat makiah dan 22 lainnya sebagai ayat madaniah Lihat al-B±q³, Mu`jam al-Mufahras li Alf±§ al-Qur±n., h. 839. 337 Pengungkapan term syif± ٌ◌ ْ◌ ٌﺎَﻔِ ﺷ dengan berbagai isytiq±q-nya yang berarti sembuh atau obat diulang dalam Al-Qur’an sebanyak 6 kali. Lima di antaranya termasuk kategori makiah, Yaitu: QS. al-Syu`ar±’ [2647]: 80, al-Isr±’ [1750]:82; Y­nus [1051]: 57; Fu¡¡ilat [4161]: 44 dan al-Na¥l [1670]: 69 dan satu ayat lainnya termasuk madaniah, yaitu: QS al-Taubah [9113]: 14. Lihat al-B±q³, Al-Mu’jam al-Mufahras li alf±§ Al-Qur’±n, h. 488 . PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 226 Al-R±z³ menjelaskan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan frase : ﻦﯾﺬﻟا ﻲﻓ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ضﺮﻣ pada surat al-Mudda££ir ayat 31 ini ialah orang-orang kafir. Ia menyebutkan pendapat al-¦usain ibn Fa«l al-Bajliy yang mengatakan bahwa ayat ini dinilai sebagai ayat Makiah, sedangkan di Makkah pada saat ini tidak ada orang munafiq, oleh karena itu ayat ini tidak dimaksudkan sebagai makna nifaq. Menurut al-R±z³, jawaban para mufassir itu benar dengan alasan karena hal itu merupakan informasi dari Allah swt, bahwa nifaq akan terjadi, maka diinformasikan demikian. Dengan demikian, ayat ini benar-benar sebagai mukjizat, karena ayat tersebut menginformasikan hal-hal ghaib yang bakal terjadi, dan pada kenyataannya hal itru memang terbukti. Oleh karena itu, term al-mara« pada ayat tersebut juga bisa diartikan sebagai bentuk keraguan, karena penduduk Makkah pada umumnya ialah ragu, dan sebagian lainnya berbuat kebohongan. 339 Penjelasan al-R±z³ di atas tampaknya membolehkan pemaknaan term mara« tersebut digunakan untuk orang-orang kafir maupun orang-orang munafiq yang pasti akan terjadi, baik dalam bentuk keraguan maupun bentuk-bentuk kebohongan. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa yang dimaksud dengan kemunafikan di sini ialah, orang-orang yang secara lahiriah memang telah mengakui bahwa Al-Quran adalah bersumber dari Allah swt., maka sudah barang tentu, mereka mengatakannya dengan lisan, tetapi dalam hatinya berisi keraguan dan kebohongan. Sementara itu, orang-orang kafir yang dimaksudkannya ialah mereka yang menyatakan penolakan dengan jalan mempertanyakan bukti-bukti kebenaran bahwa Al-Quran benar-benar bersumber dari Allah swt. 340 339 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 15, Jus 30, h. 208 340 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 15, Jus 30, h. 208 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 227 Dengan demikian, term mara« pada ayat tersebut diartikan oleh al-R±z³ sebagai sakit yang berkaitan dengan kekafiran dalam bentuk penolakan terhadap kebenaran Al-Quran, maupun terjadinya kemunafikan dalam bentuk keraguan maupun kebohongan dalam hatinya, hingga berkembang pada bentuk fisik maupun lahiriyah, sebagaimana yang akan di bahas pada bagian kedua berikut: Kedua, QS al-Syu`ar±’ [2647]: 80 yang berhubungan dengan beberapa ayat sebelumnya, yakni mulai ayat 70 hingga 80 sebagai berikut. ْذِ إ َل ﺎَ ﻗ ِﮫﯿِﺑَِﻷ ِﻣْﻮَ ﻗَ و ِﮫ ﺎَﻣ َن وُ ﺪُ ﺒْﻌَﺗ 70 اﻮُﻟﺎَﻗ ُﺪُﺒْﻌَﻧ ﺎًﻣﺎَﻨْﺻ َأ ﱡﻞ َﻈَﻨَﻓ ﺎَﮭَﻟ َﻦ ﯿِ ﻔِﻛﺎَﻋ 71 َل ﺎَ ﻗ ْﻞ َھ ْﻢُﻜَﻧﻮُﻌَﻤْﺴَﯾ ْذِ إ َن ﻮُ ﻋْﺪَﺗ 72 ْوَأ ْﻢُﻜَﻧﻮُﻌَﻔْﻨَ ﯾ ْوَأ َن وﱡ ﺮُﻀ َﯾ 73 اﻮُﻟﺎَﻗ ْﻞ َﺑ ﺎَﻧْﺪَﺟ َو ﺎَﻧَءﺎَﺑاَء َﻚ ِﻟ َﺬَﻛ َن ﻮُ ﻠَ ﻌْﻔَﯾ 74 َل ﺎَ ﻗ ْﻢُﺘْﯾَأَﺮَﻓَأ ﺎَﻣ ْﻨُﻛ ْﻢُﺘ َن وُ ﺪُ ﺒْﻌَﺗ 75 ْﻢُﺘْﻧَأ ُﻢُﻛُؤﺎ َ ﺑاَءَو َن ﻮُ ﻣَﺪْﻗَْﻷ ا 76 ْﻢُﮭﱠﻧِﺈ َ ﻓ ﱞوُﺪَﻋ ﻲِﻟ ﱠ ﻻ ِإ ﱠب َر َﻦ ﯿِ ﻤَﻟﺎَﻌْﻟا 77 يِﺬﱠﻟا ﻲِﻨَﻘَﻠَﺧ َﻮُﮭَﻓ ِﻦ ﯾِ ﺪْﮭَﯾ 78 يِﺬﱠﻟاَو َﻮُھ ﻲِﻨُﻤِﻌْﻄ ُﯾ ِﻦ ﯿِ ﻘْﺴ َﯾَ و 79 اَذِإَو ُﺖ ْﺿِﺮ َﻣ َﻮُﮭَﻓ ِﻦ ﯿِ ﻔْﺸ َﯾ 80 Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: Apakah yang kamu sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah berhala- berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya. Berkata Ibrahim: Apakah berhala-berhala itu mendengar do`a mu sewaktu kamu berdo`a kepadanya?, atau dapatkah mereka memberi manfa`at kepadamu atau memberi mudharat? Mereka menjawab: Bukan karena itu sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian. Ibrahim berkata: Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, yaitu Tuhan Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, yaitu Tuhan Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku QS al-Syu`ar±’ [2647]: 70-80 Term mara« yang disebut dalam QS al-Syu`ar±’ [2647]: 80 di atas dimaksudkan oleh al-R±zi sebagai bentuk sakit yang berhubungan dengan lahir PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 228 maupun batin. Dalam hal ini al-mara« dikatakan sebagai sesuatu yang dibenci dan tidak tergolong sebagai kenikmatan, baik secara lahir maupun batin. Secara lahir maupun hal-hal yang bersifat jasmaniah, termasuk di dalamnya terkait dengan fisik, jasadiyahi, badan, indra manusia maupun hal-hal lain yang terkait dengan manfaat rizki, sebagaimana yang di isyaratkan pada frase : يﺬﻟاو ﻮھ ﻰﻨﻤﻌﻄﯾ ﻦﯿﻘﺴﯾ و Sedangkan secara batin maupun hal-hal yang bersifat batiniyah, termasuk di dalamnya berkaitan dengan indra, akal dan kerohanian sebagai bentuk yang dapat memberikan manfaat duniawiah maupun ukhrawiah, serta hal-hal lain yang terkait dengan hidayah sebagaimana terkandung pada frase: ﻮﮭﻓ ﻦﯾﺪﮭﯾ Dia yang memberikan hidayah padaku. Bahkan sesuatu yang terdalam adalah terkait dengan bentuk-bentuk penciptaan alam semesta, termasuk di dalamnya adalah esensi manusia dengan berbagai aspeknya sebagaimana terkandung pada frase: يﺬﻟا ﻲﻨﻘﻠﺧ “Yang Menciptakan aku”. 341 Lebih jauh al-R±z³ menegaskan bahwa frase: يﺬﻟا ﻲﻨﻘﻠﺧ ﻮﮭﻓ ﻦﯾﺪﮭﯾ adalah merupakan sebuah kalimat global dan sangat sederhana dan mencakup segala sesuatu yang dapat memberikan manfaat duniawiyah maupun keagamaan. Bahkan frase يﺬﻟا ﻲﻨﻘﻠﺧ pada ayat ini menggunakan bentuk lampau m±«³, sedangkan frase ﻮﮭﻓ ﻦﯾﺪﮭﯾ menggunakan bentuk mustaqbal atau mu«±ri` suatu bentuk kata yang menunjuk pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Oleh karenanya, hal ini dapat ditegaskan bahwa penciptaan suatu esensi ©at tidak terjadi pada alam materi maupun alam dunia, melainkan terjadinya telah eksis pada waktu yang telah lewat. Sedangkan hidayah ialah sesuatu yang sifatnya bisa bergantian di antara berbagai waktu maupun keadaan tertentu, baik yang memberikan manfaat 341 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 145 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 229 duniawiyah, seperti manfaat pancaindera yang dapat membedakan antara manfaat dan bahaya, ataupun hidayah yang dapat memberikan manfaat keagamaan, seperti fungsi akal yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan buruk. Dengan demikian telah tampak tentang kesempurnaan Allah swt yang telah menciptakan makhluk-Nya pada waktu yang telah lewat secara sekaligus maupun secara otomatis ﺔﻌﻓ د ةﺪﺣا و daf`atan w±¥idah, dan untuk selanjutnya, Allah swt memberikan hidayah kepadanya untuk mencapai kemaslahatan agama dan duniawiyah dalam setiap saat dan keadaan tertentu. Sebaliknya, hidayah juga bisa berfungsi sebagai kekuatan yang bisa menangkal berbagai ma«arr±t, bahaya maupun berbagai penderitaan 342 Makhluk ciptaan Allah swt yang terkandung pada frase يﺬﻟا ﻲﻨﻘﻠﺧ adalah dimaksudkan sebagai sesuatu yang maujud setelah sebelumnya adalah tidak ada. 343 Dalam hal ini, makhluk atau alam dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mumkinul mauj- d li©±tihi sesuatu yang mungkin maujud dengan dirinya sendiiri, sedangkan al-Kh±liq sebagai w±jibul mauj- d liz±tihi sesuatu yang maujud dengan dirinya sendiri. 344 Di balik dari penciptaan tersebut adalah terfokus pada Sang Pencipta sebagaimana terkandung pada ayat sebelumnya, 342 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 145 Di antara teks aslinya ialah sebagai berikut: ﺎﻣأو ﺔﯾاﺪﮭﻟا ﻚﻠﺘﺒﻓ يﻮﻘﻟا ﺔﺑاﺬﺠﻟا ﻊﻓﺎﻨﻤﻠﻟ ﺔﻋﺎﻓﺪﻟاو ﺎﻀﻤﻠﻟ ر ... ﺎﻣﺄﻓ ﮫﺘﯾاﺪھ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻲﮭﻓ ﺎﻤﻣ رﺮﻜﺘﯾ ﻞﻛ ﻦﯿﺣ ناوأو نﺎﻛاﻮﺳ ﻚﻟذ ﺔﯾاﺪھ ﻰﻓ ﻊﻓﺎﻨﻤﻟا ،ﺔﯾﻮﯿﻧﺪﻟا ﻚﻟذو نﺄﺑ ﻢﻜﺤﺗ ساﻮﺤﻟا ﺰﯿﻤﺘﺑ ﻊﻓﺎﻨﻤﻟا ﻦﻋ ﺎﻀﻤﻟا وأر ﻰﻓ ﻊﻓﺎﻨﻤﻟا ،ﺔﯿﻨﯾﺪﻟا ﻚﻟذو نﺄﺑ ﻢﻜﺤﯾ ﻞﻘﻌﻟا ﺰﯿﻤﺘﺑ ﻖﺤﻟا ﻦﻋ ﻞطﺎﺒﻟا ﺮﯿﺨﻟاو ﻦﻋ ﺮﺸﻟا . 343 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 145 344 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 1, Jus 1, h. 233. Teks selengkapnya ialah sebagai berikut: ﻢﻠﻋإ نأ دﻮﺟﻮﻤﻟا ﺎﻣإ نأ نﻮﻜﯾ ﺎﺒﺟاو ،ﮫﺗاﺬﻟ ﺎﻣإو نأ نﻮﻜﯾ ﺎﻨﻜﻤﻣ ،ﮫﺗاﺬﻟ ﺎﻣأ ﺐﺟاﻮﻟا ﮫﺗاﺬﻟ ﮫﻓ ﷲ ﻰﻟﺎﻌﺗ ،ﺪﻘﻓ ﺎﻣأو ﻦﻜﻤﻤﻟا ﮫﺗاﺬﻟ ﻮﮭﻓ ﻞﻛ ﺎﻣ ىﻮﺳ ﷲ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻮھ ،ﻢﻟﺎﻌﻟا نﻷ ﻦﯿﻤﻠﻜﺘﻤﻟا اﻮﻟﺎﻗ : ﻢﻟﺎﻌﻟا ﻞﻛ دﻮﺟﻮﻣ ىﻮﺳ ﷲ ، ﺐﺒﺳو ﺔﯿﻤﺴﺗ اﺬھ ﻢﺴﻘﻟا ﻢﻟﺎﻌﻟ ﺎﺑ نأ دﻮﺟو ﻞﻛ ﺊﯿﺷ ىﻮﺳ ﷲ لﺪﯾ ﻰﻠﻋ دﻮﺟو ،ﷲ اﺬﮭﻠ ﻓ ﺐﺒﺴﻟ ا ﻲﻤﺳ ﻞﻛ دﻮﺟﻮﻣ ىﻮﺳ ﷲ ﮫﻧﺄﺑ ﻢﻟﺎﻋ . PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 230 yaitu pada frase: بر ﻦﯿﻟﺎﻌﻟ ا Tuhan sebagai pengatur alam semesta. 345 Dan pada kesempatan lain, al-R±zi menjelaskan frase بر ﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟ ا pada awal surat al-F±ti¥ah dengan mengisyaratkan bahwa Allah swt telah mengatur terhadap alam semesta, termasuk di dalamnya adalah pengaturan-Nya terhadap hal-hal yang bersifat ruhaniah bagi para malaikat, manusia, jin dan setan-setan, dan pengaturan-Nya terhadap hal-hal yang bersifat jasmaniah yang berada di langit dan di bumi. 346 Berdasarkan term mara« atau sakit dengan beberapa penjelasan al-R±z³ di atas telah memberikan pemahaman bahwa term mara« tersebut adalah berkaitan dengan sakit batin maupun lahir yang terjadi pada diri manusia. Pemahaman ini secara global telah mewakili term-term mara« lainnya, karena dua ayat tersebut merupakan ayat-ayat makiah dan bahkan secara lahiriyah juga terkait dengan ayat Madaniah sebagaimana tersebut dalam akhir surat al-Mudda££ir ayat 31, namun secara impiisit ayat ini justru menginformasikan eksistensi sakit yang terkait dengan sifat kemunafikan maupun kebohongan dalam hati hingga menembus pada bentuk tindakan. Sungguhpun demikian berikut ini akan di bahas beberapa term yang identik dengan mara«, yaitu: term saqam, a©± dan alam sebagai berikut. b. Seputar Makna Syaf± 345 al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 145. Lihat pula QS al-Syu`ar±’ [2647] 80 346 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 10, Jus 19, h. 229. Teks aslinya adalah: ﮫﻟﻮﻗو ﻲﻓ لوأ ةرﻮﺳ ﺔﺤﺗﺎﻔﻟا بر ﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟا ةرﺎﺷإ ﻰﻟإ ﺔﯾﺮﺘﻟا ﺔﻣﺎﻌﻟا ﻲﻓ ﻖﺣ ﻞﻛ ﻌﻟ ا ،ﻦﯿﻤﻟﺎ ﻞﺧﺪﯾو ﮫﯿﻓ ﺔﯾﺮﺘ ﻟا ﺔﯿﻧﺎﺣوﺮﻟ ا ﺔﻜﺋ ﻼﻤ ﻠ ﻟ ﺲﻧﻹاو ﻦﺠﻟاو ﻦﯿطﺎﯿﺸﻟاو ﺔﯿﺑﺮﺘﻟاو ﺔﯿﻧﺎﻤﺴﺠﻟا ﺔﻠﺻﺎﺤﻟا ﻲﻓ تاﻮﻤﺴﻟا ﻦﯿﺿ ر ﻷا و . -Firman Allah swt pada awal surah al-F±ti¥ah, yakni ayat: بر ﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟا adalah mengisyaratkan pengaturan-Nya secara menyeluruh terhadap alam semesta, termasuk di dalamnya adalah pengaturan-Nya terhadap hal-hal yang bersifat ruhaniah bagi para malaikat, manusia, jin dan setan-setan, dan pengaturan-Nya terhadap hal-hal yang bersifat jasmaniah yang berada di langit dan di bumi. