xxvii Juga, Imam Bukhari dalam “Kitab Tarikh”nya, meriwayatkan sebuah Hadits
dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Bila ada yang memberikan pinjaman uang maupun barang, maka janganlah ia menerima hadiah dari yang
meminjamkannya”.[HR. Imam Bukhari] Hadits di atas menunjukkan bahwa peminjam tidak boleh memberikan hadiah kepada
pemberi pinjaman dalam bentuk apapun, lebih-lebih lagi jika si peminjam menetapkan adanya tambahan atas pinjamannya. Tentunya ini lebih dilarang lagi.
Ketiga utang luar negeri menjadi sarana wasilah timbulnya berbagai kemudharatan,
seperti terus berlangsungnya kemiskinan, bertambahnya harga-harga kebutuhan pokok dan BBM, dan sebagainya. Semua jenis sarana atau perantaraan yang dapat
membawa kemudharatan dharar padahal keberadaannya telah diharamkan adalah haram. Kaidah syara’ menetapkan:
“Segala perantaraan yang membawa kepada yang haram, maka ia diharamkan”.
4. Pengertian Utang Luar Negeri
Utang luar negeri adalah semua utang yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam
rupiah. Termasuk dalam pengertian utang luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
15
15
Drs. Yanuar Ikbar, M.A, Ekonomi Politik Internasional 2, Implementasi Konsep dan Teori
. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, hal. 199
xxviii Utang luar negeri Indonesia dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu utang
luar negeri yang diterima Pemerintah public debt dan utang luar negeri yang diterima swasta private debt. Dilihat dari sumber dananya, utang luar negeri
dibedakan ke dalam utang multilateral, dan utang bilateral.
16
Sedangkan dilihat dari segi persyaratan pinjaman, dibedakan dalam pinjaman lunak concessional loan,
pinjaman setengah lunak semi concenssional loan dan pinjaman komersial commercial loan.
Selain utang luar negeri, terdapat juga penerimaan dalam bentuk hibah. Menurut Surat Keputusan Bersama SKB antara Menteri Keuangan dengan Ketua
BAPPENAS No.185KMK.031995 dan No. KEP.031KET51995 tanggal 5 Mei 1995
yang telah
dirubah dengan
SKB No.
459KMK.031999 dan
No.KEP.264KET091999 tanggal 29 September 1999 tentang Tatacara Perencanaan, PelaksanaanPenatausahaan dan Pemantauan PinjamanHibah Luar
Negeri dalam Pelaksanaan APBN, pengertian utang Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan
maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
tertentu.
17
Sedangkan Hibah Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang
16
Ibid, hal. 204
17
Cyrilluc Harinowo,
UTANG PEMERINTAH,
Perkembangan, Prospek,
dan Pengelolaannya,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 73
xxix dan atau dalam bentuk jasa temasuk tenaga ahli dan pelatihan yang diperoleh dari
pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali. Utang luar negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap
pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik
tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia
adalah keterbatasan modal dalam negeri. Hal ini tercermin pada angka kesenjangan tabungan investasi “Saving-Investment Gap” S-I gap dan “Foreigan Exchange Gap”
forex gap. Saving Investment gap menggambarkan kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang dibutuhkan.
B. Sejarah Utang Luar Negeri Indonesia