Kadar Mahar Dalam Perkawinan

Alasannya ialah walaupun putus perkawinan atau kematian seorang diantara suami istri terjadi sebelum dukhull, Namun suami telah wajib membayar separuh mahar yang disebutkan waktu akad. Tentang kapan mahar wajib dibayar keseluruhannya kelihatannya ulama Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, Hanabalah sepakat tentang dua syarat, yaitu: hubungan kelamin dan matinya salah seorang diantara keduannya setelah berlangsungnya akad. Ibnu al-Humam, 322 Kesepakatan mereka didasarkan kepada firman Allah SWT dalam surat Al- Baqarah 2 ayat 237 :                                        Artinya :“Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum sempat kamu sentuh dan kamu telah menetapkan untuk mereka mahar, maka kewajibanmu adalah separuhnya.” Mahar itu adalah suatu yang wajib diadakan meskipun tidak dijelaskan bentuk dan harganya pada waktu akad. Dari segi dijelaskan atau tidaknya mahar itu pada waktu akad, mahar itu ada dua macam: Pertama: Mahar yang disebutkan bentuk, wujud atau nilainnya secara jelas dalam akad, disebut mahar musamma.Inilah mahar yang umum berlaku dalam suatu perkawinan. Selanjutnya kewajiban suami untuk memenuhi selama hidupnya atau selama berlangsungnya perkawinan. Suamiwajib membayar mahar tersebut yang wujud atau nilainya sesuai dengan apa yang disebutkan dalam akad perkawinan itu. Kedua: Bila mahar tidak disebutkan jenis dan jumlahnya pada waktu akad,maka kewajibannya adalah membayar mahar sebesar mahar yang diterima oleh perempuan lain dalam keluarganya. Mahar dalam bentuk inidisebut Mahar Mitsil. Ulama Hanafiyah secara spesifik memberi batasan mahar mitsil itu dengan mahar yang pernah diterima oleh saudaranya, bibinya dan anak saudara pamanya yang sama dan sepadan umurnya, kecantikannya,kekayaannya,tingkat kecerdasannya, tingkat keagamaannya, negeri tempat tinggalnya, dan masanya dengan istri yang akan menerima mahar tersebut. Ibnu Al-Humuam: 368; al-Thusy, 299 Mahar mitsl diwajibkan dalam tiga kemungkinan: Pertama: dalam keadaan suami tidak ada menyebutkan sama sekali mahar atau jumlahnya. Kedua: suami menyebutkan mahar musamma. Namun mahar tersebut tidak memenuhi syarat yang ditentukan atau mahar tersebut cacat seperti maharnya adalah minuman keras. Ketiga: suami ada menyebutkan mahar musamma, namun kemudian suami istri berselisih dalam jumlah atau sifat mahar tersebut dan tidak dapat diselesaikan. 8

BAB IV MAHAR ADAT DESA PENEGAH DALAM TINJAUN HUKUM ISLAM

TENTANG MAHAR ADAT JAMBI

A. Pengertian dan Kedudukan Mahar Adat Desa Penegah

Menurut adat mahar itu soko maskawin yang mana hendaknya di berikan kepada istri apabila melakukan suatu pernikahan. 21 Adapun kedudukan mahar dalam adat jambi itu penting sekali bahkan wajib diberikan kepada yang menerima yaitu istri dan hal tersebut juga termasuk dalam rukun nikah dan mahar tersebut sama halnya awal seorang suami memberikan nafkah wajib kepada seorang istri. Pengertian Mahar serta kedudukan mahar dalam adat jambi sama dengan apa yang telah disyariatkan oleh islam apa yang disebut menurut adat sama dengan demikian, karena adat itu Bersendi pondasi pada Syarak dan syarak Bersendi pada kitabullah. 22 adat yang mengikuti agama bukan agama yang mengikuti adat dikarenakan adat dan agama itu tidak dapat bisa dipisahkan Dan semua itu ungkapan dari pucuk jambi Sembilan lurah adalah ungkapan perlambangan dari kesatuan daerah dan kesatuan penduduk propinsi jambi, pendukung adat dan budaya tersendiri, Penduduk jambi adalah mayoritas penganut agama Islam yang taat dan setia bahkan dalam suatu persoalan itu dapat dilihat antara adat dengan agama terikat dalam 21 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hida Karya Agung, 1990, h. 431. 22 Wawancara dengan Tokoh adat pada tangaal 17-11-2010, Nara Sumber Datuk Darwis desa Penegah Kecamatan Pelawan . hubungan yang erat sekali sebagaimana disebutkan dalam seloko adat sebagai berikut: 23 a. Adat bersendikan syarak pondasi, syarak bersendikan Kitabullah. b. Syarak mengato, adat memakai Adat itu pula mengatur bagaimana seharusnya pergaulan antara bujang dengan sigadis, dan bagaimana pula seharusnya mahar perkawinan itu dilangsungkan atau diberikan kepada istri. Dorongan jiwa remaja saat ini untuk bergaul dan berkelakar dipenuhi dengan semangat mengindahkan ketentuan-ketentuan Agama Islam dan norma-norma sopan-santun bermasyarakat. 24 Kata Mahar berasal dari bahasa Arab Almahru dan telah menjadi bahasa Indonesia terpakai. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan mahar itu dengan “Pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan ketika dilangsungkan akad nikah”. Definisi ini kelihatannya sesuai dengan tradisi yang berlaku di Indonesia bahwa mahar itu diserahkan ketika berlangsungnya akad nikah. 25 23 Khaidir, Lembaga Adat Melayu Jambi propinsi Jambi, cet Ke-1 Jambi, 2009,.h.1 24 Ibid,. h.2 25 Amir Syrifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fikih Munakahat Dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Putra Grafika, 2006 Cet ke-1, h. 8.