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 231 Term syaf± merupakan bentuk masdar yang terambil dari susunan huruf- huruf ش - ف - و sehingga dalam penggunaannya terbentuk kata ﺎﻔﺷ dalam arti pinggir, tepi, melebihi batas atau sesuatu yang berada di ambang kehancuran. 347 Secara etimologis, terrm syaf± pada dasarnya juga sama dengan term syif±’, karena kadua kata ini sama-sama berakar dari susunan huruf yang terdiri dari syin, fa dan ¥arf al-mu`tal yang pada dasarnya berarti mengungguli sesuatu. 348 Namun ¦arf al-mu`tal pada akhir kata tersebut ternyata mengundang perbedaan makna secara antagonis dalam penggunaannya. Karena kata jadian yang terpola menjadi term syif± berarti sesuatu yang dapat mengalahkan penyakit, sedangkan kata yang terpola menjadi term syfaf± justru mengandung arti sesuatu yang dapat mengalahkan suatu kesembuhan. Term syaf± demikian ini diulang 2 kali dalam Al-Quran, yaitu QS ²li-Imr±n[389]: 103 dan al-Taubah [9113]: 109. اﻮُﻤِﺼ َ ﺘْﻋا َو ِﻞ ْ ﺒ َﺤِﺑ ِﱠﷲ ﺎًﻌﯿِﻤَﺟ َﻻ َو اﻮُﻗﱠﺮَﻔَﺗ اوُﺮُ ﻛْذاَو َﺔَﻤْﻌِﻧ ِﱠﷲ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ ْذِ إ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ًءاَﺪْﻋَ أ َﻒ ﱠﻟ َ ﺄَﻓ َﻦ ْﯿ َﺑ ُﻜِﺑﻮ ُﻠُ ﻗ ْﻢ ْﻢُﺘْﺤَ ﺒ ْﺻ َﺄ َﻓ ِﮫِﺘَﻤْﻌِﻨِﺑ ﺎًﻧاَﻮْﺧ ِإ ْﻢُﺘْﻨُﻛَو ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻔَﺷ ٍةَﺮْﻔُﺣ َﻦ ِﻣ ِرﺎﱠ ﻨﻟا ْﻢُﻛَ ﺬَﻘْﻧَﺄَﻓ ﺎَﮭْﻨِﻣ َﻚ ِﻟ َﺬَﻛ ُﻦ ﱢﯿ َﺒُﯾ ُﱠﷲ ْﻢُﻜَﻟ ِﮫِﺗﺎَﯾاَء ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَ ﻟ َن وُ ﺪَ ﺘْﮭَﺗ لا ناﺮﻤﻋ : 103 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. 347 Lihat Jam±ludd³n Mu¥ammad ibn Mukarran ibn Ibnu Man§- r al-An¡±riy w.711 H., Lis±n al-`Arab al-D±r al-Mi¡riyyah, tth, Jus 19, h. 167. Bandingkan dengan Jal±l al-D³n Mu¥ammd ibn Mukarram ibn Man§- r al-An¡±r³ w.711 H., Lis±n al-Lis±n: Tah©³b Lis±n al- `Arab Beir- t: D±r al-Kutb al-`Ilmiyah, Jus I, h. 683. 348 Lihat Jam±ludd³n Muhammad ibn Mukarram ibn Man§- r al-An¡±r³ w.711 Lis±n al- `Arab al-D±r al-Mi¡riyyah, tth, Jus 19, 167. Menurut al-Suyuthi, obat itu sendiri sesungguhnya adalah pengobatan. Lihat Jal±ludd³n Abdurrahman al-Suyuthi, As-Suyuthis Medicine of the Prophet. Alih bahasa Luqman hakin dan Ahsin Muhammad dengan judul: Pengobatan Cara Nabi saw Bandung: Pustaka Hidayah, 1997, h. 169. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 232 Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk 349 QS Ali-Imran [389]: 103. Frase yang patut mendapat perhatian khusus pada ayat yang di dalamnya mengandung kata syaf± ialah ayat ﻢﺘﻨﻛو ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ ةﺮﻔﺣ ﻦﻣ رﺎﻨﻟا ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨ ﻣ dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Menurut al-R±z³, term syaf± pada ayat ini terkait dengan keadaan seseorang yang berada pada posisi yang membahayakan, kemudian mereka diselamatkan oleh Allah swt sebagai bentuk kenikmatan ukhrawiah maupun kenikmatan duniawiah yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu ذإ ﻢﺘﻨﻛ ءاﺪﻋأ ﻒﻟﺄﻓ ﻦﯿﺑ ﻢﻜﺑﻮﻠﻗ ﻢﺘﺤﺒﺻ ﺄﻓ ﮫﺘﻤﻌﻨ ﺑ ﺎﻧاﻮﺧإ ketika kamu dahulu masa Jahiliyah 349 Al-R±z³ menegaskan bahwa yang dimaksud dengan al-¥abl pada ayat ini ialah: segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai media menuju kebenaran dalam ajaran agama. Media ini cukup banyak: Di antaranya ialah: Pertama, al-¥abl diartikan sebagai janji. Mengapa janji dikatakan sebagai al-¥abl, karena dengan berpegang terhadap janji inilah yang dapat menghilangkan perasaan takut dari penjuru mana saja. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. dengan menyebutkan firman Allah dalam QS al-Baqarah: 40 اﻮﻓوأ و يﺪﮭﻌﺑ فوأ ﻢﻛﺪﮭﻌﺑ يﺎﯾإو نﻮﺒھرﺎﻓ - dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan QS ²li Imr±n: 12 ﺖﺑﺮﺿ ﻢﮭﯿﻠﻋ ﺔﻟﺬﻟا ﻦﯾأ ﺎﻣ اﻮﻔﻘﺛ ﻻإ ﻞﺒﺤﺑ ﻦﻣ ﷲ ﻞﺒﺣو ﻦﻣ سﺎﻨﻟا - Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia. Kedua, al-¥abl diartikan sebagai Al-Quran, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Mas`ud ra. dari Rasulullah Saw bersabda: اﺬھ نأﺮﻘﻟا ﻞﺒﺣ ﷲ H±©± al- Qur±n ¥ablull±h Al-Quran ini adalah ¥ablull±h. Dari Abu Sa`³d al-Khudriy, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: ﻲﻧإ كرﺎﺗ ﻢﻜﯿﻓ ﻦﯿﻠﻘﺜﻟا : بﺎﺘﻛ ﷲ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻞﺒﺣ دوﺪﻤﻣ ﻦﻣ ءﺎﻤﺴﻟا ﻰﻟإ ضرﻷا ﻲﺗﺮﺘﻋو ﻞھأ ﻲﺘﯿﺑ inn³ t±rikun f³kum al-£aqalain: kitabullah Ta`±l± ¥abl mamd- d min al-sam±i ila al-ar«, wa `itrat³ ahlu bait³ - Aku tinggalkan kepadamu dua hal penting, yaitu: Kitab Allah, sebagai tali yang dibentangkan dari langit ke bumi, dan kekuatanku adalah keluargaku. Ketiga, al-¥abl dikatakan sebagai d³null±h, ¯ ±`atill±h, ikhl±¡ dalam al-taubah, al-jam±`±h dsb. Di samping itu al-R±z³ menegaskan terhadap berbagai penafsiran tentang al-¥abl tersebut adalah menunjukkan arti yang saling berdekatan. Sebagai bukti terhadap apa yang disebutkan di atas: bahwa ketika seseorang masuk sumur, maka berpegang dengan tampar untuk menjaga agar tidak terjatuh di dalamnya. Demikian pula halnya dengan berpegang pada Kitab Allah, janji, agama, taat dan bergabung pada orang-orang beriman, yang kesemuanya ini adalah menjaga mereka agar tidak terjatuh di tengah-tengah neraka jahannam. Karena itu, mereka diperintah untuk berpegang teguh dengannya. Lihat al-R±zi, Tafs³r, jilid 4, Jus 8, h. 178-179. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 233 bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara. Al-R±z³ dalam tafsirnya menegaskan. ﻢﻠﻋاو ﮫﻧأ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﺎﻤﻟ حﺮﺷ ﺔﻤﻌﻨﻟا ﺔﯾوﺎﯿﻧﺪﻟا ﺮﻛذ ﺎھﺪﻌﺑ ﺔﻤﻌﻨﻟا ،ﺔﯾوﺮﺧﻷا ﻲھو ﺎﻣ هﺮﻛذ ﻲﻓ ﺮﺧأ هﺬھ ،ﺔﯾﻻا ﻲﻓو ﺔﯾﻷا ﻞﺋﺎﺴﻣ : 350 Ketahuilah bahwa ketika Allah swt menjelaskan nikmat duniawiyah yakni: ذإ ﻢﺘﻨﻛ ءاﺪﻋأ ﻒﻟﺄﻓ ﻦﯿﺑ ﻢﻜﺑﻮﻠﻗ ﻢﺘﺤﺒﺻ ﺄﻓ ﮫﺘﻤﻌﻨ ﺑ ﺎﻧاﻮﺧإ ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara, maka disebutkan pula sesudahnya tentang kenikmatan ukhrawiah sebagaimana terdapat pada penghujung ayat ini, yaitu: ﻢﺘﻨﻛو ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ ةﺮﻔﺣ ﻦﻣ رﺎﻨﻟا ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨ ﻣ dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Selanjutnya, frase ayat Al-Quran yang di dalamnya mengandung term syaf± tersebut diuraikan oleh al-R±z³ dengan beberapa permasalahan. ﺔﻠﺌﺴﻤﻟا ﻰﻟوﻷا : ﻰﻨﻌﻤﻟ ا ﻢﻜﻧ أ ﻢﺘﻨﻛ ﻦﯿﻓﺮﺸﻣ ﻢﻛﺮﻔﻜﺑ ﻰﻠﻋ ،ﻢﻨﮭﺟ نﻷ ﻢﻨﮭﺟ ﺒﺸﻣ ﺔﮭ ةﺮﻔﻜﻟﺎﺑ ﻲﺘﻟا ﺎﮭﯿﻓ رﺎﻨﻟا ﻞﻌﺠﻓ ﻢﮭﻗﺎﻘﺤﺘﺳا رﺎﻨﻠﻟ ﻢھﺮﻔﻜﺑ فاﺮﺷﻹﺎﻛ ﻢﮭﻨﻣ ﻰﻠﻋ ،رﺎﻨﻟا ﺮﯿﺼ ﻤ ﻟ او ﻢﮭﻨﻣ ﻰﻟإ ،ﺎﮭﺗﺮﻔﺣ ﻦﯿﺒﻓ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﮫﻧأ ﻢھﺬﻘﻧأ ﻦﻣ هﺬھ ،ةﺮﻔﺤﻟا ﺪﻗو اﻮﺑﺮﻗ ﻦﻣ عﻮﻗﻮﻟا ﺎﮭﯿﻓ . ﺖﻟﺎﻗ ،ﺔﻟﺰﺘﻌﻤﻟا ﻰﻨﻌﻣو ﻚﻟذ ﮫﻧأ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻒﻄﻟ ﻢﮭﺑ لﻮﺳﺮﻟﺎﺑ ﮫﯿﻠﻋ مﻼﺴﻟا ﺮﺋﺎﺳو ﮫﻓﺎﻄﻟ ا ﻰﺘﺣ اﻮﻨﻣأ ﻗ لﺎ ﺎﻨﺑﺎﺤﺻ أ : ﻊﯿﻤﺟ فﺎﻄﻟﻷا كﺮﺘﺸﻣ ﮫﯿﻓ ﻦﯿﺑ ﻦﻣﺆﻤﻟا ،ﺮﻓﺎﻜﻟا و ﻮﻠﻓ نﺎﻛ ﻞﻋﺎﻓ نﺎﻤﯾﻹا 350 Yang dimaksud dengan kenikmatan duniawi ialah sebagaimana tersebut dalam firman Allah: ذإ ﻢﺘﻨﻛ ءاﺪﻋأ ﻒﻟﺄﻓ ﻦﯿﺑ ﻢﻜﺑﻮﻠﻗ ﻢﺘﺤﺒﺻ ﺄ ﻓ ﮫﺘﻤﻌﻨ ﺑ ﺎﻧاﻮﺧإ ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara, Sedangkan Kenikamatan ukhrawi ialah: ﻢﺘﻨﻛو ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ ةﺮﻔﺣ ﻦﻣ رﺎﻨﻟا ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨ ﻣ dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 4, Jus 8, h. 179-180 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 234 هﺪﺟﻮﻣو ﻮھ ﺪﺒﻌﻟا نﺎﻜﻟ ﺪﺒﻌﻟا ﻮھ يﺬﻟا ﺬﻘﻧأ ﮫﺴﻔ ﻧ ﻦﻣ ،رﺎﻨﻟا ﷲو ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻢﻜﺣ ﮫﻧﺄﺑ ﻮھ يﺬﻟا ﻢھﺬﻘﻧأ ﻦﻣ ،رﺎﻨﻟا لﺪﻓ اﺬھ ﻰﻠﻋ نأ ﻖﻟﺎﺧ لﺎﻌﻓأ دﺎﺒﻌﻟا ﻮھ ﷲ ﮫﻧﺎﺤﺒﺳ ﻰﻟﺎﻌﺗو . 351 Masalah pertama: arti dari ayat tersebut ialah: sebenarnya kalian mendekati jahannam yang disebabkan kekufuran. Karena neraka jahannam diidentikkan dengan kubangan api, lalu menjadikan mereka sebagai orang yang berhak masuk neraka yang disebabkan oleh kekufurannya sebagaimana keberadaan mereka yang sudah mengungguli di atas neraka dan mereka hampir jatuh ke kubangan api. Di sini menjadi jelas, bahwa Allah menyelamatkan mereka dari kubangan api tersebut pada saat mereka benar-benar hampir jatuh di dalamnya. Orang mutazilah berpendapat bahwa arti daripada ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨ ﻣ –fa anqa©akum minha itu adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap mereka melalui para rasul as dengan semua kasih sayang- Nya sehingga mereka menjadi iman. Golongan kita sunni berpendapat: bahwa semua kasih sayang Allah itu bisa menjangkau orang mukmin dan orang kafir. Seandainya yang menjadikan iman itu hamba manusia, pasti ia akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari neraka, padahal Allah swt telah menegaskan bahwa Dia- lah yang menyelamatkan mereka dari neraka. Dengan demikian dapat diambil dalil bahwa yang menciptakan perbuatan manusia adalah Allah swt. Orientasi term syaf± pada penjelasan di atas tampaknya memang sangat tragis dan benar-benar sangat mengerikan, seakan-akan mereka ini telah masuk dan berhak menjadi penghuni neraka. Analogi demikian ini lebih disebabkan oleh adanya kekafiran. Ibnu Ka£³r dalam tafsirnya menegaskan bahwa keberadaan mereka pada kubangan api neraka tersebut adalah disebabkan oleh kekafiran, namun Allah kemudian menyelamatkannya melaui hidayah-Nya sehingga bereka beriman. 352 Penyelamatan demikian ini pada hakekatnya adalah bersumber dari Allah swt melalui berbagai perantaraan, baik Nabi maupun kitab-kitab yang 351 al-R±z³, Tafsir, Jilid 4, Jus 8, h. 180-181. 352 Lihat Ibn Ka£³r w.774, Tafsir al-Qur’±n al-`A§³m Ibnu Ka£ir, Jus 1, h 389. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 235 diajarkannya sehingga mereka berkenan mereima petunjuk dan beriman kepadanya. ﺔﻠﺌﺴﻤﻟا ﺔﯿﻧﺎﺜﻟا : ﺎﻔﺷ ﺊﯿﺸﻟا ﮫﻓﺮﺣ ،رﻮﺼﻘﻣ ﻞﺜﻣ ﺎﻔﺷ ﺮﺌﺒﻟا ﻊﻤﺠﻟاو ،ءﺎﻔﺷﻹا ﮫﻨﻣو لﺎﻘﯾ : ﻰﻔﺷأ ﻰﻠﻋ ﺊﯿﺸﻟا اذإ فﺮﺷأ ﮫﯿﻠﻋ ﮫﻧﺄﻛ ﻎﻠﺑ ،هﺎﻔﺷ يأ هﺪﺣ ﮫﻓﺮﺣو . ﮫﻟﻮﻗو : ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨﻣ . لﺎﻗ يﺮھزﻷا : لﺎﻘﯾ ﮫﺗﺬﻘﻧ ﮫﺗﺬﻘﻧأو ،ﮫﺗﺬﻘﻨﺘﺳاو يأ ﮫﺘﺼﻠﺧ ﮫﺘﯿﺠﻧو . ﻲﻓو ﮫﻟﻮﻗ ﻧﺄﻓ ﻢﻛﺬﻘ ﺎﮭﻨﻣ لاﺆﺳ ﻮھو : ﮫﻧأ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﺎﻤﻧإ ﻢھﺬﻘﻨﯾ ﻦﻣ ﻊﺿﻮﻤﻟا يﺬﻟا اﻮﻧﺎﻛ ﮫﯿﻓ ﻢھو اﻮﻧﺎﻛ ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ ،ةﺮﻔﺣ ﺎﻔﺷو ةﺮﻔﺤﻟ ا ﻰﻟإ ﺪﺋﺎﻋﺮﯿﻤﻀ ﻟ ا :لوﻷا .هﻮﺟو ﻦﻣ ﮫﻨﻋ اﻮﺑﺎﺟأو .؟ﺎﮭﻨﻣ لﺎﻗ ﻒﯿﻜﻓ ﺮﻛﺬﻣ ةﺮﻔﺤﻟا ﻰﻟإ ﺔﻌ ﺟار ﺎﮭﻧ أ :ﻲﻧﺎﺜﻟا .ﺎﮭﻨ ﻣ ﺎھﺎﻔﺷ نﻷ ةﺮﻔﺤﻟا ﺎﻔﺷ ﻦﻣ ﻢھﺬﻘﻧأ ﺪﻘﻓ ةﺮﻔﺤﻟا ﻦﻣ ﻢھﺬﻘﻧأ ﺎﻤﻟو ﺎﻔﺷ نأ :ﺚﻟﺎﺜﻟا .جﺎﺟﺰﻟ ا لﻮﻗ اﺬھو ،ةﺮﻔﺤﻟ ا ﺎﻔﺷ ﻦﻣ ﻻ رﺎﻨﻟا ﻦﻣ ءﺎﺠﻧﻹا ﺪﺼﻘﻟا نﻷ ،رﺎﻨﻟا ،ةﺮﻔﺤﻟا ﺎﮭﺘﻔﺷو ،ﺎﮭﻓﺮط زﺎﺠﻓ نأ ﺮﺒﺨﯾ ﮫﻨﻋ ﺮﯿﻛﺬﺘﻟﺎﺑ ﺚﯿﻧﺄﺘﻟاو . 353 Masalah Kedua: Kata – ﺎﻔﺷ ﺊﯿﺸﻟا syaf± al-syai berarti pinggiran sesuatu yang sangat terbatas, contohnya seperti bibir sumur, sedangkan jamaknya adalah asyf±. 354 Termasuk arti ini dikatakan asyf± al± al-syai’ mendekati sesuatu, dan ketika orang itu mendekatinya seakan-akan sampai pada tepi, yakni sampai pada batas dan pinggirannya. Firman Allah: ﻢﻛﺬﻘﻧﺄﻓ ﺎﮭﻨ ﻣ -fa anqa©akum minh±, Berkata al-Azhari: dikatakan naqa©tuh-, anqa©tuh-, istanqa©tuh- yang artinya sama, yakni: khalla¡tuh- wa najjaituh- aku telah membersihkan dan menyelamatkan. Firman Allah swt fa anqa©akum minh± ini muncul permaslahan, bahwa Allah swt menyelamatkan mereka dari tempat mereka yang berada di dalamya, padahal mereka hanya berada di pinggirnya. Di samping itu, kata syaf± ¥ufrah adalah bentuk mu©akkar, bagaimana Allah berkata minh±, yang berarti ¥ufrah bukan dari syaf± ¥ufrah. Para ulama menjawab dari beberapa aspek. Pertama, «am³r h± pada kata minh± ﺎﮭﻨ ﻣ itu memang kembali kepada ¥ufrah, ketika Allah swt menyelamatkan mereka dari ¥ufrah, maka otomatis mernyelamatkan dari syaf± ¥ufrah, sebab syaf± ¥ufrah itu termasuk ¥ufrah. Kedua, 353 al-R±z³, Tafs³r, Jilid 4, Jus 8, h. 181. 354 Berdasarkan jama` tak£³r ﻊﻤﺟ ﺮﯿﺜﻜﺗ tidak ada yang mengikuti wazan if``±l لﺎﻌﻓ إ , tetapi yang ada ialah wazan af`±l لﺎﻌﻓأ . PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 236 «am³r kata ganti h± merujuk pada al-n±r, karena yang menjadi tujuan adalah menyelamatkan dari neraka bukan dari syaf± ¥ufrah, demikian ini menurut pendapat al-Zajj±j. Ketiga, syaf± ¥ufrah bibir sumur adalah ujung ¥ufrah. Oleh karena itu, sah-sah saja apabila dalam bercerita itu dengan menggunakan bentuk mu©akar atau muanna£. Penjelasan al-R±z³ di atas mempertegas penyelamatan manusi dari posisi yang membahayakan. Dari sini yang paling mendasar adalah penyelamatan dari kobaran api neraka. Karena dengan penyelamatan dari kobaran api neraka tersebut berarti selamat juga dari pinggir maupun bahaya dari api neraka maupun bahaya kekafiran. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ada yang memahami bahwa istilah api atau neraka dalam pengertian neraka duniawi dan apinya berupa api perpecahan permusuhan dan dengki mendengki. 355 Dengan demikian pesan utama dalam penjelasan di atas adalah bagaimana hidup hingga kematian tanpa kekafiran, tanpa permusuhan, tanpa kebencian, namun penuh dengan keimanan, penuh dengan persaudaraan dan penuh dengan keramahan. Sebab dengan demikian akan mempercepat mempeoleh petunjuk dan keselamatan. Pemahaman demikian merupakan peringatan yang sangat hebat bagi kehidupan umat manusia. Untuk itu, al-R±z³ menegaskan. ﺔﻠﺌﺴﻤﻟا ﺔﺜﻟﺎﺜﻟا : ﻢﮭﻧأ اﻮﺗﺎﻣﻮﻟ ﻰﻠﻋ ﺮﻔﻜﻟا اﻮﻌﻗ ﻮﻟ ﻲﻓ ،رﺎﻨﻟا ﺖﻠﺜﻤﻓ ﻢﮭﺗﺎﯿﺣ ﻲﺘﻟا ﻊﻗﻮﺘ ﯾ ﺎھﺪﻌﺑ ﻟا عﻮﻗﻮ ﻲﻓ رﺎﻨﻟا ﻰﻠﻋدﻮﻌﻘﻟﺎﺑ ،ﺎﮭﻓﺮﺣ اﺬھو ﮫﯿﻓ ﮫﯿﺒﻨﺗ ﻰﻠﻋ هﺮﯿﻘﺤﺗ ةﺪﻣ ،ةﺎﯿﺤﻟا ﮫﻧﺈﻓ ﺲﯿﻟ ﻦﯿﺑ ةﻮﯿﺤﻟا ﻦﯿﺑو تﻮﻤﻟا مﺰﻠﺘﺴﻤﻟ ا عﻮﻗﻮﻠﻟ ﻲﻓ ةﺮﻔﺤﻟا ﻻإ ﺎﻣ ﻦﯿﺑ فﺮط ،ﺊﯿﺸﻟا ﻦﯿﺑو ﻚﻟذ ﺊﯿﺸﻟا . 356 355 Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah , Vol 2., h. 159 356 al-R±z³, Tafsir, Jilid 4, Jus 8, h. 181 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 237 Masalah Ketiga, apabila mereka meninggal dalam keadaan kufur, niscaya mereka masuk neraka. Kehidupan mereka yang dikhawatirkan sesudahnya nanti ialah jatuh ke dalam neraka yang diidentikkan dengan duduk di tepi neraka. Demikian inia merupakan peringatan betapa singkatnya masa hidup, karena antara hidup dan mati yang sudah dipastikan jatuh dalam kubangan api, tiada lain kecuali hanya jarak antara sesuatu dan tepinya. Term syaf± yang terfokus pada neraka, kekafiran, permusuhan dan berbagai kedengkian selain menjadi tanda bahaya bagi manusia untuk menghindarkan jauh-jauh daripadanya, apalagi sepanjang kehidupan hingga kematiannya terjemus pada berbagai tanda baya tersebut, maka dapat dipastikan terjerumus pada kobaran api neraka. Gambaran demikian ini menurut Al³ al- ¢ab- n³merupakan penjelasan bagi umat manusia agar mereka dapat memperoleh petunjuk agama, beriman, taslim, menegakkan persaudaraan dan menaruh kasih sayang sehingga dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhiratnya. 357 Lebih jauh al-R±z³ menjelaskan. ﻢﺛ لﺎﻗ ﻚﻟﺬﻛ ﻦﯿﺒﯾ ﷲ ﻢﻜﻟ ﮫﺗﺎﯾاء ﻢﻜﻠﻌﻟ نوﺪﺘﮭﺗ فﺎﻜﻟ ا ﻲﻓ ﻊﺿ ﻮ ﻣ ،ﺐﺼ ﻧ يأ ﻞﺜﻣ نﺎﯿﺒﻟا رﻮﻛﺬﻤﻟا ﻦﯿﺒﯾ ﷲ ﻢﻜﻟ ﺮﺋﺎﺳ تﺎﯾﻷا ﻲﻜﻟ اوﺪﺘﮭﺗ ،ﺎﮭﺑ لﺎﻗ ﻲﺋﺎﺒﺠﻟ ا : ﺔﯾﻷا لﺪﺗ ﻰﻠﻋ ﮫﻧأ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﺪﯾﺮﯾ ﻢﮭﻨﻣ ،ءاﺪﺘھﻹا بﺎﺟأ يﺪﺣاﻮﻟا ﮫﻨﻋ ﻂﯿﺴﺒﻟ ﺎﺑ لﺎﻘﻓ : ﻞﺑ ﻰﻨﻌﻤﻟ ا اﻮﻧﻮﻜﺘ ﻟ ﻰﻠﻋ ءﺎﺟر ﺔﯾاﺪھ . لﻮﻗأو : اﺬھو باﻮﺠﻟ ا ﻒﯿﻌﺿ نﻷ اﺬھ ﺮﯾﺪﻘﺘﻟا مﺰﻠﯾ نأ ﺪﯾﺮﯾ ﷲ ﻢﮭﻨﻣ ﻚﻟذ ءﺎﺟﺮﻟ ا ﻦﻣو مﻮﻠﻌﻤﻟا نأ ﻰﻠﻋ ﺎﻨﺒھﺬﻣ ﺪﻗ ﺪﯾﺮﯾﻻ ﻢﮭﻨﻣ ،ءﺎﺟﺮﻟا باﻮﺠﻟﺎﻓ ﺢﯿﺤﺼﻟا نأ لﺎﻘﯾ ﺔﻤﻠﻛ ﻞﻌﻟ ،ﻲﺟﺮﺘﻠﻟ ﻲﻨﻌﻤﻟاو ﺎﻧأ ﺎﻨﻠﻌﻓ ﻼﻌﻓ ﮫﺒﺸﯾ ﻞﻌﻓ ﻦﻣ ﻰﺟﺮﺘﯾ ﻚﻟذ ﷲو ﻢﻠﻋأ . 358 Al-k±f dalam firman Allah: ﻚﻟﺬﻛ adalah sebuah tamsil dari penjelasan Allah terhadap semua ayat-ayat-Nya agar dengan ayat- ayat-Nya itu, mereka memperoleh hidayah. al-Jubb±³ berkata term al-±yah menunnjukkan bahwa Allah swt mengharap mereka untuk 357 Lihat al-¢±b- n³,al-Tafs³r al-Muyassar , h. 141. 358 al-R±z³, Tafsir, Jilid 4, Jus 8, h. 181 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 238 mengambil petunjuk. al-W±¥id³ menjawabnya secara sederhana dengan pernyataan bahwa al-±yah ﺔﯾﻷا di situ berarti agar mereka mengharap hidayah. Saya berkata bahwa jawaban itu sangat lemah, karena harapan itu terkesan menuntut kehendak Allah, sedang pendapat yang populer dalam ma©hab kita adalah pernyataan bahwa Allah swt terkadang tidak menghendaki harapan mereka. Karena itu jawaban yang benar adalah perkataan ﻞﻌﻟ digunakan untuk harapan, dalam arti kita telah melaksanakan perbuatan adalah semakna dengan tindakan seseorang yang mengharap petunjuk. Wall±hu a`lam Allah Maha Mengetahui. Pada penghujung ayat di atas justru menarik untuk dicermati secara mendalam. Sebab al-R±z³ tampaknya telah menampik pendapat yang mengatakan frase تﺎﯾﻷا dimaknai sebagai bentuk harapan dalam memperoleh petunjuk, namun ia mehendaki bahwa hal itu bukan hanya sekedar harapan melainkan sesuatu yang harus diperbuat, sebab dengan tindakan seseorang itu merupakan releksi dan perwujudan dari harapan memeproleh petunjuk. Sedangkan, term syaf± yang kedua adalah terkandung pada QS al-Taubah [9113] ayat 109 sebagai berikut: لﺎﻗو ﻰﻟﺎﻌﺗ : ْﻦ َﻤ َﻓَأ َﺲ ﱠﺳ َأ ُﮫَﻧﺎَﯿْﻨُﺑ ﻰَﻠَﻋ ىَﻮْﻘَﺗ َﻦ ِﻣ ِﱠﷲ ٍن اَ ﻮْﺿ ِرَو ٌﺮ ْﯿ َﺧ ْمَأ ْﻦ َﻣ َﺲ ﱠﺳ َأ َﯿْﻨُ ﺑ ُﮫَﻧﺎ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻔَﺷ ٍف ُﺮ ُﺟ ٍرﺎَ ھ َر ﺎَ ﮭْﻧﺎَﻓ ِﮫِﺑ ﻲِﻓ ِرﺎَ ﻧ َﻢﱠﻨَ ﮭَﺟ ُﱠﷲَ و َﻻ يِﺪْﮭَﯾ َمْﻮَﻘْﻟا َﻦ ﯿِ ﻤِﻟﺎﱠﻈﻟا ﺔﺑﻮﺘﻟا : 109 Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim. al-Taubah h9113]: 109. Al-R±z³ menjelaskan bahwa ayat di atas berkaitan dengan permasalahan masjid yang dibangun atas dasar takwa dan atas dasar nifaq hipokrit. Pada bagian pertama tercermin dalam firman Allah: ﻦﻤﻓ أ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ ﻰﻠﻋ ىﻮﻘﺗ ﻦﻣ ﷲ PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 239 ناﻮﺿ ر و ﺮﯿﺧ Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan Nya itu yang baik , dan pada bagian kedua ialah: مأ ﻦﻣ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ فﺮﺟ رﺎھ رﺎﮭﻧ ﺎﻓ ﮫﺑ ﻲﻓ رﺎﻧ ﻢﻨﮭﺟ -ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? . Dua pembagian di atas diuraikan oleh al- al-R±z³ melalui empat tahap pemahaman. Pertama, gambaran bangunan yang di landasi dengan ketakwaan. Kedua, gambaran bangunan yang dilandasi dengan sifat-sifat hipokrit. Ketiga, perbandingan di antara kedua bentuk bangunan. Keempat, Sifat-sifat hipokrit sebagai sumber keraguan maupun kehancuran bangunan. Masing-masing dari empat pemahaman tersebut akan disajikan secara berurutan sebagai berikut. 1 Gambaran bangunan yang dilandasi dengan ketakwaan Menurut al-R±z³, Firman Allah swt pada bagian pertama tersebut mengandung dua pembahasan sebagai berikut. ﺚﺤﺒﻟا لوﻷا : نﺎﯿﻨﺒﻟا رﺪﺼﻣ ،ناﺮﻔﻐﻟﺎﻛ داﺮﻤﻟاو ﺎﻨﮭھ ،ﻲﻨﺒﻤﻟ ا قﻼطإ و ﻆﻔﻟ رﺪﺼ ﻤ ﻟ ا ﻰﻠﻋ لﻮﻌﻔﻤﻟا ﺠﻣ زﺎ ،رﻮﮭﺸﻣ لﺎﻘﯾ بﺮﺿ ﺮﯿﻣﻷا ﺞﺴﻧو ،ﺪﯾز داﺮﻤﻟ او ﺑوﺮﻀ ﻣ ﺔ ُه ،ﮫﺟﻮﺴﻨ ﻣو لﺎﻗو يﺪﺣاﻮﻟا : زﻮﺠﯾ نأ نﻮﻜﯾ نﺎﯿﻨﺒﻟا ﻊﻤﺟ ﺔﻧﺎﯿﻨﺑ اذإ ﮫﺘﻠﻌﺟ ،ﺎﻤﺳا ﻢﮭﻧ ﻷ اﻮﻟﺎﻗ ﺔﻧﺎﯿﻨﺑ ﻲﻓ ﺪﺣاﻮﻟا . ﺚﺤﺒﻟاو ﻲﻧﺎﺜﻟا : أﺮﻗ ﻊﻓﺎﻧ ﻦﺑاو ﺮﻣﺎﻋ ﻦﻤﻓأ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ ﻰﻠﻋ ﻞﻌﻓ ﻢﻟﺎﻣ ﻢﺴﯾ ،ﮫﻠﻋﺎ ﻓ ﻚﻟذو ﻞﻋﺎﻔﻟا ﻮھ ﻲﻧﺎﺒﻟا ،ﺲﺳﺆﻤﻟاو ﺎﻣأ ﮫﻟﻮﻗ ﻰﻠﻋ ىﻮﻘﺗ ﻦﻣ ﷲ ناﻮﺿرو يأ فﻮﺨﻠﻟ ﻦﻣ بﺎﻘﻋ ﷲ ﺔﺒﻏﺮﻟاو ﻲﻓ ،ﮫﺑاﻮﺛ ﻚﻟذو نﻷ ﺔﻋﺎﻄﻟا نﻮﻜﺗﻻ ﺔﻋﺎط ﻻإ ﺪﻨﻋ هﺬھ ﺔﺒھﺮﻟا ،ﺔﺒﻏﺮﻟاو ﻞﺻﺎﺣو مﻼﻜﻟا نأ ﻲﻧﺎﺒﻟا ﺎﻤﻟ ﻰﻨﺑ ﻚﻟذ ءﺎﻨﺒﻟا ﮫﺟﻮﻟ ﷲ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﺔﺒھﺮﻠ ﻟو ﻦﻣ ،ﮫﺑﺎﻘﻋ ﺔﺒﻏﺮﻟ او PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 240 ﻲﻓ ﮫﺑاﻮﺛ . نﺎﻛ ﻚﻟذ ءﺎﻨﺒﻟا ﻞﻀ ﻓأ و ﻞﻤﻛأ ﻦﻣ ءﺎﻨﺒﻟا يﺬﻟا هﺎﻨﺑ ﻲﻧﺎﺒﻟا ﺔﯿﻋاﺪ ﻟ ﺮﻔﻜﻟا ﺎ ﺑ راﺮﺿﻹاو دﺎﺒﻌﺑ ﷲ . 359 Pertama: term al-buny±n نﺎﯿﻨﺒﻟا adalah bentuk masdar seperti term al-ghufr±n ناﺮﻔﻐﻟ ا . Adapun yang dimaksud dengan buny±n di sini adalah al-mabn³ yang dibangun atau dalam bentuk isim maf`- l. Penggunaan bentuk masdar dalam arti maf`- ladalah susunan maj±z yang sudah populer. Seperti dikatakan: «arb al-am³r dan nasju zaidin, padahal yang dikehendaki adalah orang yang dipukul Amir, dan yang dipintal Zaid. al-W±¥id³ berkata: term al-buny±n boleh jadi merupakan bentuk jamak isim jamak dari buny±natun, jika lafal buny±n memang dijadikan sebuah nama bukan bentuk masdar, karena mereka berkata tentang bangunan secara utuh. Kedua, N±fi` dan ²nir membaca frase: ﻦﻤﻓ أ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ dalam bentuk fi`l yang tidak disebutkan f±il-nya. Dalam pada itu, fa`il-nya ialah orang yang membangun dan yang membuat dasar bangunan, Firman Allah ﻰﻠﻋ ىﻮﻘﺗ ﻦﻣ ﷲ ناﻮﺿ ر و , yakni karena takut pada siksaan Allah dan rindu pada ganjaran-Nya, karena tidak ada ketaatan melainkan hanya dengan takut dan cinta. Wal hasil, orang yang pada saat mendirikan bangunan itu benar-benar karena Allah swt, takut akan siksa dan rindu pada ganjaran daripada-Nya, maka bentuk bangunan itu adalah lebih mulya dan sempurna dari pada bentuk bangunan yang didirikan atas dasar dorongan kekufuran kepada Allah dan penderitaan bagi hamba-hamba-Nya. Pendek kata, penjelasan di atas menggambarkan sebuah bangunan yang ditegakkan atas dasar takwa kepada Allah dan keri«aan-Nya dalam arti takut pada siksaan dan rindu pada ganjaran daripada-Nya, karena ketaatan tidak akan terwujud tanpa adanya rasa takut dan kecintaan. Bentuk bangunan demikian ini akan menjadi lehih sempurna, kokoh dan mulya bila dibandingkan dengan bangunan yang ditegakkan atas dasar kemunafikan maupun sifat-sfat hipokrit. 359 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 8, Jus 16, h. 202 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 241 Bangunan yang dilandasi dengan sifat-sifat hipokrit ini dapat dicermati melalui pejelasan al-R±z³ di bawah ini. 2 Gambaran bangunan yang dilandasi dengan sifat-sifat hipokrit Firman Allah swt pada bagian kedua, diuraikan oleh al-R±z³ melalui dua tahap pemahaman. Pertama, terkait dengan kandungan makna فﺮﺟ رﺎھ jurufin h±rin. Kedua, terkait dengan kandungan makna ﻰﻠﻋ َﻔَﺷ ﺎ `al± syaf±. Masing- masing dari dua pemahaman tersebut tampak dengan jelas dalam tafsir al-R±z³ berikut. ﺎﻣأو ﮫﻟﻮﻗ مأ ﻦﻣ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ ﻰﻠﻋ ﺎﻔﺷ فﺮﺟ رﺎھ رﺎﮭﻧﺎﻓ ﮫﺑ ﻲﻓ رﺎﻧ ﻢﻨﮭﺟ ﮫﯿﻔﻓ ﺚﺣﺎﺒﻣ . ﺚﺤﺒﻟا لوﻷا : أﺮﻗ ﻦﺑا ﺮﻤﻋ ةﺰﻤﺣو ﻮﺑأو ﺮﻜﺑ ﻦﻋ ﻢﺻﺎﻋ فﺮﺟ ﺔﻨﻛﺎﺳ اﺮﻟا نﻮﻗﺎﺒﻟاو ﻢﻀﺑ ءاﺮﻟا ﺎﻤھو ،نﺎﺘﻐﻟ فﺮﺟ فﺮﺟو ﻞﻐﺸﻛ ﻞﻐﺷو ﻖﻨﻋو ﻖﻨﻋو . ﺚﺤﺒﻟ ا ﻲﻧﺎﺜﻟا : لﺎﻗ ﻮﺑأ ةﺪﯿﺒﻋ : ﺎﻔﺸﻟا ،ﺮﯿﻔﺸﻟا ﺎﻔﺷو ﺊﯿﺸﻟا ﺣ ،ﮫﻓﺮ ﮫﻨﻣو لﺎﻘﯾ : ﻲﻔﺷأ ﻰﻠﻋ اﺬﻛ اذإ ﺎﻧد ،ﮫﻨﻣ فﺮﺠﻟ او ﻮھ ﺎﻣ اذإ لﺎﺳ ﻞﯿﺴﻟ ا فﺮﺠﻧ او يداﻮﻟا ﻰﻘﺒﯾو ﻰﻠﻋ فﺮط ﻞﯿﺴﻟ ا ﻦﯿط و ها فﺮﺸﻣ ﻰﻠﻋ طﻮﻘﺴﻟا ﺔﻋﺎﺳ ﺔﻋﺎﺴﻓ . ﻚﻟﺬﻓ ﺊﯿﺸﻟ ا ﻮھ ،فﺮﺠﻟ ا ﮫﻟﻮﻗ و رﺎھ لﺎﻗ ﺚﯿﻠﻟا : رﻮﮭﻟ ا رﺪﺼ ﻣ فﺮﺠﻟارﺎھ ،رﻮﮭﯾ اذإ عﺪﺼﻧا ﻦﻣ ،ﮫﻔﻠﺧ ﻮھو ﺖﺑﺎﺛ ﺪﻌﺑ ﻲﻓ ،ﮫﻧﺎﻜﻣ ﻮھو فﺮﺟ ،ﺮﺋﺎھرﺎ ھ اذﺎﻓ ﻂﻘﺳ ﺪﻘﻓ رﺎﮭﻧا رﻮﮭﺗو . 360 Kedua, Firman Allah swt: مأ ﻦﻣ ﺲﺳأ ﮫﻧﺎﯿﻨﺑ ﻰﻠﻋ ﺷ ﺎﻔ فﺮﺟ رﺎھ رﺎﮭﻧ ﺎﻓ ﮫﺑ ﻲﻓ رﺎﻧ ﻢﻨﮭﺟ terdapat beberapa pembahasan: Pertama, Ibn Umar, ¦amzah dan Ab- Bakar dari ²¡im membaca: ٍف ْﺮ ُﺟ -jurfin dengan bacaan ra suk- n dan lainnya membacanya ٍف ُﺮ ُﺟ -jurufin dengan ra «amah, yang keduanya merupakan dua bahasa, yaitu: jurfin dan jurufin seperti term syughlin dan syughulin, `unqin dan unuqin. Kedua, Abu `Ubaidah berkata: al-syaf± adalah al-syaf³r- daerah pinggir atau posisi tepi, wa syaf± al-syai –pinggir sesuatu berarti ¥arfuh- –tepi 360 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 8, Jus 16, h. 202 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 242 atau pinggirnya. Contoh lain, seperti perkataan ﻲﻔﺷأ ﻰﻠﻋ اﺬﻛ اذإ ﺎﻧد ﮫﻨﻣ benda ini batasnya di sini, jika batasnya itu benar-benar mendekati bendanya. Sedangkan al-jurf berarti suatu banjir yang menerjang suatu terowongan yang di atasnya terdapat tanah gembur yang pada suatu saat akan menjadi longsor. Sesuatu itulah yang dikatakan al- jurf. Term رﺎھ -h±rin. al-Lay£ berkata: bahwa term al-h- radalah bentuk masdar dari kata h±r al-juruf, yah- r– tepi bangunan yang runtuh, jika benar-benar terbelah dari bagian belakangnya, sehingga posisinya eksis di bagian sesudahnya, yaitu tepi bangunan yang hancur, Jika jatuh maka tepi bangunannya menjadi hilang dan hancur berantakan. Gambaran bangunan yang dilandasi sifat-sifat hipokrit seperti yang dijelaskan di atas benar-benar dapat dipahami secara mendalam, karena contoh tersebut memang dapat diterima dan disaksikan realitasnya. Bagaimanapun megahnya suatu bangunan, kalau keberadaannya itu lertelak di pinggir jurang tempat yang berbahaya dengan buruknya pondasi sifat-sifat kemunafikan kemudian terkena terjangan derasnya aliran air dorongan kemaksiatan, maka dapat dipahami secara cepat bahwa bangunan tersebut akan cepat dengan mudah menjadi hancur berantakan dalam neraka jahannam. Penjelasan serupa dicontohkan oleh M. Quraish Shihab bahwa bangunan yang ditegakkan di atas dasar maksiat dan dan kedurhakaan kepada Allah, bagaikan membangun di tepi jurang yang retak, yang pondasinya retak lalu hancur diterpa hujan dan terseret arus, lalu bangunannya itu jatuh menimpanya dan bersama-sama dengan dia terjerumus ke dalam neraka Jahannam. 361 3 Perbandingan di antara kedua bentuk bangunan 361 Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol., 5, h. 680. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 243 Perbandingan di antara kedua bangunan ini merupakan sebuah kesimpulan setelah seseorang benar-benar memahami keadaan dari dua bentuk bangunan yang dimaksudkan, sehingga dapat mengantarkan seseorang untuk menetapkan pilihan di antara bangunan mana yang yang terbaik, sebagaimana diungkapkan dalam tafsir al-R±z³ sebagai berikut. اذإ ﺖﻓﺮﻋ هﺬھ ظﺎﻔﻟﻷا لﻮﻘﻨﻓ : ﻰﻨﻌﻤﻟا ﻦﻤﻓأ ﺲﺳأ نﺎﯿﻨﺑ ﮫﻨﯾد ﻰﻠﻋ ةﺪﻋﺎﻗ ﺔﯾﻮﻗ ﺔﻤﻜﺤﻣ ﻲھو ﻖﺤﻟا يﺬﻟا ﻮھ ىﻮﻘﺗ ﷲ ﮫﻧاﻮﺿرو ،ﺮﯿﺧ ﻦﻣأ ﺲﺳأ ﻰﻠﻋ ةﺪﻋﺎﻗ ﻲھ ﻒﻌﺿأ ﺪﻋا ﻮﻘ ﻟا ﺎﮭﻠ ﻗأو ،ءﺎﻘﺑ ﻮھو ؟ﻞطﺎﺒﻟا قﺎﻔﻨﻟاو ﮫﻠﺜﻣ ﻞﺜﻣ ﺎﻔﺷ فﺮﺟ رﺎھ ﻦﻣ ﺔﯾدوأ ﻢﻨﮭﺟ ﮫﻧﻮﻜﻠ ﻓ ﺎﻔﺷ فﺮﺟ رﺎھ نﺎﻛ ًﺎﻓﺮﺸﻣ ﻰﻠﻋ ،طﻮﻘﺴﻟا ﮫﻧﻮﻜﻟو ﻰﻠﻋ فﺮط ،ﻢﻨﮭﺟ نﺎﻛ اذإ رﺎﮭﻧ ا ﺎﻤﻧ ﺎﻓ رﺎﮭﻨ ﯾ ﻲﻓ ﺮﻌﻗ ،ﻢﻨﮭﺟ ﻻو ىﺮﻧ ﻲﻓ ﻢﻟﺎﻌﻟا ﻻﺎﺜﻣ ﺮﺧأ ﺮﺜﻛأ ﺔﻘﺑﺎﻄﻣ ﺮﻣﻷ ﻦﯿﻘﻓﺎﻨﻤﻟا ﻦﻣ اﺬھ لﺎﺜﻤﻟا ﻞﺻﺎﺣو مﻼﻜﻟا نأ ﺪﺣأ ﻦﯾءﺎﻨﺒﻟا ﺪﺼﻗ ﮫﯿﻧﺎﺑ ﮫﺋﺎﻨﺒﺑ ىﻮﻘﺗ ﷲ ،ﮫﻧاﻮﺿ ر و ﻨﺒﻟاو ءﺎ ﻲﻧﺎﺜﻟا ﺪﺼ ﻗ ﮫﯿﻧﺎﺑ ﮫﺋﺎﻨﺒﺑ ﺔﯿﺼﻌﻤﻟا ،ﺮﻔﻜﻟاو نﺎﻜﻓ ءﺎﻨﺒﻟا لوﻷا ﺎﻔﯾﺮﺷ ﺐﺟاو ،ءﺎﻘﺑﻻا نﺎﻛو ﻲﻧﺎﺜﻟا ﺎﺴﯿ ﺴﺧ ﺐﺟاو مﺪﮭﻟا . 362 Jika anda telah mengetahui term-term tersebut juruf h±r, maka kami katakana bahwa arti ayat tersebut yakni: apakah orang-orang yang menegakkan agamanya di atas kaidah yang kuat kebenaran, yakni: takwa kepada Allah dan keridhaan-Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang menegakkan agamanya di atas kaidah- kaidah yang lemah dan tidak bertahan lama, yaitu kebatilan?. Nifak yang dianalogikan dengan pingggiran jurang yang menghampiri runtuhnya seseorang yang mendidirikan bangunan di tepi jurang kubangan api neraka jahannam yang posisinya di tepi jurang yang runtuh itu hampir jatuh dan keberadaannya sudah di tepi neraka jahannam, serta jurang itu adalah kubangan api yang berada di tengah-tengah neraka jahannam, maka anda tidak akan pernah melihat orang-orang yang mengerti sebagai contoh lain yang sebanyak kecocokannya terhadap orang-orang munafik. Walhasil, bahwa satu dari dua bangunan tersebut bermaksud untuk ditegakkan dengan takwa dan ri«a Allah, sedangkan bangunan kedua adalah 362 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 8, Jus 16, h. 202 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 244 bermaksud untuk ditegakkan dengan kemaksiatan dan kekufuran. Dengan demikian bangunan pertama adalah yang mulya dan wajib dilestarikan, sedangkan yang kedua merupakan bangunan yang hina dan wajib dihilangkan. 4 Sifat-sifat Hipokrit Sebagai Sumber Keraguan dan Kehancuran Perbedaan landasan yang menjadi dasar sebuah bangunan akan berakibat pada konsekuensi yang berbeda pula terhadap para pelaku maupun pengikutnya, sebagaimana contoh maupun kandungan makna dalam QS al-Taubah [9113]: 109. Untuk itu, al-R±z³ menjelaskan sebab-sebab tercapainya kehancuran bagi seseorang dalam kehidupannya dengan merujuk pada ayat Al-Quran sebagai berikut. َﻻ ُل اَ ﺰَﯾ ُﻢُﮭُﻧﺎَ ﯿْﻨُﺑ يِﺬﱠﻟا ا ْﻮَﻨَﺑ ًﺔَﺒﯾِر ﻲِﻓ ْﻢِﮭِﺑﻮُﻠُﻗ ﱠ ﻻ ِإ ْن َأ َﻊﱠﻄَﻘَﺗ ْﻢُﮭُﺑﻮُﻠُﻗ ُﱠﷲَ و ٌﻢﯿِﻠَﻋ ٌﻢﯿِﻜَﺣ ﺔﺑﻮﺘﻟا : 110 Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana QS al-Taubah [9113]: 109. Al-R±z³ dalam tafsirnya menjelaskan ayat tersebut menjadi dua bagian. Bagian pertama terkait dengan sumber-sumber keraguan, dan bagian kedua terkait dengan eksistensi sumber-sumber keraguan sebagai berikut: ﻢﺛ لﺎﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻻ لاﺰﯾ ﻢﮭﻧﺎﯿﻨﺑ يﺬﻟا اﻮﻨﺑ ﺔﺒﯾر ﻲﻓ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﻰﻨﻌﻤﻟ او : نأ ءﺎﻨﺑ ﻚﻟذ نﺎﯿﻨﺒﻟا رﺎﺻ ﺎﺒﺒﺳ لﻮﺼﺤﻟ ﺔﺒﯾﺮﻟا ﻲﻓ ،ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﻞﻌﺠﻓ ﺲﻔﻧ ﻚﻟذ نﺎﯿﻨﺒﻟا ﺔﺒﯾر ﮫﻧﻮﻜﻟ ﺎﺒﺒﺳ ،ﺔﺒﯾﺮﻠﻟ ﻲﻓو ﮫﻧﻮﻛ ﺎﺒﺒﺳ ﺔﺒﯾﺮﻠﻟ هﻮﺟو : ،لوﻷا نا ﻦﯿﻘﻓﺎﻨﻤﻟ ا ﻢﻈﻋ ﻢﮭﺣﺮﻓ ءﺎﻨﺒﺑ ﺪﺠﺴﻣ ،رﺮﻀ ﻟ ا ﺎﻤﻠ ﻓ ﺮﻣا لﻮﺳﺮﻟا ﻰﻠﺻ ﷲ ﮫﯿﻠﻋ ﻢﻠﺳو : ﮫﺒﯾﺮﺨﺘﺑ ﻞﻘﺛ ﻚﻟذ ﻢﮭﯿﻠﻋ دادزاو ﻢﮭﻀﻐﺑ ﮫﻟ دادزاو ﻢﮭﺑﺎﯿﺗرا ﻲﻓ ﮫﺗﻮﺒﻧ . ﻲﻧﺎﺜﻟا : نا لﻮﺳﺮﻟا ﮫﯿﻠﻋ ةﻼﺼﻟا مﻼﺴﻟاو ﺎﻤﻟ ﺮﻣا ﺐﯾﺮﺨﺘﺑ ﻚﻟذ ﺪﺠﺴﻤﻟا اﻮﻨظ ﮫﻧا ﺎﻤﻧ إ PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 245 ﺮﻣا ﮫﺒﯾﺮﺨﺘﺑ ﻞﺟﻷ ﺪﺴﺤﻟا ﻊﻔﺗرﺎﻓ ﺎﻤﯾا ﻢﮭﻧ ﮫﻨﻋ ﻢﻈﻋو ﻢﮭﻓﻮﺧ ﮫﻨﻣ ﻲﻓ ﻞﻛ ،تﺎﻗوﻷا اورﺎﺻو ﺎﺗﺮﻣ ﻦﯿﺑ ﻲﻓ ﮫﻧأ ﻞھ ﻢﮭﻛﺮﺘﯾ ﻰﻠﻋ ﺎﻣ ﻢھ ﮫﯿﻓ وأ ﺮﻣءﺎﯾ ﻢﮭﻠﺘﻘﺑ ﺐﮭﻧ و ؟ﻢﮭﻟاﻮﻣا . ا ﺚﻠﺜﻟ : ﻢﮭﻧ أ اوﺪﻘﺘﻋا ﻢﮭﻧا اﻮﻧﺎﻛ ﻦﯿﻨﺴﺤﻣ ﻲﻓ ءﺎﻨﺑ ﻚﻟذ ،ﺪﺠﺴﻤﻟا ﺎﻤﻠ ﻓ ﺮﻣأ لﻮﺳﺮﻟ ا ﮫﯿﻠﻋ ةﻼﺼ ﻟ ا مﻼﺴﻟ او ﮫﺒﯾﺮﺨﺘﺑ اﻮﻘﺑ ﻦﯿﻛﺎﺷ ﺎﺗﺮﻣ ﻦﯿﺑ ﻲﻓ ﮫﻧأ يﻷ ﺐﺒﺳ ﺮﻣا ؟ﮫﺒﯾﺮﺨﺘ ﺑ ﻊﺑاﺮﻟ ا : اﻮﻘﺑ ﻦﯿﻛﺎﺷ ﺎﺗﺮﻣ ﻦﯿﺑ ﻲﻓ نأ ﷲ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻞھ ﺮﻔﻐﯾ ﻚﻠﺗ ﺔﯿﺼ ﻌﻤ ﻟ ا ؟ ﻲﻨﻋأ ﻢﮭﯿﻌﺳ ﻲﻓ ءﺎﻨﺑ ﻚﻟذ ،ﺪﺠﺴﻤﻟ ا ﺢﯿﺤﺼﻟاو ﻮھ ﮫﺟﻮﻟا لوﻷا . 363 Allah swt berfiman: Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka. Maksudnya ialah: bahwa bangunan demikian itu menjadi sebab tercapainya keraguan pada hati mereka, maka jiwa bangunan itu menjadi ragu yang disebabkan oleh keraguan. Hal demikian ini terdapat banyak sisi. Pertama, orang munafik yang memuncak kesenangannya lantaran berdirinya suatu bangunan masjid «irar ﺪﺠﺴﻣ رﺮﺿ , dan sewaktu Rasul saw memerintah untuk menghancurkannya, sangat berat bagi mereka dan bahkan menambah kemarahan dan keraguannya terhadap kenabian. Kedua, Ketika Rasulullah saw memerintah untuk menghancurkan masjid, mereka menduga bahwa perintah Nabi saw untuk menghancukannya itu hanya karena iri hati, sehingga kepercayaan mereka untuk melawannya semakin meningkat, ketakutannya semakin berkobar pada setiap waktu, sehingga mereka menjadi ragu terhadap Nabi, apakah Nabi akan meninggalkan terhadap apa yang mereka cita- citakan atau memerintah untuk memerangi dan merampas harta mereka?. Ketiga, Mereka berkeyakinan bahwa mereka adalah termasuk orang-orang yang baik dalam mendirikan masjid, ketika Rasulullah saw memerintah untuk menghancurkan masjid, maka mereka tetap dalam keadaan ragu, apa sebabnya Nabi memerintah untuk menghancurkan bangunan masjid?. Keempat, Mereka tetap ragu, apakah Allah swt akan memberikan ampunan tindakan maksiat tersebut?, Maksudnya ialah usaha-usaha mereka dalam mendirikan masjid, yang benar adalah sudut pandang yang pertama. 363 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 8, Jus 16, h. 202-203 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 246 Seperangkat kemunafikan dan gangguan tersebut akan tetap menjadi pangkal dan sumber keraguan dalam hatinya, kecuali hati mereka itu memang benar-benar telah hancur dan porak poranda sebagaimana penjelasan al-R±z³ terhadap penggalan ayat berikut. لﺎﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻻإ نأ ﻊﻄﻘﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﮫﯿﻓو ﺚﺣﺎﺒﻣ : ﺚﺤﺒ ﻟا لوﻷا : أﺮﻗ ﻦﺑا ﺮﻤﻋ ﺺﻔﺣو ﻦﻋ ﻢﺻﺎﻋ ةﺰﻤﺣو نأ ﻊﻄﻘﺗ ﺢﺘﻔﺑ ءﺎﺘﻟا ءﺎﻄﻟاو ةدﺪﺸﻣ ﻰﻨﻌﻤﺑ ،ﻊﻄﻘ ﺘﺗ ﺖﻓﺬﺨﻓ ىﺪﺣا ،ﻦﯿﺋﺎﺘﻟا ﺎﺒﻟاو نﻮﻗ ﻢﻀ ﺑ ءﺎﺘﻟا ﺪﯾﺪﺸﺗ و ءﺎﻄﻟ ا ﻰﻠﻋ ﻢﻟﺎﻣ ﻢﺴﯾ ،ﮫﻠﻋﺎ ﻓ ﺚﺤﺒ ﻟا ﻲﻧﺎﺜﻟا : ﻦﻋو ﻦﺑا ﺮﯿﺜﻛ ﻊﻄﻘ ﺗ ﺢﺘﻔﺑ ءﺎﻄﻟا ﻦﻜﺴﺗو فﺎﻘﻟا ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﺐﺼ ﻨﻟ ﺎﺑ يأ ﻞﻌﻔﺗ ﺖﻧأ ﻢﮭﺑﻮﻠﻘﺑ اﺬھ ،ﻊﻄﻘﻟ ا ﮫﻟﻮﻗو ﻊﻄﻘﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ىأ ﻞﻌﺠﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ،ﺎﻌﻄﻗ قﺮﻔﺗو ءاﺰﺟأ ﺎﻣإ ﻒﯿﺴﻟﺎ ﺑ ﺎﻣإو نﺰﺤﻟﺎﺑ ،ءﺎﻜﺒﻟاو ﺬﺌﻨﯿﺤﻓ لواﺰﺗ ﻚﻠﺗ ا ﺔﺒﯾﺮﻟ . دﻮﺼﻘﻤﻟاو نأ هﺬھ ﺔﺒﯾﺮﻟا ﺔﯿﻗﺎﺑ ﻲﻓ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ اﺪﺑأ نﻮﺗﻮﻤﯾ و ﻰﻠﻋ اﺬھ قﺎﻔﻨﻟا . ﻞﯿﻗو : هﺎﻨﻌﻣ ﻻإ نأ اﻮﺑﻮﺘﯾ ﺔﺑﻮﺗ ﻊﻄﻘﻨﺗ ﺎﮭﺑ ﺎﻣﺪﻧ ﺎﻔﺳأو ﻰﻠﻋ ﻢﮭﻄﯾﺮﻔﺗ . ﻞﯿﻗو ﻰﺘﺣ ﻖﺸﻨﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﺎﻤﻏ ،ةﺮﺴﺣو ﺚﺤﺒﻟا ﺚﻟﺎﺜﻟا : أﺮﻗو ﻦﺴﺤﻟا ﻰﻟإ نأ ﻲﻓو ةءاﺮﻗ ﺪﺒﻋ ﷲ ﻮﻟو ﺖﻌﻄﻗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﻦﻋو ﺔﺤﻠط و ﻮﻟ ﺖﻌﻄﻗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ ﻰﻠﻋ بﺎﻄﺧ لﻮﺳﺮﻟا ﻰﻠﺻ ﷲ ﮫﯿﻠﻋ ﻢﻠﺳو ﻞﻛوأ ﺐطﺎﺨﻣ . ﻢﺛ لﺎﻗ ﷲو ﻢﯿﻠﻋ ﻢﯿﻜﺣ ﻰﻨﻌﻤﻟ او ﻢﯿﻠﻋ ،ﻢﮭﻟاﻮﺣﺄﺑ ﻢﯿﻜﺣ ﻲﻓ مﺎﻜﺣﻷا ﻲﺘﻟا ﻢﻜﺤﯾ ﺎﮭﺑ ﻢﮭﯿﻠﻋ . 364 Firman Allah swt tentang ayat: ﻻإ نأ ﻊﻄﻘ ﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ kecuali bila hati mereka itu telah hancur terdapat beberapa pembahasan. Pertama: Ibnu Umar dan ¦af¡ dari `A¡im dan ¦amzah mebaca frase: نأ ﻊﻄﻘ ﺗ dengan tanda baca fat¥ah pada huruf ta ت dan ¯ a ط yang menunjukkan syiddah huruf ganda dalam pengertian ﻊﻄﻘﺘﺗ diporakporandakan, kemudian salah satu ta-nya dibuang, dengan tanda baca «ammah pada ta, serta syiddah pada ¯ a-nya َﻊ ﱠﻄَﻘُﺗ - tuqa¯ ¯ a`a selama fai`il-nya tidak disebutkan. Kedua, dari Ibn Ka£ir ﻊﻄﻘﺗ dicaba taq¯ a`u ﻊَ ﻄ ْﻘ َ ﺗ ¯ a` fat¥ah dan qaf sukun dengan ketentuan ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ dibaca fat¥ah atau berkedudukan sebagai na¡ab 364 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 8, Jus 16, h. 203 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 247 qul- bahum, dalam pengertian anda berbuat kehancuran bersama- sama dengan kehancuran hati mereka. Firman Allah ﻊﻄﻘ ﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ berarti anda menjadikan hati mereka itu hancur terpotong-potong, bagian demi bagian terpisah dengan lainnya, baik diakibatkan oleh pedang, kesedihan, tangisan, sehingga hal itu bergeser pada tingkat keraguan. Sedang yang dimaksud hal itu ialah sebuah keraguan yang tertinggal, menetap dan langgeng di hati mereka dalam keadaan munafiq hingga kematiannya. Sebagian pendapat mengatakan: bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut ﻻإ نأ ﻊﻄﻘ ﺗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ adalah: kecuali apabila mereka itu bertaubat dengan tindakan yang dapat memutuskan atau menghancurkan kejelekan hatinya itu dengan penuh kegelisahan, kesedihan dalam tindakan makarnya, atau sehingga dapat merobek-robek keraguan hatinya dengan penuh kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Ketiga, al-¦asan membacanya dengan ﻰﻟإ نأ -il± an, dan menurut bacaan `Abdull±h adalah: ﻮﻟو ﺖﻌﻄﻗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ – walau qu¯ ¯ i`at qul- buhum, dan dari °al¥ah: ﻮﻟو ﺖﻌﻄﻗ ﻢﮭﺑﻮﻠﻗ -walau qu¯ ¯ i`at qulubuhum berdasarkan khutbah Rasul saw atau terhadap orang yang menerima khutbahnya. Selanjutnya Allah berfirman: ﷲو ﻢﯿﻠﻋ ﻢﯿﻜﺣ dengan maksud bahwa Allah swt adalah Maha Mengetahui terhadap seluk beluk hal ihwal mereka, dan Maha Bijak dalam memberikan keputusan terhadap perbuatan mereka. Kajian mengenai term syaf± sebagaimana tersebut di atas, sungguhpun tampak bersinggungan dengan term syif±’ dari aspek bentukan kata dasarnya, namun dalam penggunaannya, kedua term tersebut justru bertentangan dan berlawanan posisi maupun arahnya, sebagaimana diisyaratkan dalam QS ²li- Imr±n[389]: 103 dan al-Taubah [9113]: 109. Pada kedua ayat ini, tampak dengan jelas bahwa term syaf± berada pada posisi yang sangat berbahaya dan bahkan membahayakan bagi pihak lainnya, termasuk di dalamnya adalah bentuk-bentuk kekafiran dan kemunafikan yang dapat dikelompokkan pada penyakit yang sangat berbahaya dan membahayakan. Sedangkan, posisi lainnya adalah berkaitan dengan bentuk-bentuk kepatuhan dan ketakwaan kepada Allah swt beserta PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 248 keri«aan-Nya sehingga dikelompokkan pada orang-orang yang terbaik dan bermanfaat bagi pihak lainnya, yang pada akhirnya dapat disebut sebagai orang- orang yang selamat, sehat maupun sembuh dalam perspektif syif±’. Persinggungan makna antara syif±’ dan syaf± dalam bentukan kata jadiannya ini seakan-akan terkesan bahwa prinsip dasar tentang syif±’ adalah sesuatu yang pernah terlintasi oleh sebuah penyakit. Oleh karena itu sangat tepat jika M. Quraish Shihab dan Muhammad `²rif dalam karyanya menyebut literatur keagamaan tentang kesehatan dimulai dari prinsip ﺔﯾﺎﻗﻮﻟا ﺮﯿﺧ ﻦﻣ جﻼﻌﻟا –Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. 365 c. Seputar makna Saqam ﻢﻘﺳ Term saqam sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya adalah tersusun dari huruf-huruf ش - ق - م sy³n-q±f-m³m yang oleh Ibnu Faris diartikan sakit al-mara«. 366 Dalam hal ini, al-R±ghib menegaskan bahwa kata saqam hanya difokuskan pada penyakit jasmani, sedangkan mara« terkadang digunakan untuk sebutan penyakit badan fisik maupun jasmani dan nafs jiwa maupun ruhani 367 Keberadaan term saqam diungkapkan dalam QS al-¢±ff±t [3756]: 89 365 Lihat m. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu`³ Atas Pelbagai Persoalan Umat Bandung: Mizan, 1996, h. 183. Lihat pula Ab- al-Fid±’ Mu¥ammad `Izzat Mu¥ammad `²rif, `Alij Nafsak bi al-Qur`an Jeddah: al-Kanz li al-A`sy±b, 1412, h. 23. 366 Lihat Ibnu F±ris, Jus 3, h. 84. 367 Lihat al-R±ghib al-Asfah±n³, h. 264. Teks selengkapnya antara lain dinyatakan sebagai berikut: ﻢﻘﺴﻟا ضﺮﻤﻟا ﺺﺘﺨﻤﻟا ﺪﺒﻟﺎﺑ ن ضﺮﻤﻟ او ﺪﻗ نﻮﻜﯾ ﻰﻓ ﺪﺒﻟا ن ﻰﻓو ﺲﻔﻨﻟا sebagaimana firman Allah dalam QS al-Baqarah: 10: QS al-Maidah: 52; QS al-Anf±l: 49 ; QS al-Tawbah: 125 ; QS al-¥ajj: 53; al-N- r: 50; al-A¥z±b: 12 dan 60; Mu¥ammad: 20 dan 29 ; al-Mudda££ir: 31. Semua ayat yang dicontohkan ini adalah terkait dengan term mara« dalam pengertian sakit nafs. Sedangkan saqam dalam pengertian fisik tampaknya lebih tepat jika dimaksudkan pada QS al- ¢±ff±t [3756]: ayat 145, ْﺬَ ﺒَﻨَﻓ ُهﺎَﻧ ِءاَﺮَﻌْ ﻟﺎ ِﺑ َﻮُھَو ٌﻢﯿِﻘَﺳ - Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 249 dan 145. Dalam hal ini, term saqam yang terdapat pada ayat 89 berkaitan dengan Nabi Ibrahim, sedangkan term saqam yang berada pada ayat 145 berkaitan dengan peristiwa Nabi Y- nus. Untuk menjelaskan peristiwa yang digambarkan pada masing-masing ayat tersebut, maka berikut ini dituangkan keterkaitan ayat yang di dalamnya mengandung term saqam dengan beberapa ayat sebelum dan sesudahnya, yakni: QS al-¢±ff±t [3756]: ayat 83-90 dan ayat 138-148 sebagai berikut. 1 Term saqam dan kandungan maknanya dalam QS al-¢±ff±t [3756]: ayat 83-90 ﱠن ِإ َو ْﻦ ِﻣ ِﮫِﺘَﻌﯿِﺷ َﻢﯿِھاَﺮْﺑَِ ﻹ 83 ْذِ إ َءﺎَﺟ ُﮫﱠﺑَر ٍﺐ ْﻠ َﻘِﺑ ِﻠَﺳ ٍﻢﯿ 84 ْذِ إ َل ﺎَ ﻗ ِﮫﯿِﺑَِﻷ ِﮫِﻣْﻮَﻗَو اَذﺎَﻣ َن وُ ﺪُ ﺒْﻌَﺗ 85 ﺎًﻜْﻔِﺋَأ ًﺔَﮭِﻟاَ ء َن وُ د ِﱠﷲ َن وُ ﺪﯾ ِﺮُﺗ 86 ﺎَﻤَﻓ ْﻢُﻜﱡﻨَظ ﱢب َﺮ ِﺑ َﻦ ﯿِ ﻤَﻟﺎَﻌْﻟا 87 َﺮ َﻈَﻨَﻓ ًةَﺮْﻈ َﻧ ﻲِﻓ ِمﻮُﺠﱡﻨﻟا 88 َل ﺎَ ﻘَﻓ ﻲﱢﻧِإ ٌﻢﯿِﻘَﺳ 89 ا ْﻮﱠﻟَﻮَﺘَﻓ ُﮫْﻨَﻋ َﻦ ﯾِ ﺮِﺑْﺪُ ﻣ 90 تﺎﻔﺼ ﻟ ا : 83 - 90 Dan Sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya N- ¥, lngatlah ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci: Ingatlah ketika ia Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: Apakah yang kamu sembah itu ? Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong? Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam? Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang. Kemudian ia berkata:Sesungguhnya Aku sakit. Lalu mereka berpaling daripadanya dengan membelakang QS al-¢aff±t [3756]: 83-90 tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. yang terkait dengan peristiwa Nabi Y- nus. Namun, makna saqam ini juga digunakan untuk makna kontradiktif, yang secara umum, saqam memang dipahami sebagai sakit fisik, namun pengertian khusus, term saqam juga mengandung maksud-maksud tertentu sebagaimana firman Allah dalam QS al-¢±ff±t [3756]:89, َل ﺎَ ﻘَﻓ ﻲﱢﻧِإ ٌﻢﯿِﻘَﺳ - Kemudian ia berkata:Sesungguhnya Aku sakit. yang berkaitan dengan peristiwa Nabi Ibr±him as. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 250 Term saqam pada ayat tersebut terkait dengan peristiwa Nabi Ibrahim, yang menurut al-R±z³ dipahami sebagai bentuk tauriyah, yakni: penggunaaan kata saqam yang pada umumnya maupun secara lahiriyah adalah dipahami sebagai makna sakit fisik, namun makna secara khusus maupun secara hakiki adalah dipahami sebagai sakit yang berkaitan dengan bentuk penyembahan berhala, patung maupun tindakan syirik, sehingga frase inni saq³m ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ yang diungkapkan oleh Nabi Ibrahim as adalah sakit yang dapat menyebabkan ketidaktidak hadiranya di suatu tempat pemujaan yang sarat dengan muatan syirik. Di antara peristiwa yang terkait dengan Nabi Ibrahim yang diuraikan oleh al-R±z³ adalah sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kaum Nabi Ibrahim memang disibukkan dengan ilmu nujum dan bahkan mereka melaksanakan upacara penyembahan terhadap patung-patung sesuai dengan tradisinya. Dengan kondisi tersebut, Nabi Ibrahim as bermaksud untuk menghancurkan berhala-berhala mereka, dengan alasan agar berhala-berhala itu tidak disembah. Keesokan harinya bersamaan dengan hari besar yang mereka miliki, di mana orang-orang akan hadir utuk ikut merayakannya, tapi Nabi Ibrahim bermaksud tidak mengadirinya agar rumah-rumah mereka dapat terbebas dari berhala dengan jalan merusak dan menghancurkannya. 368 Menurut al-R±z³, riwayat Ibnu Mas`- d tersebut mengandung dua persoalan. Pertama: Pandangan tentang ilmu nujum adalah terlarang, sehingga mengundang pertanyaan langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh Nabi 368 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 13, Jus 26, h. 148 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 251 Ibrahim. Kedua, Nabi Ibrahim as tidak dalam keadaan sakit, namun ketika ia mengatakan: saya sakit ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ adalah berbohong. Terhadap dua permasalahan ini, al-R±z³ memaparkan berbagai jawaban dari para ulama, namun dalam kesempatan ini hanya disarikan dua penegasan yang terkait dengan makna saqam dan kebohongan. Bagian pertama, yakni mengenai pernyataan ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ dalam tafsir al-R±z³ antara lain dikemukan empat makna: Pertama, ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ diartikan sebagai bentuk mud±ri` atau sebuah ungkapan yang menunjuk pada peristiwa yang akan dilakukan oleh Nabi Ibrahim, sehingga pemaknaan yang dimaksudkannya ialah ﻢﻘﺳأ -saya akan menjadi sakit, sebagaimana perkataan pada seseorang: ﻚﻧإ ﺖﯿﻣ - sesungguhnya anda akan meninggal. Kedua, ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ dimaksudkan sebagai sakit sungguhan maupun sakit lahiriyah sebagaimana dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Ketiga, ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ diartikan sebagai sakit batin ﺾﯾﺮﻣ ﺐﻠﻘﻟا yang terkait dengan tindakan syirik dan kekafiran. Keempat, ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ diartikan sebagai makna yang berlawanan kebalikan dengan maksud bahwa manusia tidak bisa terlepas dari keadaan terpaksa, baik hal ihwal yang terkait dengan hati maupun anggota badannya, sehingga keduanya juga bisa digunakan sebagai makna saqam. 369 Bagian kedua, mengenai kebohongan Nabi Ibrahim as. Dalam hal ini, al- R±z³ menolaknya dengan alasan bahwa Nabi Ibrahim tidak akan melakukan kebohongan dan bahkan sebuah riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Ibrahim tidak pernah melakukan kebohongan kecuali hanya tiga bentuk kebohongan- بﺬﻛﺎﻣ ﻢﯿھاﺮﺑإ ﻻإ ثﻼﺛ تﺎﺑﺬﻛ adalah lemah dan tidak dapat dibenarkan. Menurutnya, 369 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 13, Jus 26, h. 148-149. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 252 penisbahan kebohongan terhadap Nabi Ibrahim as adalah tidak tepat, terlarang, dan bahkan para nabi harus terbebas dan bersih dari kebohongan. 370 Tiga hal yang dimaksud dalam riwayat dan tidak patut dinisbahkan pada Nabi Ibrahim as tersebut ialah: Pertama, Terkait dengan jawaban Nabi Ibrahim sebagaimana terkandung dalam QS al-anbiy±: 63 - لﺎﻗ ﻞﺑ ﮫﻠﻌﻓ ﻢھﺮﯿﺒﻛ اﺬھ ﻢھﻮﻟﺄﺳﺎﻓ نإ اﻮﻧﺎﻛ نﻮﻘﻄﻨﯾ - Ibrahim menjawab: Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara. Kedua, terkait dengan pernyataan Nabi Ibrahim sebagaimana diungkapan dalam QS al- ¢±ff±7: 89: لﺎﻘﻓ ﻲﻧإ ﻢﯿﻘﺳ - Kemudian ia berkata: Sesungguhnya aku sakit. Ketiga, terkait dengan jawaban Nabi Ibrahim: ﺎﮭﻧإ ﻲﺘﺧأ –sesungguhnya dia adalah saudara perempuan saya. 371 Sedangkan, makna saqam pada QS al-¢±ff±t [3756]: ayat 145 yang terkait dengan peristiwa Nabi Y- nus. 2 Term saqam dan kandungan maknanya dalam QS al-¢±ff±t [3756]: ayat 138-148 ِﻞ ْ ﯿ ﱠﻠﻟﺎِﺑَو َﻼ َﻓ َأ َن ﻮُ ﻠِ ﻘْﻌَﺗ 138 ﱠن ِإ َو َﺲ ُﻧ ﻮُﯾ َﻦ ِﻤ َﻟ َﻦ ﯿِ ﻠَﺳ ْﺮُﻤْﻟا 139 ْذِ إ َﻖ َﺑ َأ ﻰَﻟِإ ِﻚ ْﻠ ُﻔْﻟا ْﺸ َﻤ ْﻟا ِن ﻮُ ﺤ 140 َﻢَھﺎَﺴَﻓ َن ﺎَ ﻜَﻓ َﻦ ِﻣ َﻦ ﯿِ ﻀ َ ﺣ ْﺪُ ﻤْ ﻟا 141 ُﮫَﻤَﻘَﺘ ْﻟﺎَﻓ ُت ﻮُ ﺤْﻟا َﻮُھَو ٌﻢﯿِﻠُﻣ 142 َﻻ ْﻮ َﻠَﻓ ُﮫﱠﻧَ أ َن ﺎَ ﻛ َﻦ ِﻣ َﻦ ﯿِ ﺤﱢﺒَﺴُﻤْﻟا 143 َﺚ ِﺒ َﻠَﻟ ﻲِﻓ ِﮫِﻨْﻄَﺑ ﻰَﻟِإ ِمْﻮَﯾ َن ﻮُ ﺜَ ﻌْﺒُﯾ 144 ُهﺎَﻧْﺬَﺒَﻨَﻓ ِءاَﺮَﻌْ ﻟﺎ ِﺑ َﻮُھَو ٌﻢﯿِﻘَﺳ 145 ْﺘَﺒْﻧَأَ و ﺎَﻨ ِﮫْﯿَﻠَﻋ ًةَﺮَﺠ َﺷ ْﻦ ِﻣ ٍﻦ ﯿِ ﻄ ْ ﻘَﯾ 146 ُهﺎَﻨْﻠَﺳْرَأَو ﻰَﻟِإ ِﺔَﺋﺎِﻣ ٍﻒ ْﻟ َ أ ْوَأ َن وُ ﺪﯾ ِﺰَﯾ 147 اﻮُﻨَﻣﺂَﻓ ْﻢُھﺎَﻨْ ﻌﱠﺘَﻤَﻓ ﻰَﻟِإ ٍﻦ ﯿِ ﺣ 148 تﺎﻔﺼﻟا : 138 - 148 370 Penjelasan selengkapnya lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 13, Jus 26, h. 148-149 371 Tiga hal di atas telah disajikan oleh al-R±z³ ketika menafsirkan QS al- Syu`ar± ayat 69-82, terutama pada ayat 80, yakni: ﺖﺿﺮﻣاذإو ﻮﮭﻓ ﻦﯿﻔﺸﯾ adalah sebuah ayat yang di dalamnya mengandung term mara«sakit dan syif± sembuh. Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 148 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 253 Dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan? Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, Ingatlah ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, Kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, Karena itu kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu QS al-¢aff±t [3756]: 138-148. Term saqam pada ayat di atas tampak disebutkan pada ayat 145, yakni pada ayat: هﺎﻧﺬﺒﻨﻓ ءاﺮﻌﻟﺎﺑ ﻮھو ﻢﯿﻘﺳ - Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Term saqam pada ayat ini diartikan sebagai sakit maupun keadaan bentuk fisik yang masih sangat lemah dan rapuh bagaikan anak kecil yang baru lahir, atau bagaikan anak perempuan yang lahir prematur, atau seperti anak burung yang bulu rambutnya masih belum tumbuh. Sedangkan Mujahid, mengatikan kata itu sebagai keadaan perempuan yang baru melahirkan 372 Dengan demikian, makna saqam secara lahiriyah dapat dipahami sebagai sakit fisik, namun secara esensial term itu juga tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan dalam dimensi yang lebih khusus, yaitu terkait dengan segala bentuk penyimpangan akidah dan keimanan dalam hati menuju maksud dan makna yang sebenarnya, yaitu tercapainya kesembuhan, kesehatan dan keselamatan dalam 372 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 13, Jus 26, h. 167. Teks aslinya adalah sebagai berikut لﺎﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ : ﻮھو ﻢﯿﻘﺳ . ﻞﯿﻗ داﺮﻤﻟا ﮫﻧأ ﻰﻠﺑ ﮫﻤﺤﻟ رﺎﺻو ﺎﻔﯿﻌﺿ ﻞﻔﻄﻟﺎﻛ دﻮﻟﻮﻤﻟا خﺮﻔﻟﺎﻛ ﻂﻌﻤﻤﻟا يﺬﻟا ﺲﯿﻟ ﮫﯿﻠﻋ ،ﺲﯾر لﺎﻗو ﺪھﺎﺠﻤﻟا ﻢﯿﻘﺳ يأ ﺐﯿﻠﺳ . PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 254 kehidupan umat manusia yang beriman dan penuh pengabdian kepada Allah swt. Sedangkan, term saqam yang terkandung dalam QS al-¢±ff±t [3756]: ayat 138- 148 juga lebih mengesankan pada penggunaan makna fisik maupun keadaan bentuk badan yang masih sangat lemah dan sangat rapuh sebagaimana yang terkait dengan peristiwa Nabi Y- nus setelah dimuntahkan dari perut ikan ke permukaan daerah yang tandus. d. Seputar Makna A©± ىذأ A©± sebagaimana telah diungkapkan pada pembahasan sebelumnya adalah berakar dari kata yang tersusun dari huruf-huruf hamzah-©al dan ya أ - ذ - ي dengan makna dasar: sesuatu yang tidak disukai dan tidak membuat ketenangan. Sebagaimana yang anda katakan: ﺖﯾذأ ﺎﻧﻼﻓ ﮫﯾذوأ aku membikin tidak suka dan ketidak tenangan si fulan. Dikatakan pula ﺮﯿﻌﺑ ذأ ﺔﻗﺎﻧو ﺔﯾذأ اذإ ﻻ ﯾ ﺮﻘ ﻲﻓ نﺎﻜﻣ ﻦﻣ ﺮﯿﻏ ﻊﺟو ﮫﻧﺄﻛو ىذﺄﯾ ﮫﻧﺎﻜﻤﺑ – ba`³run ±©in wa n±qat ±©iyat i©± lam yaqirru f³ mak±nin min ghairi waja` wa kaannah- yu©³ bimak±nih. Ba`³r ±©in wa n±qat ±©iyat dikatakan demikian apabila unta itu tidak tenang atau tidak nyaman pada suatu tempat bukan karena sakit, dan seakan-akan unta itu merasa sakit karena tempatnya sesuatu yang keberadaannya tidak disukai. 373 Sementara itu, a©± diartikan oleh al-Raghib 374 sebagai suatu penderitaan gannguan yang mengenai makhluk hidup hewan, baik pada jiwa nafs, fisik jisim maupun dampaknya, baik yang terkait dengan urusan duniawiah maupun ukhrawiah, sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Baqarah 373 Lihat Ibnu Zakariya, Maq±yis, Jilid I, h. 78. 374 Lihat al-Raghib, Mu`jam Mufradat Alfa§ al-Quran, h. 22 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 255 [287]: 264, al-Nis± [492]: 16; al-Taubah[9113]: 61; al- A¥z±b [3290]: 69; ¢af [61109]: 5 dan al-Baqarah: 222. Untuk itu, berikut ini akan dikemukakan beberapa ayat yang terkait, berikut penjelasannya dalam Tafsir al-R±z³, yaitu: Firman Allah dalam QS. al-Baqarah [287]: 264. sebagai berikut: ﺎَﮭﱡﯾَأﺎَﯾ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا اﻮُﻨَﻣاَء َﻻ اﻮُﻠِﻄ ْ ﺒُﺗ ْﻢُﻜِﺗﺎَﻗَﺪَﺻ ﱢﻦ َﻤ ْﻟﺎِ ﺑ ىَذَْﻷاَو يِﺬﱠﻟﺎَﻛ ُﻖ ِﻔ ْﻨُﯾ ُﮫَﻟﺎَﻣ َءﺎَﺋِر ِس ﺎﱠ ﻨﻟا َﻻ َو ِﻣْﺆُﯾ ُﻦ ِﱠﺎِﺑ ِمْﻮَﯿْﻟاَو ِﺮِﺧْﻵ ا ُﮫُﻠَﺜَﻤَﻓ ِﻞ َ ﺜ َﻤَﻛ ٍن اَ ﻮْﻔَﺻ ِﮫْﯿَﻠَﻋ ٌب اَ ﺮُﺗ ُﮫَﺑﺎَﺻ َ ﺄَﻓ ٌﻞ ِﺑ اَو ُﮫَﻛَﺮَﺘَﻓ اًﺪْﻠَ ﺻ َﻻ َن وُ رِﺪْﻘَﯾ ﻰَﻠَﻋ ٍءْﻲَﺷ ﺎﱠﻤِﻣ اﻮُﺒَﺴَﻛ ُﱠﷲَ و َﻻ يِﺪْﮭَﯾ َمْﻮَﻘْﻟا َﻦ ﯾِ ﺮِﻓﺎَﻜْﻟا 264 Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan sipenerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih tidak bertanah. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir QS. al-Baqarah [287]: 264. Ayat di atas mengisyaratkan bahwa yang dimaksud dengan a©± pada ayat di atas adalah berkaiatan dengan segala sesuatu yang dapat membikin orang lain menjadi sakit atau sesuatu yang bisa menjadikan orang lain tidak tenang dan tidak merasa nyaman dalam kehidupannya. Sesuatu demikian ini tampaknya lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat psikologis. Tetapi ada juga sesuatu yang dimaksud itu adalah sesuatu yang bersifat lahiriah, seperti darah haid, baik dari segi bau maupun warnanya adalah dipandang sebagai sesautu yang menyebakan seseorang tidak boleh bahkan haram untuk melakukan hubungan suami istri 375 sebagaimana yang diisyaratkan dalam QS al-Baqarah[287]: 222 sebagai berikut. 375 Lihat al-R±z³, Tafsir, jilid 3, Jus 5, h. 69-70. Pada halaman ini dijelaskan bahwa sifat- sifat darah haid memang bermacam-macam. Di antaranya ialah berwarna hitam, kental, merah PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 256 َﻚ َﻧ ﻮُﻟَﺄْ ﺴَﯾَو ِﻦ َ ﻋ ِﺾ ﯿِ ﺤَﻤْﻟا ْﻞ ُﻗ َﻮُھ ىً ذَأ اﻮُﻟِﺰ َ ﺘْﻋﺎ َﻓ َءﺎَﺴﱢﻨﻟا ﻲِﻓ ِﺾ ﯿِ ﺤَﻤْﻟا َﻻ َو ﱠﻦ ُھﻮُﺑَﺮْﻘَﺗ ﻰﱠﺘَﺣ َن ْﺮ ُﮭْﻄَﯾ اَذِﺈَﻓ َن ْﺮ ﱠﮭَﻄَﺗ ﻮُﺗْﺄَ ﻓ ﱠﻦ ُھ ْﻦ ِﻣ ُﺚ ْﯿ َﺣ ُﻢُﻛَﺮَ ﻣَأ ُﱠﷲ ﱠن ِإ َﱠﷲ ﱡﺐ ِﺤ ُﯾ َﻦ ﯿِ ﺑاﱠﻮﱠﺘﻟا ﱡﺐ ِﺤ ُﯾَو َﻦ ﯾِ ﺮﱢﮭ َﻄَ ﺘُﻤْﻟا 222 Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: Haidh itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri QS. al-Baqarah: 222 Term a©± pada ayat ﻞﻗ ﻮھ ىذأ secara bahasa diartikan oleh al-R±zi sebagai apa saja yang tidak disukai. Selanjutnya, term itu sendiri menurut `A¯ ±`, Qat±dah dan al-Sud± dikatakan sebagai kotoran al-qa©ar, sedangkan kata لاﺰﺘﻋﻹا pada frase اﻮﻟﺰﺘﻋﺎﻓ ءﺎﺴﻨ ﻟا ﻲﻓ ﺾﯿﺤﻤ ﻟ ا berarti menghindar dari sesuatu. Dari segi tata urutan penyebutannya adalah menunjukkan bahwa term a©a sakit disebutkan pada awal ayat, kemudian disusul dengan masalah hukumnya. Karena itu tindakan menghindari dari kotoran tersebut adalah termasuk bentuk kewajiban. 376 Term a©± yang dimaknai sebagai ganngguan maupun sesuatu yang menjadikan yang dapat memimbulkan badan meriang, baunya tidak enak atau dibenci yang berbeda dengan darah-darah segar lainnya. 376 Lihat al-R±z³, Tafsir, jilid 3, Jus 6, h. 69. Uraian tersebut didasarkan pada teks aslinya, yaitu ﮫﻟﻮﻗﺎﻣأ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻞﻗ ﻮھ ىذأ لﺎﻘﻓ ءﺎﻄﻋ ةدﺎﺘﻗو ،ىﺪﺴﻟاو ﻢﻠﻋاو نأ ىذﻷا ﻲﻓ ﺔﻐﻠﻟا هﺮﻜﯾﺎﻣ ﻦﻣ ﻞﻛ ﺊﯿﺷ . ﮫﻟﻮﻗو اﻮﻟﺰﺘﻋﺎﻓ ءﺎﺴﻨﻟا ﻲﻓ ﺾﯿﺤﻤﻟا لاﺰﺘﻋﻹا ﻲﺤﻨﺘﻟا ﻦﻋ ،ﺊﯿﺸﻟا مﺪﻗ ﺮﻛذ ﺔﻠﻌﻟ ا ﻮھو ،ىذﻷا ﻢﺛ ﺐﺗر ﻢﻜﺤﻟا ،ﮫﯿﻠﻋ ﻮھو بﻮﺟو لاﺰﺘﻋﻹا . -al-Raghib al-Asfah±n³ dalam karyanya h. 22 mengemukakan alasan kenapa term al-ma¥³« di sini dinamai sebagai a©± sakit atau sesuatu yang menjadikan sakit, baik menurut tinjauan syariah maupun tinjauan medis. Hal ini sebagaimana ucapan dari pelaku kejahatan: saya telah menyakitinya dengan penuh kesungguhan: ﮫﺘﯾذآ ﮫﯾذوأ ءاﺬﯾإ ﺔّﯾذأو ىذأو ، ﮫﻨﻣو ﱡي ِذ ﻵ ا ﻮھو جﻮﻤﻟ ا يذﺆﻤﻟ ا بﺎﻛﺮﻟ ﺮﺤﺒ ﻟا . Termasuk dalam pengertian tersebut adalah kata-kata al-±©³ يذﻷا yang artinya ombak yang menyakitkan bagi penumpang kapal. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 257 seseorang menjadi tidak senang atau merasa tidak enak badan, juga sejalan dengan kandungan makna pada QS al-Baqarah [0287]: 196. ْﻦ َﻤ َﻓ َن ﺎَ ﻛ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺎًﻀ ﯾِﺮَ ﻣ ْوَأ ِﮫِﺑ ىً ذَأ ْﻦ ِﻣ ِﮫِﺳْأَر ٌﺔَﯾْﺪِﻔَﻓ ْﻦ ِﻣ ٍمﺎَﯿِﺻ ْوَأ ٍﺔَﻗَﺪَﺻ ْوَأ ٍﻚ ُﺴُﻧ ةﺮﻘﺒﻟا : 196 Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya lalu ia bercukur, Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban QS al-Baqarah [0287]: 196.. Term a©± dengan berbagai bentuk dan penjelasannya di atas dapat ditegaskan bahwa al-a©± juga dapat diidentikan dengan term mara«. Dalam hal ini term a©± lebih difokuskan pada segala sesuatu apa saja, baik lahir maupun batin yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak tenang dan tidak nyaman, merasa terganggu dan tidak senang, bahkan dapat menyebabkan seseorang menjadi sakit maupun menyandang kotoran. Sebagai konsekuensinya, boleh jadi karena kotoran itu seseorang tidak boleh melakukan hubungan suami istri, maupun hal itu justru menyebabkan seseorang diperkenankan untuk tidak melakukan, menunda atau menggugurkan beberapa tugas dan kewajiban tertentu. Misalanya: perempuan yang sedang mentruasi adalah tharam melakukan salat dan orang yang sakit diperkenankan menunda puara rama«an di hari lain. e. Seputar makna Alam ﻢﻟأ Term alam ﻢﻟأ sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya adalah merupakan bentuk ma¡dar dari pola kata alama-yalamu- alaman- ±limun َﻢَﻟَأ - ُﻢَﻟﺄﯾ - ًﺎﻤَﻟَأ - ﻢﻟأ yang secara harfiyah dapat diartikan sebagai al- PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 258 waja` al-syad³d ﻊﺟﻮﻟ ا ﺪﯾﺪﺸﻟ ا -sakit yang berat dan juga berati siksaan yang sangat pedih. 377 Oleh karena itu, kata al-alam juga dapat diidentikkan dengan kata mara«. Firman Allah yang di dalamnya mengandung term al-alam dengan pengertian yang pertama diulang sebanyak 3 kali yang terkumpul dalam QS al- Nis±: 104 yang dinilai sebagai ayat madaniah. 378 Sedangkan term al-alam dalam pengertian yang kedua atau sebagai bentuk makna yang terkait dengan siksaan yang sangat pedih diulang sebanyak 72 kali dalam Al-Quran. Contoh di antara ayat yang di maksudkan dengan makna kedua ialah Firman Allah dalam QS al- ¦ijr[1554]:201 sebagai ayat makiah dan QS al-N- r [24102]:19 sebagai ayat madaniah. 379 Beriku ini akan diungkapkan beberapa ayat dan penjelasan yang dimaksudkan dalam tafsir al-R±z³ sebagai berikut. َﻻ َو اﻮُﻨِﮭَﺗ ﻲِﻓ ِءﺎَﻐِﺘْﺑا ِمْﻮَﻘْﻟا ْن ِإ اﻮُﻧﻮُﻜَﺗ َن ﻮُ ﻤَﻟْﺄَ ﺗ ْﻢُﮭﱠﻧِﺈ َ ﻓ َن ﻮُ ﻤَﻟْﺄَ ﯾ ﺎَﻤَﻛ َن ﻮُ ﻤَﻟْﺄَ ﺗ َن ﻮُ ﺟْﺮَ ﺗَ و َﻦ ِﻣ ِﱠﷲ ﺎَﻣ َﻻ َن ﻮُ ﺟْﺮَ ﯾ َن ﺎَ ﻛَو ُﱠﷲ ﺎًﻤﯿِﻠَﻋ ﺎًﻤﯿِﻜَﺣ ءﺎﺴﻨﻟا : 104 Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka musuhmu. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan pula, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana QS al-Nis±[492]: 104. 377 Lihat al-R±ghib, h 28. 378 Ayat tersebut tergolong sebagai ayat Madaniah. Lihat Mu¥ammad Fu±d Abd al-B±q³, Mu`jam al-Mufahras li al-F±§ al-Quran, h.47 379 Lihat Mu¥ammad Fu±d Abd al-B±q³, Mu`jam al-Mufahras li al-F±§ al-Quran, h.47- 49. Secara berurutan, dua ayat yang dimaksudkan ialah: QS al-¦ijr[1554]:201, ﱠن َأ َ و ﻲِﺑاَ ﺬَﻋ َﻮُھ ُب اَ ﺬَﻌْﻟا ُﻢﯿِﻟَْﻷا - sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih dan QS al-N- r [24102]:19, yakni: ﱠن ِإ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا َن ﻮﱡ ﺒِ ﺤُﯾ ْن َأ َﻊﯿِﺸَﺗ ُﺔَﺸِﺣ ﺎَ ﻔْﻟا ﻲِﻓ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا ُﻨَﻣاَء اﻮ ْﻢُﮭَﻟ ٌب اَ ﺬَﻋ ٌﻢﯿِﻟَأ ﻲِﻓ ﺎَﯿْﻧﱡ ﺪﻟا ِةَﺮِﺧ ْﻵاَو ُﱠﷲَ و ُﻢَﻠْﻌَﯾ ْﻢُﺘْﻧَأَو َﻻ َن ﻮُ ﻤَﻠْﻌَﺗ Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 259 Term al-alam dengan berbagai kata jadian dan makna yang terulang hingga tiga kali pada ayat: نإ اﻮﻧﻮﻜﺗ نﻮﻤﻟﺄﺗ ﻢﮭﻧﺈﻓ نﻮﻤﻟﺄﯾ ﺎﻤﻛ نﻮﻤﻟﺄﺗ adalah merupakan kadar sakit maupun penderitaan yang serupa, baik yang dialami oleh orang-orang Islam maupun orang-orang kafir. 380 Karena itu, kadar sakit yang dialami oleh orang-orang yang beriman tidak boleh dipandang sebagai kelemahan yang dapat menghalangi perjuangan untuk mengejar dan menaklukkan musuh, kerena sesungguhnya musuh yang dihadapinya itu juga mengalami penderitaan serupa. Bagaimana mungkin orang-orang Islam yang pesimis atau merasa menderita kesakitan bisa menaklukkan musuh yang juga mengalami penderitaan serupa. Hal demikian sudah barang tentu tidak akan memperoleh hasil yang lebih baik, padahal orang-orang yang beriman telah mendapat jaminan ganjaran yang berlipat ganda manakala mereka benar-benar berkenan melakukan perjuangan di jalan Allah swt, bahkan mereka juga akan terhindar dari berbagai malapetaka maupun penderitaan yang lebih berat, baik duniawiyah maupun ukhrawiyah, baik dari pihak lawan maupun dari yang lain 381 sebagimana penderitaan yang digambarkan dalam QS al-¦ijr[1554]:201 sebagai ayat makiah, yakni: ﱠن َأ َ و ﻲِﺑاَ ﺬَﻋ َﻮُھ ُب اَ ﺬَﻌْﻟا ُﻢﯿِﻟَْﻷا -dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih; 382 maupun dalam QS al-N- r [24102]:19 sebagai ayat madaniah, yakni: ﱠن ِإ َﻦ ﯾِ ﺬﱠﻟا َن ﻮﱡ ﺒِ ﺤُﯾ ْن َأ َﻊﯿِﺸَﺗ ُﺔَﺸِﺣﺎَﻔْﻟا ﻲِﻓ ﱠ ﻟا َﻦ ﯾِ ﺬ اﻮُﻨَﻣاَء ْﻢُﮭَﻟ ٌب اَ ﺬَﻋ ٌﻢﯿِﻟَأ ﻲِﻓ ﺎَﯿْﻧﱡ ﺪﻟا ِةَﺮِﺧ ْﻵاَو ُﱠﷲَ و ُﻢَﻠْﻌَﯾ ْﻢُﺘْﻧَأَو َﻻ َن ﻮُ ﻤَﻠْﻌَﺗ - Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu 380 Lihat al-R±z³, Tafs³r, Jilid 6, Jus 11, h. 31 381 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 6, Jus 11, h. 31 382 Penjelasan selengkapnya lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 10, Jus 19, h. 204 PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 260 tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. 383 Berdasarkan beberapa ayat Al-Quran yang di dalamnya mengandung term alam dengan berbagai kata jadian dan penjelasan maknanya di atas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa term alam tersebut dapat diidentikkkan dengan term mara«, hanya saja term mara« masih menunjuk pada sakit yang bersifat umum, sedangkan term alam telah menunjuk pada keadaan sakit secara mendalam maupun hal ihwal penderitaan yang sangat berat dan menyedihkan, baik secara lahiriah maupun batiniah, baik duniawiah maupun ukhrawiah. Atau dengan kata lain bahwa seseorang yang pesimis dalam menghadapi musuh, padahal musuh itu sendiri juga mengalami hal yang serupa, maka mereka itu tidak akan pernah bisa menaklukkan musuhnya., melainkan tidak tertutup kemungkinan bahwa musuhnya itu justru akan memberikan serangan balik yang lebih kuat sehingga dapat menimbulkan penderitaan yang lebih parah. Demikian pula halnya dengan orang-orang yang menderita kesakitan, apabila mereka tetap optimis atau tetap berikhtiar dan berjuang untuk menyembuhkannya, maka sudah barang tentu bahwa penderitaannya itu akan berkurang, bahkan akan hilang sama sekali sehingga dapat meraih kesembuhan lahir batin. 3. Sebab-sebab Timbulnya Penyakit Sebab-sebab timbulnya suatu penyakit sehubungan dengan syif± dalam tafsir al-R±z³ diungkapkan pada saat menafsirkan QS al-Syu`ar±[2627]: 80 383 Penjelasan selengkapnya lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 23, h. 183-184. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 261 dengan menyingkap beberapa persoalan yang terkandung di dalamnya. Sebab- sebab timbulnya suatu penyakit ini sebagaimana pernyataannya berikut. ﮫﻟﻮﻗ اذإو ﺖﺿﺮﻣ ﻮﮭﻓ ﻦﯿﻔﺸﯾ : ﮫﯿﻓو ،لاﺆﺳ ﻮھو ﮫﻧأ ﻢﻟ لﺎﻗ ﺖﺿ ﺮ ﻣ نود ﻲﻨﺿ ﺮ ﻣأ ؟ . ﮫﺑاﻮﺟو ﻦﻣ هﻮﺟو . لوﻷا ، نأ اﺮﯿﺜﻛ ﻦﻣ بﺎﺒﺳأ ضﺮﻤﻟا ثﺪﺤﯾ ﺮﻔﺘﺑ ﻂﯾ ﻦﻣ نﺎﺴﻧﻹا ﻲﻓ ﮫﻤﻋﺎﻄﻣ ﮫﺑرﺎﺸﻣو ﺮﯿﻏو ،ﻚﻟذ ﻦﻣو ﻢﺛ ﺖﻟﺎﻗ ءﺎﻤﻜﺤﻟ ا : ﻞﯿﻗﻮﻟ ﺮﺜﻛﻷ ﻰﺗﻮﻤﻟا ﺎﻣ ﺐﺒﺳ ؟ﻢﻜﻟﺎﺟأ. اﻮﻟﺎﻘﻟ ﻢﺨﺘﻟا . 384 Firman Allah swt اذإو ﺖﺿ ﺮﻣ ﻮﮭﻓ ﻦﯿﻔﺸﯾ ini mengandung masalah kenapa pada ayat ini menggunakan frase ﺖﺿ ﺮﻣ bukan dengan perkataan ﻲﻨﺿ ﺮ ﻣأ ؟ Jawabannya ialah dari banyak segi. Pertama, Karena kebanyakan penyebab timbulnya sakit adalah keceroboan manusia pada pola makan, minum dan sebagainya. Dari sana muncul pernyataan para ¥ukam± ahli pikir: Kalau seandainya ditanyakan kepada mayoritas orang yang meninggal, apa yang menyebabkan kematiannya? Niscaya mereka menjawab: al-tukham gangguan pencernakan. Pertanyaan maupun jawaban di atas tampaknya seperti apa yang dikemukakan oleh al-Zamakhsyar³ dalam karyanya, bahkan tidak kurang dan berlebih sedikitpun. 385 Bahkan ayat tersebut dipertegas oleh al-Al- s³ bahwa kesehatan dan sakit pada umumnya adalah sangat tergantung pada pola makan dan minum. 386 Penegasan ini tampaknya sangat sesuai dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmi©³ pada bab larangan memperbanyak makan. 387 Karena 384 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146 385 Lihat al-Zamakhsyariy 467-538, Al-Kasysy±f `an ¦aq±iq al-Tanz³l wa `Uy- n al- Aq±w³l fi Wuj- h al-Ta’w³l, Jus 3, h. 117. 386 Lihat al-Al- s³ al-Baghd±d³ w.1270 H, Syih±budd³n al-Sayyid Mu¥ammad, R- ¥ al- Ma`±n³ fi Tafs³r al-Qur±n al-`A«³m wa al-Sab` al-Ma£±n³, Beir- t: D±r al-Kutub al-`Ilmiyah, 1994, Jus 7, h. 95. 387 Hadis yang dimaksudkan ialah: ﻦﻋ ماﺪﻘﻣ ﻦﺑ يﺪﻌﻣ بﺮﻛ لﺎﻗ ﺖﻌﻤﺳ لﻮﺳر ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ ﮫﯿﻠﻋ ﻢﻠﺳو لﻮﻘﯾ ﺎﻣ ﻸﻣ ﻲﻣدآ ءﺎﻋو اﺮﺷ ﻦﻣ ﻦﻄﺑ ﺐﺴﺤﺑ ﻦﺑ مدآ تﻼﻛأ ﻦﻤﻘ ﯾ ﮫﺒﻠﺻ نﺈﻓ نﺎﻛ ﻻ ﺔﻟﺎﺤﻣ ﺚﻠﺜﻓ ﮫﻣﺎ ﻌﻄﻟ ﺚﻠﺛو ﮫﺑاﺮﺸﻟ ﺚﻠﺛو ﮫﺴﻔ ﻨﻟ – Dari Miqd±m ibnu Ma`di Karib berkata: saya mendengar PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 262 itu sangat wajar jika sakit dikembalikan pada diri sendiri, sedang kesembuhan maupun kenikmatan adalah disandarkan pada Allah sebagai bentuk dari nilai-nilai pendidikan. 388 Perluasan makna tentang sebab-sebab sakit ditegaskan oleh al- R±z³ sebagai berikut. ﻲﻧﺎﺜﻟا ، نأ ضﺮﻤﻟا ﺎﻤﻧإ ثﺪﺤﯾ ءﻼﯿﺘﺳﺎﺑ ﺾﻌﺑ ﻼﺧﻷا ط ﻰﻠﻋ ،ﺾﻌﺑ ﻚﻟذو ءﻼﯿﺘﺳﻹا ﺎﻤﻧ إ ﻞﺼﺤﯾ ﺐﺒﺴﺑ ﺎﻣ ﺎﮭﻨﯿﺑ ﻦﻣ ﺮﻓﺎﻨﺘﻟا ﻲﻌﯿﺒﻄﻟا . ﺎﻤﻧإ ﺔﺤﺼﻟا ﻲﮭﻓ ﺎﻤﻧإ ﻞﺼﺤﺗ ﺪﻨﻋ ءﺎﻘﺑ طﻼﺧﻷا ﺎﮭﻟاﺪﺘﻋﺎﻠﻋ ﺎھؤﺎﻘﺑو ﻰﻠﻋ ،ﺎﮭﻟاﺪﺘﻋا ﺎﻤﻧإ نﻮﻜﯾ ﺐﺴﺑ ﺮھﺎﻗ هﺮﮭﻘ ﯾ ﻰﻠﻋ ،عﺎﻤﺘ ﺟﻹا ﺎھدﻮﻋو ﻰﻟإ ﺔﺤﺼﻟا ﺎﻤﻧإ نﻮﻜﯾ ﺎﻀﯾأ ﺐﺴﺑ ﺮھﺎﻗ ﺎھﺮﮭﻘﯾ ﻰﻠﻋ دﻮﻌﻟا ﻰﻟإ عﺎﻤﺘﺟﻹا لاﺪﺘﻋﻹا و ﺪﻌﺑ نأ ﺖﻧﺎﻛ ﺎﮭﻋﺎﺒ ﻄﺑ ﺔﻗﺎﺘﺸﻣ ﻰﻟإ قﺮﻔﺘﻟا ،عاﺰﻨﻟاو اﺬﮭﻠﻓ ﺐﺒﺴﻟا فﺎﺿ أ ءﺎﻔﺸﻟا ﮫﯿﻟإ ﮫﻧﺎﺤﺒﺳ ،ﻰﻟﺎﻌﺗو ﺎﻣو فﺎﺿأ ضﺮﻤﻟا ﮫﯿﻟإ . 389 Kedua, Karena sakit bentuk keluhan secara fisik itu disebabkan adanya gangguan fungsional organ tubuh. Sedangkan ganguan fungsi organ tubuh itu disebabkan adanya gangguan psikologis baik kecemasan maupun depresi. 390 Kesehatan itu sendiri adalah Ras- lull±h saw bersabda: Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra putri Adam lebih buruh daripada perut. Cukuplah bagi putra Adam beberap suap yang dapat mengakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiga sisanya untuk pernafasannya HR. Tirmi©³. Lihat Mu¥ammad Ibnu Ibnu ´s± Ab- ´s± al- Tirm³©³ 209-279, al-J±mi` al-¢a¥³¥ Sunan al-Tirmi©³ Beir­t: D±r I¥y±’ al-Tura£ al-`Arab³, tth, Jus 4, h. 590 388 Lihat al-Al- s³ al-Baghd±d³ w.1270 H, Syih±budd³n al-Sayyid Mu¥ammad, R- ¥ al- Ma`±n³ fi Tafs³r al-Qur±n al-`A«³m wa al-Sab` al-Ma£±n³, Beir- t: D±r al-Kutub al-`Ilmiyah, 1994, Jus 7, h. 95. 389 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146 390 Istilah depresi depression seringkali tidak dapat dipisahkan dengan istilah stres, dan kecemasan anxiety. Depresi dapat diartikan sebagai reaksi kejiwaan seseorang terhadap stressor setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi faal organ tubuh yang dialaminya. Sedangkan stres merupakan reaksi tubuh fisik. Oleh karena itu, reaksi tubuh dapat disebut stres dan reaksi kejiwaan disebut depresi. Dalam hal ini, depresi dan kecemasan merupakan dua jenis gangguan kejiwaan yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Seseorang yang mengalami depresi seringkali ada komponen kecemasannya, demikian pula sebaliknya. Manivestasi depresi tidak selalu dalam bentuk keluhan- keluhan kejiwaan, tetapi juga bisa dalam bentuk keluah-keluhan fisik gangguan fungsional organ tubuh. Hal yang terakhir ini seringkali disebut pula sebagai depresi terselubung: artinya keluhan- PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 263 disebabkan kondisi psikologis yang stabil. Sedangkan kestabilan merupakan akibat dari faktor kekuatan yang memaksanya untuk menjadi sehat. Demikian halnya dengan pemulihan kesehatan juga disebabkan adanya faktor kekuatan yang menekan terjadinya pemulihan kesehatan psikologis, yang setelah sebelumnya adalah cenderung mengalami kegoncangan maupun kegelisahan. Karena itu sangat tepat jika kesembuhan disandarkan pada Allah swt dan sakit tidak disandarkan pada-Nya. Penjelasan al-R±z³ di atas menguraikan bahwa timbulanya suatu penyakit maupun kesehatan juga bisa disebakan adanya kegoncangan maupun tidaknya aspek-aspek psikologis. Jika aspek psikologisnya mengalami goncangan dan kegelisahan, maka sangat berpotensi untuk merusak kesehatan tubuhnya. Namun apabila aspek psikologisnya stabil, maka dapat mendorong tubuhnya menjadi sehat. Karena itu, memperkuat aspek-aspek terdalam akan mampu mendorong kesehatan bagi yang lain., Pemusatan aspek terdalam ini menurut tinjauan kontemprer sebagaimana dikemukanan oleh Ary Ginanjar disebut dengan Titik Tuhan SQ, menurutnya lingkaran terdalam Got Spot terletak pada Dimensi Spiritual di alam tak sadar. Lingkaran kedua terletak pada Dimensi Psikis alam prasadar. Dan lingkaran terluar terdapat lima lingkaran kecil, dimana semuanya terletak pada area Dimensi Fisik IQ alam sadar. Dimensi Psikis EQ atau Dimensi Fisik IQ semua berada pada garis edar yang mengorbit pada titik sentral yang disebut dengan Titik Tuhan SQ. 391 ﺎﮭﺜﻟﺎﺛو : ﻮھو نأ ءﺎﻔﺸﻟا ﻣ بﻮﺒﺤ ﻮھو ﻦﻣ لﻮﺻأ ،ﻢﻌﻨﻟا ضﺮﻤﻟاو هوﺮﻜﻣ ﺲﯿﻟو ﻦﻣ ،ﻢﻌﻨﻟا نﺎﻛو دﻮﺼﻘﻣ ﻢﯿھﺮﺑإ ﮫﯿﻠﻋ مﻼﺴﻟا ﺪﯾﺪﻌﺗ ﻢﻌﻨﻟا ، ﺎﻤﻟ و ﻢﻟ ﻦﻜﯾ ضﺮﻤﻟ ا ﻦﻣ ﻢﻌﻨﻟا ﻻ مﺮﺟ ﻢﻟ keluhan fisik yang latarbelakangnya adalah depresi. Lihat H. Dadang Hawari, Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1999, h. 43-44. 391 Hal tersebut bagaikan Gerakan galaksi Bima Sakti Milky Way, gerakan atom Bohr, atau gerakan Jama’ah haji mengelilingi Ka`bah, semua melakukan Tawaf sujud kepada Allah swt. Konsep ini dinamakan sebagai God Sentris yang berpusat kepada SQ. Lihat Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasar Emosi dan Spiruitual ESQ-Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan Rukun Islam Jakarta: Arga, 2002, cet ke 6. h. lvi. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 264 ﮫﻔﻀﯾ ﮫﯿﻟإ ،ﻰﻟﺎﻌﺗ نﺈﻓ ﮫﺘﻀ ﻘ ﻧ ﺔﺗﺎﻣﻹﺎ ﺑ ﮫﺑاﻮﺠﻓ نأ تﻮﻤﻟ ا ﺲﯿﻟ ،رﺮﻀ ﺑ نﻷ طﺮﺷ ﮫﻧﻮﻛ ارﺮﺿ عﻮﻗو سﺎﺴﺣﻹا ،ﮫﺑ لﺎﺣو لﻮﺼ ﺣ تﻮﻤﻟ ا ﻊﻘﯾﻻ ﻹا سﺎﺴﺣ ،ﮫﺑ ﺎﻤﻧ إ رﺮﻀ ﻟ ا ﻲﻓ ﮫﺗﺎﻣﺪﻘﻣ ﻚﻟذو ﻮھ ﻦﯿﻋ ،رﺮﻀ ﻟ ا ﺎﻀ ﯾ أو ﻚﻧﻸﻓ ﺖﻓﺮﻋﺪﻗ نأ حاورﻷا ﺖﻠﻤﻛا ذإ ﻲﻓ مﻮﻠﻌﻟ ا قﻼﺧﻷاو نﺎﻛ ﺎﮭﺋﺎﻘﺑ ﻲﻓ هﺬھ دﺎﺴﺟﻷا ﻦﯿﻋ رﺮﻀﻟا ﺎﮭﺘﺻﻼﺧو ﺎﮭﻨ ﻋ ﻦﯿﻋ ةدﺎﻌﺴﻟ ا فﻼﺨﺑ ضﺮﻤﻟا . 392 Ketiga, Karena syif± itu di senangi dan menjadi pangkal dari kenikmatan, sedangkan penyakit adalah termasuk hal yang dibenci dan bukan bagian dari kenikmatan. Demikian tujuan Nabi Ibrahim as dalam menyebutkan macam-macam kenikmatan. Kenapa sakit tidak dikatakan sebagai kenikmatan yang sudah barang tentu tidak disandarkan pada Allah swt. yang berbeda dengan masalah kematian?. Jawabnya ialah: karena mati itu tidak mengandung penderitaan, karena syarat adanya sakit adalah timbulnya perasaan sakit, berbeda halnya dengan kematian, karena pada kematian tidak terjadi perasaan sakit. Hakekat penderitaan itu hanya terjadi sebelum datang kematian. Demikian pula yang anda ketahui bahwa apabila totalitas r- htelah mencapai tingkat kesempurnaan ilmu dan akhlak, maka keberadaannya dalam jasad itu merupakan esensi penderitaan. Sebaliknya, terlepasnya totalitas r- h tersebut dengan jasadnya adalah merupakan esensi kebahagiaan mati sebagai lawan dari sakit al-mara«. 393 Jawaban al-R±zi terhadap permasalahan kenapa syif± disandarkan pada Allah, demikian pula tentang kamatian, sementara sakit disandarkan pada diri sendiri, adalah sebuah jawaban yang terkait dengan akidah dan akhlak terpuji, karena semua jawabannya itu justru terfokus pada Allah dan memperkuat kandungan makna Al-Qur’an. Dari sini dapat dikatakan jika jawaban seseorang 392 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146 393 Orang mukmin yang telah mencapai kesempurnaan nikmat dalam kehidupannya, masih dipandang sebagai penderitaan, bila dibandingkan dengan kenikmatan di akhiratnya. Karena hakekat kenikmatan hanya ditemukan di akhirat kelak pada saat kematian ﺎﯿﻧﺪﻟا ﻦﺠﺳ ﻦﻣﺆﻤﻟ ا ﺔﻨﺟو ﺮﻓﺎﻜﻟا PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 265 justru bertentangan dengan maksud Al-Qur’an, maka tindakannya dapat dikelompokkan sebagai orang yang akidahnya rusak dan akhlaknya tercela sehingga menjadi sumber penyakit bagi yang lain. Karena itu sangat tepat jika jawaban pakar tafsir terhadap persoalan tersebut dengan alasan secara teologis, etis dan eduakatif li ¥usn al-adab. 394 Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil suatu kesan bahwa sebab- sebab sakit adalah ditimbulkan beberapa faktor eksternal maupun internal, baik secara lahir maupun batin. Oleh karenanya berikut ini akan disebutkan empat kategori penyakit dengan sebab-sebab utamanya, yaitu. a. Sakit fisik yang disebabkan oleh kecerobohan pola makan dan minum. 395 b. Sakit fisik yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh. 396 c. Gangguan fungsi organ tubuh yang disebabkan oleh gangguan psikologis. 397 d. Gangguan jasmaniah maupun fungsi organ tubuh dan psikolgis yang disebabkan oleh gangguan ru¥±niah sebagai penyebab sakit yang terdalam, baik berupa kerusakan akidah maupun akhlak tercela. 398 394 Lihat misalnya al- al-Al- s³ al-Baghd±d³ w.1270 H, R- ¥ al-Ma`±n³ fi Tafs³r al-Qur±n al-`A«³m wa al-Sab` al-Ma£±n³, , Jus 7, h. 95. `Al³ al- al-¢±b- n³,al-Tafs³r al-Muyassar , h. 916 395 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146 yang menyatakan: نأ اﺮﯿﺜﻛ ﻦﻣ بﺎﺒﺳأ ﻤﻟا ضﺮ ثﺪﺤﯾ ﻂﯾﺮﻔﺘﺑ ﻦﻣ نﺎﺴﻧ ﻹا ﻲﻓ ﮫﻤﻋﺎ ﻄﻣ ﮫﺑرﺎﺸﻣ و ﺮﯿﻏو ﻚﻟذ - kebanyakan penyebab timbulnya sakit adalah keceroboan manusia pada pola makan, minum dan sebagainya. 396 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146: نأ ضﺮﻤﻟ ا ﺎﻤﻧ إ ثﺪﺤﯾ ءﻼﯿﺘﺳﺎ ﺑ ﺾﻌﺑ طﻼﺧﻷا ﻰﻠﻋ ﺾﻌﺑ -Sakit bentuk keluhan secara fisik itu disebabkan adanya gangguan fungsional organ tubuh. 397 Lihat al-R±z³, Tafsir, Jilid 12, Jus 24, h. 146 ﻚﻟذو ءﻼﯿﺘﺳﻹا ﺎﻤﻧإ ﻞﺼﺤﯾ ﺐﺒﺴﺑ ﺎﻣ ﺎﮭﻨﯿﺑ ﻦﻣ ﺮﻓﺎﻨﺘﻟا ﻲﻌﯿ ﺒﻄﻟ ا Ganguan fungsi organ tubuh itu disebabkan adanya gangguan psikologis baik kecemasan maupun depresi. PERPUSTAKAAN UTAMA UIN JAKARTA 266 Tampak dengan jelas bahwa gangguan ru¥±niah sebagaimana tersebut di atas adalah menjadi sebab utama dari berbagai penyakit jasmaniah, termasuk di dalamnya adalah gangguan psikologis, pikiran, gangguan fungsi organ tubuh, sakit fisik dan lainnya, sehingga menuntut adanya berbagai upaya untuk membersihkannya dalam mencapai kesembuhan dan kesehatan. 399

C. Jenis Syif± dan Karakteristiknya